Disusun oleh :
Pembimbing Pendamping
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan pada Program D-3
Keperawatan Akademi Keperawatan PELNI Jakarta
Tanggal 28 Agustus 2020
i
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME
bahwa Karya Tulis Ilmiah ini, saya susun tanpa tindakan Plagiarisme sesuai
sepenuhnya akan bertanggung jawab dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh
Pembuat Pernyataan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadiran Allah SWT yang telah
Pada Penggunaan Leaflet Dan Video Cuci Tangan Terhadap Perilaku Anak
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar
kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis
6. Kedua orang tua dan kakak saya yang telah memberikan semangat, doa dan
dukungan.
iii
Akhir kata, semoga semua bantuan dan dukunganya yang telah diberikan
kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap
keperawatan.
iv
ABSTRAK
Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat, padahal cuci
tangan bisa memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat.
Anak – anak usia sekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya
cuci tangan dalam kehidupan sehari – hari, terutama ketika di lingkungan sekolah.
Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan penularan infeksi. Penulisan ini bertujuan untuk mengembangkan
SOP pada penggunaan leaflet dan video cuci tangan terhadap pengetahuan ibu
tentang mencuci tangan dalam upaya pencegahan diare pada anak. Metode
penulisan ini menggunakan literature riview yang terkait dengan SOP pada
penggunaan leaflet dan video cuci tangan terhadap perilaku anak sekolah tentang
mencuci tangan. Kesimpulan dari hasil yang didapatkan setelah melakukan
literature riview dengan jumlah lima literature riview yang terkait dengan SOP
pada penggunaan leaflet dan video cuci tangan terhadap perilaku anak sekolah
tentang mencuci tangan dapat meningkatkan perilaku anak sekolah tentang
mencuci tangan. Yang dimana media leaflet bisa mempengaruhi dan
meningkatkan perilaku anak sekolah atas kesadaran tentang pentingnya cuci
tangan.
Kata kunci : cuci tangan, media leflet, video, standar oprasional prosedur,
pengetahuan ibu
v
ABSTRACK
Washing hands is often seen as a trivial thing in society, even though washing
hands can contribute to improving the health status of the community. School-age
children have a habit of paying less attention to the need to wash their hands in
their daily life, especially when in a school environment. Hand washing is the
most important basic technique in preventing and controlling transmission of
infection. This writing aims to develop SOPs on the use of hand-washing leaflets
and videos on the knowledge of mothers about washing hands in an effort to
prevent diarrhea in children. This writing method uses a literature review related
to the SOP on the use of hand-washing leaflets and videos on the behavior of
school children about washing hands. The conclusion from the results obtained
after conducting a literature review with a total of five literature reviews related
to SOP on the use of hand-washing leaflets and videos on the behavior of school
children about washing hands can improve the behavior of school children about
washing hands. Which is where the leaflet media can influence and improve the
behavior of school children with the awareness of the importance of washing
hands.
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 56
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 56
B. Saran ...................................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 58
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil plagiarism
2. Lembar kuesioner perilaku anak sekolah tentang cuci tangan
3. Leaflet 6 tahap mencuci tangan terhadap perilaku anak mencuci tangan
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada anak yang
sebelumnya nampak sehat, dengan frekuensi tiga kali atau lebih per hari,
disertai perubahan tinja menjadi cair, dengan atau tanpa lendir dan darah.
derajat dehidrasi maka diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi,
diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat. Pada dehidrasi
berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih dari 10% berat badan.
Anak dan terutama bayi memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita
Organization (WHO) (2011), angka mortality rate untuk diare pada anak–
anak di bawah usia 5 tahun mencapai 41 per 1000 kelahiran hidup dan
diare pada bayi dan anak balita dibawah 5 tahun bisa sangat berbahaya
1
2
Indonesia (2017), kejadian KLB diare terlihat bahwa angka CFR (Case
Fatality Rate) pada tahun 2011 sebesar 0,40%, sedangkan pada tahun
2012-2017 angka CFR kasus diare masih cukup tinggi yaitu (≥1%).
penyakit yang berhubungan dengan diare. Salah satu jalur masuknya virus,
bakteri dan patogen penyebab diare ke makanan. Dengan pola seperti ini,
3
salah satu bentuk perilaku efektif dan efisien dalam upaya pencegahan dan
handuk atau lap bersih. Untuk hasil yang maksimal disarankan untuk
sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari – jari menggunakan air dan
salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan
pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
lain, tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan
diare, ISPA dan Flu Burung. Menurut kajian yang disusun oleh Curtis,
Rabie and Cairncross (2011) didapatkan hasil bahwa perilaku cuci tangan
ISPA hingga lebih dari 30%, dan dapat menurunkan 50% insiden flu
yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak mencuci tangan sejak dini.
Penggunaan metode dan media yang tepat pada ibu dan anak perlu
(Fathurrahman, 2011).
didukung dengan leaflet yang diberikan kepada orang tua yang dapat
(Qurrotul, 2015).
dari berbagai jurnal yang terkait manfaat mencuci tangan, maka penulis
B. Rumusan Masalah
leaflet dan video cuci tangan terhadap perilaku anak sekolah tentang
mencuci tangan”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Khusus
2. Tujuan Umum
mengalami diare.
D. Manfaat Penelitian
SOP pada penggunaan leaflet dan video cuci tangan terhadap perilaku
mencuci tangan.
3. Bagi Masyarakat
sekolah tentang mencuci tangan pada anak dengan diare pada masa
teknologi keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Anak
Seorang anak adalah orang yang berusia 0-18 tahun dan belum
RI, 2013).
(2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun).
8
9
a. Pertumbuhan Fisik
dua yaitu aspek fisik dan non- fisik. Perkembangan pada aspek fi
lingkungan
b. Perkembangan Psikososial
pendapat dan kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain. Jika
diri, mengasingkan diri dan merasa rendah diri. Faktor yang dapat
c. Perkembangan Kongnitif
dengan ucapan satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat
Mardison, 2016).
12
satu sama lain, proses tumbuh kembang ini berlangsung sejak awal
masa – masa atau periode prental, bayi baru lahir, prasekolah, sekolah
(2008) secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal:
a. Masa prenatal masa prenatal terdiri atas dua fase yaitu fase embrio
b. Masa postnatal terdiri atas masa neonates, masa bayi, masa usia
c. Masa Neonates
a) Umur 1 Bulan
positif.
ada disekitarnya.
14
b) Umur 2 – 3 bulan
c) Umur 4 – 5 bulan
Fisik : berat badan menjadi dua kali dari berat badan lahir,
menelan saliva.
d) Usia 6 – 7 bulan
e) Umur 8 – 9 bulan
disekitarnya.
f) Umur 10 – 12 bulan
membedakan bentuk
a) Umur 15 Bulan
orang lain.
benda.
b) Umur 18 bulan
balok – balok.
c) Umur 24 bulan
d) Umur 36 bulan
tiga.
a) Usia 4 tahun
b) Usia 5 Tahun
perempuan.
sangatlah besar.
pesat, tinggi badan 25%, berat badan 50%, semua system tubuh
4. Konsep Diare
a. Pengertian
(Kiegmen, 2012).
(William, 2005).
buang air besar dengan bentuk tinja encer atau cair (Suriadi & Ita,
2010).
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinik
kadang darah.
1) Dehidrasi
2) Asidosis metabolic
4) Hipoglikemia
terjadi syock
d. Komplikasi
isotonic, hipertonik
2) Syok hipovolemik
4) Hipoglikemia
mengalami kelaparan
Tindakan:
Berikan Asi secara sering setiap pagi, siang dan malam untuk
tubuh.
24
1) Faktor Lingkungan
baik.
2) Faktor perilaku
3) Faktor sosiodemograf
diare pada anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta
2011).
tangan secara teratur perlu dilatih pada anak. Jika sudah terbiasa
(Samsuridjal, 2011).
lainnya
meningitis
popok bayi.
Sama seperti buang air kecil dan buang air besar, ketika
bakteri dan kuman dari mulut dan hidung anda. Refleks anda
tebal
(2015)
Anda.
sela jari hingga berbusa. Bagian jari yang satu ini kerap
beraktivitas.
sebaliknya.
produktif secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling
baru ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan
sempurna, baik fisik maupun mental dan tidak hanya bebas dari
yaitu :
faktors)
nilai kesehatan.
masyarakat.
33
hidup sehat.
gaya hidup.
yaitu:
1) Dimensi Sasaran :
masyarakat
keluarga pasien.
Prompt Treatment)
4) Rehabilitasi (Rehabilitation)
latihan tertentu.
35
(Ardika,2017).
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Motivasi
d. Lingkungan
manusia.
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai konselor
dengan keluarga juga harus terbina dengan baik tidak hanya saat
e. Sebagai peneliti
B. Kerangka Konsep
A. Metodologi
penggunaan leaflet dan video cuci tangan terhadap perilaku anak tentang
meneliti artikel ilmiah, buku dan sumber lain yang relevan dengan bidang
1. Plan
terjadinya diare
anak sekolah yang belum mengetahui cara cuci tangan yang baik
mengalami komplikasi.
41
42
2. Do
3. Study
4. Act
pencegahan diare.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
43
44
sesuai
SOP yaitu 3
anak (17,65%)
terbalik
dalam
melakukan
langkah cuci
tangan
dikarenakan
gerakan
tersebut mirip
serta
1 anak (5,9%)
dengan
langkah 4
(jemari
mengantupkan
pada kedua
tangan) dan 5
(menggosok
jempol kiri
dengan
gerakan
memutar pada
tangan sebelah
kanan serta
sebaliknya)
juga
melakukan
sesuai SOP
namun
terbalik
dikarenakan
anak ini
kesulitan
dalam
melakukan
langkah 4 dan
mendahulukan
langkah 5 baru
dilanjutkan ke
langkah 4.
Mayoritas
anak telah
mampu
melakukan 6
langkah
cuci tangan
dengan baik
dikarenakan
metode
pembelajaran
yang dapat
memotivasi
anak untuk
47
melakukan
kegiatan cuci
tangan 6
langkah.
4. Pengaruh Dina Metode - Melakukan salam hasil
Audiovisual Ediana, Audiovisual dan perkenalkan penelitian
Cara Cuci 2016 Terhadap Siswa diri kepada anak yang telah
Tangan Pakai SDN 10 - Menjelaskan dilakukan,
Sabun (Ctps) Lambung tahun maksud dan pada sikap
Terhadap 2016, penelitian tujuan siswa kelas IV
Perilaku ini - Menjelaskan dan V SDN 10
Siswa SDN dilakukan pengertian, Lambung
10 dengan dua kali pencegahan dan Bukit Kota
uji perlakuan cara cuci tangan Padang
yaitu uji yang benar sebelum
sebelum - Mengajarkan penyuluhan
perlakuan anak untuk cuci CTPS,
(Pretest) dan uji tangan siswa
sesudah - Membiarkan memiliki nilai
perlakuan anak untuk rata-rata
(Postest). melakukan cuci sebesar
Kegiatan tangan secara 9,35 dari 20
dilakukan mandiri siswa sebagai
demonstrasi - Memuji anak responden.
CTPS di depan saat anak dapat Hal ini sejalan
kelas oleh melakukan cuci dengan
siswa tangan dengan pengetahuan
benar yang dimiliki
- Mengevaluasiana oleh siswa
k tentang kelas IV dan
pengertian diare, V SDN 10
pencegahan diare Lambung
dan cuci tangan Bukit Kota
- Berpamitan Padang
dengan anak sebelum dan
- Menilai perilaku sesudah
anak dengan penyuluhan
lembar observasi CTPS dengan
Metode
Audiovisual.
Karena teori
perubahan
perilaku
dimulai dari
tahapan
pengetahuan
yang nantinya
akan
mempengaruhi
sikap dan
berlanjut
pada tindakan
sebagai bentuk
aplikasi
dari
48
pengetahuan
yang dimiliki
5. Faktor-Faktor Mia penelitian ini - Melakukan Mayoritas
yang Kartika, yaitu salam dan responden
Berhubungan 2016 deskriptif perkenalan termasuk
dengan analitik dengan kepada anak dalam kategori
Perilaku Cuci pendekatan - Menjelaskan anak sekolah
Tangan penelitian maksud dan yang
Pakai Sabun kuantitatif, dan tujuan dari berusia 08-10
pada Siswa rancangan penelitian tahun
Sekolah penelitian yang - Mempraktek (52,5%).Berda
Dasar Negeri digunakan yaitu an cara cuci sarkan hasil
Sambiroto 01 desain penelitian tangan pakai analisis
Kota cross-sectional sabun. bivariat dapat
Semarang - Memuji anak diketahui
bila anak bahwa umur
dapat responden
melakukan dengan
mencuci perilaku cuci
tangan tangan pakai
dengan sabun yang
sabun baik, lebih
dengan benar besar pada
dan mandiri kategori anak
- Mengevaluas sekolah
i kembali (54,8%)
anak dibandingkan
melakukan dengan
cuci tangan kategori
dengan anakanak
sabun tahap (47,4%). Hasil
dengan benar uji statistik
- Bermapitan dengan uji Chi
dengan anak Square
- Menilai menunjukkan
prilaku anak p-value
dengan sebesar 0,662.
lembar Karena pvalue
observasi > dari 0,05,
maka dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa H0
diterima,
artinya tidak
ada hubungan
antara
umur dengan
perilaku cuci
tangan
pakai sabun
49
No SOP Rasionalisasi
1. Memberi salam kepada anak Komunikasi awal yang dilakukan melalui
salam merupakan awal dari komunikasi
terapeutik yang diharapkan dapat
membangun hubungan kerja sama yang
ditandai dengan tukar menukar perilaku,
perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika
membina hubungan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016 ; Aziz, 2017 ; Jafri,
2016 ; Kusuma dan Nasrudin, 2015 ;
Ardani, 2019).
2. Melakukan observasi sikap yang Menetapkan suatu database tentang respon
anak berikan klien sehingga perawat mampu
mengidentifikasi masalah kesehatan yang
sedang dialami oleh klien (Kozier, 2010 ;
Jafri 2016, Elviani, 2016 ; Kusuma dan
Nasrudin, 2015)
3. Memberikan informed consent Menyampaikan informasi mengenai rencana
atau lembar persetujuan tindakan yang akan dilakukan berupa
keuntungan dan kerugian yang akan
didapatkan, tanpa paksaan (Kementerian
Kesehatan RI, 2016; Aziz, 2017; Jafri,
2016; Elviani, 2019; Kusuma dan Nasrudin,
2015; Ardani, 2019)
4. Mempersiapkan alat dan bahan Mempermudah saat akan dilakukannya
misalnya leaflet dan leptop tindakan (Aziz, 2017; Jafri, 2016; Elviani,
2019; Kusuma dan Nasrudin, 2015; Ardani,
2019).
5. Memberikan pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya
dan leaflet pada anak untuk menciptakan perilaku masyarakat
yang kondusif untuk kesehatan, artinya agar
masyarakat mau berupaya untuk menyadari
atau mengetahui bagaimana cara
memelihara kesehatan, mencegah dan
menghindari hal – hal yang menganggu
kesehatan mereka dan orang lain, serta
mengetahui kemana seharusnya mereka
pergi mencari pengetahuan bila sakit
(Notoatmodjo, 2011)
6. Memulai memberikan edukasi Kontrak waktu sangat penting bagi pasien
sesuai kontrak waktu yang sudah anak untuk menjamin kelangsungan
50
13. Merapikan kembali alat dan bahan Keadaan lingkungan yang rapi dan bersih
sangat berpengaruh terhadap kondisi
psikologis anak dan orang tua ketika berada
di ruang rawat inap rumah sakit. Dengan
keadaan lingkungan yang rapi akan
membuat ruang perawatan terasa nyaman
dan tenang serta memberikan privasi
terhadap anak ketika ingin tidur atau
beristirahat, makan dan aktivitas lainnya
(Nurmayadi, 2018; Aziz, 2017; Jafri, 2016;
Elviani, 2019; Kusuma dan Nasrudin, 2015)
14. Mendokumentasikan penilaian Laporan yang otentik dari semua kegiatan
sikap anak selama melakukan yang berhubungan dengan pengelolaan data
gerakan 6 tahap cuci tangan yang klien yang dapat dipergunakan untuk
benar mengungkap suatu fakta aktual dan dapat
dipertanggung jawabkan. (Salmawati, 2014;
Aziz, 2017; Jafri, 2016; Elviani, 2019;
Kusuma dan Nasrudin, 2015; Ardani, 2019)
B. Pembahasan
yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang
mencuci tangan masih sangat sedikit dimana anak harus diajarkan agar
anak mengerti dan memahami cara mencuci tangan dengan baik sehingga
dimana orang tua memberikan contoh kepada anak untuk mencuci tangan
agar dibiasakan sejak kecil, atau memberikan edukasi baik untuk diri
(Batanoa,2010).
untuk menimbulkan perhatian terhadap orang tua dan anak dalam suatu
menimbulkan perubahan pengetahuan dan sikap orang tua dan anak. Yang
kesehatan kepada orang tua dan anak melalui leaflet. Media leaflet
anak untuk mencuci tangan dengan baik dan benar, yang dimana orang tua
mencontohkan mencuci tangan tidak pakai sabun, dan ada yang dengan air
atau tidak dengan air bersih. Misalnya seperti cuci tangan pada air yang
dilakukan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Air yang tidak
penyakit bila digunakan yang dimana kuman dapat berpindah tangan pada
53
saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa
dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, maka kotoran dan kuman
(25,3%) hal ini jauh lebih besar dari pada orang tua yang tidak mengerti
sebesar (14%) yang artinya dengan diberikan media leaflet tentang cuci
peningkatan pengetahuan kepada ibu dan merubah sikap ibu menjadi lebih
cara baik dengan video, leaflet maupun simulasi dan lain sebagainya.
unsur suara dan unsur gambar. Penggunaan media ini harus disesuaikan
leaflet dan video cuci tangan dapat meningkatkan pengetahuan orang tua
tentang mencuci tangan dalam upaya pencegahan diare pada anak. Yang
55
mengingat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
tangan terhadap perilaku anak sekolah tentang mencuci tangan antara lain :
video cuci tangan yang benar kepada anak sekolah yang mengalami
diare.
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
bagi anak tentang cuci tangan dengan benar dalam upaya pentingnya
berpilaku sehat.
anak sekolah.
56
57
3. Bagi Penulis
58
59
LEMBAR KUESIONER
PERILAKU ANAK SEKOLAH TENTANG CUCI TANGAN
Identitas Diri
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
Media informasi : Radio televisi Koran
Pernah mendapatkan infromasi tentang diare : a. iya b. tidak
NO PENGETAHUAN IBU BENAR SALAH
A. PENGETAHUAN
1. Diare adalah buang air besar lebih dari 3x sehari
dan encer
2. Penyebab diare adalah bakteri,virus,parasite
3. Bahaya yang bisa ditimbulkan oleh diare adalah
dehidrasi
4. Salah satu program PHBS (Pola Hidup Bersih dan
Sehat) adalah mencuci tangan dengan sabun dan
menggunakan air bersih (air sumur)
5. Contoh diare yang disebabkan oleh kuman adalah
mengkonsumsi makanan yang kotor
6. Kriteria rumah sehat menurut PHBS adalah selalu
dibersihkan, penghuni rumah tidak terlalu banyak,
dan lantai tidak terbuat dari tanah
B. SIKAP
1. Diare harus diwaspadai dan dicegah
2. Diare seluruhnya adalah tanggung jawab
pemerintah
3. Lingkungan rumah yang bersih dapat mencegah
terjadinya diare pada anak
4. Setiap keluarga bertanggung jawab atas pencegahan
diare
5. Memakan makanan dan minuman yang telah
dimasak matang dapat mencegah terjadinya diare
6. Kebiasaan buang air besar di jamban dapat
mengurangi terjadinya diare
C. PERSEPSI
1. Jika anak terkena diare,memberikan cairan yang
lebih banyak
2. Mencuci terlebih dahulu sebelum memasak sayuran
3. Ketika mencuci sayuran menggunakan air bersih
yang mengalir
4. Buang air besar dijamban
5. Jika diare tidak sembuh setelah diberi oralit, dibawa
kedokter
6. Mencuci tangan menggunakan air bersih yang
mengalir dan memakai sabun sebelum dan sesudah
makan
Keterangan :
Bila jawaban “Benar” mendapat skor 5
Orang tua “Baik” mengetahui pencegahan infeksi diare pada anak 75% - 100%
Orang tua “Cukup” mengetahui pencegahan infeksi diare pada anak 56% - 74%
Orang tua “Tidak” mengetahui pencegahan infeksi diare pada anak <55%