Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam
penguasaan asuhan keperawatan dengan masalah neurosain melalui pendekatan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
OLEH:
MELINDA ALIFIANTI
P3.73.20.1.17.061
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun dalam rangka Tugas Praktikum Pengantar Riset Keperawatan pada
Program Studi DIII Keperawatan
Jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III
Tahun Akademik 2020
OLEH:
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Dosen Dosen
NIP NIP
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Dosen
NIP NIP
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Menyetujui,
Ketua Jurusan Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Berkat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal riset
keperawatan yang berjudul ‘’Penerapan Strategi Pelaksanaan Bercakap-cakap
untuk menurunkan Halusinasi Pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran’’ tepat
pada waktunya. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi praktikum
Pengantar Riset Keperawatan.
Dalam menyusun proposal ini, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan
sehingga proposal ini dapat terselesaikan, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Yupi Supartini, SKp, MSc selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta III
2. Ns. Ulty Desmarnita, S.Kp., M.Kes., Sp. Mat selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III
3. Ns. Santun Setiawati, M.Kep., Ns., Sp.Kep. An selaku Ketua Prodi DIII
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III
4. Suhana Haeriyanto, SKM., M.Kep selaku Penanggung jawab dan
Pembimbing Praktikum mata kuliah Pengantar Riset Keperawatan
5. Ns. Paula Krisanty, S. Kep, MA selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan
6. Kedua orang tua, adik dan nenekku yang selalu memberikan doa,
semangat dan motivasi selama penyusunan proposal ini
7. Teman-teman kelas 3 Reguler B yang selama tiga tahun ini berjuang
bersama melewati suka dan duka selama berkuliah di Poltekkes Jakarta III
8. Teman- teman Jurusan Keperawatan Poltekkes Jakarta III yang telah
membantu selama masa pendidikan, yang tidak dapat di sebutkan satu per
satu
9. Teman – teman kelompok yang telah memberikan masukan, semangat dan
mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan proposal ini
10. Ismi, Dhilah, Yuli, Anne, Vita, Tiwi, Indah, Mar, Ade yang selalu menjadi
support system dan mood booster untuk penulis.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih jauh dari
sempurna karena terbatasnya pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman yang
penulis miliki. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga
proposal ini dapat memberi manfaat bagi pembaca.
Penulis
v
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPEL DEPAN ............................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
A. Konsep dasar kompres air hangat .................................................................. 5
B. Konsep dasar peningkatan suhu tubuh pada anak .......................................... 7
C. Penelitian terkait penerapan prosedur kompres hangat pada anak dengan
peningkatan suhu tubuh ..................................................................................... 11
BAB III METODOLODI PENELITIAN.............................................................. 12
A. Desain penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined.
B. Subjek Studi Kasus ....................................................................................... 12
C. Instrumen Pengumpulan Data ........................ Error! Bookmark not defined.
D. Metode Pengumpulan Data ........................... Error! Bookmark not defined.
E. Pengolahan dan Analisa Data ........................ Error! Bookmark not defined.
F. Etika Penelitian ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 17
LEMBAR PENJELASAN STUDI KASUS ......................................................... 17
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONCENT) .................................... 18
LEMBAR OBSERVASI CHECKLIST STANDAR OPERASIONAL KOMPRES
............................................................................................................................... 19
PENDOMAN WAWANCARA ............................................................................ 21
JADWAL PENELITIAN ...................................................................................... 22
PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN .................................................................. 23
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU No.14 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, disebutkan
bahwa kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya. Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yaitu dimana seseorang
yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekelompok gejala atau perubahan perilaku yang
bermakna, dan juga dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta
terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis
dan sosial dengan keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan
jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan
penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Data Riskesdas 2013, memunjukkan prevalensi ganggunan mental
emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk
usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000
penduduk. Jumlah gangguan jiwa berat atau psikosis/ skizofrenia tahun 2013 di
Indonesia provinsi-provinsi yang memiliki gangguan jiwa terbesar pertama
antara lain adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (0,27%), kemudian urutan
kedua Aceh ( 0,27%), urutan ketiga sulawesi selatan (0,26%), Bali menempati
posisi keempat (0,23%), dan Jawa Tengah menempati urutan kelima (0,23%)
dari seluruh provinsi di Indonesia.
1
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan bercakap-cakap untuk menurunkan
halusinasi pada pasien dengan halusinasi pendengaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya penerapan strategi pelaksanaan bercakap-cakap halusinasi
pada pasien dengan halusinasi pendengaran.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya konsep prosedur bercakap-cakap
b. Diketahuinya konsep halusinasi
c. Diketahuinya penerapan strategi pelaksanaan bercakap-cakap untuk
menurunkan halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi rumah sakit
Menambah keluasan ilmu dan pengembangan bidang keperawatan bagi
Rumah Sakit dalam penerapan strategi pelaksanaan bercakap-cakap untuk
menurunkan halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran.
4
E. Sistematika Penulisan
Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II tinjauan
pustaka berisi tentang konsep dasar prosedur bercakap-cakap, konsep dasar
halusinasi, dan penelitian terkait. Bab III metodologi penelitian berisi tentang
desain studi kasus, subjek studi kasus, fokus studi, definisi operasional fokus
studi, instrument studi kasus, metode pengumpulan data, tempat dan waktu
studi kasus, analisis data dan penyajian data, dan etika studi kasus.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tahapan pertama perawat menjelaskan tujuan menemui orang lain dan bercakap
cakap. Tujuan pasien menemui orang lain dan bercakap-cakap yaitu agar pasien
tidak berfokus pada halusinasi tetapi berfokus pada percakapan yang akan
dibicarakan misalnya pasien menemui pasien lainnya membicarakan tentang
hobby pasien, makanan kesukaan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien saat
dirumah.
6
b. Tahapan kedua perawat menjelaskan cara menemui orang lain dan bercakap-cakap.
Perawat menjelaskan cara menemui orang lain yaitu dengan mengucapkan salam
misalnya ‘’selamat pagi/siang, memperkenalkan diri, dan mengajak pasien lain
bercakap-cakap yaitu apakah mau mengobrol dengan saya karena saya mendengar
suara-suara yang tidak ada wujudnya.
c. Tahapan ketiga yaitu perawat mencotohkan cara menemui orang lain dan bercakap-
cakap. Contohnya yaitu pada saat halusinasi pasien muncul, pasien langsung
menemui pasien lain dengan mengatakan, ‘’tolong, saya mulai mendengar suara-
suara apakah bisa kita mengobrol?’’, pasien dan pasien lainnya bisa membicarakan
tentang hal-hal apa saja yang mereka sukai atau yang sedang ingin dibicarakan
misalnya apa film kesukaan pasien.
d. Tahapan keempat perawat meminta pasien untuk memperagakan cara menemui
orang lain dan bercakap-cakap.
e. Tahapan kelima yaitu perawat memantau perilaku dan mengevaluasi penerapan
cara bercakap-cakap terhadap kemampuan pasien untuk mengontrol halusinasi.
7
Halusinasi adalah perubahan dalam jumlah atau pola stimulus yang datang disertai
gangguan respon yang kurang, berlebihan, atau distorsi terhadap stimulus tersebut
(Nanda-I, 2012).
berbicara kepada pasien atau membicarakan pasien. Mungkin ada satu atau banyak
suara, dapat berupa suara orang yang dikenal atau tidak dikenal. Berbentuk
halusinasi perintah yaitu suara yang menyuruh pasien untuk melakukan untuk
orang lain dan dianggap berbahaya (Videbeck, 2008, dalam Keliat, 2010).
3. Etiologi (menurut)
Proses terjadinya halusinasi dijelaskan dengan menggunakan konsep
stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan
presipitasi.
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari
1) Faktor Biologis:
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat
penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2) Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban,
pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya
kasih sayang dari orang-orang disekitar atau overprotektif.
3) Sosiobudaya dan lingkungan
Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan
sosial ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat
penolakan dari lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien
halusinasi seringkali memiliki tingkat pendidikan yang rendah
serta pernah mmengalami kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi
ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga,
atau adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya
aturan atau tuntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak
sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
5
6
proses emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan isolasi social: menarik diri.
Berikut adalah gambaran rentang respons neurobiology halusinasi.
Adaptif Maladaptif
6. Tahapan Halusinasi
Halusinasi yang dialami pasien memiliki tahapan sebagai berikut
7. Manifestasi Perilaku
Menurut (Kusumawati, 2010), tanda dan gejala halusinasi yang mungkin
muncul yaitu: Menarik diri, Tersenyum sendiri, Duduk terpaku, Bicara
sendiri, Memandang satu arah, Menyerang, Tiba-tiba marah, Gelisah.
Berdasarkan jenis dan karakteristik halusinasi tanda dan gejalanya sesuai.
Berikut ini merupakan beberapa jenis halusinasi dan karakteristiknya
menurut (Stuart, 2007) meliputi :
a. Halusinasi pendengaran
Karakteristik : Mendengar suara atau bunyi, biasanya suara orang. Suara
dapat berkisar dari suara yang sederhana sampai suara orang bicara
mengenai klien. Jenis lain termasuk pikiran yang dapat didegar yaitu
pasien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang
sedang dipikirkan oleh klien dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu yang kadang-kadang berbahaya.
b. Halusinasi penglihatan
Karakteristik : Stimulus penglihatan dalam kilatan cahaya, gambar
geometris, gambar karton atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan dapat berupa sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang
menakutkan seperti monster.
c. Halusinasi penciuman
Karakteristik : Membau bau-bau seperti darah, urine, feses umumnya
bau-bau yang tidak menyenangkan. Halusinasi penciuman biasanya
berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan demensia.
d. Halusinasi pengecapan
Karakteristik : Merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan
seperti darah, urine, atau feses.
e. Halusinasi perabaan
Karakteristik : Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus
yang jelas, rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
f. Halusinasi senestetik
10
8. Mekanisme Koping
Mekanisme koping klien Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
pendengaran menurut Stuart (2007), perilaku yang mewakili upaya untuk
melindungi klien dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan
respon neurologis maladaptive yaitu:
a. Regresi
Berhubungan dengan masalah proses informasi da upaya untuk
mengatasi ansietas, yang menyisahkan sedikit energi untuk aktifitas
hidup sehari-hari.
b. Proyeksi
Sebagai upaya untuk menjelaska kerancuan persepsi
c. Menarik diri
Klien sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
C. Fokus Studi
Fokus studi kasus adalah dua orang pasien dengan diagnosa halusinasi
pendengaran yang berada di RSKD Duren Sawit.
12
13
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2013) dalam Mardhasanti (2019), observasi
merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung
menggunakan alat indera untuk mengetahui dan mendapatkan data yang
terdapat pada objek studi kasus. Berdasarkan teori metodologi
pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis yaitu dengan cara
observer ikut mengambil bagian dalam kehidupan pasien dan dilihat dari
tanda gejala halusinasi yang dialami pasien.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013) dalam Mardhasanti (2019), wawancara
merupakan suatu percakapan yang ditunjukkan pada suatu masalah dan
merupakan proses Tanya jawab secara lisan dimana terdapat dua orang
atau lebih dan dilakukan secara berhadapan. Berdasarkan teori metedologi
pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis yaitu dengan
berinteraksi dengan pasien secara berhadapan langsung untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan.
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011), masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
adalah sebagai berikut:
http://repository.ump.ac.id/1300/4/MIGUNANI%20UTAMI%20BAB%20III.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/8245fa062cfae36925f774d22
4ba8987.pdf
http://repository.upi.edu/15624/9/Ta_JKR_1205962_Chapter3.pdf
http://repository.upi.edu/3848/6/S_PSI_0800926_Chapter3.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/57173/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=4&isAllowed=y
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/162/jtptunimus-gdl-dewanggava-8073-2-
babii.pdf
http://repository.ump.ac.id/969/3/ANGGI%20FITRIYANI%20BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/3901/3/ELGA%20ANIS%20AMRULLOH%20BAB%20II.pdf
http://repository.ump.ac.id/2615/3/RESTU%20ARDIYANTO%20BAB%20II.pdf
http://repository.stikes-
ppni.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/604/Buku%20Ajar%20Jiwa%
202016.pdf?sequence=1&isAllowed=y
http://rsjiwajambi.com/wp-content/uploads/2019/09/buku-ajar-keperawatan-
kesehatan-jiwa-Ah.-Yusuf-Rizky-Fitryasari-PK-Hanik-Endang-Nihayati-1.pdf
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-18-2014-kesehatan-jiwa
http://eprints.ums.ac.id/64730/1/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/59144/3/BAB%20I.pdf
16
17
https://www.kemkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukung-
kesehatan-jiwa-masyarakat.html
LAMPIRAN
LEMBAR PENJELASAN STUDI KASUS
Akan mengadakan studi kasus ini yang berjudul “Penerapan Prosedur Kompres
Hangat Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu Tubuh”. Studi kasus ini bertujuan
untuk Diketahuinya penerapan prosedur kompres hangat pada anak dengan
peningkatan suhu tubuh. Saya akan melakukan observasi terhadap prosedur
kompres hangat pada anak selama kurang lebih 6 hari. Manfaat dari studi kasus
ini diharapkan dapat membantu keluarga dalam merawat anak dengan
peningkatan suhu tubuh..
Studi kasus ini tidak bersifat memaksa. Apabila Bapak/Ibu bersedia menjadi
peserta silahkan menandatangani surat persetujuan. Dengan persetujuan yang di
berikan, saya mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam kegiatan studi kasus ini.
Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan data atau informasi yang
Bapak/Ibu berikan.
Demikian lembar persetujuam studi kasus ini saya sampaikan. Atas perhatian dan
kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
17
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)
18
LEMBAR OBSERVASI CHECKLIST STANDAR OPERASIONAL
KOMPRES
19
kompres, lakukan berulang-ulang
sekitar 15 menit
Menghentikan tindakan kompres
apabila anak menggigil
Mengeringkan anak dengan
handuk
Memakai pakaian anak
Mengukur suhu
Mengatur posisi anak setelah
tindakan
Membereskan peralatan
Mencuci tangan
4 Evaluasi
Mengevaluasi reson anak
Suhu tubuh anak membaik
5 Dokumentasi
Melakukan pendokumenasian
dengan tepat
20
PENDOMAN WAWANCARA
Nama Narasumber :
Hubungan dengan Responden :
Nama Responden :
Usia Responden :
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah benar anak ibu sedang
mengalami demam/peningkatan
suhu tubuh ?
2 Sejak kapan anak ibu mengalami
demam/peningkatan suhu tubuh ?
3 Apakah tanda dan gejala yang
anak ibu alami ketika demam ?
4 Apakah anak ibu pernah berobat
ke pelayanan kesehatan sebelum
dirawat di rumah sakit ?
5 Apakah ada obat-obatan yang
pernah atau sedang di konsumsi
oleh anak ibu sebelum dirawat di
rumah sakit ? jika ada, apakah
ibu/bapak dapat menyebutkan apa
saja obatnya ?
21
JADWAL PENELITIAN
22
PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN
23