M DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA : HIPERVOLEMIA PADA PASIEN CKD
DI RUANG HEMODIALISA RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG
Disusun Oleh :
NIM : A01802441
A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien : Ny. M 8. No. Mesin :1
2. Alamat : petanahan 9. Hemodialisa ke :198
3. Umur : 52 tahun 10. Tipe Dialsisar, N/R : Purifier L160/ R4
4. Agama : Islam 11. Riw. Alergi Obat : -
5. Pendidikan : SMP 12. Tanggal : 22 April 2021
6. Pekerjaan : Ibu rumah tangga 13. Jam : 07.30
7. No. RM : 000***** 14. DX. Medis : CKD st v e.c Ht
B. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Keluhan utama: Pasien mengatakan berat badannya naik dalam waktu yang
singkat
Bila terdapat nyeri kaji menggunakan sekala nyeri sebagai berikut:
Gejala penyerta : -
1. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan berat badan naik dalam waktu singkat
Pasien datang keruang hd pada jam pukul 07.30, pasien menimbang
berat badanya dengan hasil 68,5 kg, pasien mengeluh berat badan naik
dan kaki kiri pasien terdapat bengkak
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi
c. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit yang sama seperti pasien
d. Genogram
Ket :
: Perempuan
: Laki - laki
: Penderita
5. Riwayat Psikososial
Kendala komunikasi : Tidak ada
Yang merawat di rumah : Keluarga
Kondisi saat ini : Tenang
6. Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi Mekanisme singkat
1. Ds: Penyakit Hipervolemi GGK → retensi Na →
- Pasien mengataka berat ginjal: gagal a total CES meningkat →
badannya bertambah ginjal tekanan kapiler
yang tadinya 68,5 kg kronis meningkat → edema
menjadi 69 kg dan (gangguan (kelebihan volume
bengkak pada kaki mekanisme cairan/hipervolemia)
kirinya. regulasi)
Do:
- Terdapat edema pada
kaki kiri
- TD: 146/80 mm/Hg
- Nadi: 79 x/ menit
- RR: 21 x/ mnt
- Hb: 8.1 gr/dL
2. Ds: Dispnea Gangguan Gagal ginjal kronik →
- Pasien mengatakan sulit pada pola tidur penurunan prod. hormon
untuk tidur penyakit eritropoetin →
- Pasien mengatakan gagal ginjal penurunan sel seri
istirahat tidak cukup kronis eritrosit →
sering terbangun berkurangnya volume
- Pasien mengatakan darah, hemoglobin, /
tidur hanya 5 jam dalam eritrosit → kadar Hb
sehari menurun → penurunan
O2 ke jaringan → paru
Do: → vasokontriksi
- Pasien tampak kurang pembuluh darah di paru
istirahat → peningkatan
- Pasien tampak kurang kompensasi paru →
bersemangat sesak nafas → tidur
- Mata pasien terlihat tidak nyaman →
sayu gangguan pola tidur
7. Diagnose Keperawatan sesuai prioritas: (Maslow/ actual potensial/
kegawatan, dll) * coret yg tidak perlu
a. Hipervolemia b.d penyakit ginjal: gagal ginjal kronis (gangguan
mekanisme regulasi)
b. Gangguan pola tidur b.d dispnea pada penyakit gagal ginjal kronis
8. Intervensi
No. Hari/Tang Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
gal/Jam
1. kamis, 22 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hemodialisis
April keperawatan selama 4,5 jam (I.03112)
2021/ diharpkan masalah keperawatan Observasi:
13.00 hipervolemia dapat diatasi dengan - Monitor tanda-tanda vital
kriteria hasil: Terapeutik:
Keseimbangan Cairan (L.05020) - Siapkan peralatan HD
Indikator Skala - Gunakan teknik steril
Awal Tujuan untuk memulai HD, saat
Edema 2 4
Asites 2 4 pemasangan dan koneksi
Berat badan 2 4 kateter
Ket:
- Lakukan perawatan akses
1 Meningkat
vaskuler sesuai SPO
2 Cukup meningkat
- Eratkan koneksi dan
3 Sedang
selang dengan aman, cek
4 Cukup menurun
sistem monitor
5 Menurun
- Memulai HD sesuai
Ket:
protocol
1 Memburuk
- Hentikan HD sesuai
2 Cukup memburuk
protocol
3 Sedang
Kolaboratif:
4 Cukup membaik
- Program HD 2x/minggu
5 Membaik
- Pemberian heparin sesuai
indikasi
Manajemen Hipervolemia
(I.03114)
Observasi:
- Monitor intake dan output
cairan
Edukasi:
- Diit: batasi intake cairan
Heparinisasi
Dosis sirkulasi : 2.500 iu
Dosis awal : 1000 iu
Dosis maintanence : - Intermitten : 0 iu /jam
- Continue : 500 iu /jam
Catatan lain: -
C. PENYULIT SELAMA HD :
Jelaskan : Tidak ada
D. DISCHART PLANNING :
- HD rutin sesuai jadwal 2x/minggu
- Batasi intake cairan
E. OBAT
No Nama obat Dosis Waktu Indikasi
1. heparin mini Mencegah
pembekuan darah
F. TINDAKAN KEPERAWATAN
Observ Jam QB UF TD HR Suhu RR Intake Out Put Keterangan Lain Paraf
asi Rat dan
e nama
Jelas
Nacl Dextrose Makan/ Lain UF Goal
40% minum -
Lain
PRE 07.20 150 0 146/ 79 36,5 21 - mempersiapkan alat f
HD 80 - memprogram HD
- mengukur TTV
INTRA 07.30 180 230 146/ 79 36,5 21 50 - - 0 - kanulasi akses vaskuler f
HD 80 - memprogram HD
08.30 200 230 - - - - - - - 230 - mengobservasi ku px
intra HD
09.30 200 230 - - - - - - - 460 -observasi kelancaran
aliran darah ekstra
korporeal
10.30 200 230 - - - - - 100 - 690 - mengukur TTV
11.30 200 230 - - - - - - - 920 - mengakhiri HD
12.00 150 AFF 142 78 36,5 21 100 - - 1000
POST - menimbang BB f
HD - mendesinfeksi mesin
- merapikan alat
Jumlah : 250 Jml : Balance : ∆ 500-250 =
1000 250
A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat
destruksi struktur ginjal yang progresif dengan menifestasi penumpukan sisa
metabolisme di dalam darah. Banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan
terjadinya gagal ginjal kronik, akan tetapi apapun sebabnya respon yang
terjadi adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Gagal ginjal kronik
juga dapat memberikan tanda dan gejala secara sistemis bagi tubuh serta
masalah keperawatan yang sering muncul berupa hipervolemia dan pola nafas
tidak efektif. Salah satu pelaksanaan medis pada pasien gagal ginjal kronik
adalah dialysis. Dialys juga dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal
ginjal yang serius, seperti hyperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialysis
sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal
kronik.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa supaya memberikan asuhan keperawatan yang tepat
kepada pasien dengan gagal ginjal kronik sesuai dengan perkembangan
ilmu (CKD).
2. Bagi institusi agar dapat mengembangkan konsep asuhan keperawatan
pada pasien gagal ginjal kronis (CKD).
3. Bagi tenaga kesehatan agar dapat menerapkan asuhan keperawatan yang
tepat kepada pasien gagal ginjal kronis (CKD) sesuai dengan
perkembangan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Susanne C & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. EGC: Jakarta
Sudoyo, A. W dkk. 2009. Penyakit Ginjal Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II. Edisi V. Pusat Penerbitan IPD FK UI : Jakarta.