0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
106 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tentang koreksi hiponatremia adalah sebagai berikut:
1. Hiponatremia adalah kadar natrium plasma < 125 mmol/L yang dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat.
2. Prosedur koreksi meliputi identifikasi penyebab, penetapan target koreksi 120-125 mEq/L, hitung defisit Na+, dan penetapan cairan serta kecepatan koreksi.
3. Evaluasi klinis dan laboratoris dilakukan untuk memantau
Ringkasan dokumen tentang koreksi hiponatremia adalah sebagai berikut:
1. Hiponatremia adalah kadar natrium plasma < 125 mmol/L yang dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat.
2. Prosedur koreksi meliputi identifikasi penyebab, penetapan target koreksi 120-125 mEq/L, hitung defisit Na+, dan penetapan cairan serta kecepatan koreksi.
3. Evaluasi klinis dan laboratoris dilakukan untuk memantau
Ringkasan dokumen tentang koreksi hiponatremia adalah sebagai berikut:
1. Hiponatremia adalah kadar natrium plasma < 125 mmol/L yang dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat.
2. Prosedur koreksi meliputi identifikasi penyebab, penetapan target koreksi 120-125 mEq/L, hitung defisit Na+, dan penetapan cairan serta kecepatan koreksi.
3. Evaluasi klinis dan laboratoris dilakukan untuk memantau
Ditetapkan Tanggal Terbit Direktur RSIA Masyita STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
dr. Fathin Nurqalbi Eka Putri
Pengertian Hiponatremia adalah kadar natrium plasma < 125 mmol/L dibagi menjadi tiga : Ringan : 130-134 mmol/L Sedang : 125-129 mmol/L Berat : < 125 mmol/L Sebagai panduan tatalaksana hinonatremia Tujuan Surat keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Masyita Kebijakan Nomor: /H.02/RSIAM/VIII/2022 Tentang Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak Masyita. 1.Perawat melakukan pengukuran tanda-tanda vital pasien dan menayakan umur pasien serta mencatatnya dalam status 2.Dokter melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang terhadap pasien dan keluarga terkait keluhan yang Prosedur dirasakan 3.Anamnesis a. Tanda dan gejala: lemas, penurunan kesadaran, kejang, berkeringat selama aktivitas berat yang berkepanjangan, diare, muntah-muntah b. Riwayat atau factor resiko : penyakit ginjal yang menyebabkan gangguan fungsi glomelurus dan tubulus pada ginjal, penyakit Addison, retensi air yang berlebihan akibat hormone antidiuretic, penggunaan obat-obatan diuretic berlebihan. 4. Pemeriksaan fisik a. Kesadaran atau GCS menurun b. Nadi lemah dan tidak teratur c. Tanda-tanda gagal ginjal atau gagal jantung 5. Pemeriksaan penujang a. Laboratorium : Rutin, Kimia (Gangguan Elektrolit dan Asam basa) b. EKG c. USG Ginjal/saluran Kemih d. CT Scan otak jika ada tanda-tanda edema serebri 6. Tatalaksana a. Identifikasi dan pengobatan penyebab dasar b. Tetapkan target koreksi (120-125 mEq/L) c. Hitung defisit total Na, Defisit Na+ =Na+ normal – Na+ terbaca d. Tetapkan pilihan cairan (NaCl 0,9% atau 3%) e. Tetapkan cara koreksi (lambat atau cepat) f. Symptomatic atau (<110 mEq/L). Tujuannya untuk mencegah edema otak atau memperbaiki edema otak g. Hitung kecepatan pemberian cairan. Kecepatan Koreksi : Lambat : 0,5 mEq/L perjam Cepat : 1-2 mEq/jam Rumus mEq/L = mg% x 10 x k / Berat molekul NaCl 3% = 3000 x 10 x 1 = 517 mEq/L / 58 NaCl 0,9%= 900 x 10 x 1 = 155 mEq/L/58 h. Tetapkan cara pemberian i. Evaluasi klinis dan laboratoris j. Koreksi cepat dalam keadaan akut (< 120 mEq/L) Unit farmasi Unit Terkait UDG Unit Rawat Inap