Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

FARMASI
2016

HIPERTENSI

1. Pengertian (Definisi) Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan


darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90
mmHg.
2. Masalah kefarmasian 1. Interaksi obat
2. Alergi obat
3. Intoksikasi obat
4. Efek samping obat

3. Gejala klinis 1. Sakit/nyeri kepala


2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Leher kaku
6. Penglihatan kabur
7. Rasa sakit di dada.

4. Observasi klinis 1. Tingkat rasa nyeri


2. Tekanan darah
3. Denyut Nadi
4. status neurologis, akral, dan pemeriksaan fisik
jantung (JVP, batas jantung, dan rochi).

5. Observasi laboratorium 1. Urinalisis (proteinuri atau albuminuria),


2. Tes gula darah
3. Tes kolesterol (profil lipid)
4. Ureum kreatinin
5. Funduskopi
6. EKG (Elektrokardiogram)
7. Foto thoraks.

6. Evaluasi 1. Pemantauan tekanan darah sesuai yang di sarankan


JNC VII
2. Pemilihan obat :
- Hipertensi stage 1 : Diuretik tiazid, dapat
dipertimbangkan ACEi, BB, CCB, atau
kombinasi
- Hipertensi stage 2 : kombinasi 2 obat. Biasanya
diuretik dengan ACEi, BB, atau CCB
- Pemilihan obat terkait komplikasi/ pasien
dengan kondisi khusus seperti : gagal jantung,
DM, infak miokard akut, PJK, gagal ginjal
akut, stroke.
3. Penyesuaian dosis (sesuai dengan klinis pasien)

7. Informasi dan edukasi 1. Pemberian obat anti hipertensi merupakan


(Pemberian Informasi pengobatan jangka panjang. Kontrol pengobatan
Obat/PIO) dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
2. Pemahaman mengenai tujuan pengobatan
3. Memberikan informasi kepada pasien mengenai
obat dan menunjang penggunaan obat yang
rasional.
4. Pemahaman mengenai dosis obat dan instruksi
obat yang diserahkan
5. Pemahaman mengenai pentingnya kepatuhan
pasien dalam pengobatan
6. Efek samping yang muncul saat pengobatan

8. Nasehat pulang / instruksi 1. Instruksi obat yang diserahkan


kontrol 2. Pentingnya kepatuhan pasien
3. Efek samping obat
4. Menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi.

9. Prognosis Advitam : adbonam


AdSanationam: adbonam
AdFungsionam : adbonam

10. Penelaah kritis Tim Farmasi

11. Indikator 1. Gejala efek samping obat (MESO)


2. Reaksi obat yang tidak diharapkan (ROTD)
12. Kepustakaan 1. DirBinFar Komunitas dan Klinik. 2006.
Pharmaceutical Care Untuk Pasien Hipertensi.
BPOM RI.
2. Permenkes RI No. 5 tahun 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
Kategori prognosis sebagai berikut :
1. Ad vitam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap proses kehidupan.
2. Ad functionam, menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap fungsi organ atau fungsi
manusia dalam melakukan tugasnya.
3. Ad sanationam, menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh total sehingga dapat
beraktivitas seperti biasa.

Prognosis digolongkan sebagai berikut:


1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk/jelek
4. Dubia : tidak tentu/ragu-ragu
• Dubia ad sanam/bonam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik
• Dubia ad malam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung memburuk/jelek

Anda mungkin juga menyukai