8. Kepatuhan Pasien
Priastiputri, Minati Dwi. 2015. Analisis drug related problem (DRPs) pada pasien
demam tifoid rawat inap di Rumah Sakit “Y” Kota Surabaya. Universitas
Surabaya. Surabaya
PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG
RELATED PROBLEM) DHF
No. Revisi Halaman
RSUD Tugu Koja No. Dokumen 00 1/3
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara Ditetapkan
Direktur RSUD Tugu Koja,
Tanggal Terbit
PANDUAN ASUHAN ...../...../2018
KEFARMASIAN dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD)
adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau/
1. Pengertian (Definisi) beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue.
Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau
"bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat
menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang
mereka patah
1. TTV
2. Tanda-tanda perembesan plasma
5. Monitoring dan 3. Trombosit
Evaluasi
4. Hematokrit
5. Hemoglobin
6. Pemeriksaan penunjang : Ro.Thorax
9. Kepustakaan 1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek Farmasi Klinik Fokus Pada
Pharmaceutical Care, Brilian Internasional. 2014
2. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No. 58. Kemenkes RI. 2015
3. Pusponegoro dkk Neurologi IDAI, Konsesus Penatalaksanaan Kejang
Demam. Badan Penerbit IDAI
4. Kemenkes, Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Pasien Pediatri.
Kemenkes RI. 2011
5. American Society of Hospital Pharmacist. ASHP Guidelines on a
Standardized Method for Pharmaceutical Care. 1996
WHO, Dengue Guideline For Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. 2009
PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG
RELATED PROBLEM) DEMAM TIFOID PADA ANAK
No. Revisi Halaman
RSUD Tugu Koja No. Dokumen 00 1/3
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara Ditetapkan
Direktur RSUD Tugu Koja,
Tanggal Terbit
PANDUAN ASUHAN ...../...../2018
KEFARMASIAN dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu,
1. Pengertian (Definisi) gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran (Anderson et al., 2003).
Masa tunas demam tifoid berlangsung selama 10-14 hari. Gejala-gejala
yang timbul amat bervariasi. Dalam minggu pertama penyakit, keluhan
dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, diare
atau obstipasi, perasaan tidak enak di perut, batuk dan apistaksis. Pada
pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan meningkat. Dalam
minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,
bradikardia relatif, lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung
merah dan tremor), hepatomegali, meterokmus, gangguan mental
berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis (Prabu, 1996).
Demam naik secara bertangga pada hari hingga minggu pertama lalu demam
menetap (kontinyu) atau reminten hingga minggu kedua. Demam terutama
2. Assesmen sore/malam hari,disertai nyeri kepala, nyeri otot, anorexia, mual,
Kefarmasian
muntah,obstipasi atau diare
1. Sesuai indikasi
2. Memberikan rekomendasi alternative terapi jika ada
4. Intervensi Farmasi interaksi obat
1. Pemantauan terapi obat pasien
2. Memantau terapi cairan
5. Monitoring dan 3. Memonitor efek samping obat
Evaluasi
6. Edukasi dan Memberikan informasi cara pemakaian dan kegunaan antibiotik
Informasi
7. Penelaah Kritis Farmasi Klinis
9. Kepustakaan
PENGKAJIAN TERKAIT PERMASALAHAN OBAT (DRUG
RELATED PROBLEM) BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK
No. Revisi Halaman
RSUD Tugu Koja No. Dokumen 00 1/3
Jl. Walang Permai No. 39
Jakarta Utara Ditetapkan
Direktur RSUD Tugu Koja,
Tanggal Terbit
PANDUAN ASUHAN ...../...../2018
KEFARMASIAN dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
1. Pengertian (Definisi)
2. Assesmen
Kefarmasian
3. Identifikasi DRP
(drug Related
Problem)
4. Intervensi Farmasi
5. Monitoring dan
Evaluasi
6. Edukasi dan
Informasi
7. Penelaah Kritis
8. Indikator
9. Kepustakaan
Tanggal Terbit
PANDUAN ASUHAN ...../...../2018
KEFARMASIAN dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
1. Pengertian (Definisi)
2. Assesmen
Kefarmasian
3. Identifikasi DRP
(drug Related
Problem)
4. Intervensi Farmasi
5. Edukasi dan
Informasi
6. Penelaah Kritis
7. Indikator
8. Kepustakaan
Tanggal Terbit
PANDUAN ASUHAN ...../...../2018
KEFARMASIAN dr. Nailah, M.Si
NIP 197710212006042025
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan
parenchym paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan
1. Pengertian (Definisi) hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam: 1) Tuberkulosis Paru
BTA Positif. ¾ Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA positif. ¾ 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan
foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif. 2)
Tuberkulosis Paru BTA Negatif Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS
hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif. TB Paru BTA Negatif Rontgen Positif dibagi
berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan
ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan
gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses "far advanced"
atau millier), dan/atau keadaan umum penderita buruk.
4. Intervensi Farmasi
5. Monitoring dan
Evaluasi
6. Edukasi dan
Informasi
7. Penelaah Kritis
8. Indikator
9. Kepustakaan