Anda di halaman 1dari 2

RS.

BAPTIS BATU PELAYANAN PASIEN GAWAT DAN DARURAT


Jl. Raya Tlekung No. 1 No Dokumen No. Revisi Halaman
Batu 16.01.07 0 1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
21 Mei 2013
STANDAR
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
OPERASIONAL
1. Penanganan pasien gawat darurat :
Upaya mengatasi keadaan gawat darurat agar pasien tidak
meninggal, memburuk keadaannya, atau mencegah/ mengurangi
kecacatan.
2. Pasien gawat darurat :
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau menjadi
gawat dan terancam jiwanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
3. Pasien gawat tidak darurat :
PENGERTIAN
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan
tindakan segera, misalnya; kanker stadium lanjut.
4. Pasien darurat tidak gawat :
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam jiwa atau anggota badannya.
5. Kecelakaan :
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor sosial yang
datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan
cedera (fisik, mental, sosial).
1. Memberikan pelayanan segera, tepat dan cepat setiap saat kepada
pasien gawat-darurat, menderita penyakit akut, atau mengalami
TUJUAN kecelakaan.
2. Menghindarkan pasien dari kematian, kecacatan, dan membebaskan
dari penderitaan akut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
KEBIJAKAN HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
6. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
RS. BAPTIS BATU PELAYANAN PASIEN GAWAT DAN DARURAT
Jl. Raya Tlekung No. 1 No Dokumen No. Revisi Halaman
Batu 16.01.07 0 2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur RS. Baptis Batu
Tanggal
21 Mei 2013
STANDAR
PROSEDUR dr. Arhwinda Pusparahaju A,Sp. KFR, MARS.
OPERASIONAL
9. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis Indonesia
KEBIJAKAN Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang Struktur Organisasi Rumah
Sakit Baptis Batu.
1) Pasien datang di Instalasi Gawat Darurat RS. Baptis Batu.
2) Setelah dokter jaga melakukan Triase, dengan hasil Triase adalah
pasien Gawat Darurat maka:
Pasien dibawa ke ruang resusitasi. Dikelola sesuai Protap Resusitasi
Jantung Paru bila disertai henti jantung dan/atau Paru.
Pasien Gawat tidak darurat perlu dipantau kegawatannya sesuai
Prosedur Tetap Pemantauan Kegawatan Pasien
3) Dokter melakukan anamnesa (Auto/ Allo Anamnese) dan
pemeriksaan pada pasien serta melakukan tindakan/ pengobatan
pada pasien dengan dibantu oleh perawat IGD.
4) Bila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang, dilakukan
pemeriksaan penunjang.
PROSEDUR 5) Bila dokter jaga IGD tidak mampu menangani pasien sedangkan
pasien memerlukan penangan segera, maka dokter jaga IGD segera
memanggil/ menghubungi dokter jaga konsulen (dokter ahli) terkait
sesuai dengan Prosedur Tetap Memanggil Dokter Jaga Konsulen di
IGD RS.Baptis Batu.
6) Rekam Medik pasien diisi oleh petugas IGD dan dokter jaga IGD.
7) Pasien dengan permohonan Visum Et Repertum dilakukan sesuai
dengan Prosedur Tetap melakukan Visum Et Repertum .
8) Dokter memberikan informasi kepada pasien mengenai:
a) Penyakit pasien;
b) Tindakan medik yang akan dilakukan;
c) Kemungkinan penyulit tindakan tersebut ;
d) Alternatif terapi lainnya; Prognosanya
1. Pendaftaran.
2. Instalasi Laboratorium.
3. Instalasi Radiologi.
4. Instalasi Rawat Inap.
UNIT TERKAIT
5. Instalasi Farmasi.
6. Instalasi Kamar Operasi.
7. Dokter Konsulen.
8. Kamar Jenasah.

Anda mungkin juga menyukai