Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIK SOP

KESEHATAN
PEMASANGAN OROPHARINGEAL AIRWAY (OPA)
DEPKES KALTIM

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen
1/5 Poltekkes Depkes Kaltim

Jl. W. Monginsidi
No. 38 Samarinda
1. Untuk menjaga kepatenan jalan nafas pasien
1 Tujuan
2. Memudahkan penghisapan lendir
Indikasi : Untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka, pada pasien
tidak sadar, tidak ada reflek muntah, tidak mampu dengan
Ruang
2 pembebasan jalan nafas manuver manual
Lingkup
Kontra indikasi : pasien sadar, reflek muntah positif

Prasenohadi. 2010. Manajemen Jalan Napas; Pulmonologi Intervensi dan Gawat


3 Acuan
Darurat Napas. Jakarta: FK UI.
Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah cara yang ideal untuk
4 Definisi mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi terhambat oleh lidah
pasien yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi.
5 Prosedur KOMPONEN Ya Tdk
Fase Orientasi
1. Salam terapetiuk
2. Evaluasi/ validasi kondisi pasien
3. Kontrak : topik, waktu/tempat

Fase kerja
Persiapan Alat
1. Mayo / Guidel / oropharyngeal tube sesuai kebutuhan
2. Sarung tangan
3. Gunting dan Plester
4. Bengkok
5. Tounge spatel
6. Kassa steril
7. Suction
8. Selang penghisap

Persiapan pasien
1. Mengkaji pasien terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Menjelaskan prosedur pemasangan Oropharingeal airway
4. Melakukan inform consent
5. Menyiapkan pasien dalam posisi nyaman sesuai kebutuhan ,
yaitu posisikan klien terlentang

Cara Kerja
1. Cuci tangan, gunakan sarung tangan.
2. Membuka mulut pasien, tahan dengan menggunakan tongue
spatel
3. Bersihkan mulut dengan kassa steril menggunakan ujung
penyedot faring yang kaku (Yaunker), bila memungkinkan
pilihlah ukuran airway yang sesuai dengan pasien. yaitu
dengan menempatkan OPA di samping wajah, dengan ujung
OPA pada sudut mulut, ujung yang lain pada sudut rahang
bawah. Bila OPA diukur dan dimasukkan dengan tepat, maka
OPA akan tepat sejajar dengan pangkal glotis. Ukuran yang
tersedia :
a) Dewasa besar = 100 cm (Guedel no.5)
b) Dewasa sedang = 90 cm (Guedel no.4)
c) Dewasa kecil = 80 cm (Guedel no.3)
d) Anak-anak = Guedel no.1 dan no.2
4. Buka mulut pasien dengn manuever chin lift atau teknik
crossed finger
5. Masukkan oropharing tube dengan mengikuti salah satu cara
dibawah ini :
a. Balik oropharing tube sehingga bagian atasnya
menghadap kemuka atau ke palatum. setelah masuk
dinding posterior pharing lalu putar oropharingeal tube
180º sampai posisi ujung mengarah ke oropharing.
b. Gunakan penekan lidah , gerakkan lidah keluar untuk
menghindari terdorong ke belakang masuk faring
posterior. Masukkan oropharing tube oral ke dalam
posisi
yang seharusnya dengan bagian atas masuk kebawah dan
tidak perlu diputar.

6. Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas


dengan segera dan masukkan kembali.
7. Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester
tanpa menutup lubang oropharing tube.
8. Berikan posisi yang nyaman.
9. Rapikan pasien
10. Rapikan alat
11. Lepas handschoen
12. Perawat cuci tangan

Fase terminasi
1. Evaluasi respon klien :
2. Evaluasi subjektif
3. Evaluai subjektif
4. Tindak lanjut klien
5. Kontrak : topik/ waktu/ tempat

Sikap :
1. Tenang
2. Bekerja dengan cepat dan cermat
3. Bersikap sopan dan menjaga privasi pasien
4. Peka terhadap reaksi-reaksi klien (reaksi takut, sakit, dsb)

Catatan :

Anda mungkin juga menyukai