1. PRIMAY SURVEY
Primay survey mengatur pendekatan ke klien sehingga ancaman kehidupan segera dapat
secara cepat diidentifikasi dan tertanggulangi dengan efektif. Primary survey berdasarkan
standar “ABC “ memonic dengan “D” &”E” ditambah untuk klien trauma :airway/spinal
servikal (A: jalan nafas) , breating (B: pernafasan), circulation (C: sirkulasi), disability (D:
ketidakmampuan ), dan exposure (E: paparan). Usaha resusitasi terjadi secara simultan
dengan setiap elemen dari primary survey ini (cummins, 2003, dalam ignatavicius,2006).
Akses intravena secara baik dicapai melalui insersi jalur intravena jarum besar pada
antekubital fossa (lekukan siku ). Akses tambahan dapat dicapai melalui ven asentral
disis femoralis, subclavia, atau jugularis menggunkan jarum besar (≥8,5)skateter vena
sentral. Cairan resusitasi pilihan adalah ringer’s lactate dan salin normal 0.9 %. Cairan
dan produk darah harus dihangatkan sebelum pemberian untuk mencegah hipotermia.
D. Disability (ketidakmampuan)
Pengkajian disability memberikan pengkajian dasar cepat status neurologis. Metoda
mudah untuk mengevaluasi tingkat kesadaran adalah degan “AVPU” innemonic:
A :Alert ( waspada )
V :Responsive to voice (berespon terhadap suara)
P :Rensponsive to pain (berespon terhadap nyeri)
U :Unresponsive (tidak ada respon)
Pengkajian lain tentang tingkat kesadaran yang mengukur secara obyektif dan
diterima luas adalah glasgow coma scale (GCS), yang menilai buka mata, respon
verbal, dan respon motorik. Skor terendah adalah 3, yang mengindikasi tidak
responsifnya klien secara total;GCS normal adalah 15. Abnormalitas metabolik,
hipoksia, trauma neurologis dan intoksikasi dapat mengganggu tingkat kesadaran.
GSC (Glasgow Coma Scale) adalah sistem skoring yang sederhana untuk menilai tingkat
kesadaran pasien.
a. Menilai “eye opening” penderita (skor 4-1)
Perhatikan apakah penderita :
Membuka mata spontan
Membuka mata jika dipanggil,diperintah atau dibangunkan
Membuka mata jika diberi rangsangan nyeri (dengan menekan ujung kuku jari
tangan)
Tidak memberikan respon
b. Menilai “best verbal response” penderita (skor 5-1)
Perhatikan apakah penderita :
Orientasi baik dan mampu berkomunikasi
Disorientasi atau bingung
Mengucapkan kata-kata tetapi tidak dalam bentuk kalimat
Mengerang (mengucapkan kata -kata yang tidak jelas artinya)
Tidak memberikan respon
E. Exposure ( paparan )
membuka baju penderita, tetapi cegah hipotermia Merupakan bagian akhir dari
primary survey, penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, kemudian nilai pada
keseluruhan bagian tubuh. Periksa punggung dengan memiringkan pasien dengan cara
log roll. Selanjutnya selimuti penderita dengan selimut kering dan hangat, ruangan
yang cukup hangat dan diberikan cairan intra-vena yang sudah dihangatkan untuk
mencegah agar pasien tidak hipotermi.
2. Secondary Survey
Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang dilakukan secara head
to toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi
pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai
membaik.
1) Anamnesis
Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang
merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien meliputi keluhan
utama, riwayat masalah kesehatan sekarang, riwayat medis, riwayat keluarga, sosial,
dan sistem. Pengkajian riwayat pasien secara optimalharus diperolehlangsung
daripasien, jika berkaitan dengan bahasa, budaya,usia, dan cacatatau
kondisipasienyang terganggu, konsultasikan dengan anggota keluarga, orang terdekat,
atau orang yang pertama kali melihat kejadian.
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien dan
keluarga (Emergency Nursing Association, 2007):
A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester, makanan).
M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang menjalani
pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis, atau penyalahgunaan obat.
P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang pernah
diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obat-obatan herbal)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi berapa jam
sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi termasuk dalam komponen ini)
E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian yang
menyebabkan adanya keluhan utama)
Selain itu apat dilakukan pengkajian PQRST saat pasien mengeluhkan nyeri, adapun
pengkajian PQRS adalah :
P (Provokes/palliates) : apa yang menyebabkan nyeri? Apa yang membuat nyerinya
lebih baik? apa yang menyebabkan nyerinya lebih buruk? apa yang anda lakukan saat
nyeri? apakah rasa nyeri itu membuat anda terbangun saat tidur?
Q (Quality): bisakah anda menggambarkan rasa nyerinya? apakah seperti diiris,
tajam, ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremas? (biarkan pasien
mengatakan dengan kata-katanya sendiri.
R (Radiates) : apakah nyerinya menyebar? Menyebar kemana? Apakah nyeri
terlokalisasi di satu titik atau bergerak?
S (Severity): seberapa parah nyerinya? Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak ada
nyeri dan 10 adalah nyeri hebat
T (Time) : kapan nyeri itu timbul? Berapa lama nyeri itu timbul? Apakah terus
menerus atau hilang timbul? apakah pernah merasakan nyeri ini sebelumnya? apakah
nyerinya sama dengan nyeri sebelumnya atau berbeda