TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan penentuan level triase
pasien IGD menurut Emergency Severity Index(ESI)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar ESI
2. Melakukan penentuan ESI level 1
3. Melakukan penentuan ESI level 2
4. Melakukan penentuan ESI level 3, 4, dan 5
5. Melakukan pemeriksaan tanda vital dalam triase menurut ESI
6. Melakukan triase pediatrik menurut ESI
PERMENKES RI NO.4 TH. 2018 TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN
PASIEN - PASAL 7
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan
gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya, meliputi triase dan tindakan penyelamatan nyawa (life
saving) atau pencegahan kecacatan.
PENGERTIAN TRIASE
Triase adalah pemeriksaan awal atau skrining secara cepat
terhadap semua pasien yang datang ke IGD untuk
mengidentifikasi status kegawatdaruratannya dan prioritas
penanganan yang harus segera ditindaklanjuti dengan
pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan medisnya.
(Permenkes RI No.4 tahun 2018)
TUJUAN TRIASE DALAM DUNIA
KESEHATAN MODERN
1. Identifikasi pasien gawat darurat secara cepat
2. Menangani pasien sesuai prioritas kegawatdaruratan
3. Menempatkan pasien sesuai prioritas kegawatdaruratan
4. Optimalisasi sumberdaya
5. Mempercepat akses ke penanganan definitif
MENURUT PERMENKES RI NO. 47 TAHUN 2018 TENTANG
PELAYANAN KEGAWATDARURATAN, PROSEDUR TRIASE
DI IGD MELIPUTI :
Pasien datang diterima tenaga kesehatan di IGD Rumah Sakit
Di ruang triase dilakukan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatdaruratannya oleh tenaga kesehatan dengan
cara :
• Menilai tanda vital dan kondisi umum pasien
• Menilai kebutuhan medis
• Menilai kemungkinan bertahan hidup
• Menilai bantuan yang memungkinkan
• Memprioritaskan penanganan definitif
ASESMEN TRIASE CEPAT
ASESMEN ASESMEN
SUBJEKTIF OBJEKTIF
ASESMEN OBJEKTIF
Anamnesis cepat, terfokus, dan simultan dengan asesmen objektif
Fokus Asesmen
• Keluhan utama
• Kejadian pemicu
• Waktu timbulnya keluhan
• Mekanisme cedera
• Riwayat penyakit relevan
• Faktor risiko
ASESMEN OBJEKTIF
Penilaian visual, pemeriksaan fisik/ tanda vital singkat
Fokus asesmen
A – Obstruksi
B – Henti napas, distres respirasi
C – Henti jantung, syok, dehidrasi, perdarahan
D – Penurunan kesadaran, defisit neurologis, nyeri
Asesmen Triase
Cepat
ASESMEN
PRIORITAS
SUBJEKTIF PENANGANAN
KEPUTUSAN
TRIASE
PRIMER
ASESMEN
OBJEKTIF DISPOSISI
DISPOSISI TRIASE
Berdasarkan hasil skrining dan asesmennya, petugas triase
mengarahkan pasien ke area penanganan IGD yang sesuai dan
menyerahkan tanggung jawab penanganan pasien tersebut
kepada tim jaga IGD lainnya sesuai pedoman pelayanan yang
berlaku di IGD.
Ruang resusitasi
Ruang
dekontaminasi
Ruang isolasi
Ruang khusus
Ruang tunggu
Dll
ALGORITMA TRIASE ESI
A. Apakah pasien memerlukan intervensi
life-saving segera?
B. Apakah pasien dalam kondisi :
berisiko tinggi? kebingungan/
letargis/ disorientasi? nyeri/ distres
berat?
C. Berapa jenis sumberdaya yang
dibutuhkan pasien?
D. Bagaimana tanda vital pasien?
ESI LEVEL 1
Pasien yang critical ill (kondisi tidak stabil)
Tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi
Memerlukan intervensi life saving SEGERA
• Apneu
• Nadi tak teraba
• Terintubasi
• Distres respirasi berat SpO2 < 90 %
• Hanya merespon nyeri atau tidak ada respon (akut)
CONTOH KASUS ESI LEVEL 1
Henti jantung
Henti napas
Distres respirasi berat
Gagal napas
Pasien yang terintubasi
Desaturasi oksigen dengan SpO2 < 90 %
Syok/ hipoperfusi (karena sebab apapun)
Reaksi anafilaksi
Aritmia tak stabil
Kejang (sedang berlangsung)
Koma dengan onset akut (karena sebab apapun)
CONTOH KASUS ESI LEVEL 1 PADA
PEDIATRI
• Henti napas/ henti jantung
• Cedera kepala berat dengan hipoventilasi
• Kejang (aktif)
• Tidak ada respon
• Penurunan kesadaran dengan rash petekie
• Gagal napas
• Syok/sepsis dengan tanda hipoperfusi
• Reaksi anafilaksi
TINDAKAN
LIVE-SAVING
MENURUT ESI
MANA YANG MEMERLUKAN TINDAKAN
LIFE SAVING?
SpO2 < 90 Nyeri dada khas angina dengan
tekanan darah 70/palp
Pasien trauma yang mengalami koma
Sinkop, nadi = 30/mnt
Kolik renal
Nadi 124/mnt, demam, tekanan
Eskaserbasi asma derajat sedang darah 130/90
Distres respirasi berat dengan napas Edema laring
gasping
Pasien yang datang terintubasi
Bradikardi dengan tanda syok
Fraktur terbuka pada cruris, Nadi
Hemiparese, suspek stroke 96/mnt, teraba kuat
Hipotensi tanpa tanda syok Pasien kejang
ESI LEVEL 2
Tidak memenuhi kriteria ESI level 1
Harus segera ditempatkan di ruang pemeriksaan /
tindakan IGD untuk segera ditangani oleh dokter
Waktu sampai diperiksa oleh dokter ≤10 menit
KRITERIA ESI LEVEL 2
RESIKO TINGGI
KEBINGUNGAN/
LETARGIS/ DISORIENTASI
Laki-laki 22 tahun, nyeri abdomen kanan bawah, skor nyeri 5/10, mual dan muntah.
Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : pemberian cairan intravena,
pemeriksaan laboratorium, pemberian obat injeksi, rujuk / konsultasi spesialis, dsb
CONTOH KASUS ESI LEVEL 4
Anak perempuan 12 tahun, klinis baik, dengan vulnus laceratum sekitar 2 cm
pada ibu jari tangan kanan. Gerakan jari yang terluka masih baik.
Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : jahit luka
Wanita 29 tahun, nyeri saat kencing, tidak demam, klinis tampak baik.
Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : urinalisis
CONTOH KASUS ESI LEVEL 5
Laki-laki 52 tahun, tanpa keluhan, tekanan darah 150/90 mmHg, klinis baik
Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : tidak ada
Anak laki-laki 10 tahun, klinis baik, tangan kiri gatal dan nyeri karena gigitan
serangga
Prediksi jenis sumber daya yang diperlukan : tidak ada
“BETTER OVERTRIAGE THAN UNDERTRIAGE”
TERIMA KASIH