Anda di halaman 1dari 11

Makalah Model Pelayanan Kebidanan

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Khusus

Mata Kuliah Konsep Kebidanan

Disusun Oleh:

Sasmita Dyah Larasati 155070600111005

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalah Model Pelayanan Kebidanan dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya.
Penulis sangat berharap Makalah Model Pelayanan Kebidanan ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Proposal Tugas Akhir ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya
kritik, saran demi perbaikan Proposal Tugas Akhir yang telah penulis buat di
masa yang akan datang.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada awal abad ke 20 muncul perdebatan yang dikenal dengan “masalah
kebidanan”. Perubahan paradigm asuhan pada ibu hamil dan bersalin
berpengaruh pada perkembangan ilmu kedokteran pada masa itu. Selama masa
itu, sekolah kedokteran mulai memasukkan mata kuliah obstetric kedalam
kurikulumnya. Selanjutnya obstetric menjadi profesi spesialis kedokteran
(Atik, 2008).
Perdebatan-perdebatan terus bermunculan pada tahun 1930. Banyak yang
menginginkan praktik kebidanan seharusnya ditiadakan. Sehingga munculnya
peraturan perizinan terkait pelayanan kebidanan (Atik, 2008).

Pelayanan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang


bergerak dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan
pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak (Yanti,2015).

Pada pelayanannya, terdapat pengorganisasian dalam pelayanan


kebidanan, antara lain pelayanan kebidanan primer, kolaborasi, dan rujukan.
Seluruh tanggungjawab tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Pelayanan tersebut dimulai sejak
masa remaja hingga menopause (Yanti,2015).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi Pelayanan Kebidanan?
2. Apa saja model pelayanan kebidanan?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan definisi pelayanan kebidanan
2. Mampu menjelaskan model pelayanan kebidanan
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan peenjelasan serta tambahan
pengetahuan dan wawasan tentang
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bidan dan Pelayanan Kebidanan


Berdasarkan terminologinya, Mid = dengan, wif = a woman = seorang
wanita, Midwife = with a woman = dengan seorang wanita. Menurut
International Federation of Gynecologi and Obstetric (FIGO) dan International
Confideration of Midwifes (ICM), bidan adalah seseorang yanngtelah diakui
secara regular dalam program pendidikan bidan, diakui oleh Negara dimana
dia ditempatkan, telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan mendapat
kualifikasi untuk didaftarkan dan atau diizinkan secara hukum/sah untuk
melaksanakan praktik (Yanti, 2015).
Di Indonesia sendiri, bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan kebidanan yang telah diakui pemerintah dan
telah lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan memperoleh
kualifikasi untuk registrasi dan memperoleh izin untuk melaksanakan praktik
(Atik, 2008).
Pelayanan kebidanan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang
bergerak dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan
pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
diberikan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak (Yanti,2015).
Pengorganisasian pelayanan kebidanan:
a. Pelayanan kebidanan primer, merupakan tanggung jawab bidan
sepenuhnya dalam memberikan pelayanan, antara lain:
 Berpegang pada keyakinan informasi klien untuk melindungi hak
privasi dan menggunakan keadilan dalam berbagi informasi.
 Bertanggung jawab terhadap segala keputusan dan tindakannya.
 Dapat menolak hal yang berawanan dengan moral.
 Memahami konsekuensi yang terjadi apabila terjadi pelanggaran
kode etik dan berusaha untuk menghindari pelanggaran ini.
 Mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan dalam bidang
kesehatan untuk meningkatkan kesehatan semua wanita dan
pasangan usia subur.
b. Pelayanan Kebidanan Kolaborasi merupakan pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sebagai anggota tim yang dilakukann secara bersama-sama dan
sesuai dengan urutan dan proses pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan Kebidanan Rujukan merupakan pelayanan yang dilakukan oleh
bidan dalam merujuk ke system pelayanan kesehatan yang lebih tingga
atau sebaliknya, system rujukan ini dapat dilakukan secara vertical
maupun horizontal.
Seluruh pelayanan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta kesehatan masyarakat (Yanti, 2015).

2.2 Model Pelayanan Kebidanan


Model pelayanan berfokus pada kehamilan dan kelahiran. Model
pelayanan persalinan menurut ICM meliputi:
 Melindungi kesehatan dan hak-hak perempuan dan bayi baru lahir
 Menghormati dan percaya akan kemampuan seorang perempuan dalam
persalinan
 Mennjelaskan dan mengajurkan persalinan tanpa tindakan pada
persalinan normal
 Memberikan informasi yang tepat dan mengajak klien dalam
partisipasi pengambilan keputusan
 Memberdayakan perempuan untuk bertanggung jawab atas kesehatan
mereka dan keluarga mereka
 Berlatih dalam konsultasi dan kolaborasi bersama tenaga medis yang
lain dalam pelayanan kebutuhan wanita, bayi, keluarga dan komunitas
 Mempertahankan kompetensi sebagai seorang bidan
 Bertanggung jawab untuk pengembangan asuhan kebidanan, mendidik
generasi baru
Resume Jurnal dan Analisis Jurnal
Judul: A Midwifery Model of Woman-Centred Childbirth Care – In Swedish and
Icelandic Settings
Author: Marie Berg, Ólöf Asta Ólafsdóttir, Ingela Lundgren
Tahun: 2012
Penerbit: Elsevier

Introduction
Pada pelayanan kebidanan atau pelayanan maternitas, terdapat dua kunci
yang ada pada persalinan, yaitu pendekatan fisio-sosial dan medis-teknis. Pertama
persalinnan di anggap sebagai hal social yang normal yang terjadi dalam suatu
keluarga yang tidak dapat di ganggu. Kedua, persalinan dianngggap sebagai suatu
resiko yang membutuhkan penanganan. Dengan adanya kesadaran masyarakat
bahwa persalinan membutuhkan suatu pertolongan, pertolongan persalinan secara
modern telah diakui.
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Selandia Baru, Swedia dan
Islandia telah meningkatkan pengetahuan tentang model pelayanan kebidanan.

Metode

Desain riset dan pengumpulan data


Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Data yang diambil
adalah data yang ditemukan dari publikasi penelitian kualitatif sebelumnya yang
berfokus pada perempuan atau pengalaman bidan dalam pertolongan persalinan
dan perawatan persalinan di Sweden dan Islandia. Data yang diambil adalah 12
kuisioner, 8 wawancara dengan perempuan, 2 wawancara dengan bidan.

Pengaturan penelitian
Islandia dan Sweden merupakan negara kecil, dengan jumlah penduduk
yang banyak. Jumlah kelahiran di Islandia sebanyak 5000 kelahiran pertahun,
dengan 70% persalinan dilakukan di rumah sakit di ibukota. Di negara Sweden
dan Islandia, antenatal care yang dilakukan oleh bidan telah menggunakan system
pelayanan primer. Dan mendapat pelayanan di rumah sakit aabila terdapat
komplikasi. Bidan juga bekerja secara tim dalam pelayanannya.

Analisis Data
Untuk wawancara dengan bidan, peneliti mengundang 34 bidan yang ada
di Swedia dengan berbagai pengalaman. Dari 34 bidan yang di undang, ada 30
bidan yang hadir dan dibagi menjadi 6 kelompok diskusi

Temuan
Berdasarkan diskusi didapatkan makna dari model pelayanan kebidanan
 Hubungan timbal balik
Dalam hubungan timbal balik, bidan perlu memahami perempuan.
Kehadiran seorang bidan dalam persalinan dapat mendukung dan
membimbing perempuan, dimana akan tercipta saling percaya sesama
perempuan. Pengakuan atas kemampuan perempuan dalam persalinan juga
akan membuat perempuan memiliki tanggungjawab terhadap dirinya.
Komunikasi yang baik juga merupakan bentuk partisipasi klien.
 Suasana persalinan
Suasana tenang yang ada di dalam ruangan membuat ibu hamil tidak akan
merasa takut dalam proses persalinan. Lingkungan yang aman dan dapat
dipercaya akan membuat ibu hamil mudah untuk bekerja sama.
 Budaya dan norma
Pada saat persalinan bidan harus selalu berada di sisi ibu untuk
memberikan dukungan sesuai denngan kebutuhannya. Pada perawatan
yang berbentrokan dengan budaya, bidan harus dapat mmenempatkan diri

Diskusi
Model pelayanan kebidanan yang ada di Swedia dan Islandia memiliki
kesamaan dengan yang dijelaskan oleh ICM. Model ini juga memiliki kesamaan
dengan model asuhan kebidanan sebelumnya. Terutama pada hubungan kebidanan
seperti hubungan timbal balik, kehadiran, dan pemberdayaan. Pentingnya suasana
persalinan juga akan memberikan pengalama yang positif bagi ibu.
Kelebihan
Dapat menjadi contoh pelayanan kebidanan di Negara-negara lain
Kekurangan
Penerapan model pelayanan kebidanan sangat membantu persalinan menjadi
lancer, akan tetapi seringkali budaya dan norma masih menjadi permasalahan
terutama di Negara yang kurang maju.

Saran
Bidan mampu mengambil keputusan yang tepat disaat ada suatu hal yang dapat
mengganggu persalinan
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Penerapan model pelayanan kebidanan sangat penting dalam menciptakan
suasana baik dengan ibu hamil dan dapat mendukung persalinan yang lancer
sehingga terwujud kesejahteraan ibu dan bayi.

Daftar Pustaka
Atik,Purwandari.2008.Konsep Kebidanan: Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta:
EGC
Berg,M.,et al.2012. A Midwifery Model of Woman-Centred Childbirth Care – In
Swedish and Icelandic Settings.Sexual & Reproductive Healthcare,3(2),79-87
Yanti,Efrida.2015.Modul Mata Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta:
Deepublish

Anda mungkin juga menyukai