Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

MODEL PRAKTIK DALAM KONTEKS NASIONAL DAN


GLOBAL PENGUKURAN KUALITAS DAN MUTU
ASUHAN

Dosen Pengampu :
Dwi Pratiwi Kasmara S.keb.Bd.M.Keb

Disusun Oleh :

Riwani AMd.Keb
Prodi : S1 Kebidanan (Transfer)

22152011015

STIKES SENIOR MEDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TA : 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan pengetahuan
serta
kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan mengadopsi dari beberapa model
lainnya
berdasarkan teori-teori yang sudah adasehingga tercipta sebuah model kebidanan sesuai
dengan
filosofi kebutuhan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun wanita dan keluarga sebagai
fokus pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidandalam
memberikan asuhan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu partnership dalam
asuhan
kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidananakan memberikan sumbangan yang
berarti
dalam menurunkan angka kematian ibudan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya
preventif dan promotif.
Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa modelnegara dengan
berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dariteori dan model yang
bersumber
dari masyarakat. Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan
pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam
pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkanangka kesakitan, trauma persalinan,
kematian,
dan kejadian seksio sesaria pada persalinan.

1. 2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Model Praktik Kebidanan Nasional
2. Bagaimana Model Praktek Kebidanan Luar Negeri
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Model praktek dalam konteks nasional dan global.
2. Untuk mengetahui Pengukuran kualitas dan mutu asuhan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini ,yaitu:
Agar peneliti dapat mengetahui Model praktek dalam konteks nasional dan global serta
Pengukuran kualitas dan mutu asuhan pada profesi kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Praktik Kebidanan Nasional
Adapun model praktik kebidanan nasional adalah sebagai berikut:
a. Primary Care
b. Continuity of care
c. collaborative care
d. Partnership

A. Pelayanan Primer
Kehamilan dan persalinan adalah kehidupan-tahap normal bagi kebanyakan perempuan,
dengan
asuhan tambahan yang sesuai dan tersedia untuk para perempuan yang memerlukannya.
Adapun
Prinsip asuhan primer adalah sebagai berikut:
- Asuhan Kesinambungan.
- Manajemen & dan pelayanan oleh komunitas.
- Sifatnya Umum, mudah diakses, dan adil.- Bekerja sama dengan masyarakat lokal.
Contoh Pelayana Kebidanan di Indonesia:
• Di Klinik Pratama.
• Di Puskesmas.
• Polindes.
• PMB (Praktik Mandiri Bidan).

B. Collaborative Care
Adapun contoh Collaborative Care adalah sebagai berikut:
• Inter profesional
• Pelayanan RS
• Pelayanan di Puskesmas
• Di rumah
• Polindes

C. Partnership dalam praktik kebidanan.


Partnership model yang mengimplementasikan philosophy kebidanan terhadap apa yang
dikerjakan bidan. “Partnership merupakan asuhan yang sifatnya saling berbagi antara bidan
dengan perempuan Dalam Partnership care tercipta: ′′ Kepercayaan ′′ Kebersamaan dalam
pengambilan keputusan ′′ Berbagi tanggung jawab ′′ Ada negosiasi ′′ Saling mengerti.
Partnership
menunjukkan profesional status dan bidan.
Adapun ciri ciri praktek Profesional Bidan adalah sebagai berikut:
a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan (skill) yg cukup utk mempraktekkan profesinya
b. Memiliki pengetahuan cukup luas pada masalah sosial utk mlaksanakan praktek
profesionalnya dalam konteks kemasyarakatan & mempunyai kemampuan leadership.
c. Memiliki semangat terus belajar untuk meningkatkan keterampilan &
pengetahuan profesionalnya.
d. Mampu dalam melaksanakan atau mengintegrasikan riset untuk meningkatkan
pengetahuan & keterampilannya.
D. Pelayanan Kebidanan Luar Negeri

A. Amerika
Tahun 1979 : - Badan pengawasan obat Amerika mengatakan bahwa ibu bersalin yang
menerima
anaesthesi dalam dosis tinggi telah melahirkan anak-anak yang mengalami kemunduran
perkembangan psikomotor - Pernyataan ini membuat : 1. Masyarakat mulai tertarik dengan
proses persalinan alamiah 2. Persalinan dilakukan di rumah 3. Memacu peran bidan
Tahun 1980-an : - ACNM membuat alternative dalam pelayanan persalinan dan mengubah
pernyataan negative tentang homebirth - Dibuat legalisasi tentang praktek professional bidan,
sehingga membuat bidan menjadi profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan
membutuhkan
organisasi yang mengatur organisasi tersebut.
Tahun 1982 : - MANA (Midwive Alliance of North America) dibetuk untuk meningkatkan
komunikasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi
bidan. - Negara Arizona, bidan mempunyai tugas khusus yaitu melahirkan bayi. Untuk
perawatan selanjutnya merawat bayi dan memberikan injeksi bukan lagi tugas bidan, hanya
dilakukan jika diperlukan.
Tahun 1980 : Bidan menangani 1,1% persalinan dan tahun 1994 : 5,5% ¬ Tahun 1988 Angka
SC
menurun 25% dan menjadi 21% tahun 1995
Tahun 1989 Penggunaan forcep menurun 5,5% dan menjadi 3,8% tahun 1994 -
Hambatan-hambatan yang dirasakan oleh Bidan Amerika saat ini antara lain:
1.Ada banyak undang-undang baru, direct entry midwive dianggap ilegal
2. Lisensi praktek berbeda antar Negara, tidak ada standar praktek nasional sehingga tidak
ada
definisi yang jelas tentang bidan yang telah terdidik dan memiliki standar kompetensi yang
sama
3. Sedikit data tentang direct entry midwive dan persalinan oleh bidan.
4. Kritik tajam dari profesi medis kepada direct entry midwive - Pendidikan kebidanan
biasanya
berbentuk praktek lapangan - Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan
selama 4 tahun dan praktek lapangan selama 2 tahun tapi biaya sangat mahal. - Kebidanan
memiliki sebuah organisasi untuk membentuk standart, menyediakan sertifikat dan membuat
ijin praktek. - Saat ini, America merupakan Negara yang menyediakan perawatan maternitas
termahal di dunia, tetapi paling buruk dalam hal perawatan antenatal dibandingkan dengan
Negara insdustri lainnya.

E. Pelayanan Kebidanan di dalam negeri

Perkembangan pendidikan dan pelayanan kebidanan di Indonesia tidak terlepas dari masa
penjajahan Belanda, era kemerdekaan, politik/ kebijakan pemerintah dalam pelayanan dan
pendidikan tenaga kesehatan, kebutuhan mesyarakat serta kemajuan ilmu teknologi
Tahun 1807 : Diadakan pelatihan dukun dalam pertolongan persalinan, tapi tidak berlangsung
lama karena tidak ada pelatih bidan
Tahun 1849 : Dibuka pendidikan dokter Jawa di Batavia dan pendidikan bidan bagi wanita
pribumi oleh dr W Bosch
Tahun 1851 Lulusan bidan bekerja di RS dan di masyarakat
Tahun 1952 Diadakan pelatihan bidan secara formal untuk meningkatkan kualitas
pertolongan
persalinan dan kursus untuk dukun masih berlangsung hingga sekarang dan yang
memberikan
kursus adalah bidan.
Tahun 1953 : Diadakan kursus tambahan bidan di Yogyakarta diiringi dengan didirikannya
BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) dimana bidan sebagai penanggung jawab pelayanan
keadaan masyarakat yaitu ANC, PNC, pemeriksaan bayi, pertolongan persalinan di rumah
dan
kunjungan rumah sebagai tindak lanjut pasca persalinan.
Tahun 1957 : BKIA berubah menjadi Puskesmas dengan pelayanan yang lebih terintegrasi,
dimana bidan berfungsi
1. memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB
2. memberikan pelayanan di luar gedung puskesmas yaitu di rumah keluarga dan di posyandu
:
pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, imunisasi, gizi dan kesehatan lingkungan.
Tahun 1990 : Pelayanan kebidanan diberikan secara merata sesuai dengan kebutuhan di
masyarakat Tahun 1992 : Melalui Instruksi Presiden pada sidang kabinet tentang perlunya
mendidik bidan untuk penempatan bidan di desa.
Tahun 1994 : - Bertitik tolak dari Konferensi Kependudukan Dunia di Kairo, menekankan
pada
reproduktif health dan memperluas area garapan pelayanan bidan :
1. Safe motherhood termasuk bayi baru lahir dan perawatan abortus.
2. Familly planning.
3. PMS termasuk infeksi saluran alat reproduksi.
4. Kesehatan reproduksi remaja.
5. Kesehatan reproduksi pada orang tua.
Kewenangan bidan diatur melalui Peraturan Menteri yang selalu berubah-ubah, dimulai
dari:
1. Permenkes no 5380/IX/1980 terbatas pada pertolongan persalinan secara mandiri
2. Permenkes no 363/IX/1980 diubah menjadi no 623/1989 wewenang bidan dibagi
dua yaitu umum dan khusus.
3. Permenkes no 572/VI/1996, mengatur tentang registrasi praktek bidan,
dalamwewenang mencakup:
a. Pelayanan kebidanan yang meliputi pelayanan ibu dan anak
b. Pelayanan Keluarga Berencana
c. Pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Kepmenkes no 900/ Menkes/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
Adapun Beberapa Macam Model Kebidanan
1. Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan.
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu :
Ibu dalam keluarga
Konsep kebutuhan
Partnership
Faktor Kedokteran dan keterbukaan
2. Model medical
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami
proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai kerangka kerja untuk
pemahaman dan tindakan dalam praktek kebidanan.
3. Model sehat untuk semua (Health For All-HFA)
Model ini dicetuskan oleh WHO dalam Deklarasi Alma Atta tahun 1978. Fokus pelayanan
ditujukan pada wanita, keluarga dan masyarakat serta sebagai sarana komunikasi dari bidan-
bidan negara lain. Tema HFA menurut Euis dan Simmet (1992) :
- Mengurangi ketidaksamaan kesehatan
- Perbaikan kesehatan melalui usaha promotif dan preventif - Partispasi masyarakat
- Kerjasama yang baik pemerintah dengan sector lain yang terkait
- Primary Health Care (PHC) sebagai dasar pelayanan utama dari sistem pelayanan
kesehatan.
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang didasarkan pada metode dan teknologi
praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima oleh individu, keluarga dan masyarakat melalui
partisipasi mereka, serta dengan biaya yang terjangkau oleh mnasyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self
reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Dari model HFA dan definisi PHC terdapat lima konsep (WHO, 1998) :
Hak penentuan kesehatan oleh cakupan populasi universal dengan penyedia asuhan
berdasarkan
kebutuhan. Pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dimana pelayanan dapat
memenuhi segala macam tipe-tipe kebutuhan yang berbeda harus disediakan dalam satu
kesatuan
(semua pelayanan dalam satu tempat).Pelayanan harus efektif, dapat diterima oleh norma,
dan
pelayanan harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelayanan harus dimonitor dan
diatur secara efektif. Komunitas harus terlibat dalam pengembangan serta penentuan asuhan
kesehatan merupakan tanggung jawab semua komunitas dan kesehatan dipandang sebagai
faktor
yang berperan untuk pengembangan seluruh lapisan masyarakat. Model sehat untuk semua
ini
tidak dapat bergantung pada pelayanan kesehatan saja tetapi juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti : perumahan, polusi lingkungan, persediaan rnakanan dan metode
pubikasi.Delapan
area untuk mencapai kesehatan bagi semua melalui PHC, delapan area ini adalah :
- Pendidikan tentangmasalah kesehatan umum & metode pencegahan
dan pengontrolannya
- Promosi kesehatan tentang persediaan makanan dan nutrisi yang layak
- Persediaan air yang sehat dan sanitasi dasar yang adekuat dan Persediaan obat-obat
essensial
- Kesehatan ibu dan anak, Imunisasi dan KB
- Pencegahan dan pengawasan penyakit endemic
- Pengontrolan yang tepat terhadap kecelakaan dan penyakit umum
4. Model sistem maternitas di komunitas yang ideal University of Southeer Queensland
Model kurikulum konseptual patnership dalam praktek kebidanan berdasarkan pada model
pelayanan kesehatan dasar. Patnership kebidanan adalah sebuah flllosofi prospektif dan suatu
model kepedulian ( model of care ) sebagai model flllosofi prospektif berpendapat bahwa
wanita
dan bidan dapat berbagi pengalaman dalam proses persalinan Persalinan merupakan proses
yang
sangat normal Sebuah hubungan patnership menggambarkan dua orang yang bekerjasama
dan
saling menguntungkan Bidan tidak akan memaksakan suatu tindakan melainkan membantu
wanita untuk mengambil keputusan sendiri Konsep "wanita" dalam asuhan kebidanan
meliputi
mitra perempuan tersebut, keluarga, kelompok dan budaya Konsep bidan dalam asuhan
kebidanan meliputi bidan itu sendiri, mitranya atau keluarga, budaya/sub kultur bidan
tersebut
dan wewenang profesional bidan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Primary Care adalah Bidan sebagai pemberi asuhan bertanggung jawab sendiri
dalam memberikan asuhan yang berkesinambungan sejak hamil, melahirkan dan
post partum, sesuai kewenangan bidan.
2. Continuity of Care adalah Diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standard
praktik yang sama filosofi dan proses pelayanannya adalah partneship dengan
perempuan.
3. Bidan perlu berkolaborasi dengan professional lain untuk menjamin kliennya
menerima pelayanan yang baik bila terjadi sesuatu dalam asuhan.
4. Partnership model yang mengimplementasikan philosophy kebidanan terhadap apa
yang dikerjakan bidan.
DAFTAR PUSTAKA

http://mitrahusada.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/MODUL-KONSEP-KEBIDANAN.pd
f
Hidayat Asri, 2009, Catatan Kuliah: Konsep Kebidanan, Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Konsep-Kebidanan-
danEtikolegal-dalam-Praktik-Kebidanan-Komprehensif.pdf
https://www.academia.edu/28619934/makalah_teori_dan_model_konseptual_asuhan_kebida
nan
_docx

Anda mungkin juga menyukai