Dosen Pembimbing :
Hermeksi Rahayu S.Kp, M.Kes
Disusun Oleh :
Cicilia Ester Novita H Bungaa 1903019
Dwi Fitriani Amalia 1903023
Ni'amatun Aprilia 1903039
Siti Fatimah 1903057
S1 Keperawatan A
2. Hormon kortisol
Hormon kortisol merupakan hormon steroid yang dihasilkan secara alami
di dalam tubuh. Kadar kortisol akan meningkat selama kehamilan dan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan fetus (janin). Kortisol berfungsi untuk
menstimulasi proses glukoneogenesis (pembentukan glukosa) di dalam hati dan
menghambat pengambilan glukosa di dalam sel perifer.
Hormon kortisol bisa juga menstimulasi lipolisis (pemecahan lemak),
pemecahan protein sel perifer, dan pembentukan plasma protein dalam hati
(Silbernagi S dan Lang F, 2000). Dengan kata lain, kortisol secara tidak
langsung memengaruhi peningkatan jumlah glukosa darah dan meningkatkan
jumlah hormon insulin di dalam darah.
3. Hormon Progesteron
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum sepanjang kehamilan,
khususnya selama enam minggu pertama. Hormon ini mampu mengurangi
kemampuan hormon insulin dalam menekan produksi endogen.
4. Hormon Prolaktin
Hormon prolaktin merupakan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar
pituitari atau kelenjar hipofisis bagian interior (depan). Hormon ini diproduksi
juga oleh plasenta. Peningkatan sekresi hormon prolaktin salah satunya dalam
keadaan hipoglikemia. Dengan kata lain, hormon prolaktin memiliki sifat
antagonis terhadap insulin.
C. Klasifikasi
Pada Diabetes Melitus Gestasional, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si ibu :
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Adapun klasifikasi Diabetes Melitus Gestasional menurut Pyke :
1. Klass I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
2. Klass II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
3. Klass III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, penyakit pembuluh darah panggul dan pembuluh
darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita diabetes termasuk ke dalam
kategori DM Gestasional (Tipe 2).
D. Patofisiologi / Patways
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang
menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan untuk menyusui. Glukosa
dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah
janin hampir menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula
terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormon lain : estrogen, steroid
dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi
yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Diabetes kehamilan sama dengan diabetes Tipe II. Perubahan hormon selama kehamilan
akan mengubah kemampuan toleransi tubuh terhadap insulin. Pada kehamilan dini
(sebelum usia 20 minggu), sel-sel sangat responsif terhadap insulin dan kadar glukosa di
dalam darah kemungkinan akan lebih rendah dibanding biasanya. Hal ini juga yang
menjadi alasan beberapa wanita hamil mengalami mual dan muntah jika tidak ada asupan
makanan selama kurun waktu yang lama, misalnya sepanjang malam.
Pada diabetes melitus yang terjadi selama kehamilan disebabkan karena
kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa
glukosa untuk melewati membran sel. Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan
ginjal harus mengsekesikannya melalui urine dan bekerja keras sehingga ginjal tidak
dapat menanggulanginya sebab peningkatan laju filter glomerulus dan penurunan
kemampuan tubulus renalif profesional/renalis untuk mereabsorbsi glukosa.
Penyakit diabetes dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes
dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi oleh
kehamilan.
Peningkatan produksi hormon kehamilan terutama HPL (Human Placenta Lactogen) akan
meingkatkan resistensi sel terhadap insulin sehingga muncul kondisi diabetes. Efek
puncak HPL terjadi pada umur kehamilan sekitar 26 sampai 28 minggu. Waktu tersebut
merupakan saat yang tepat melakukan penapisan.
Hiperglikemi menimbulkan banyak efek merugikan pada kehamilan. Angka
aborsi spontan dan lahir mati juga meningkat. Kematian pembuluh darah ke uterus dan
plesenta sehingga meningkatkan insufisiensi uteroplasma, yang mengakibatkan IUGR
dan efek-efek lain. Pada sejumlah besar wanita juga ditemukan hipertensi dan
preeklamsi.
Glukosa darah ibu yang meningkat akan disalurkan ke janin melalui plasenta.
Janin memang tidak menderita dibetes, tetapi harus meningkatkan produksi insulinnya
guna metabolisme glukosa yang ada. Akibat peningkatan kadar insulin dan glukosa,
terjadilah pertumbuhan fisik yang dramatis, yang menghasilkan bayi besar (makrosomia).
Makrosomia disebabkan oleh hiperplasia, peningkatan jumlah sel, hipertrofi, dan
pembesaran sel bayi. Kondisi ini menyebabkan perubahan yang berlangsung seumur
hidup bagi janin dan terbukti meningkatkan kemungkinan obesitas pada masa kanak-
kanak dan dewasa sekaligus meningkatkan risiko diabetes dikemudian hari.
WOC DIABETES MELITUS GESTASIONAL
Hormon Diabetogenik
Faktor Predisposisi :
(Pencetus Diabetes)
Usia Tua saat hamil
Multiparitas
Obesitas
Riwayat Melahirkan dg BB Bayi >4kg
Riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya Peningkatan jumlah
Meningkatnya hormone anti insulin hormon tersebut saat
Obat-obatan hamil
Riwayat Keluarga diabetes
Mempengaruhi
reseptor insulin pada
sel
Insulin ibu tidak dapat mencapai janin, sehingga
kadar gula darah ibu mempengaruhi kadar gula
darah janin
Terjadi penurunan
jumlah reseptor insulin
Menyebabkan kebutuhan
Fungsi MK :
insulin meningkat
pankreas tidak Resiko Sindrom
cukup untuk Kematian Bayi
mengatasi
resitensi
insulin
Hiperglikemia maternal
Menyebabkan kebutuhan
insulin meningkat
MK : Kekurangan
volume cairan dan
elektronik
E. Proses Keperawatan
Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku, alamat,status, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
diagnosa medis).
2) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat,
hubungan dengan pasien).
b. Anamnesa
1) Keluhan utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nafas pasien mungkin berbau
aseton pernapasan kussmaul, nyeri abdomen,poliuri, polidipsi, penglihatan
yang kabur, kelemahan & sakitkepala.
2) Riwayat kesehatan saat ini
Berisi mengenai kapan awal mula terjadinya penyakit, faktor penyebab
terjadinya penyakit ini, serta upaya yang sudah dilakukan oleh penderita
untuk mengatasinya.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit - penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin contohnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, ataupun arterosklerosis, tindakan medis
yg pernah di dapat ataupun obat - obatan yang biasa dipakai oleh si
penderita.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga mengenai penyakit,
obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat pernah melahirkan anak
lebih dari berat 4 kg, riwayat glukosuria selama stress (kehamilan,
pembedahan, trauma, sebuah infeksi) atau terapi obat
(glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
5) Riwayat psikososial
Mencangkup informasi mengenai perilaku, emosi, dan perasaan yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga pada penyakit penderita.
6) Kaji terhadap manifestasi diabetes mellitus
Poliuria, polifagia, polidipsia, penurunan berat badan, pruritus vulvular,
gangguan penglihatan, kelelahan, peka rangsang, & kram otot. Temuan ini
menunjukkan rintangan elektrolit & terjadinya komplikasi aterosklerosis.
7) Kaji pemahaman pasien
Tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik & mengenai tindakan
perawatan diri buat mencegah komplikasi.
Terapeutik :
1. Catat intake output dan
hitung balans cairan 24 jam
2. Berikan asupan cairan sesuai
kebutuhan
3. Berikan cairan intravena jika
perlu
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian diuretik
2.Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegah Infeksi
keperawatan selama 3 x 24 jam maka
Masalah Tingkat Infeksi akan menurun Observasi:
,dengan Kriteria hasil: Monitor tanda dan gejala local
1. Kebersihan tangan meningkat. dan sistemik.
2. Kebersihan badan meningkat.
3. Demam menurun. Terapeutik:
4. Kemerahan menurun. -Berikan perawatan kulit pada
5. Nyeri menurun. area edema.
6. Bengkak menurun. -Pertahankan teknik aseptic
7. Kadar sel darah putih membaik. pada pasien beresiko tinggi.
Edukasi :
-Jelaskan tanda dan gejala
infeksi.
-Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar.
-Anjurkan cara memeriksa
kondisi luka.
-Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
-Anjurkan meningkatkan
asupan cairan .
Kolaborasi :
- kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
pereda nyeri, antiemetik) Jika
perlu
- kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan jika perlu
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes melitus gestasional adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi
glukosa terganggu) maupun berat (diabetes melitus), terjadi atau pertama kali saat
kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup pasien yang sudah mengidap diabetes
melitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-
benar menderita diabetes melitus akibat hamil. Diabetes kehamilan terjadi ketika kadar
glukosa tinggi terlihat selama kehamilan. Faktor resiko diabetes melitus gestasional ini
adalah pada ibu hamil dengan obesitas, usia lebih dari 30 tahun, bayi sebelumnya lebih
dari 4 gram, diabetes melitus gestasional pada kehamilan sebelumnya, riwayat diabetes,
hidramnion sebelumnya, dan perubahan hormon kehamilan. Diabetes melitus gestasional
berdampak langsung pada kesehatan ibu dan janin. Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu
diantaranyaadalah polihidramnion, pre eklamsi, infeksi, kemungkinan sectio secaria, dan
perdarahan post partum. Sedangkan pada janin beresiko terjadi hipoglikemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia, sindrom gangguan pernafasan, polistemia, obesitas dan
diabetes melitus tipe 2, serta makrosemia. Adapun penatalaksanaanya dengan diet dan
kontrol diabetes, pengobatan insulin, serta pemantauan kondisi janin. Masalah
keperawatan yang muncul pada diabetes melitus gestasional ini diantaranya adalah :
kekurangan volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi, keletihan, resiko infeksi, resiko
cidera, dan resiko sindrom kematian bayi.
B. Saran
a. Kepada ibu hamil dengan resiko terjadi diabetes melitus gestasional, agar
meningkatkan frekuensi pemeriksaan kehamilan kepada tenaga kesehatan yang
kompeten.
b. Kepada tenaga kesehatan, khususnya perawat, agar bisa melaksanakan asuhan
keperawatan secara komprehensif dan sesuai teori yang dipelajari pada pasien ibu
hamil dengan diabetes melitus gestasional sehingga dapat memperbaiki keadaan
umum pasien dan mencegah komplikasi.
DAFTAR PUSAKA
Green, Carol J., Judith M.W. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan : Maternal dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta : EGC
Johnson, Joyce Y. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Rapha Publishing
Raehanul, Bahren., et al. 2014. Majalah Kesehatan Muslim: Diabetes Mellitus Ed 9. Yogyakarta:
Pustaka Muslim
Solikhah, Umi. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Kehamilan, Persalinan, dan Nifas.
Yogyakarta : Nuha Medika
Setiyaningrum, Erna. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas (Asuhan Kebidanan
Patologi). Jakarta : In Media