Ledy Foranda Uli Ani Eni Dosen : Herlitawati SST.,M.K.M
JURUSAN D4 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL HASANAH KUTACANE 2023 DIABETES MELLITUS KEHAMILAN
1. Pengertian Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) atau diabetes mellitus kehamilan didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau modifikasi diet atau tidak sebagai penanganannya dan konsisi tersebut bertahan hingga kehamilan berakhir. Kehamilan tidak menyebabkan diabetes namun kehamilan dapat menunjukkan mekanisme patogenesis dari diabetes primer. Wanita dengan Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) hampir tidak pernah memberikan keluhan, sehingga perlu dilakukan skrining. Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DMG agar dapat dikelola sebaik-baiknya terutama dilakukan pada ibu dengan faktor risiko. Akibat dari DMG ini dampaknya hanya akan kelihatan setelah beberapa tahun kemudian apabila tidak ditangani dari sekarang akan memicu peningkatan angka kejadian DM. Dengan adanya deteksi dini pada ibu hamil juga dapat membantu untuk meningkatan kesejahteraan ibu baik selama kehamilan ataupun sesudah masa kehamilan. Diabetes selama kehamilan dapat dibagi dalam diabetes klinis (wanita yang telah didiagnosa menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 sebelum kehamilan) dan gestasional diabetes (diabetes kehamilan). The American Diabetes Association mendefinisikan diabetes selama kehamilan sebagai “gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil”, tetapi menunjukkan ambang diagnostik nilai glukosa pada masa puasa dan setelah puasa. Berdasarkan studi yang dlakukan, wanita hamil tanpa diabetes seharusnya memiliki nilai uji toleransi glukosa oral sebesar 75 gr pada usia kehamilan 24-28 minggu. Diagnosa diabetes kehamilan dapat ditegakkan jika satu atau lebih nilai glukosa yang didapatkan dari hasil pemeriksaan berupa : 5,1 mmol/L dalam keadaan puasa, 1 jam setelah puasa kadar glukosa 10,0 mmol/L dan 2 jam setelah puasa kadar glukosa mencapai 8,5 mmoL/L.6
2. Faktor Risiko terjadinya Diabetes Mellitus Kehamilan antara lain:
a. Usia Wanita usia lebih dari 25 tahun berisiko untuk mengalami diabetes kehamilan. Berdasarkan penelitian oleh Getahun D et al, 2008, melaporkan bahwa prevalensi gestasional dabetes melitus terbesar di kelompok wanita hamil usia 25-34 tahun.7 Penelitian Gracelyn L.J et al, 2016, melaporkan bahwa dari studi yang dilakukan terhadap 59 orang wanita hamil dengan diabetes, 62,71% berada pada rentang usia 26-30 tahun, dan 20,3% berada pada rentang usia 31- 35 tahun.3 Berdasarkan pedoman RCOG (Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology), wanita hamil usia di bawah 25 tahun kurang rentan untuk mengembangkan gestasional diabetes melitus. Hubungan yang signifikan antara usia dan kejadian GDM dapat disebabkan oleh semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesempatan bekerja. Mereka yang memiliki pendidkan tinggi mungkin saja waspada terhadap terkena GDM akan tetapi mereka tidak memprioritaskan hal tersebut disebabkan oleh kesibukan yang dimiliki. b. Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) juga merupakan salah satu faktor risiko diabetes mellitus dalam kehamilan.7 Jika wanita hamil mengalami kenaikan berat badan selama hamil sebesar 6 kg di usia kehamilan 28 minggu, maka hal tersebut adalah normal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, wanita hamil dengan kenaikan berat badan >8 kg selama kehamilan secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diabetes mellitus. Hal ini disebabkan adanya kesalahan persepsi dari ibu hamil yang mengatakan mengkonsumsi makanan secara berlebihan selama hamil sangat penting dan mengurangi aktivitas fisik dalam pekerjaan rumah harus dilakukan untuk mengurangi risiko kehilangan janinnya. c. Riwayat Diabetes dalam Keluarga Wanita hamil dengan riwayat keluarga positif DM memiliki kemungkinan besar untuk menderita GDM. Riwayat ayah dengan diabetes atau orang tua dengan diabetes mellitus memiliki risiko yang signifikan. Berdasarkan studi Binny Thomas et al, 2012, 67% ibu hamil GDM, memiliki riwayat orang tua dengan diabetes mellitus dan 31% dengan riwayat ayah dengan diabetes mellitus. d. Riwayat Polycyctic Ovary Syndrome (PCOS) atau Sindrom Polikistik Ovarium Berdasarkan penelitian Gracelyn et al, 2016, separuh dari responden yang dteliti dengan GDM memiliki riwayat PCOS. Wanita dengan sindrom ini memiliki disfungsi sel β yang menyebabkan respon insulin yang tidak adekuat terhadap input glukosa dalam tubuh, dikombinasikan dengan efek diabetik dalam kehamilan yang semakin memungkinkan berkembangnya gestasional diabetes mellitus pada wanita dengan sindrom polikistik ovarium. e. Riwayat Diabetes pada Kehamilan Sebelumnya Hubungan signifikan ditemukan antara riwayat diabetes mellitus dalam kehamilan pada kehamilan sebelumnya dengan timbulnya diabetes mellitus pada kehamilan sekarang. f. Status Sosio-Ekonomi Keluarga Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa wanita hamil dengan kondisi sosio-ekonomi yang rendah lebih rentan terkena diabetes mellitus dalam kehamilan. Hal ini disebabkan keterlambatan untuk memeriksakan diri ke dokter atau melakukan pemeriksaan glukosa darah dan tidak mematuhi diet yang direkomendasikan. Wanita dengan status ekonomi rendah menjalani diet tidak seimbang yang lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat dan makanan berlemak.
3. Gejala Diabetes Mellitus Kehamilan
Diabetes gestasional biasanya tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga harus dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit ini. Namun, ada beberapa keadaan yang bisa dicurigai sebagai gejala, seperti: a. Sering merasa lapar dan haus b. Pandangan menjadi kabur c. Mudah lelah d. Sering mengalami infeksi saat luka, misalnya pada kulit hingga vagina e. Sering buang air kecil f. Mual dan muntah g. Penurunan berat badan meskipun nafsu makan mengalami peningkatan h. Kesemutan pada bagian kaki i. Penyembuhan luka lebih lama j. Permasalahan dalam hubungan seksual
4. Komplikasi Diabetes Mellitus Kehamilan
Adapun komplikasi yang dapat disebabkan oleh diabetes mellitus dalam kehamilan baik bagi ibu maupun bagi janin yang dikandung adalah sebagai berikut: a. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil yaitu gangguan penglihatan, preeklamsi, janin besar, keguguran, persalinan lama, bayi lahir prematur dan persalinan sectio caesarea (SC). b. Komplikasi pasca bersalin yang bisa ditimbulkan yaitu pada bayi bisa menimbulkan ikterus neonatorum atau bayi kuning, sindroma gangguan pernafasan bayi, hipoglikemia akut, peningkatan resiko obesitas dan diabetes saat anak-anak dan remaja dan berat bayi baru lahir besar > 4.000 gram. c. Pada ibu akan menimbulkan resiko infeksi kandung kemih, memperberat komplikasi diabetes yang sudah ada sebelumya seperti jantung, ginjal, saraf, gangguan penglihatan dan resiko menderita diabetes melitus tipe 2 dalam jangka waktu 10 tahun dari masa kehamilan.
5. Klasifikasi Diabetes Mellitus Kehamilan
Secara klinis Diabetes Melitus Gestasional dibagi menjadi : 1. Tak Tergantung Insulin (TTI) : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam pengendaliankadar gula darah. 2. Tergantung Insulin (TI) : Insulin Dependent Diabetes Mellitus yaitu kasusyang memerlukan insulin dalam mengendalikan kadar gula darah. Menurut White (1965) klasifikasi diabetes dibagi menjadi : 1. Kelas A: Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabeteskehamilan, tes toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukaninsulin, cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik. 2. Kelas B:Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun danberlangsung kurang dari 10 tahun, dan tidak disertai kelainan pembuluh darah. 3. Kelas C:Diabetes yang diderita antara 10-19, atau timbul pada umur antara 10-19 tahun, dan tanpa kelainan pembuluh darah. 4. Kelas D: Diabetes telah diderita lama ; 10 tahun atau lebih ; atau dideritasebelum umur 10 tahun ; atau disertai kelainan pembuluh darah, termasuk arteriosklerosis pada retina dan tungkai, dan retensio. 5. Kelas E:Diabetes yang disertai perkapuran pada pembuluh-pembuluh darahpanggul, termasuk arteri uterina. 6. Kelas F: Diabetes dengan nefropatia, termasuk glomerulonefritis danpielonefritis. 7. Kelas R: Penderita dengan komplikasi retinitis proliferans atau denganperdarahan dalam korpus vitreum. 8. Kelas H: Penderita dengan komplikasi penyakit koroner. 9. Kelas T: Penderita dengan tranpslantasi ginjal.
6. Pencegahan Diabetes Mellitus Kehamilan
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya diabetes gestasional adalah melalui modifikasi diet dan gaya hidup, terutama bagi wanita yang sebelum kehamilan telah memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup berupa perubahan komposisi diet menjadi lebih sehat dan seimbang serta peningkatan aktivitas fisik intensitas sedang dapat menurunkan risiko terjadinya diabetes gestasional pada wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas. Namun, intervensi tersebut tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap penurunan kejadian diabetes gestasional pada wanita dengan berat badan normal. Meskipun tidak semua diabetes gestasional dapat dicegah, intervensi gaya hidup yang dilakukan pada awal kehamilan atau sebelum kehamilan secara umum memiliki potensi untuk mencegah perkembangan diabetes gestasional. Perbaikan dalam diet dan gaya hidup sebelum dan selama kehamilan memiliki kemungkinan untuk mengganggu lingkaran setan yang melibatkan diabetes gestasional ibu, obesitas masa kanak-kanak dan diabetes pada masa dewasa. Hal ini pada akhirnya dapat menghentikan atau menunda timbulnya diabetes melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan wanita dan anak-anak mereka di seluruh tahap kehidupan.
7. Penanganan Diabetes Mellitus Kehamilan
Penanganan yang dilakukan pada wanita dengan gestasional diabetes melitus antara lain: 1. Pola diet/pengaturan makan Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani pola diet atau pengaturan makan yaitu asupan makan dibagi dalam 6 kali makan dalam 1 hari. Camilan yang dapat dikonsumsi yaitu outmeal, yogurt, edamame, apel, jeruk, pear, jus tomat tanpa gula, telur rebus. Pengaturan porsi makan ini berkaitan dengan kestabilan berat badan selama hamil. Makan dengan jadwal teratur, tidak menunda jadwal makan, mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat seperti roti, susu, buah, permen dan soft drink. 2. Aktifitas fisik (Olah raga secara teratur) Setiap wanita hamil dengan diabetes sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 150 menit per minggu. Jenis aktivitas fisik yang bisa dilakukan adalah jalan kaki, berenang, atau senam khusus ibu hamil. Selain itu, ibu hamil perlu mengontrol berat badan selama masa kehamilan. Bagi wanita yang kegemukan/obesitas, pertambahan berat badan tidak boleh melebihi 11,5 kg. Pada wanita dengan berat badan ideal, sebaiknya pada trimester pertama pertambahan berat badan 0,5-2,5 kg dan pada trimester selanjutnya, pertambahan berat badan 500 gram per minggu.
3. Periksaan rutin kadar gula darah
Pemeriksaan gula darah sebaiknya dimulai pada awal masa kehamilan. Mulai usia kehamilan 16 minggu, pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap dua minggu sekali. Berdasarkan 5th International Workshop-Conference on Gestasional Diabetes Mellitus merekomendasikan gula darah puasa < 95 mg/dL, 1 jam post prandial < 140 mg/dL, dan 2 jam post prandial < 120 mg/dL.
4. Rutin periksa ke dokter
Frekuensi pemeriksaan ke dokter sesuai dengan kondisi masing-masing ibu hamil. Alasan kunjungan ini untuk memastikan bahwa janin dalam kandungan bisa berkembang seperti yang diharapkan, dan ibu tetap sehat sampai kelahiran bayinya.
5. Mengatasi hipoglikemia bila terjadi
Hipoglikemia dapat berdampak pada ibu dan janin selama kehamilan, terutama jika tidak segera diatasi dengan tepat. Sementara itu, gula darah rendah selama kehamilan juga dapat mempengaruhi kesehatan janin. Misalnya gangguan pada perkembangan janin, seperti kelainan fisik dan mental, berat badan lahir rendah dan gangguan perkembangan.
6. Konsumsi obat / insulin jika diperlukan
Jika diet dan olahraga tidak efektif dalam menangani diabetes gestasional, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah. Diabetes pada kehamilan dapat meningkatkan berbagai risiko, baik untuk ibu maupun untuk bayinya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dan penanganan menyeluruh bagi ibu hamil yang mengalami diabetes sehingga ibu melahirkan anak anak sehat dengan resiko rendah komplikasi. SIMPULAN
Diabetes mellitus dalam kehamilan merupakan suatu kondisi yang disebabkan
ketidakmampuan tubuh mentolerir kadar glukosa dalam darah yang meningkat selama kehamilan. Usia ibu hamil, peningkatan berat badan selama kehamilan, riwayat diabetes dalam keluarga, riwayat sindrom polikistik ovarium, riwayat diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya serta status sosio-ekonomi merupakan faktor risiko diabetes mellitus kehamilan yang dapat menimbulkan komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janinnya. Oleh karena itu, dibutuhkan penangangan yang cepat dan tepat oleh tenaga kesehatan berupa deteksi dini, edukasi mengenai diet/pola makan yang sehat selama hamil serta olahraga dan pengontrolan kadar glukosa darah sebelum usia kehamilan memasuki 24 minggu agar dampak berikutnya dari diabetes mellitus kehamilan yaitu diabetes mellitus tipe 2 tidak terjadi.