88
88
999
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
99
99
10
10
10
6. Penatalaksanaan..........................................................................
C. Konsep Dasar Post Partum………………………………………...23
1. Definisi
2. Etiologi
3. Tahapan- tahapan Post Partum...........................................
D. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir…………………………………….28
1.Definisi..........................................................................................
2. Ciri- ciri Bayi Baru Lahir.............................................................
3. Adaptasi Neonatus.......................................................................
4. Asuhan Bayi Baru Lahir..............................................................
A. Hasil
1. Pengkajian........................................................................................60
2. Diagnosa...........................................................................................75
3. Intervensi..........................................................................................90
4. Pelaksanaan/Implementasi...............................................................130
5. Evaluasi...........................................................................................131
B. Pembahasan
1. Pengkajian.......................................................................................150
2. Diagnosa..........................................................................................155
3. Intervensi.........................................................................................160
4. Pelaksanaan/Implementasi..............................................................165
5. Evaluasi...........................................................................................170
A. Kesimpulan............................................................................................172
B. Saran......................................................................................................173
Daftar Pustaka………………………………………………………………....
10
1
0
11
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
2016).
kondisi ibu dan bayi sehingga berdampak pada terjadinya kematian ibu
dan bayi (Winancy, 2019). Salah satu penyakit komplikasi pada kehamilan
kadar protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia
12
13
yang dilahirkan ibu dengan preeklampsia antara lain bayi akan lahir
kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu. (POGI,
2019)
itu, apakah sudah inpartu atau belum, tindakan yang dilakukan salah
13
14
abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gr
B. Rumusan Masalah
preeklamsia
14
15
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
dalam asuhan keperawatan pada ibu post sectio caesarian atas indikasi
preeklampsia
15
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(Nurarif, 2016).
2. Klasifikasi
1) Preeklampsia Ringan
16
17
17
18
2) Preeklampsia Berat
Pada kondisi ini bila salah satu diantara gejala atau tanda
3. Etiologi
dialami oleh wanita masa subur dengan umur ekstrim, yaitu remaja
4. Manifestasi Klinis
18
19
yang menjadu tanda klinis utama, ada beberapa gejala lainnya dari
preeklampsia yaitu :
1) Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang
sementara
6) Gangguan kesadaran
5. Patofisiologi
kenaikan yang tinggi dari renin plasma, aktivitas renin, substrak renin,
volume plasma.
19
20
20
21
1) Otak
2) Ginjal
3) Uri
4) Paru
5) Hepar
21
22
6. Pathway Preeklampsia
PREEKLAMPSIA
v
Spasme pembuluh BBL (Bayi Baru
darah Lahir)
Post SC Post Partum
Permeabilitas Perubahan
kapiler meningkat Insisi Perubahan Perubahan psikologis
terhadao protein Penurunan fisiologis psikologis
suplai darah ke
plasenta Luka post SC Adaptasi
Glomerulopati Proses involusi fisiologis
Kelahiran bayi
Invasi
Hipoksia plasenta Produksi asi
Proteinuria Penambahan System
meningkat
anggota baru imun
Risiko Infeksi
Gangguan
pertumbuhan (D.0077) Asi keluar Daya tahan
Produksi urin
menurun plasenta tubuh
Penyempitan rendah
Gangguan duktusintiverus
Nyeri akut Risiko
pertumbuhan janin
Gangguan (D.0077) infeksi
eliminasi urin Asi tidak
(D.0040) Bayi lahir premature keluar (D.0142)
Abses
payudara Perubahan
peran
Paru-paru belum
terbentuk sempurna Khawatir menjalankan peran
sebagai ibu Risiko
Hipotermia
Vaskuler paru Peningkatan kerja Gangguan
(D.0140)
napas proses keluarga
(D.0120)
22
23
7. Komplikasi
1) Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP
b. Eklampsia
c. Penyakit kardiovaskuler
f. Solusio plasenta
g. Stroke
2) Bagi Janin
d. Asfiksa neonatorum
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
23
24
adalah 12-14gr%
24
25
ribu/mm3
b. Urinalisis
a) Bilirubin meningkat
(N=15-45 u/ml)
2) Radiologi
a. Ultrasonografi
ketuban sedikit.
b. Kardiotografi
25
26
26
27
9. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
menurun.
1. Definisi
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf
rahim dalam keadaan utuh serta berat diatas 500 gram (Sarwono, 2009).
27
28
abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gr
28
29
dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia
1) Stuktur eksterna
behaviorurldefaultvmlo_29.html
berukuran panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke
29
30
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
d. Labia Minora terletak diantara dua labia mayora merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, tidak berambut yang memanjang ke arah dari bawah
e. Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat
di bawah arkus pubis. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak
tekanan.
2) Struktur Internal
30
31
b. Tuba Falopii , sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba
ini memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus terdiri dari tiga bagian,
fundus, korpus dan istmus. Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang
31
32
dapat melipat dan mampu meregang secara luas. Mukosa vagina berespon
32
33
sangat rapat.
jaringan fibrosa dan elastin. Lapisan yang lebih dalam terletak pada
dinding uterus.
yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa. Para
lapisan lemak. Fascias adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-
33
34
e. Otot dinding perut anterior dan lateral : Rectus abdominis meluas dari
bagian depan margo costalis di atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu
34
35
disilang oleh beberapa pita fibrosa dan berada didalam selubung. Linea
alba adalah pita jaringan yang membentang pada garis tengah dari
crista iliaca
4. Etiologi
e. Kesempitan panggul
i. Permintaan
35
36
36
37
5. Patofisiologi
ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan
37
38
38
39
akan ditutup dan menimbulkan luka post SC, yang bila tidak dirawat
5. Penatalaksanaan
operasi
b. Persiapan pasien
pasien
dengan antiseptik)
39
40
g) Pemeriksaan USG
a. Analgesik
b. Tanda Vital
40
41
d. Vasika Urinarius
bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari
ketiga.
e. Bising Usus
f. Ambulasi
dua kali dalam sehari, dan pada hari kedua pasien dapat berjalan.
g. Perawatan Luka
Luka insisi dapat di lihat setiap hari, sehingga baluatan luka yang
empat pasca pembedahan. Pada hari ketiga post operasi pasien dapat
h. Laboratorium
41
42
i. Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari pasca operasi. Jika ibu
payudara
1. Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
42
43
2. Etiologi
43
44
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval
seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk
melahirkan sisa badan bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
44
45
45
46
post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang
faktor hormonal, struktur rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi,
(2017) :
Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan
46
47
5) Induksi Partus
4. Komplikasi
1) Perdarahan
Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500-600 ml dalam masa
24 jam setelah anak lahir menurut Eny dan Diah (2009). perdarahan dibagi
a. Perdarahan post partum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat antonia
uteri, retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri
infeksi postpartum
2) Infeksi
47
48
48
49
atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan
2011). Infeksi postpartum dapat disebabkan oleh adanya alat yang tidak
daerah perineum yang kurang terjaga. Infeksi masa postpartum dapat terjadi
a. Pengetahuan
b. Pendidikan
c. Usia
49
50
pada orang tua sering tidak sebaik pada orang yang muda. Hal ini
disebabkan suplai darah yang kurang baik, status nutrisi yang kurang atau
50
51
luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada usia tua
d. Gizi
zink dan tembaga. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino
1. Definisi
Bayi Baru Lahir ialah periode sejak bayi lahir sampai 28 hari
usia kehamilannya) dan ibu yang mengalami kehamilan yang sehat dan
relatif mudah.
Menurut (Indah, 2010) bayi baru lahir memiliki ciri – ciri sebagai
berikut :
1) Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-
51
52
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak
3) Bunyi jantung dalam menit pertama 180 x / menit yang kemudian turun
sampai 140 x / menit hingga 120 x / menit pada waktu bayi berumur 30
menit.
5) Lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
7) Organ genatalia organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada
pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra
berlubang serta adanya labia minora dan mayora, labia mayora sudah
8) Eliminasi baik urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
52
53
53
54
a. Perkembangan Paru
54
55
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
55
56
56
57
seorang bayi baru lahir. Cadangan lemak coklat ini akan habis
baru lahir.
terbentuk baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup
57
58
58
59
baru lahir.
Pada usia kehamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk dan
dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan. Saat lahir biasanya bayi akan
ibu.
7) Sistem Hematologi
8) Sistem
59
60
60
61
lahir. Asuhan pada neonatus diberikan pada bayi segera setelah lahir untuk
sebagai berikut :
1) Pencegahan Infeksi
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
61
62
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti
menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing da
62
63
pusat. Apabila tali pusat kotor, cuci luka tali pusat dengan air bersih
kering dan di bungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering.
sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan infeksi dan
infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain kulit sekitar tali
bau busuk.
pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan
bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi,
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata
63
64
kedua mata segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus
dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1
jam setelah bayi lahir, berikan salep obat tetes mata untuk mencegah
1%), biarkan obat tetap pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar
tangan kembali.
d. Imunisasi
berikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan
polio di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2
a. Melakukan penilaian kondisi bayi baru lahir secara cepat dan tepat,
64
65
65
66
bayi baru lahir. Salah satu teknik dalam melakukan rangsangan adalah
spontan pada bayi yang sehat. Rangsangan taktil harus dilakukan secara
b) Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (1 atau 2 kali).
Rangsangan yang kasar, keras, atau terus menerus, tidak akan banyak
sebagai berikut:
66
67
hangat.
67
68
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
e. Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau ala penghisap lainnya
Score).
4) Pencegahan
berikut :
a. Evaporasi
dikeringkan.
b. Konduksi
68
69
c. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, suhu ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
ruangan.
c.. Radiasi
a. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
lainnya.
69
70
70
71
e. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan
benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi
tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara
ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci
klonin 0,5%.
h. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah
dengan keringkan bayi dan segera selimuti bayi menggunakan selimut atau
kain bersih, kering dan hangat, tutup bagian kepala bayi. Anjurkan ibu
yang hangat.
7) Pencegahan Perdarahan
71
72
defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di
beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi
8) Identifikasi Bayi
pasca persalinan. Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi
yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah
lepas. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi,
nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
Preeklampsia
1. Pengertian
72
73
1) Masalah (Problem)
2) Indikator Diagnostik
a. Penyebab (Etiology)
maturasional.
73
74
a) Kriteria mayor
c) Batasan Karateristik :
pertukaran gas antara lain pasien mengeluh sesak napas, denyut nadi cepat serta
74
75
pertukaran gas antara lain pasien mengeluh pusing, penglihatan kabur, dan
75
76
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
c) Batasan Karateristik :
(1) Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose nyeri akut antara lain
pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif (mis. waspada, posisi
(2) Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose nyeri akut antara lain
tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, proses berfikir terganggu, menarik
diagnose gangguan eiminasi urine antara lain pasien mengeluh berkemih tidak
76
77
77
78
c) Batasan Karateristik :
(1) Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose menyusui tidak
efektif antara lain pasien mengeluh nyeri dan atau lecet pada payudara dan bayi
(2) Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose menyusui tidak
efektif antara lain bayi menghisap tidak terus menerus, bayi menangis saat
c) Batasan Karateristik :
(1) Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose gangguan proses
keluarga antara lain keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi dan tidak
(2) Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose gangguan proses
78
79
79
80
c) Batasan Karakteristik
(1) Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose pola nafas tidak
abnormal.
(2) Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose pola nafas tidak
efektif antara lain ortopnea, pernafasan cuping hidung, ventilasi semnit menurun,
bernafas.
80
81
Preeklampsia
1. Pengkajian
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
Adaptasi Roy.
1) Data Demografi
81
82
Mengkaji identitas klien dan pasangan klien yang meliputi : Nama, Umur,
Suku, No. Rekam Medis, Sumber Informasi dan tanggal dilakukan pengkajian.
2) Stimuli Umum Pada tahap ini selain Alasan masuk rumah sakit, Riwayat
penyakit ibu sekarang dan Riwayat penyakit yang lalu perlu dikaji, apakah ibu ada
menderita penyakit akut dan kronis. Pada riwayat penyakit keluarga hal yang
perlu dikaji adalah jenis penyakit keturunan serta penyakit penyakit menular
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsep diri pasien adalah dampak
penyakit, perubahan akan memberi dampak pada gambaran diri, ideal diri, moral,
82
83
penatalaksanaan selanjutnya serta nilai yang diyakini terkait dengan penyakit dan
terapinya.
dengan orang lain, bagaimana peran klien dalam keluarga, adakah energy dan
tetap, bagaimanan dampak penyakit saat ini terhadap peran klien, termasuk peran
d. Pengkajian interdependensi
orang terdekat, siapakah orang yang paling bermakna dalam kehidupannya, sikap
Kepuasan dan kasih sayang untuk mencapai integritas suatu hubungan serta
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan
perilaku seseorang.
83
84
2. Diagnosa
84
85
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan menurut teori adaptasi Roy diperoleh dari
hasil pengkajian yang sudah dilakukan mengikuti 4 mode adaptasi yaitu fisiologi,
konsep diri, fungsi peran dan interdependesi serta dihubungkan dengan stimulus
yang berkaitan Hidayati (2014). Sedangkan menurut Marliana & Hani (2018) dan
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada
3. Intervensi
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan
85
86
luaran keperawatan yaitu Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil. Motode yang
86
87
dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) : 1)
hasil:
a. Kriteria 1 (Hasil)
b. Kriteria 2 (Hasil)
c. Dan seterusnya.
a. Kriteria 1 (Skor)
b. Kriteria 2 (Skor)
c. Dan seterusnya.
Observasi, Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja Siki DPP PPNI,
2018)
87
88
88
89
(D.0003).
b. Kriteria hasil :
a) Observasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
89
90
b. Kriteria hasil :
a) Observasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
90
91
91
92
b. Kriteria Hasil
warna).
b) Terapeutik
b. Kriteria Hasil
Bengkak).
92
93
93
94
b) Terapeutik
(1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien.
c) Edukasi
b. Kriteria Hasil :
a) Observasi
94
95
95
96
menyusui.
b) Terapeutik
membaik.
b. Kriteria Hasil
keluarga meningkat.
a) Observasi
b) Terapeutik
96
97
(2) Terima nilai nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.
97
98
98
99
99
100
B AB IV
1) Pengkajian
4.1 Tabel 1
Umur 22 tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT
Status Pernikahan Menikah
Pernikahan ke- 1
Lama Pernikahan 1 tahun
Agama Islam
Suku Bugis
10
0
101
10
1
69
69
70
70
71
Kandungan
Pada riwayat ANC didapati
BB 75 kg, TB 160 cm, DJJ
130x/menit.
71
72
lama.
72
73
DO: -
h. Fungsi neurologis DS : -
DO : kesadaran compos mentis
i. Fungsi endokrin DO : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
j. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah lengkap :
3
Hemoglobin : 17,0 g/dl Leukosit: 22,45 10 /µL
3
Eritrosit: 4,71 10 /µL Hematokrit: 48,5%
73
74
DO : -
74
75
DO : -
Second Level Assesment
Interpretasi Data :
melalui wawancara dan observasi pada kedua pasien dengan penjelasan sebagai
berikut :
75
76
sebagaiIRTdenganstatus
76
77
pendidikan pasien sama, yaitu SMA. Pada status pernikahan sudah menikah dan
perawatan post operasi Sectio Caesarian dengan indikasi PE. Pasien mengeluh
nyeri pada luka post operasi, dan aktifitas masih dibantu perawat dan keluarga.
Pasien juga mengeluh sering merasa pusing, tengkuk sakit dan bengkak pada
kakinya selama hamil. Pasien tidak pernah dirawat karena hipertensi sebelum
Pasien mengatakan meskipun sudah diberi obat antihipertensi dari dokter, namun
menemukan masalah pada bayi , bayi lebih banyak tidur dan jarang menyusunya,
padahal ASI ibu keluar dengan lancar. Pada. Pasien mengeluh nyeri dengan
hipertensi sebelum hamil. Dari keluarga pasien juga tidak ada yang memiliki
77
78
Status obstetri pada pasien TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
baik, perdarahan 60 cc, lochea rubra. . Untuk riwayat KB pada pasien tidak
4.2 Tabel 2
78
79
79
80
A. Kondisi Umum
1. Kesadaran Baik
2. Suhu 35, 9ºc
3. Nadi 115x/menit
4. RR 42x/menit
5. Jenis Kelamin Laki-laki
6. Berat Badan 3020 gram
7. Panjang Badan 45 cm
8. Lingkar Kepala 33 cm
9. Lingkar Dada 35cm
10. LILA
11. Apgar Score 7/8
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan hasil pemeriksaan fisik pada
80
81
MmHg dan pada pengkajian bayi pasien , jenis kelamin bayi laki-laki, berat
81
82
4.3 Tabel 3
Proteinuria 3++
Interpretasi Data :
3/
22,45 10 µL dan protein urin +3
82
83
4.4 Tabel 4
Pasien
Dopamet 3x250 mg
Ketoprofen 2x1
Dexametason 1x1 Amp (IV)
Ceftriaone 2x1 gram (IV)
RL Drip MgSO4 500 cc
Bayi Pasien
ASI Ekslusif
Interpretasi Data :
terapi pemberian obat pada pasien yaitu obat antihipertensi, analgetik serta
antibiotik dan cairan infus. Pada bayi pasien terapi yang diberikan yaitu
fototerapi sinar ultraviolet setiap 3 jam sekali selama 30 menit di ruang bayi dan
ASI Eksklusif. Sedangkan terapi pemberian obat pada pasien2 yaitu analgetik,
4.5 Tabel 5
83
84
Hasil Data Fokus Pasien Post Sectio Caesaria dengan Preeklampsia di Ruang
Rawat Inap
Data Fokus
Pasien
DS :
-Pasien mengatakan nyeri pada luka post SC di
abdomennya
-Pasien mengatakan nyeri bertambah
-Pasien mengatakan kaki terasa agak berat
ketika diangkat
-Pasien mengatakan selama hamil sering
merasa mual, tengkuk sakit dan berlanjut
sampai setelah melahirkan
-Pasien mengatakan pernah memeriksakan
kandungannya sekali di puskesmas dengan
tekanan darah mencapai 170.100 dan diberi
obat antihipertensi tetapi jarang diminum
-Pasien mengatakan masih sering merasa sakit
pada tengkuk
-Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang
memiliki penyakit hipertensi, jantung dan paru-
paru
-Pasien mengatakan aktifitas masih dibantu
keluarga dan perawat
-Pasien mengatakan menarch di usia 14 tahun
dengan siklus haid 28 hari
-Pasien mengatakan merasakan nyeri pada haid
di hari pertama
-Pasien mengatakan mengganti pembalut
selama haid sebanyak 3 kali sehar
-Pasien mengatakan kurang mengetahui
bagaimana cara menyusui yang benar
DO :
- Pasien tampak meringis menahan nyeri
P : Saat bergerak
Q : Seperti ditusuk
R : Abdomen
S:6
T : Hilang timbul
84
85
DS : -
DO :
- Bayi berumur 2 hari
- Bayi dalam perawatan tali pusat
- Bayi menghisap tidak terus menerus
- Bayi tampak rewel saat disusui
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan data fokus yang diambil pada
1. 4.6 Tabel 6
Hasil Analisa Data Pasien dengan Post Sectio Caesaria Atas Indikasi
85
86
1. DS :
Post SC Nyeri Akut
-Pasien mengatakan nyeri pada (D.0077)
luka post SC di abdomennya
-Pasien mengatakan nyeri
bertambah
DO : Luka Post SC
86
87
DO :
Nyeri
-Pasien tampak susah
mengangkat ekstremitasnya
-Pasien terpasang infus
-Pasien terpasang kateter Gerakan terbatas
-Aktifitas pasien masih dibantu
keluarga dan perawat
- skala nyeri 6
-TD : 150/87
-N : 108x/menit
-RR : 20x/menit
-T : 37,7ºc
87
86
DO :
-Pasien tampak lemah
-Kaki pasien tampak oedema
-TD : 155/90 mmHg Risiko perfusi serebral
-N : 108x/menit tidak efektif
-RR : 20x/menit
-Protein urin ++
DO :
-Terdapat luka post SC dibalut Post SC
perban
-Balutan luka kering dan bersih
-Pasien mendapatkan obat
cefotaxsime Invasi
-T = 37,7ºc
-Leukosit
Risiko Infeksi
86
87
5. DS : Defisit pengetahuan
- Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara menyusui
bagaimana cara menyusui yang yang benar
benar
- Pasien mengatakan tidak
pernah diberi pendidikan
tentang cara menyusui yang
benar
DO :
- Pasien tampak bingung saat
ditanya
- Pasien menyusui bayi dengan
putting tidak menempel secara
benar
6. DS :- Risiko perdarahan
DO :
-TFU 21
- Konsistensi keras
- Kontraksi uterus baik
- Lochea Rubra 30 cc
- Konsistensi cair bergumpal
DO :
- Bayi menghisap tidak terus
menerus
- Bayi tampak rewel saat disusui
- ASI keluar sedikit dengan
menetes
Bayi Pasien 1
1. DS Sistem imun Risiko infeksi
DO :
-Bayi berumur 2 hari
-Bayi dalam perawatan tali
pusat Belum bisa membatasi
87
88
Risiko infeksi
88
89
90
2.Diagnosa Keperawatan
4.7 Tabel 7
No Pasien 1
Urut
90
91
No Bayi Pasien 1
Urut
91
92
Interpretasi Data :
pasien dan bayi ditemukan beberapa diagnosa keperawatan yang muncul. Pasien
gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perfusi perifer tidak efektif
efek prosedur invasif, defisit pengetahuan tentang cara menyusui yang benar
92
93
3) Perencanaan
4.8 Tabel 8
93
94
Samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik :
1.11 Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri (misal : terapi
musik, terapi pijat,
aromaterapi,
kompres
hangat/dingin)
1.12 Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (misal.
Suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan)
1.13 Fasilitas istirahat
dan tidur
1.14 Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
1.15 Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
1.16 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
1.17 Anjurkan
memonitor nyeri
snakanecara
mandiri
1.18 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
1.19 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1.20 Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
94
95
Terapeutik
2.5 Fasilitasi
aktivitas
ambulasi dengan
alat bantu (misal:
tongkat, kruk)
2.6 Faslitasi
melakukan
mobilisasi tisik,
jika perlu
2.7 Libatkan
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
2.8 Jelaskan tujuan
dan prosedur
ambulasi
2.9 Anjurkan
95
96
melakukan
ambulasi dini
2.10 Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
(misal : berjalan
dari tempat tidur
ke kursi roda,
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)
96
97
97
98
DO :
Edukasi
- Pasien tampak bingung saat 5.6 Jelaskan faktor risiko
ditanya yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Pasien menyusui bayi dengan 5.7 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
putting tidak menempel secara
5.8 Ajarkan strategi yang
benar dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
98
9999
99
100
100
101
101
102
100
103
104
105
4)Pelaksanaan
4.9 Tabel 9
Pasien 1
Waktu Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Evaluasi
105
1051
106
O:
- Aktifitas pasien masih ada
yang dibantu perawat dan
keluarga
- Pasien terpasang dower
cateter 500 cc
- Pasien terpasang infus RL
106
1061
107
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
duduk di tempat tidur)
O:
- TD : 160/88 mmHg
- N : 100x/mnt
- Pasien tampak tidak nyaman
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
- Monitor peningkatan TD
- Kolaborasi pemberian
antihipertensi
11.15 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor resiko : efek prosedur
invasif
Kondisi terkait :
- Luka tampak bersih
- Leukosit : 22,45 10³ uL
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
107
1071
108
P:
108
1081
110
Intervensi dilanjutkan
-Monitor tanda dan gejala
infeksi
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
-Sediakan materi dan meda
pendidikan kesehatan
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
perdarahan
110
1101
111
O:
-Klien tampak meringis
kesakitan
P : Nyeri akut
Q : Seperti disayat
R : Abdomen
S:5
T : Hilang timbul
- TD 155/70 mmHg
S: 36,7ºc
N: 100x/menit
RR : 20x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Memberikan analgetik
(ketorolac dan ketoprofen)
111
1111
112
- Pasien mengatakan
aktifitas masih dibantu
keluarga dan perawat
112
1121
113
O:
- Aktifitas pasien masih ada
yang dibantu perawat dan
keluarga
- Pasien terpasang dower
cateter 500 cc
- Pasien terpasang infus RL
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
duduk di tempat tidur)
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
- Kolaborasi pemberian
antihipertensi
10.11 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor resiko : efek prosedur
invasif
Kondisi terkait :
- Luka tampak bersih
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
113
1131
114
P:
114
1141
115
Intervensi dilanjutkan
-Monitor tanda dan gejala
infeksi
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
-Sediakan materi dan meda
pendidikan kesehatan
Kondisi terkait :
- TD : 160/88 mmHg
- Kaddar hematokrit 48,5%
A : Masalah resiko serebral
tidak efektif tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
perdarahan
115
1151
116
O:
-Klien tampak meringis
kesakitan
P : Nyeri akut
Q : Seperti disayat
R : Abdomen
S:5
T : Hilang timbul
- TD 145/70 mmHg
S: 36,7ºc
N: 100x/menit
RR : 20x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Memberikan analgetik
(ketorolac dan ketoprofen)
116
1161
117
117
1171
118
O:
- Aktifitas pasien masih ada
yang dibantu perawat dan
keluarga
- Pasien terpasang dower
cateter 500 cc
- Pasien terpasang infus RL
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
duduk di tempat tidur)
A:
Risiko perfusi serebral tidak
efektif tidak terjadi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
- Kolaborasi pemberian
antihipertensi
14.06 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor resiko : efek prosedur
invasif
Kondisi terkait :
- Luka tampak bersih
118
1181
119
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
-Monitor tanda dan gejala
infeksi
A:
- Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
-Sediakan materi dan meda
pendidikan kesehatan
- Beri kesempatan pasien untuk
bertanya
Kondisi terkait :
- TD : 145/88 mmHg
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
perdarahan
119
1191
120
O:
-Klien tampak sedkit meringis
kesakitan
P : Nyeri akut
Q : Seperti disayat
R : Abdomen
S:5
T : Hilang timbul
- TD 130/70 mmHg
S: 36,7ºc
N: 100x/menit
RR : 20x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Memberikan analgetik
(ketorolac dan ketoprofen)
120
1201
121
O:
- Aktifitas pasien masih ada
yang dibantu perawat dan
keluarga
- Pasien terpasang dower
cateter 500 cc
- Pasien terpasang infus RL
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
duduk di tempat tidur)
A:
Risiko perfusi serebral tidak
efektif tidak terjadi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
- Kolaborasi pemberian
antihipertensi
15.58 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor resiko : efek prosedur
invasif
Kondisi terkait :
- Luka tampak bersih
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
121
1211
122
P:
Intervensi dilanjutkan
-Monitor tanda dan gejala
infeksi
122
1221
123
15.59 5.3 Sediakan materi dan media 7.10 Ajarkan 4 posisi menyusui
pendidikan kesehatan yang
55 Berikan kesempatan untuk
bertanya
123
1231
124
S: S:
- Pasien - Pasien mengatakan bayi
mengatakan mulai sudah tidak rewel
paham
O:
- Pasien bisa
menjawab saat
ditanya
- Pasien mampu
memeragakan cara
menyusui yang benar
A:
- Masalah mulai
teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
:
-Sediakan materi
dan meda
pendidikan kesehatan
- Beri kesempatan
pasien untuk
bertanya
Faktor resiko :
komplikasi pasca
partum
Kondisi terkait :
- TD : 130/78 mmHg
A : Masalah
resiko serebral tidak
efektif tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
:
- Monitor tanda
dan gejala
perdarahan
124
1241
120
A: Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
-Dukung ibu meningkatkan
kepercayaan diri dalam
menyusui
O:
-Klien tampak sedkit meringis
kesakitan
P : Nyeri akut
Q : Seperti disayat
R : Abdomen
S:5
T : Hilang timbul
- TD 130/70 mmHg
S: 36,7ºc
N: 100x/menit
RR : 20x/menit
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Memberikan analgetik
(ketorolac dan ketoprofen)
120
1201
121
O:
- Aktifitas pasien masih ada
yang dibantu perawat dan
keluarga
- Pasien terpasang dower
cateter 500 cc
- Pasien terpasang infus RL
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan ( mis.
duduk di tempat tidur)
A:
Risiko perfusi serebral tidak
efektif tidak terjadi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
- Kolaborasi pemberian
antihipertensi
11.16 4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor resiko : efek prosedur
invasif
Kondisi terkait :
- Luka tampak bersih
- S : 36,8ºc
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
P:
Intervensi dilanjutkan
-Monitor tanda dan gejala
infeksi
121
1211
122
A:
- Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
-Sediakan materi dan meda
pendidikan kesehatan
- Beri kesempatan pasien untuk
bertanya
Kondisi terkait :
- TD : 130/77 mmHg
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
perdarahan
122
1221
123
O:
-Klien tampak nyaman
- TD 130/70 mmHg
S: 36,7ºc
N: 100x/menit
RR : 20x/menit
A:
- Masalah nyeri teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Memberikan analgetik
(ketorolac dan ketoprofen)
O:
- pasien sudah bisa berjalan
sendiri ke kamar mandi
A:
Masalah gangguan mobilisasi
teratasi
P:
Intervensi dihentikan
123
1231
124
A:
Risiko perfusi serebral tidak
efektif tidak terjadi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
4.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor resiko : efek prosedur
invasif
Kondisi terkait :
- Luka tampak bersih
- S : 36,8ºc
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
P:
Intervensi dihentikan
O:
- Pasien bisa menjawab saat
ditanya
- Pasien mampu memeragakan
cara menyusui yang benar
A:
- Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
124
1241
125
Kondisi terkait :
- TD : 130/77 mmHg
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
perdarahan
Bayi Pasien 1
125
126
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
O:
- Bayi rewel saat disusui
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui sesuai kebutuhan
Selasa, 28 juni 2021
11.18 1.1 Monitor tanda dan gejala infeksi Faktor Risiko: ketidak
lokal dan sistemik adekuatan pertahanan tubuh
primer
Kondisi terkait :
- Ibu paham tanda dan gejala
infeksi pada bayi baru lahir
- Ibu mengetahui cara
melakukan perawatan tali pusat
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
126
1261
127
O
:
127
1271
128
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui sesuai kebutuhan
Kondisi terkait :
- Ibu paham tanda dan gejala
infeksi pada bayi baru lahir
- Ibu mengetahui cara
melakukan perawatan tali pusat
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
O:
- Bayi mulai tidak rewel saat
disusui
- ASI ibu mulai lancar
A:
Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui sesuai kebutuhan
Intervensi dilnjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui
128
1281
129
Kondisi terkait :
- Ibu paham tanda dan gejala
infeksi pada bayi baru lahir
- Ibu mengetahui cara
melakukan perawatan tali pusat
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
S:
18.10 1.1 Anjurkan ibu menyusui
- Ibu mengatakan sering
sesering mungkin
menyusui bayinya
O:
- Bayi mulai tidak rewel saat
disusui
- ASI ibu mulai lancar
A:
Masalah mulai teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui sesuai kebutuhan
Intervensi dilnjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui
129
1291
130
Kondisi
terkait :
130
1301
131
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
infeksi lokal dan sistemik
O:
- Bayi mulai tidak rewel saat
disusui
- ASI ibu mulai lancar
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Menganjurka ibu untuk sering
menyusui sesuai kebutuhan
Kondisi terkait :
- Ibu paham tanda dan gejala
infeksi pada bayi baru lahir
- Ibu mengetahui cara
melakukan perawatan tali pusat
P:
Intervensi dihentikan
S:
1.1 Anjurkan ibu menyusui sesering
- Ibu mengatakan sering
mungkin sesuai kebutuhan menyusui bayinya
O:
- Bayi mulai tidak rewel saat
131
1311
130
Disusui
- ASI ibu mulai lancar
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
130
131
131
1311
132
132
1321
133
133
1331
134
134
1341
135
135
1351
136
1) Evaluasi
4.10 Tabel 10
O:
-Klien tampak nyaman
- TD 130/70 mmHg
\\ S: 36,7ºc
N: 100x/menit
RR : 20x/menit
A:
- Masalah nyeri teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Memberikan analgetik
(ketorolac dan ketoprofen)
143
144
II
S:
- Pasien mengatakan aktifitas
sudah bisa sendiri
- Pasien mengatakan buang air
kecil dan besar di kamar
mandi
O:
- pasien sudah bisa berjalan
sendiri ke kamar mandi
A:
Masalah gangguan mobilisasi
teratasi
P:
Intervensi dihentikan
A:
Risiko perfusi serebral tidak
efektif tidak terjadi
P:
Intervensi diteruskan :
-Monitor Tekanan darah
Kondisi terkait :
IV - Luka tampak bersih
- S : 36,8ºc
A:
Risiko infeksi tidak terjadi
144
1441
145
P:
Intervensi dihentikan
S:
- Pasien mengatakan paham
O:
- Pasien bisa menjawab saat
V ditanya
- Pasien mampu memeragakan
cara menyusui yang benar
A:
- Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
VI Kondisi terkait :
- TD : 130/77 mmHg
P:
Intervensi dilanjutkan :
- Monitor tanda dan gejala
perdarahan
VI
Bayi Pasien 1
145
146
Kondisi terkait :
- Ibu paham tanda dan gejala
infeksi pada bayi baru lahir
- Ibu mengetahui cara
melakukan perawatan tali
pusat
P:
Intervensi dihentikan
S:
- Ibu mengatakan sering
menyusui bayinya
O:
- Bayi mulai tidak rewel saat
disusui
II - ASI ibu mulai lancar
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
146
147
147
1471
148
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
148
1481
149
4. Implementasi/ Pelaksanaan
5. Evaluasi
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa/Mahasiswi
secara holistik terkait dengan yang dialami oleh klien agar asuhan
149
1491
150
bahan informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat
komperhensif.
150
1501
160
Daftar Pustaka
Bobak. (2010). Konsep Post Partum. Post Partum, 3(2), 9–16. Retrieved
from http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-
norhimawat-6281- 2-babii.pdf
https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.3.209-217
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-
pusdatin-profil-kesehatan.html
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/
Sukesi (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-
dan-Apras-Komprehensif.pdf
160
1601
161
Indonesia.
Indonesia.
Indonesia.
https://doi.org/10.33860/jbc.v2i1.149
161
1611
162
162
1621
163
163
1631
170
171