Oleh
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun,
Tim Pembimbing,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
LAPORAN PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Konsep Penyakit............................................................................ 1
1. Review Anatomi Fisiologi Payudara ..................................... 1
2. Definisi Ca Mammae.............................................................. 2
3. Epidemiologi Ca Mammae..................................................... 3
4. Etiologi Ca Mammae.............................................................. 3
5. Klasifikasi Ca Mammae.......................................................... 4
6. Patofisiologi Ca Mammae...................................................... 8
7. Manifestasi Klinis Ca Mammae............................................. 9
8. Pemeriksaan Penunjang Ca Mammae..................................... 10
9. Penatalaksanaan Faramakologi dan Non-Farmakologi Ca
Mammae................................................................................. 11
B. Clinical Pathways...........................................................................
C. Nursing Care Plan.......................................................................... 17
D. Discharge Planning........................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 22
1
LAPORAN PENDAHULUAN
Perubahan pertama terjadi sejak masa pubertas, dimana estrogen dan progesteron
menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang
menyebabkan pembesaran payudara terutama karena bertambahnya jaringan
kelenjar dan deposit lemak. Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi,
yaitu selama menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar
sehingga menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan
nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui.
Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus
alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Selama kehamilan tua dan setelah
melahirkan, payudara menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon
prolaktin dimana alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian
melalui duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun beregresi
dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause, jaringan lemak
beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun
akhirnya akan menghilang meninggalkan payudara yang kecil dan menggantung
(Price, 2012).
2. Definisi Ca Mammae
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan
salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia (Kemenkes RI, Tanpa Tahun).
Kanker payudara bermula ketika sel-sel pada payudara mulai tumbuh tidak
terkendali. Sel-sel ini biasanya membentuk tumor yang seringkali dapat terlihat
pada x-ray atau dirasakan sebagai sebuah benjolan. Tumor tersebut adalah
malignan (kanker) apabila sel-sel tersebut dan tumbuh (menginvasi) pada
jaringan-jaringan disekitar atau menyebar (bermetastase) pada daerah yang jauh
pada tubuh. Kanker payudara terjadi hampir seluruhnya pada wanita, namun pria
juga dapat mengalaminya. Sel-sel pada hampir bagian tubuh mana saja dapat
menjadi kanker dan menyebar ke daerah lain di tubuh. Kanker payudara dapat
bermula dari bagian yang berbeda pada payudara. Sebagian besar kanker payudara
bermula dari saluran yang membawa susu menuju puting susu (ductal cancer).
3
Beberapa bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu (lobular cancer).
Terdapat juga jenis-jenis lain kanker payudara yang lebih jarang terjadi (American
Cancer Society, 2016)
Kanker payudara dapat bermetastase pada organ sekitarnya seperti paru.
Metastase tersebut dapat menimbulkan hipoksia jaringan. Hipoksia pada tempat
metastase tersebut diakibatkan karena adanya hambatan pembuluh darah oleh
kumpulan trombosis yang disebabkan oleh penyebaran sel-sel tumor utama
sehingga dapat menyebabkan gangguan pola nafas dan terjadi intoleransi aktivitas
pada orang dengan Ca Mammae.
3. Epidemiologi Ca Mammae
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh
dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker
paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar
kematian akibat kanker setiap tahunnya. Menurut Organisasi Penanggulangan
Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia, diperkirakan terjadi peningkatan
kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun 2030, dan mayoritas terjadi di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut (Kemenkes RI, 2013)
bahwa kanker payudara memiliki angka kejadian cukup tinggi setelah kanker
serviks dengan estimasi jumlah absolut penderita kanker payudara di Indonesia
adalah sebanyak 61.682 atau sekitar 0,5%. Di Jawa Timur sendiri terdapat 9.688
penderita kanker payudara.
4. Etiologi Ca Mammae
Menurut Moningkey dan Kodim (2004), penyebab spesifik kanker payudara
masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
a) Faktor reproduksi: diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama
dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara
4
5. Klasifikasi Ca Mammae
Kanker payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan berdasarkan Sistem
Klasifikasi TNM menurut (American Joint Committee on Cancer (AJCC), 2010)
dalam Kemenkes RI (2017), untuk Kanker Payudara, yaitu:
5
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium IA T1 N0 M0
Stadium IB T0 N1mic M0
T1 N1mic M0
Stadium IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1-N2 M0
Kategori T (Tumor)
Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm pada dimensi
T1a
terbesar
T1b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi terbesar
T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesar
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara atau satellite
T4b
skin nodules pada payudara yang sama
Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat
N1
digerakkan
T1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna dengan metastasis mikro
pN1c
melalui sentinel node biopsy tetapi tidakterlihat secara klinis
Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir atau matted, atau
N2 KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis dan jika tidak terdapat
metastasis KGB aksila secara klinis.
Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain
N2a
(matted) atau terfiksir pada struktur lain
pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksila
N3b Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila
KGB mamaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB aksila atau >3
pN3b KGB aksila dan mamaria interna dengan metastasis mikro melalui
sentinel node biopsy namun tidak terlihat secara klinis
6. Patofisiologi Ca Mammae
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-
zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial,
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma
in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk
dapat diraba (kirakira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat
dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering
terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh
adalah paru, pleura, dan tulang (Price, 2012).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan
terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman
operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif.
Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron
endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh
dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan
banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan
syock akan terjadi. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di
metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan
suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein
9
C. Clinical Pathways
v dan resiko tinggi
Faktor Predisposisi Mendesak sel syaraf Interupsi sel syaraf
hiperplasia pada sel mammae
Nyeri Kronis
Memerlukan O2 dan
Mammae bengkak Ukuran mammae abnormal Ansietas
nutrisi untuk
(CA Mammae)
perkembangan tumor
Mammae) Mammae asimetrik
Aliran O2 ke Massa tumor mendesak ke
seluruh tubuh jaringan luar
Gangguan Citra Tubuh
Metabolisme
anaeorob Infiltrasi pleura parietal
Produksi ATP
Ekspansi paru menurun
Intoleransi Aktivitas
Ketidakefektifan pola napas
hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun. Tanda
primer yang dapat dilihat berupa densitas yang meninggi pada tumor,
batas tumor yang tidak teratur oleh karena adanya proses infiltrasi ke
jaringan sekitarnya atau batas yang tidak jelas (komet sign), gambaran
translusen disekitar tumor, gambaran stelata, ukuran klinis tumor lebih
besar dari radiologis. Sedangkan tanda sekundernya adalah retraksi kulit
atau penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi
putting, kelenjar getah bening aksila (+), keadaan daerah tumor dan
jaringan fibroglandular tidak teratur, dan kepadatan jaringan sub areolar
yang berbentuk utas.
b. USG Payudara: Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa
kistik. Gambaran USG pada benjolan yang harus dicurigai ganas di
antaranya Permukaan tidak rata, Taller than wider, Tepi hiperekoik, Echo
interna heterogen, Vaskularisasi meningkat, tidak beraturan dan masuk ke
dalam tumor membentuk sudut 90 derajat.
c. Biopsi payudara: memberikan diagnosa definitive terhadap massa
d. Foto thoraks : dilakukan untuk mengkaji adanya metastase
e. CT Scan dan MRI : untuk mendeteksi penyakit pada payudara
khususnya massa yang lebih besar, tumor kecil, payudara mengeras dan
sulit diperiksa dengan mammografi
f. Ultrasonografi : membantu dalam membedakan antara massa padat.
Ultrasonografi Memeriksa berdasarkan pemantulan gelombang suara,
hanya dapat membedakan lesi / tumor yang solid dan kistik dan ukuran
lesi dapat lebih akurat. Alat yang digunakan sebaiknya berfrekuensi 7,5
mHZ hingga 10 mHZ bahkan lebih dari 10 mHZ.
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam pasien NIC: Penahapan Diet
nutrisi: kurang dari menunjukkan hasil: 1. Berikan nutrisi per oral, sesuai kebutuhan
kebutuhan tubuh 2. Kolaborasikan dengan tenaga kesehatan
Status Nutrisi : Asupan Makanan dan Cairan lain untuk meningkatkan dietsecepat
mungkin jika tidak ada komplikasi
Tujuan 3. Tawarkan makan 6x dengan porsikecil
No. Indikator Awal 4. Tingkatkan diet dari cairan jernih,cair dan
1 2 3 4 5
lembut
Asupan makan 5. Monitor toleransi peningkatan diet
1. 6. Ciptakan lingkungan yang memungkinkan
secara oral
makanan disajikan sebaik mungkin
Asupan Cairan 7. Monitor kesadaran pasien dan juga reflek
2. menelan
secara oral
19
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam pasien NIC: Manajemen Energi
menunjukkan kriteria hasil:
1. Kaji fisiologi pasien yang menyebabkan
Tingkat kelelahan kelelahan
2. Tentukan persepsi keluarga tentang
No Indikator Aw Tujuan penyebab kelelahan
. al 3. Monitor intake/ asupan nutrisi
4. Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara
1 2 3 4 5 meningkatkan asupan energy dari makanan
1. Kelelahan 5. Monitor lokasi dan sumber nyeri yang
dialami pasien
2. Kehilangan selera 6. Tingkatkan tirah baring
makan
3. Sakit kepala
20
5. Kelesuan
Keterangan:
1. berat
2. cukup berat
3. sedang
4. ringan
5. Tidak ada
21
D. Discharge Planning
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) Discharge planning untuk klien dengan Ca
Mammae adalah
1. Terapi non bedah: penyinaran, kemoterapi, terapi hormone dan endokrin
2. Lakukan pemeliharaan kulit/diri dengan benar, yang terdiri dari:
a. menggunakan sabun ringan dengan penggoskan minimal
b. hindari sabun berparfum atau berdeodoran
c. gunakan lotion hidrofilik untuk keringanan
d. gunakan sabun aveno jika terjadi pruritus
e. hindari pakaian yang ketat, kutang dengan kawat penyangga, dan suhu yang
berlebihan atau cahaya ultraviolet.
3. Hindari mencuci rambut setiap hari dan gunakan shampo ringan untuk
menghindari kerontokan
4. Biarkan rambut mengering secara alami dan jangan menyikat rambut
5. Konsultasikan dengan dokter untuk pemakaian terapi hormonal
6. Istirahat cukup dan olahraga secara teratur
7. Makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh
8. Jika mengingkan kehamilan konsultasikan dengan dokter karena kebanyakan
diminta menunggu selama 2 tahun
22
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2016. Breast Cancer Signs and Symptoms.
https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/about/breast-cancer-signs-and-
symptoms.html (Diakses pada 08 Januari 2019)
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc. Jogja: Mediaction
Riduan, Ria Janita. (2016). Hubungan Status Estrogen Receptor (ER), Progesteron
Receptor (PR), dan Human Epidermal Growth Factor Receptor–2 (her–2)
dengan Derajat Keganasan Kanker Payudara di RSUD Abdoel Moeloek
Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/20642/15/BAB%20II.pdf (Diakses pada 09 Januari
2018)