(KANKER PAYUDARA)
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Patofisiologi Oleh Dosen Pengampu
Ibu Ns. Musthika Wirda Mashita, S.Kep.,M.Boimed.
Semester II Tahun 2020/2021
Disusun Oleh :
- Alvira Putri Herwanto (201052)
- Endah Sulisytowati (201060)
- Galuh Ajeng Pramudita (201068)
- Mohamad Putra (201078)
- Odi Naga Gustiawan (201084)
- Salsabila Nasywa Fauzi (201092)
Kelompok 4 - 1B Keperawatan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya serta kesehatan jasmani
dan rohani kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “CA MAMMAE (KANKER
PAYUDARA)”.
Makalah CA MAMMAE (KANKER PAYUDARA) disusun guna memenuhi tugas Ibu
Ns. Musthika Wirda Mashita, S.Kep.,M.Boimed. pada mata kuliah Patofisiologi prodi D-3
Keperawatan di Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr.Soepraoen. Selain itu, kami juga
berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Musthika Wirda Mashita,
S.Kep.,M.Boimed. selaku dosen mata kuliah Patofisiologi. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kami. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua anggota kelompok yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kami butuhkan dan akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
2.1 Definisi Ca Mamae......................................................................................................................2
2.2 Stadium dan Grade Kanker Payudara.......................................................................................4
2.3 Strategi Pencegahan Kanker Payudara......................................................................................7
2.3.1 Praktik SADARI...................................................................................................................8
2.4 Pengobatan Kanker Payudara..................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di RSUD Kota Yogyakarta pada tahun 2016 jumlah operasi sebanyak 1901 dan jumlah
klien tumor mammae menempati urutan ketiga dari 10 besar penyakit bedah di RSUD Kota
Yogyakarta dengan jumlah kasus sebanyak 83 kasus, sedangkan tahun 2017 tumor mammae
menempati urutan teratas 10 besar penyakit di Ruang Bedah Bougenville RSUD Kota
Yogyakarta dengan 81 kasus. Dengan semakin banyaknya kasus tumor mammae maka penting
bagi kita sebagai perawat untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas penulis ingin menyusun karya tulis yang berjudul
1
Asuhan Keperawatan Pada klien Ny. S Dengan Tumor Mammae Di Ruang Bougenvil RSUD
Kota Yogyakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal dimana sel abnormal timbul
dari sel-sel normal, berkembang cepat dan
menginfiltrasikan jaringan limfe dan pembuluh darah di dalam payudara.
(Carpenito,1999)
2. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia
biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas
(Mansjoer, 2000).
2
1) Kanker Payudara Non-Invasif
Kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar yang
memproduksi susu) dan putting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut ‘ductal carcinoma
in situ’ (DCIS), yang mana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu
(Nugroho, 2011).
Sel kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan
konektif payudara di sekitarnya. Kanker dapat bersifat invasive (menyerang) tanpa selalu
menyebar (metastatik) ke simpul limfe atau organ lain dalam tubuh (Shadin, 2012
Dapat dicatat bahwa faktor etiologi kanker payudara sampai saat ini belum di ketahui dengan
pasti,namun diduga penyebab nya sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu
sama lain,seperti yang di kemukakan oleh ramli (1999),dan Manan (1999) sebagai berikut:
1. Geografi
2. Usia
3. Kelamin
4. Genetik
5. Diet
6. Endokrin/Hormonal
7. Trauma
8. Bahan karsinogen dan Radiasi.
3
Proses terjadinya kanker ca mamae dan masing-masing etiologi antara lain
obesitas,radiasi,hyperplasia,riwayat keluarga,dan konsumsi zat-zat karsinogen sehingga
merangsang pertumbuhan epitel mamae dan dapatb menyebabkan kanker mamae. Kanker
Mamae berasal dari jaringan epitelial,dan paling sering terjadi pada system duktal.Mula-mula
terjadi hyperplasia sel sel dengan perkembangan sel sel atipik.Sel ini akan berlanjut menjadi
carcinoma dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu bertumbuh selama 7 tahun dari
sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang paling besar untuk di raba(Kira-kira berdiameter
1cm).Pada ukuran itu kira-kira seperempat kanker payudara telah bermetastasis,kebanyakan
telah ditemukan setelah diraba.Gejala yang kedua adalah cairan keluar dari muara duktus atau
mamae,dan mungkin berdarah.Jika penyakit berkembang dapat terjadi pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi. Penyakit paget adalah keganasan sepanjang duktus pada
putting,yang berasal dari kanker intraduktal bagian dalam yang bergerak menuju keatas.Sel-sel
ganas menginvasi epidermis puting,menimbulkan krusta dan tampak seperti eskim. Karsinoma
inflamasi adalah tumor yang bertumbuh dengan cepat yang kira-kira 1-2%wanita dengan kanker
mamae.Gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut.Kulit menjadi merah,panas,edematoda,dan
nyeri.Karsinoma mamae bermetastase dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya,dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis.
Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke jaringan
sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan mudah diobati. Namun demikian,
kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika tidak segera ditangani.
4
Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan
sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis kanker ini terjadi pada 70-80%
kasus kanker payudara.
Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa menyebar ke
jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker payudara.
Angiosarcoma. Adalah jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran getah bening
di payudara.
Penyakit Paget. Penyakit Paget merupakan kanker yang tumbuh di puting payudara, lalu meluas
ke area hitam di sekitar puting (areola).
Tumor phyllodes. Jenis kanker yang jarang ini tumbuh di jaringan ikat payudara yang disebut
stroma.
Inflammatory breast cancer. Adalah jenis kanker payudara yang jarang, namun berkembang
cepat dan menyumbat saluran getah bening, sehingga membuat payudara tampak meradang
seperti infeksi.
Triple negative breast cancer. Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil negatif pada
pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor hormon progesterone (PR),
dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker, yang biasanya positif pada kanker payudara.
5
2.2 Stadium dan Grade Kanker Payudara
Stadium atau grade penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian atau pemeriksaan
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran atau perkembangan kanker tersebut. Stadum atau Grade hanya dilakukan
pada kanker ganas dan tidak
ada pada kanker jinak (Suryaningsih, 2009).
1) Stadium 0
2) Stadium I
6
Ukuran tumor diameter <2cm, tidak terdapat metastasis
3) Stadium II A
Pada stadium ini tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-
titik saluran getah bening diketiak (axillary limph nodes). Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm
tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar ke titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak
(axillary limph nodes). Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara tapi ditemukan pada titik-
titik di pembuluh getah bening ketiak (Shadine, 2012).
4) Stadium II B
Benjolan pada stadium dua telah ber ukuran kurang lebih dua namun tidak lebih dari lima
sentimeter dengan penyebaran sudah sampai ke kelenjar susu dan daerah ketiak. Pada stadium ini
kemungkinan sembuh adalah 30-40%. Jika sudah diketahui penderita kanker pada stadium 2
maka biasanya dilakukan operasi dengan pengangkatan sel-sel kanker yang ada pada tubuh
(Suryaningsih, 2009).
5) Stadium III A
Tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa
metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis aksila yang
melekat (Olfah, 2013).
7
6) Stadium III B
Tumor telah menyebar ke kulit payudara, dinding dada, atau nodus limfe mamae internal,
termasuk inflamasi kanker payudara (Robson, 2011).
7) Stadium IV
Pada stadium kanker sudah begitu parah sudah menjalar ke bagian tubuh lain. Sehingga tidak
ada jalan lain selain pengangkatan payudara. Kanker juga telah bermetafisis yaitu kanker telah
menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak ke bagian lainnya seperti
paru, tulang, hati dan otak kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalo sudah
begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada (Suryaningsih, 2009).
1) Grade 1
Merupakan grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam perkembangannya dan
biasanya tidak menyebar (Mulyani,2013).
2) Grade 2
Pada grade tingkat sedang sel kanker memang tidak lambat namun juga tidak cepat, jadi
sedang. Namun tetap berbahaya(Suryaningsih, 2009).
3) Grade 3 Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya menyebar
pada system TNM. TNM merupakan singkatan dari “T” tumor size(ukuran tumor), “N” yaitu
node (kelenjar getah bening), “M” yaitu metastasis (penyebaran jauh), (Shadine, 2012).
8
2.3 Strategi Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara dan secara
tidak langsung menurunkanangka kematian akibat kanker payudara itu sendiri, adapun strategi
1) Pencegahan Primer
9
dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil factor resiko
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan ini dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.
Pada setiap wanita yang normal serta memiliki siklus haid normal. Pencegahan dilakukan dengan
melakukan deteksi dini berupa skrining melalui mammografi (Mulyani, 2013).
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yaitu pencegahan yang lebih diarahkan kepada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada kanker payudara sesuai stadiumnya
akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita serta
mencegahkomplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan (Olfah, 2013).
a. Definisi SADARI
10
SADARI adalah pemeriksaan payudara yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
kanker dalam payudara wanita. Pemeriksaan ini dilkukan oleh wanita yang berumur 20 tahun
keatas (Olfah, 2013).
SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan
abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan
tanpa harus mengeluarkan biaya (Mulyani, 2013). Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri yang dilakukan oleh wanita untuk
mengetahui adanya benjolan abnormal pada payudaranya. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
pada usia 20 tahun keatas.
b. Tujuan SADARI
Untuk mendeteksi terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri
dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, pengeluaran cairan nanah atau
darah, dan kulit berkerut.
SADARI pada saat menstruasi (pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama
haid) dilakukan dirumah secara rutin. SADARI dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi
wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau ke perawat
(Olfah, 2013).
11
d. Cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat di lakukan :
1) Ketika Mandi
Periksa payudara sewaktu anda mandi. Tangan dapat lebih mudah bergerak pada kulit yang
basah. Mulailah dengan melakukan pemijatan dibawah ketiak dan berputar (kearah dalam)
dengan menggerakkan ujung jari-jari anda. Lakukan pemijatan ini pada kedua payudara
(Mulyani, 2013). Sumber : Olfah (2013)
2) Tehnik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu dengan melihat perubahan payudara
dihadapan cermin (Olfah, 2013).
a) Tahap 1
Lepaskan pakaian sambil berdiri tegak didepan cermin, posisi kedua lengan lurus kebawah
disamping badan, lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau
tidak), perubahan putting susu (menonjol atau tenggelam serta kulit payudara (berkerut atau
tidak).i Sumber : Olfah (2013)
b) Tahap 2
Berdiri tegap didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan
kekanan dan kekiri untuk melihat perubahan pada payudara. Sumber : Olfah (2013).
c) Tahap 3
12
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi
kulit atau perlekatan tumor terhadap otot fascia di bawahnya. Lalu lakukan penegakkan otot-otot
bagian dada dengan tangan menekan pinggul.Sumber : Olfah (2013).
d) Tahap 4
Letakkan satu tangan dibelakang kepala, sementara tangan yang lain melakukan gerak pijatan
memutar searah jarum jam di daerah jaringan payudara, putting, dan jaringan bawah ketiak, cara
ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada benjolan abnormal pada payudara. Ulangi cara ini
pada payudara yang sebelah.Sumber : Olfah (2013).
e) Tahap 5
Lakukan penekanan pada putting susu untuk melihat apakah ada cairan yang keluar dari putting
(nanah,darah ).
Pengobatan kanker payudara bisa dengan prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, atau terapi
hormon. Pada sejumlah kasus, dua atau lebih prosedur dikombinasikan untuk mengobati kanker
payudara. Pengobatan yang dipilih tergantung pada tipe, stadium, dan tingkat sel kanker.
Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat tumor yang tidak terlalu besar beserta sebagian
kecil jaringan sehat di sekitarnya. Prosedur ini umumnya diikuti radioterapi untuk mematikan sel
13
kanker yang mungkin tertinggal di jaringan payudara. Pasien dengan tumor yang besar bisa
menjalani kemoterapi terlebih dahulu untuk menyusutkan ukuran tumor, sehingga tumor bisa
dihilangkan dengan lumpektomi.
Bedah Mastektomi
Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang dilakukan oleh dokter
bedah onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan di payudara. Mastektomi dilakukan jika
pasien tidak bisa ditangani dengan lumpektomi. Ada beberapa tipe bedah mastektomi, yaitu:
Simple/total mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara, termasuk putting, areola, dan
kulit yang menutupi Pada beberapa kondisi, beberapa kelenjar getah bening bisa ikut diangkat.
Skin-sparing mastectomy – Dokter hanya mengangkat kelenjar payudara, putting, dan areola.
Jaringan dari bagian tubuh lain akan digunakan untuk merekonstruksi ulang payudara.
Nipple-sparing mastectomy – Jaringan payudara diangkat, tanpa menyertakan kulit payudara dan
puting. Namun jika ditemukan kanker pada jaringan di bawah puting dan areola, maka puting
payudara juga akan diangkat.
Radical mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening di ketiak, dan
otot dada (pectoral).
Double mastectomy – Prosedur ini dilakukan sebagai pencegahan pada wanita yang berisiko
tinggi terserang kanker payudara dengan mengangkat kedua payudara.
14
Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah kanker sudah tersebar ke
kelenjar getah bening di ketiak. Pemeriksaan ini juga untuk menentukan stadium kanker yang
dialami pasien. Pengangkatan kelenjar getah bening dapat dilakukan bersamaan dengan operasi
pengangkatan tumor di payudara, atau dilakukan secara terpisah. Dua jenis pembedahan untuk
mengangkat kelenjar getah bening adalah:
Sentinel lymph node biopsy (SLNB). Dokter hanya mengangkat kelenjar getah bening di ketiak
yang kemungkinan akan terlebih dulu terkena kanker.
Axillary lymph node dissection (ALND). Dokter mengangkat lebih dari 20 kelenjar getah bening
di ketiak.
Komplikasi yang timbul dari bedah untuk kanker payudara tergantung dari prosedur yang
dilakukan. Secara umum, prosedur bedah bisa menyebabkan pendarahan, nyeri, dan
pembengkakan lengan (limfedema).
Radioterapi
Pilihan pengobatan lain bagi pasien kanker payudara adalah radioterapi atau terapi radiasi
dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Radioterapi bisa
dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh pasien menggunakan mesin (radioterapi
eksternal), atau dengan menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy)
15
Radioterapi eksternal biasanya dijalankan setelah pasien selesai menjalani lumpektomi,
sedangkan brachytherapy dilakukan jika kecil risikonya untuk muncul kanker payudara kembali.
Dokter juga bisa menyarankan pasien untuk menjalani radioterapi pada payudara setelah
mastektomi, untuk kasus kanker payudara yang lebih besar dan telah menyebar ke kelenjar getah
bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung selama 3 hari hingga 6
minggu, tergantung dari jenis terapi yang dilakukan. Radioterapi bisa menimbulkan komplikasi
seperti kemerahan pada area yang disinari, serta payudara juga mungkin dapat menjadi keras dan
membengkak.
Terapi Hormon
Pada kasus kanker yang dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron, dokter bisa menyarankan
pasien menggunakan penghambat estrogen, seperti tamoxifen. Obat ini bisa diberikan pada
pasien selama 5 tahun. Sedangkan obat penghambat aromatase, seperti anastrozole, letrozole,
dan exemestane, diresepkan dokter untuk menghambat produksi hormon estrogen pada wanita
yang telah melewati masa menopause.
Pada wanita yang belum mencapai menopause, hormon pelepas gonadotropin, seperti goserelin,
bisa digunakan untuk mengurangi kadar estrogen pada rahim. Pilihan lain adalah dengan
mengangkat indung telur atau menghancurkannya dengan radioterapi agar hormon tidak
terbentuk.
16
Obat lain pada kanker ER positif atau PR positif adalah everolimus, yang menghambat fungsi
protein mTOR agar sel kanker tidak bertumbuh dan membentuk pembuluh darah baru. Efek
samping dari everolimus antara lain adalah diare dan muntah, bahkan bisa meningkatkan kadar
kolesterol, trigliserida, dan gula dalam darah.
Kemoterapi
Kemoterapi yang dilakukan setelah bedah (adjuvant chemotherapy), bertujuan untuk membunuh
sel kanker yang mungkin tertinggal saat prosedur bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun
tidak terlihat meski dengan tes pemindaian. Sel kanker yang tertinggal tersebut bisa tumbuh dan
membentuk tumor baru di organ lain.
Jenis obat yang umum digunakan pada adjuvant chemotherapy dan neoadjuvant chemotherapy
adalah anthracylines (doxorubicin dan epirubicin), taxanes (paclitaxel dan docetaxel),
cyclophosphamide, carboplatin, dan 5-fluorouracil. Umumnya dokter mengombinasikan 2 atau 3
obat di atas.
17
Kemoterapi juga bisa digunakan pada kanker stadium lanjut, terutama pada wanita dengan
kanker yang telah menyebar hingga ke area ketiak. Lama terapi tergantung pada seberapa baik
respon pasien. Jenis obat yang umumnya digunakan adalah vinorelbine, capecitabine, dan
gemcitabine. Untuk kanker stadium lanjut, dokter bisa menggunakan satu obat, atau
mengombinasikan dua obat.
Obat kemoterapi umumnya diberikan secara intravena, bisa dengan suntikan atau dengan infus.
Pasien diberikan obat dalam siklus yang diikuti masa istirahat untuk memulihkan diri dari efek
yang ditimbulkan obat. Siklus ini biasanya berlangsung dalam 2 hingga 3 minggu, dengan jadwal
pemberian tergantung pada jenis obatnya.
Efek samping yang timbul dari kemoterapi tergantung dari obat yang digunakan, namun
umumnya pasien mengalami kerontokan rambut, infeksi, mual, dan muntah. Dalam beberapa
kasus, kemoterapi bisa menyebabkan menopause yang terlalu dini, kerusakan saraf, kemandulan,
serta kerusakan jantung dan hati. Meski sangat jarang terjadi, kemoterapi juga bisa menyebabkan
kanker darah.
Terapi Target
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini menghambat
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tanpa merusak sel-sel yang sehat.
Terapi target umumnya diterapkan pada kanker HER2 positif. Obat yang digunakan pada terapi
target ditujukan untuk menghambat perkembangan protein HER2, yang membantu sel kanker
18
tumbuh lebih agresif. Beberapa obat yang digunakan dalam terapi target adalah trastuzumab,
pertuzumab, dan lapatinib. Obat-obat tersebut ada yang diberikan secara oral atau melalui
suntikan, dan bisa digunakan untuk mengobati kanker stadium awal maupun stadium lanjut.
Efek samping yang mungkin muncul dari terapi target pada kanker HER2 positif bisa ringan atau
berat, di antaranya kerusakan jantung yang bisa berkembang ke gagal jantung. Risiko gangguan
jantung bisa meningkat jika obat terapi target dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping
lain yang mungkin timbul adalah pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dan diare. Penting
untuk diingat, obat ini tidak disarankan untuk mengobati kanker payudara pada wanita hamil,
karena bisa menyebabkan keguguran.
19
BAB III
PENUTUP
20
3.1 Kesimpulan
Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal dimana sel abnormal
timbul dari sel-sel normal, berkembang cepat dan menginfiltrasikan jaringan limfe dan pembuluh
darah di dalam payudara. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak di kuadran lateral atas (Mansjoer, 2000). Kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu
{penghubung antara alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan putting payudara}. Sel
kanker merusak saluran dan dinding kelenjar susu serta menyerang lemak dan jaringan konektif
payudara di sekitarnya. Kanker membutuhkan waktu bertumbuh selama 7 tahun dari sebuah sel
tunggal sampai menjadi massa yang paling besar untuk di raba(Kira-kira berdiameter 1cm).
Tehnik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu dengan melihat perubahan payudara
dihadapan cermin (Olfah, 2013). Miringkan badan kekanan dan kekiri untuk melihat perubahan
pada payudara. Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. d) Tahap 4 Letakkan
satu tangan dibelakang kepala, sementara tangan yang lain melakukan gerak pijatan memutar
searah jarum jam di daerah jaringan payudara, putting, dan jaringan bawah ketiak, cara ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada benjolan abnormal pada payudara. Ulangi cara ini pada
payudara yang sebelah.Sumber : Olfah (2013). Pengobatan kanker payudara bisa dengan
prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, atau terapi hormon. Pengobatan yang dipilih tergantung
pada tipe, stadium, dan tingkat sel kanker. Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat
tumor yang tidak terlalu besar beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Prosedur ini
umumnya diikuti radioterapi untuk mematikan sel kanker yang mungkin tertinggal di jaringan
payudara. Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang dilakukan oleh
dokter bedah onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan di payudara. Pada kasus kanker yang
dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron, dokter bisa menyarankan pasien menggunakan
penghambat estrogen, seperti tamoxifen.
3.2 Saran
Dari pembahasan makalah diatas dapat kita ketahui bahwa penyakit kangker payudara
sangat berbahaya bahkan dapat merenggut nyawa kita , sebagai referensi makalah ini juga berisi
cara pencegahan dan beberapa macam pengobatan yang bisa dipilih untuk mengobati kanker
21
payudara, penulis berharap dengan membaca makalah ini pembaca bisa menambah wawasan dan
ilmunya serta dapat berhati- hati dan menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari kanker
payudara
DAFTAR PUSTAKA
22
https://www.alodokter.com/kanker-payudara
http://repo.stikesperintis.ac.id/844/1/24%20SERLY%20SAFMA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2053/2/KTI%20NUR%20ROHMAH
https://www.alodokter.com/kanker-payudara/pengobatan
23