oleh
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 152310101053
Hari : Kamis
TIM PEMBIMBING
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................iii
BAB 1. KONSEP DASAR PENYAKIT .......................................................................................... 1
1.1 Anatomi Fisiologi Payudara ............................................................................................. 1
1.2 Definisi Penyakit................................................................................................................ 3
1.3 Epidemiologi ...................................................................................................................... 3
1.4 Etiologi ............................................................................................................................... 4
1.5 Klasifikasi........................................................................................................................... 5
1.6 Patofisiologi ........................................................................................................................ 7
1.7 Manifestasi Klinik ............................................................................................................. 8
1.8 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... 9
1.9 Penatalaksanaan kanker payudara ............................................................................... 10
1.10 Komplikasi ....................................................................................................................... 13
BAB II CLINICAL PATHWAY .................................................................................................... 14
2.1 Pathway ............................................................................................................................ 14
BAB III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CA MAMAE ................................ 15
3.1 Pengkajian ............................................................................................................................. 15
3.2 Diagnosa ................................................................................................................................. 20
3.3 Perencanaan Keperawatan................................................................................................... 20
3.4 Implementasi ................................................................................................................... 29
BAB IV. DISCHARGE PLANNING ............................................................................................. 33
4.1 Discharge Planning ......................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 38
iii
BAB 1. KONSEP DASAR PENYAKIT
1
C. Bagian duktus yang di latasi untuk menahan susu B. membrane sel
D. putting susu C. lumen
E. Jaringan lemak
F. Otot pektoralis mayor
G. Dinding dada
Sejumlah jaringan lemak tergantung pada banyaknya faktor termasuk usia,persentase
lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang cooper menghubungkan dinding dada pada
kulit payudara dan memberikan bentuk payudara dan keelatisannya.( Long, 2000 ).
Gambar 2 payudara
(Zuidema, 1999)
Fisiologi Payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama
ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang
dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi.
Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul
2
benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras
kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga
terjadi waktu hamil dan menyusui. (Sjamsuhidajat, 2004)
1.3 Epidemiologi
Jumlah penderita kanker payudara diseluruh dunia terus mengalami peningkatan,
baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara Barat maupun pada insiden
rendah seperti di banya daerah di Asia. (Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker
Payudara Terpadu Paripurna, 2002).
Merupakan penyebab utama dalam hal ini insiden dan kematian yang terjadi akibat
kanker pada wanita. Pada tahun 2000 insiden kanker payudara di Indonesia berdasarkan
ASR adalah sebesar 20,6 (20,6 per 100.000 penduduk) dengan mortalitas sebesar 10,1
3
(10,1 per 100.000 penduduk) atau se anyak 10.753 orang. Sedangkan pada tahun 2005
mortalitas akibat kanker payudara menurut ASR adalah sebesar 10,9 per 100.000
penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 12.352 orang. Kanker payudara merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting karena mortalitas dan mortalitas yang tinggi.
(Budiman., Khambri & Bchtiar, 2013)
Kanker payudara merupakan kanker ke dua terbanyak setelah kanker leher rahin pada
wanita di Indonesia. Insiden kanker payudara di Indonesia berdasarkan ASR adalah
sebesar 26 per 100.000 penduduk wanita dengan mortalitas mencapai 11,3 per 100.000
penduduk wanita. (Globocan, 2002)
1.4 Etiologi
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap jenis kanker mempunyai banyak
faktor dan tahapan yang mengarah pada terjadinya perubahan sel normal menjadi sel
kanker. Pengamatan pada penderita, hubungan kebiasaan hidup pada kelompok penderita
kanker tertentu yang dibandingkan dengan kelompok orang sehat. Sekitar 5-10% dari
kanker terjadi akibat adanya kelainan genetic yang diturunkan. Anggota keluarga dengan
faktor genetic ini mempunyai risiko yang meningkatkan untuk timbulya tipe tertentu
kanker. (Tim Penanggulangan & Pelayanan Kanker Payudara, 2002)
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi beberapa faktor telah
ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan genetic. Kanker payudara memperlihatkan
proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lous payudara. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa. Hormon steroid
yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker payudara.
(Brunner & Suddarth).
Faktor resiko terjadinya kaker payudara: (Brunner & Suddarth)
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara
4
3. Manarker dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Monopouse pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
beresiko hampir 2 kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamonopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alkohol
1.5 Klasifikasi
Berdasarkan ketentuan dari American Joint Committee On Cancer (AJCC:1992),
mengklasifikasikan kanker payudara dengan sistem TNM (T=Tumor Size, N=Node,
M=Metastase). Sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu Tumor size yaitu ukuran
tumor, Node yaitu kelenjar getah bening regional dan Metastase atau penyebaran jauh
(Price & Lorraine, 2006).
5
1. T (Tumor size) atau ukuran tumor
6
dapat dilakukan untuk penatalaksanaan lanjutan. Pada stadium 1, ukuran TNM
adalah T1 N0
3. Stadium 2
kuran tumor pada stadium 2 antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ
lain maupun kelenjar getah bening. Pada stadium ini terapi radiasi disarankan
sebelum dan sesudah pembedahan, selain itu terapi dengan menggunakan hormon
dan kemoterapi (terapi adjuvan sistemik) juga dapat dilakukan. Pada stadium 2
A, ukuran TNM adalah T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0 sedangkan stadium 2
B adalah T2 N1 M0 / T3 N0 M0.
4. Stadium 3
Ukuran tumor pada stadium ini 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar
ketiak, intra dan supraklavikular, infiltrasi ke fasia pectoralis. Pada stadium ini
akan dilakukan kemoterapi atau radiasi untuk memperkecil ukuran tumor, setelah
itu baru dilakukan mastektomi. Pada stadium 3 A, ukuran TNM adalah T0 N2 M0
/ T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0. Sedangkan Stadium 3 B,
ukuranya adalah T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0.
5. Stadium 4
Kanker payudara pada stadium ini sudah metastase ke bagian yang jauh,
contohnya ke tengkorak, tulang punggung, paru-paru dan hati. Pada stadium ini,
terapi sistemik merupakan terapi yang utama. Kemoterapi dan terapi hormon
dapat memperkecil tumor, memperbaiki gejala dan membantu pasien hidup lebih
lama. Pada stadium 4, ukuran TNM adalah Tx Nx M1.
1.6 Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula – mula terjadi hiperplasia sel – sel dengan perkembangan sel – sel atipik.
Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira – kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu
7
kira – kira seperempat dari carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui
saluran limfe dan aliran darah ( Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
8
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) uas, maka tanda
dan gejala yang biasa muncul adalah:
1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
2. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
3. Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk
yang sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru
paru dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan
dalam bernafas.
4. Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5. Fungsi hati abnormal.
9
8. Ultrasonografi adalah memeriksa berdasarkan pemantulan gelombang suara, hanya
dapat membedakan lesi/tumor yang solit dan kistik dan ukuran lesi dapat lebih akurat.
Alat yang digunakan sebaiknya berfrekuensi 7,5 Mhz hingga 10 Mhz bahkan lebih
dari 10 Mhz
9. Xerografi adalah suatu “fotoelectri imaging system” berdasarkan pengetahuan
xerograf.
10. Seintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan
radio isotope Tc 99 sestamibi yang dilabel dengan keloid dengan ukuran 50-200 nm
karena akan mempengaruhi jalannya radio isotope ke sel getah bening.
10
4. Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen.
5. Tranplantasi sumsum tulang
Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah
pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum
tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke
IV.
6. Menurut Mulyani & Nuryani (2013); Suryani & Sukaca (2009) Menjelaskan bahwa
penatalaksanaan cancer mammae tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.
Salah satunya dengan Kemoterapi:
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker yang dapat
diberikan secara oran atau intervenous, cara pemberian obat secara:
a. Secara oral
Diberikan secara berseri (biasanya diminum selama 2 minggu, istirahat 1
minggu).
b. Secara intravenous
Diberikan dalam 6 kai kemo yang berjarak 3 minggu untuk full dosis.
11
Efek samping yang umumnya dirasakan adalah:
a. Rambut rontok
b. Kuku dan kulit menghitam dan kering
c. Mual dan mutah
d. Anoreksia
e. Perubahan siklus menstruasi
f. Mudah lelah
Oba-obat kemoterapi yang biasaa digunakan pada kanker payudara adalah:
a. Cyclophosphamid (cytoxan, neosar).
b. Methotrexate.
c. Fluorouracil (5-Fu, Adrucil).
d. Paclitaxel (Taxol).
e. Docetaxel (Taxotere).
f. Vinorelbine (Navelbine).
g. Gemcitabine (Gemzar), dll.
Contoh kombinasi obat:
a. CMF (cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-Fu).
b. FAC (5-Fu, doxorubicin, cyclophosphamide)
c. TAC (docetaxel, doxorubicin, cyclophosphamide)
d. GT (gemcitabine dan paclitaxel)
Perawatan pasien dengan post kemoterapi: Mulyani & Nuryani (2013)
a. Anoreksia
Penanganan yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkan kepada pasien
cara mengatur makanan: Kebutuhan karbohidrat, sebagai sumber energi harus
dikonsumsi secara teratur. Kebutuhan protein, penting karena banyak
mengandung vitamin dan mineral. Untuk menambah masukan protein bisa
juga dengan makan telur rebus, daging, yoghurt.
12
b. Perubahan indra pengecap
Hindari makanan yang pahit, makanan lunak berprotein ( susu, ikan, ayam ),
pertahankan rasa manis, konsumsi makanan tambahan, lakukan tes
pengecapan.
c. Mual dan muntah
Untuk mencegah mual dan muntah
1. Makan makanan yang dingin karena makanan panas meningkatkan
sensasi mual.
2. Minum segelas jus apel, lemon, teh untuk meredakan mual.
3. Hindari makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas
4. Hindari makan dan minum 1-2 jam sebelum dan setelah kemoterapi
5. Gunakan teknik distraksi (Musik, radio, televisi)
6. Gunakan untuk tidur saat terasa mual
d. Diare
Hindari makanan yang mengiritasi lambung, seperti: sereal, roti dari tepung,
kacang, biji-bijian, coklat, buah segar atau yang dikeringkan, jus buah
(pisang, avocado, apel dan anggur diperbolehkan.
1.10 Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
13
BAB II CLINICAL PATHWAY
2.1 Pathway
14
BAB III. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CA MAMAE
3.1 Pengkajian
Menurut Wijaya & Putri (2013), data yang dikaji pada pengkajian mencakup data yang
dikumpulkan melalui riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboraturium dan
diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistematik
adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, anaisa data dan diagnose
keperawatan.
a. Identitas
Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, seperti nama, umur (50 tahun ke
atas), alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor medical record.
b. Riwayat kesehatan
1. Alasan masuk rumah sakit : adanya benjolan pada payudara dan keluar
nanah
2. Keluhan saat pengkajian : terdapat luka yang belum sembuh dan nodul
yang keluar nanah pada payudara, serta nyeri.
3. Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit tidak pernah menderita
penyakit yang parah sebelumnya
4. Riwayat penyakit keluarga : Kanker payudara dapat disebabkan oleh
keturunan dari anggota keluarga yang mengidap kanker payudara
c. Riwayat sosial
1. Hubungan dengan anggota kelaurga
Hubungan dengan anggota keluarga. Suami, anak dan anggota yang lain. Saling
memberikan dukungan untuk pasien dengan membawakan makanan yang sehat.
2. Pembawaan secara umum
Pasien tampak jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar
3. Lingkungan rumah
Kondisi rumah pasien dekat jalan raya atau terdapat banyak asap kendaraan.
15
d. Pemenuhan kebutuhan dasar
16
e. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital Hidung
TD : 130/80 Bentuk : simetris
N : 80 X/menit Perdarahan : -
RR : 20x/ menit Polip :-
TB : - Sinusitis :-
S :-
BB sekarang : -
Wajah Mulut
Bentuk : simetris Bentuk : Simetris
Oedema : - Warna : Merah
Conjungtiva : Anemis Kelembapan : Lembab
Sclera : Putih
Leher Paru-paru
Pembesaran konjungtiva : - 1. Inspeksi : pengembangan dinding
Peningkatan JVP :- dada kiri=kanan
2. Palpasi : fremitus raba normal
3. Perkusi : sonor
4. Auskultasi : vesikuler normal
Payudara Jantung
1. Bentuk payudara : Asimetris, 1. Inspeksi : ictus cordis tidak terihat
payudara nodu-nodul yang bernanah. 2. Palpasi : tidak terdapat pembesaran
2. Putting susu : sudah tidak ada putting jantung
susu 3. Perkusi : Redup
3. Hiperpigmentasi : areola dan putting 4. Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan II
payudara mengalami hiperpigmentasi (regular)
17
4. Kebersihan : Payudara
mengeluarkan nanah yang
keluar dari nodul-nodu;
5. Benjolan abnormal : terdapat
nodul-nodul yang mengeluarkan
nanah pada payudara
6. Lain-lain : terdapat nyeri tekan
pada payudara dengan skala
nyeri 5
18
- Behavior
Pasien malu untuk berinteraksi dengan teman sekitarnya
- Mekanisme koping
Pasien berdoa dan bercerita kepada keluarga setiap masalah
- Peran
Perannya sebagai istri dan orang tua berkurang karena dirawat di rumah sakit
- Support sistem
Pasien mengatakan bahwa suami dan anak-anaknya mendukung untuk sembuh
g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang klinis
a. Pemeriksaan radiologist
1. Mammografi/ USG Mamma
2. X-foto thoraks
3. Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USG abdomen,
bone scan, CT scan.
b. Pemeriksaan laboraturium
1. Darah lengkap, urin
2. Gula darah puasa dan 2 jpp
3. Enxym alkali sposphate, LDH
4. CEA, MCA, AFP
5. Hormon reseptor ER, PR
6. Aktivitas estrogen/ vaginal smear.
c. Pemeriksaan sitologis
1. FNA dari tumor.
2. Cairan kista dan efusi pleura.
3. Sekret puting susu, ditemukannya cairan abnormal
seperti darah atau nanah
19
3.2 Diagnosa
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul pada pasien cancer
mammae adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
2. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Mastektomi
6. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi
7. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan hipermetabolisme ke jaringan
20
3. Mampu mengenali nyeri seperti meningkatkan rasa
(skala, intensitas, mendengarkan control.
frekuensi, dan tanda music atau
nyeri). menonton TV.
4. Menyatakan merasa 3.Evaluasi 3.Evaluai dilakukan
nyaman setelah nyeri keefektifan setelah mengajarkan
berkurang control nyeri teknik pengalihan ,
sehingga mengetahui
kebutuhan pasien.
4. Kolaborasi dalam 4. Nyeri adalah
pemberian komplikasi sering dari
anakgesik kanker, meskipun
respon individu
berbeda. Saat
perubahan penyakit/
pengobatan terjadi,
penilaian akan
diperlukan
2 Cemas Setelah dilakukan 1.Gunakan 1. Pasien yang cemas
berhubungan intervensi keperawatan pendekatan yang memerlukan teman
dengan perubahan selama 1 x 24 jam menenangkan dan ketenangan daam
gambaran tubuh diharapkan cemas mengungkapkan
berkurang. kecemasannya
Dengan kriteria hasil
1.Klien mampu 2. Jelaskan semua 2. Prosedur, dampak
mengidentifikasi dan prosedur dan apa dan segala yang
21
2.Mengidentifikasi, Hal ini membuat
mengungkapkan, dan pasien tahu
menunjukkan teknik mengenai
mengontrol cemas. dampaknya, dan
3.Vital sign dalam batas dapat mengambil
normal. keputusan yang
3.
4. Bantu pasien atau 4. Keterampilan
orang terdekat koping sering rusak
dalam mengenali setelah diagnosis
dan dan selama fase
mengklasifikasi pengobatan yang
rasa takut untuk berbeda. Dukungan
memulai dan konseling
mengembangkan sangat diperlukan
strategi koping untuk individu
untuk mengenal dan
menghadapi rasa menghadapi rasa
takut takut.
22
5. Memungkinkan
5. Jelaskan semua
pasien membuat
prosedur dan apa
keputusan sesuai
yang dirasakan
realita
selama prosedur
23
4. Tindakan istirahat 4. Membatasi
adekuat/ periode keletihan,
atihan mendorong
gerakan yang
cukup untuk
mencegah
komplikasi
24
3. Pasien dan keluarga fisiologi dengan membuat
mampu menjelaskan cara yang tepat keputusan
kembali apa yang 3. Diskusikan 3. Gaya hidup
dijelaskan perawat/ tim perubahan gaya memberi pengaruh
kesehatan lainnya. hidup yang yang penting
mungkin Dallam mencegah
diperlukan untuk kompikasi
mencegah
komplikasi di
masa yang akan
datang
kanker dan
pengobatan
5. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji balutan/ luka 1. Penggunaan
integritas Kulit intervensi keperawatan untuk balutan tergantung
berhubungan selama 3x24 jam waktu karakteristik luas pembedahan
dengan penyembuhan kulit drainase. Monitor dan penutupan
pengangkatan meningkat. jumlah edema, luka. Drainaase
bedah kulit/ Dengan kriteria hasil: kemerahan, dan terjadi ketika
jaringan 1. Perfuusi jaringan nyeri pada insisi trauma prosedur
baik dan manipuasi
25
2. Menunjukkan dan lengan, serta banyak pembuluh
pemahaman dalam suhu. darah dan limfatik
proses perbaikan pada area tersebut.
kulit dan mencegah 2. Tempatkan pada 2. Membantu
terjadinya cedera posisi semifowler drainase cairan
berulang melalui grafitasi
3. Mampu melindungi 3. Jangan meakukan 3. Meningkatkan
kulit dan pengukuran TD, potensial
mempertahankan injeksi obat pada konstriksi ,
kelembaban kulit llengan yang sakit infeksi, dan
dan perwatan alami limfedema pada
posisi yang
sakit
26
berhubungan selama 1 x 24 jam citra respon klien bagaimana
dengan tubuh kembali efektif. terhadap tubuhnya pandangan diri
mastektomi Denagn kriteria hasil: pasien pada
1. Gambaran tubuh perubahan
positif. 2. Jelaskan tentang 2. Dapat menyatakan
2. Mampu Pengobatan, masalh penyakit
mengidentifikasi perawatan, sehingga
kekuatan personal. kemajuan dan membantu
3. Mendiskripsikan prognosis penyakit. dalam mengambil
secara factual keputusan.
perubahan fungsi
tubuh. 3. Kehilangan bagian
3. Dorong klien
4. 4. Mempertahankan tubuh, menerima
mengungkapkna
interaksi sosial. kehilanga hasrat
perasaannya
seksual sehingga
pasien
membuat rencana
untuk masa depan.
4. Fasilitasi kontak
4. Memberikan
dengan
tempat untuk
individu lain
pertukaran
dalam
masalah dan
kelompok keci
perasaan dengan
orang lain
yang mengalami
pengalaman yang
sama dan
27
mengidentifikasi
cara orang
terdekat dapat
memudahkan
penyembuhan
pasien.
7. ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Pantau masukan 1. Mengidentifikasi
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan makanan setiap kekuatan/ definisis
kebutuhan selam 3 x 24 jam, hari nutrisi
tubuh berhubungan diharapkan nutrisi terpenuhi 2. Ukur tinggi badan 2. Menentukan daam
dengan atau adekuat. , berat badan dan identifikasi
hipermetabolisme Dengan kriteria hasil: ketebaan lipatan manutrisi protein-
pada jaringan 1. Tidak ada tanda- kulit trisep kaori, khususnya
tanda malnutrisi bila berat badan
2. Menunjukkan dan hasil
peningkatan fungsi antropometrik
pengecapan dari kurang dari normal
menelan 3. Ciptakan suasana 3. Membuat waktu
3. Tidak terjadi makan yang makan ebih
penurunan berat menyenangkan menyenangkan,
badan yang berarti yang dapat
meningkatkan
masukan
4. Dorong 4. Membuat waktu
komunikasi makan lebih
terbuka mengenai menyenangkan ,
masalah anoreksi yang dapat
28
meningkatkan
5. Kolaborasi masukan
dengan ahlli gizi 5. Memberikan
untuk rencana diet khusus
menentukan untuk memenuhi
jumah kaori dan kebutuhan individu
nutrisi yang dan menurunkan
dibutuhkan pasien masalah berkenaan
dengan malnutrisi
protein/ kaori dan
defisiensi
mikronutrien
3.4 Implementasi
No Diagnosa Implementasi Ttd
1 Nyeri berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri secara
dengan adanya komprehensif, termasuk lokasi,
penekanan massa tumor karakteristik, durasi, frekuensi, RE
maupun kualitas.
2. Memberikan pengalihan seperti
reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti
mendengarkan music atau
menonton TV.
3. Mengevaluasi keefektifan control
nyeri
4. Berkolaborasi dalam pemberian
anakgesik
29
2 Cemas berhubungan 1. Gunakan pendekatan yang
dengan perubahan menenangkan
gambaran tubuh 2. Jelaskan semua prosedur dan apa RE
yang dirasakan selama prosedur
3.Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
4. Bantu pasien atau orang terdekat
dalam mengenali dan
mengklasifikasi rasa takut untuk
memulai mengembangkan strategi
koping untuk menghadapi rasa
takut
5. Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
30
4 Setelah dilakukan 1. Berikan penilaian tentang tingkat
intervensi keperawatan pengetahuan pasien tentang proses
selama 3 x 24 jam penyakit yang spesifik RE
diharapkan infeksi tidak 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
terjadi dan hubungannya dengan anatomi
fisiologi dengan cara yang tepat
31
sakit
6 Gangguan gambaran 1. Kaji secara verbal dan non verbal
tubuh berhubungan respon klien terhadap tubuhnya
dengan mastektomi 2. Jelaskan tentang Pengobatan, RE
perawatan, kemajuan dan
prognosis penyakit.
3. Dorong klien mengungkapkna
perasaannya.
4. Fasilitasi kontak dengan individu
lain dalam kelompok kecil.
7 ketidakseimbangan 1. Pantau masukan makanan setiap
nutrisi kurang dari hari
kebutuhan tubuh 2. Ukur tinggi badan , berat badan RE
berhubungan dengan dan ketebaan lipatan kulit trisep
hipermetabolisme pada 3. Ciptakan suasana makan yang
jaringan menyenangkan
4. Dorong komunikasi terbuka
mengenai masalah anoreksi
5. Kolaborasi dengan ahlli gizi untuk
menentukan jumah kaori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
32
BAB IV. DISCHARGE PLANNING
4.1 Discharge Planning
1. Terapi non bedah: penyinaran, kemoterapi, terapi hormone dan endokrin
2. Lakukan pemeliharaan kulit/ diri sendiri dengan benar (menggunakan sabun ringan
dengan penggosokan minimal, hindari sabun berparfum atau berdeodoran, gunakan
lotion hidrofilik untuk kekeringan, gunakan sabun aveno jika terjadi pruritus, dan
hindari pakaian yang ketat, kutang dengan kawat peyangga, dan suhu yang
berlebihan atau cahaya ultraviolet.
3. Hindari mencuci rambut setiap hari dan gunakan sampo ringan untuk menghindari
kerontokan
4. Biarkan rambut mongering secara alami dan jangan menyikat rambuut
5. Konsultasi dengan dokter untuk pemakaian terapi hormonal
6. Makan makanan yang bergizi sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh
7. Istirahat cukup dan oahraga secara teratur
8. Jika menginginkan kehamilan konsultasi dengan dokter karena kebanyakan diminta
menunggu selama 2 tahun
33
a. Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau
tidak)
b. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta
kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri teggak depan cermin, posisi kedua
lengan lurus ke bawah disamping badan.
Gambar 7. SADARI
34
e. Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang atau tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla
2. Memeriksa prubahan bentuk payudara dengan posisi berbaring
Gambar 9. SADARI
a. Memeriksa seluruh bagian payudara vertical, dari tulang selangka di bagian atas
ke batas bawah payudara, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah
bagian ketiak.
b. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan
tekan kuat untuk merasakan benjolan.
35
c. Gerakkan tangan dengan perlahan-lahan ke batas bawah payudara dengan putaran
ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian batas bawah payudara, bergerak
kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan
memutar dan menekan payudara.
d. Bergeraklah ke atas dank e bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian
yang ditunjuk
4. Memeriksa payudara dengan secara pemutaran
36
Gambar 12 . SADARI dengan memeriksa ketiak
Letakkan tangan kanan ke samping dan merasakan ketiak dengan teliti, apakah teraba
benjolan abnormal atau tidak
37
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2014). Cancer Facts and Figures 2014. Atlanta: American
Cancer Society
Bare & Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi
8 Vol 3. Jakarta: EGC
Budiman, Arid., Khambri, Daan & Bachtiar, Hafni. (2013). Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Berobat Pasien yang Diterapi Tamoxifen Setelah Operasi Kanker Payudara.
Jurnal Fakultas Kedokteran Andalas. Retrieved from
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/60/55
Dusnstall, Coad. (2007). Anatomi & Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC. Retrieved from
https://books.google.com/
Kusuma, Hardhi & Nurarif, Amin Huda Nurarif. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Media Action
Mardiana. (2004). Kanker Pada Wanita Pencegahan dan Pengobatan dengan Tanaman
Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. Retrieved from https://books.google.com/
Mulyani, N.S, & Nuryani. (2013). Waspadai 4 kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta:
Nuha Medika. Retrieved from https://books.google.com/
Nurarif H, Amin & Kusuma, Hardi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-
NOC.Yogyakarta: Mediaction Publishing.
38
Prince, Sylvia. A & Lorraine, M. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, edisi 1. Jakarta: EGC
R. Sjamsuhidayat, Wim De Jong. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sabiston, David C. (1995). Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=qgdPlhd-
lc0C&pg=PA387&dq=kanker+payudara&hl=ban&sa=X&ved=0ahUKEwjT3uiIgsjYA
hWHQI8KHeTrCxgQ6AEIPjAF#v=onepage&q=kanker%20payudara&f=false
Sjamsuhidayat, R & Wim de Jong. (2004). Buku Ajar Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Retrieved from https://books.google.com/
Wijaya, Andra Saferi & Putri, Yefri Mariza. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu:
Nuhun Medika. Retrieved from https://books.google.com/
39
Zuidema P.J. (1995). Kumpulan Kuliah Penyakit-penyakit Jantung. Jakarta: Nur Cahaya.
Retrieved from https://books.google.com/
40