Anda di halaman 1dari 19

Makalah Keperawatan Maternitas

PENYAKIT PADA MASA KEHAMILAN


“DIABETES MELITUS, GANGGUAN KARDIOVASKULER (PRE EKLAMSIA
& EKLAMSIA) DAN ANEMIA”

Disusun Oleh:

ABDUL HADI HARIANTO


022.01.3994

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM


STIKES MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas ini
dengan judul “Penyakit Pada Masa Kehamilan; Diabetes Melitus, Gangguan
Kardiovaskuler (Pre Eklamsia & Eklamsia) Dan Anemia”.
Dalam proses penulisan tugas ini penulis telah berusaha sebaik mungkin. Namun
demikian penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
penyempurnaan dari tugas ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya.
Harapan penulis, semoga tugasini dapat berguna bagi semua pihak.

Bayan, Mei 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan diartikan sebagai proses dari pembuahan dan penyatuan sperma
atau sel telur yang diikuti dengan proses implantasi atau nidasi. Jika dihitung dari
saat pembuahan hingga kelahiran bayi, kehamilan normal terjadi selama 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan dalam kalender internasional.
Kehamilan di bagi menjadi 3 trimester dengan trimester pertama berlangsung
selama 12 minggu, yaitu minggu ke1 sampai 12, trimester kedua yaitu 15
minggu, yaitu minggu ke 13 sampai minggu ke 27 dan trimester ketiga yaitu 13
minggu yaitu pada minggu ke 28 sampai minggu ke 40 (Prawihardjo, 2018).
Dari serangkaian proses kehamilan hingga persalinan, banyak proses
tersebut yang dapat membahayakan wanita dan janinnya bahkan dapat
menyebabkan kematian. Ada kemungkinan masa kehamilan, persalinan, nifas
dan neonatus yang semula fisiologis bisa berkembang menjadi patologis dan
dapat mengancam ibu dan janinnya. Kehamilan dengan komplikasi pada ibu
hamil dan bersalin merupakan masalah yang kompleks, karena komplikasi
kehamilan tersebut dapat menyebabkan kematian langsung ibu hamil atau
bersalin (Putri & Nunung, 2020).
United nations international Children”s Emergency Found (UNICEF)
menyatakan bahwa hampir 10.000 wanita meninggal setiap tahun akibat masalah
selama kehamilan dan persalinan. Kehamilan sebagai suatu kondisi fisiologis
yang dapat diikuti dengan kondisi patologis yang mengancam kondisi ibu dan
janin. (Fitriani, 2016). Masalah yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan
diantaranya kehamilan ektopik atau tuba, perdarahan vagina, keguguran,
hiperemesis gravidarum, demam, plasenta previa, fibroid (mioma), abrupsio
plasenta, infeksi, diabetes mellitus gestasional, preeklampsia, PIH, dan anemia
(Simkin, dkk, 2011).
Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan intoleransi glukosa pada
berbagai tingkatan yang terjadi selama kehamilan. DMG pada wanita
meningkatkan risiko kematian sebelum kelahiran pada ibu dan bayinya, tingkat
kesakitan pada ibu dan meningkatkan risiko berkembangnya DM tipe-2 setelah
melahirkan (Anna Marliyati and Roosita, 2016). Menurut World Health
Organization (WHO), sekitar 585.000 ibu meninggal setiap tahun dan selama
kehamilan atau persalinan, 28% diantaranya disebabkan oleh Diabetes Mellitus.
(Fitriani, 2016).
Preeklamsia adalah kealiann muti sistemik yang terjadi pada kehamilan yang
ditandai dengan adanaya hipertensidan edema serta dapat disertai proteinuria,
biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu keatas. Sedang eclampsia adalah
kondisi dimana passion meemenuhi kriteria preeklamsia dengan disertai kejang
yang tidak diketahui penyebabnya yang bukan merupaknan kelainan neurologis
(Lalenoh, 2018). Kejadian preeklampsi di negara Amerika Serikat dilaporkan
23,6 kasus per 1000 kelahiran. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
dalam buku Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran menyampaikan untuk
kejadian preeklampsi di Indonesia sebanyak 128.273/tahun atau sekitar 5,3%
(POGI, 2016).
Anemia merupakan suatu keadaan saat jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah Hemoglobin (Hb) tidak mencukupi
untuk seluruh kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI, 2013). World Health
Organization (WHO) pada tahun 2012 memperkirakan sekitar 35 - 75% ibu
hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami
anemia. Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil sekitar 70% atau 7 dari 10
wanita hamil mengalami anemia. Tingginya pravalensinya anemia pada ibu
hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia
(Adawiyani, 2013).
B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan diabetes, gangguan kardiovaskuler (pre eklamsia
dan eklamsia), dan anemia sebagai penyakit pada masa kehamilan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui penyakit pada masa kehamilan berupa diabetes, gangguan
kardiovaskuler (pre eklamsia dan eklamsia), dan anemia.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. DIABETES
1. Definisi
Diabetes Mellitus Gestasional ialah keadaan terjadinya intoleransi
glukosa yang dimulai atau di dapatkan pada saat hamil. Yang diketahui
muncul seiring kehamilan. (Prawihardjo, 2018).
Setiawati (2020) mengatakan Diabetes Mellitus Gestasional yang di
definisikan sebagai adanya gangguan toleransi glukosa sebagai tingkat yang
diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apa penderita perlu
diberikan terapi insulin atau tidak.
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus Gestasional
Klasifikasi diabetes mellitus dalam kehamilan dibagi menjadi 2 kelas
yaitu A1 dan A2 yang memenuhi kriteria pemeriksaan gula darah puasa dan
gula darah 2 jam postprandial (setelah makan), yang selanjutnya menjadi
dasar terapi (Sugianto, 2016):
1) Tipe A1
Tes hubungan glukosa oral abnormal (TTGO) tetapi puasa normal dan 2
jam setelah makan. Tipe A1 adalah jenis diabetes gestasional yang hanya
dapat diobati dengan diet sehat untuk mengontrol kadar gula darah. 30 b.
2) Tipe A2
Tes hubungan glukosa oral abnormal (TTGO) tidak normal diikuti
dengan peningkatan abnormal pada puasa atau setelah makan gula darah.
Penatalaksanaan tipe A2 dilakukan melalui terapi insulin atau obat lain
yang diperlukan untuk mengontrol kadar gula darah.
3. Etiologi
a. Penyebab Diabetes Mellitus Gestasional resiko tinggi
American Diabetes Association (ADA), seorang dikatakan berisiko
tinggi mengalami diabetes mellitus dalam 24 kehamilan dan memerlukan
pemeriksaan awal sesegera mungkin jika:
1) Obesitas (IMT > 30)
2) Mengalami diabetes karena kehamilan sebelumnya pernah memiliki
riwayat diabetes mellitus gestasional
3) Adanya glukosa dalam urin
4) Memiliki riwayat diabetes dalam keluarga

Disarankan melakukan pemeriksaan awal jika menemukan adanya


kondisi:
1) Adanya riwayat melahirkan bayi makrosomia atau bayi besar > 4 kg
2) Adanya riwayat bayi lahir mati
3) Ada riwayat bayi lahir dengan kecacatan
4) Ada riwayat tekanan darah tinggi
5) Usia ibu diatas 35 tahun.
b. Penyebab diabetes mellitus gestasional resiko rendah
1) Usia dibawah 25 tahun
2) Berat badan normal
3) Bukan termasuk anggota kelompok dengan angka kejadian diabetes
yang tinggi
4) Tidak ada riwayat diabetes dalam keluarga
5) Tidak ada pemeriksaan hasil laboratorium kadar gula darah yang
diatas batas yang ditentukan sebelumnya
6) Tidak memiliki riwayat kehamilan dengan riwayat kelahiran bayi
berukuran besar (makrosomia) atau keluhan lain yang berhubungan
dengan diabetes karena kehamilan
c. Penyebab diabetes mellitus gestasional resiko sedang
American Diabetes Association (ADA) seseorang dikatakan
beresiko menengah mengalami diabetes mellitus dalam kehamilan dan
belum diperlukan pemeriksaan jika tidak mengalami ciri-ciri seperti
dalam kategori risiko tinggi atau sedang. Pada kategori ini, skrining awal
dilakukan di usia kehamilan 24-28 minggu. Namun demikian, perlu
diingat bahwa pada kasus diabetes mellitus karena kehamilan sering kali
pengidapnya tidak memiliki resiko sama sekali, sehingga sangat penting
untuk melakukan skrining awal pada usia kehamilan 24-28 minggu.
(Sugianto, 2016).
4. Manifestasi Klinis
Diabetes Militus Gestational adalah bentuk sementara (dalam banyak
kasus) diabetes dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup untuk menangani gula selama kehamilan. Hal ini juga bisa disebut
intoleransi glukosa atau intoleransi karbohidrat. Tanda dan gejala dari
diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita diabetes
melitus pada umumnya, yaitu :
1) Poliuria (banyak kencing)
2) Polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
3) Pusing, mual dan muntah
4) Obesitas
5) Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva f.
Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
6) Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
7) Gula darah 2 jam > 200mg/dl i. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
8) Gula darah puasa > 126 mg/dl
5. Komplikasi
Komplikassi yang sering terjadi pada diabetes meatus gestasional
diantaranya:
1) Makrosomia
Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus terjadi peningkatan serum
metabolit seperti asam lemak bebas, senyawa keton dalam tubuh,
trigliserida,glukosa dan asam amino yang dimana melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta yang berhubungan dengan sirkulasi
janin akan memicu peningkatan transfer nutrien pada janin yang akan
menimbulkan hiperglemik dalam lingkungan uterus sehingga dapat
merubah pertumbuhan dan komposisi tubuh janin. Selama awal
kehamilan, faktor perkembangan insulin dan insulin menjadi penentu
utama pertumbuhan dan perkembangan organ janin, yaitu ibu dengan
diabetes gestasional yang memiliki kontrol dan kadar gula darah yang 31
buruk. Tingginya kadar glukosa dan insulin yang tidak terkontrol dalam
kandungan mempercepat pertumbuhan janin (Rahayu dan Rodiani, 2016).
2) Abortus atau bayi lahir dengan kelainan konginetal
Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus Gestasional beresiko tinggi dapat
mengalami abortus, hal ini dikarenakan jika gula darah tinggi atau
hiperglikemia tidak terkontrol secara terus menerus itu dapat menjadi
penyebab abortus. Selama awal kehamilan jika kadar glukosa darah tinggi
dapat menyebabkan tahap awal perkembangan tidak membentuk dengan
benar dan dapat terjadi peningkatan laju kehamilan kosong (Blighted
ovum). Ibu hamil dengan Diabetes Mellitus itu sendiri dapat
mempengaruhi sirkulasi darah plasenta dan menyebabkan gangguan
vaskular pada janin (Fitriani,2016).
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia neonatus dapat terjadi akibat kontrol diabetes pada ibu
hamil tidak dilakukan dengan baik. Segera setelah bayi lahir 24 jam
pertama atau biasanya 6-12 jam setelah lahir, bayi dapat mengalami
hipoglikemia hal ini terjadi karena suplai glukosa darah ibu yang tinggi
pada saat dalam kandungan berhenti secara mendadak sementara kadar
insulin dalam tubuh bayi masih sangat tinggi atau 32 karena
hiperensulinemia dan cadangan glikogen yang kurang pada bayi. (Rahayu
dan Rodiani, 2016).
4) Tekanan darah tinggi (Preeklampsi)
Preeklampsi pada kehamilan dapat disebabkan beberapa faktor antara
lain penyakit pada pembuluh darah dan ginjal. Pada penderita diabetes
mellitus gestasional atau kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dan
dalam jangka waktu yang tertentu akan mengakibatkan penurunan fungsi
penyaringan pada ginjal dan pada pembuluh darah terjadi peningkatan
jumlah kadar glukosa darah yang tidak dapat dikontrol tersebut
mengakibatkan peningkatan resistensi darah sehingga Renal blood flow
juga akan mengalami penurunan. Mekanisme umpan balik dan dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah. (Sulistiyah, 2017).
6. Asuhan keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi
(SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
Ketidak stabilan Setelah di lakukan 1. Identifikasi kemungkinan
glukosa darah (D0027)
asuhan keperawatan hiperglekemia
diharapkan 2. Monitor kadar glukosa darah
kestabilan kadar jika perlu
glukosa darah 3. Monitor intek dan cairan
membaik ( L.03022) output
Dengan kriteria 4. Berikan asupan cairan oral
hasil: 5. Konsultasi dengan medis
a. Pusing menurun jika tanda dan gejala
b.Lelah lesu hiperglekemia tetap ada atau
menurun memburuk
c. Rasa haus 6. Ajarkan pengobatan (mis,
menurun d.Kadar pengukuran insulun, obat
glukosa dalam urine oral, monitor asupan cairan,
membaik pengganti karbohidrat dan
bantuan propesional
kesehatan)
7. Kolaborasi pemberian
insulin jika perlu pemberian
cairan IV jika perlu
(I.03115)
Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan 1. Identifikasi saat tingkat
asuhan keperawatan ansietas berubah
diharapkan tingkat (mis.kondisi, waktu, stresor)
ansietas menurun 2. Monitor tanda-tanda ansietas
(L.09093) (verbal dan non verbal)
Dengan kriterian 3. Dengarkan dengan penuh
hasil: perhatian 2.4 Gunakan
a. Verbalilasi pendekatan yang tenang dan
kebingungan menyakinkan
menurun 4. Motifasi mengidentifikasi
b. Verbalilsasi situasi yang memicu
khawatir akibat kecemasan
kondisi yang 5. Informasikan secara faktual
dihadapi menurun mengenai diagnosa
c. Prilaku gelisah ,pengobatan , dan
menurun 6. prognosisAnjurkan keluarga
d. Keluhan pusing agar tetap bersama pasien ,
menurun jika perlu
e. Pucat menurun 7. Latih teknik relaksasi
f. Pola berkemih (I.09314)
membaik

B. GANGGUAN KARDIOVASKULER (PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA)


1. Definisi
Preeklamsia adalah kealiann muti sistemik yang terjadi pada kehamilan
yang ditandai dengan adanaya hipertensidan edema serta dapat disertai
proteinuria, biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu keatas (Lalenoh,
2018).
Eklamsia adalah kondisi dimana passion meemenuhi kriteria preeklamsia
dengan disertai kejang yang tidak diketahui penyebabnya yang bukan
merupaknan kelainan neurologis (Lalenoh, 2018).
2. Klasifikasi Preeklamsia dan Eklamsia
Menurut preekelamsia menutrut Jayanti (2019):
1. Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan ditandaid engan tekanan darah 140/90mmHg.
Proteinuria 0,3gr/lt atau 1+ atau 2+, oedema pada kaki, jari, muka dan
berat badan naik >1kg/mg.
2. Preeklamsia berat
Preeklamsia berat ditandai dengan tekanan darah 160/110mmHg atau
lebih, proteinurin 5gr/t atau lebih, oliguria (jumlah urin<500ss per 2 jam),
terdapat oedem paru dan sianosis, adanyanya gangguan cerebral,
gangguan visus dan rasa nyeri epigastrium
Klasifikasi Eklamsia:
a. Eklamsia gravidarum (antepartum)
b. Eklamsia partuirentum (intrapartum)
c. Eklamsia puerperale (postpartum)
3. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan Keperawatan
Gangguan Pertukaran Setelah di lakukan asuhan Pemantauan respirasi
Gas keperawatan diharapkan Tindakan:
Pertukaran gas teratasi: 1. Monitor frekuensi,
L.01003 irama, kedalaman dan
1. Pusing dan Penglihatan upaya nafas
kabur 2. Monitor pola nafas
2. Diaphoresis seperti (bardipneau,
3. Gelisah takipneau,
4. Napas cuping hidung hiperventilasi,
5. Sianosis kusmaul,Cheyne-
6. Pola napas stokes)
7. Warna kulit 3. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
4. Informasikan hasil
pemantauan jika perlu
Gangguan rasa Setelah di lakukan asuhan Menajemen nyeri
nyaman keperawatan diharapkan I.08238
Status kenyamanan Identifikasi lokasi,
L.08064 karakteristik, durasi,
1. Gelisah kualitas dan insensitas
2. Kebisingan nyeri
3. Keluhan sulit tidur Identifikasi skala nyeri
4. Gatal Identifikasi respon
5. Mual nyeri non verbal
6. Lelah Berikan tehnik
7. merintih nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
(terapi hypnosis,
akupresure, dll)
Kontrol lingkungan
yang memberikan rasa
nyeri
Kolaborasi pemberian
analgetic jika perlu

C. ANEMIA
1. Definisi
Anemia diartikan sebagai suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) di
dalam darah lebih rendah atau lebih kecil daripada nilai normal untuk
kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia gizi adalah suatu
keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih rendah daripada normal
karena ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah dalam
produksinya untuk mempertahankan kadar atau jumlah hemoglobin pada
tingkat normal. Anemia gizi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah merah dan fungsi
lain dalam tubuh terganggu (Adriyani, 2012).
Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan jumlah kadar
hemoglobin dalam darah <11G% pada trimester 1 yaitu 3 bulan awal
kehamian atau kadar Hb <10,5g% pada trimester 2 yaitu 4-6 bulan usia
kehamilan (Aritonang, 2015). Selama kehamilan, ibu hamail mengalami
peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya
bertambah 19% sehingga berakibat frekuensi pada ibu hamil cukup tinggi
(Irianto, 2014).
2. Etiologi
Anemia pada kehamilan merupakan gangguan pencernaan dan absorpsi,
hipervolemia, yang dapat menyebabkan terjadinya pengenceran darah,
kebutuhan zat besi meningkat, dan kurangnya zat besi dalam makanan, serta
pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma (Irianto,
2014).
3. Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala anemia kehamilan yang sering muncul yaitu sebagai
berikut, kelelahan, kelemahan, pusing, dispnea ringan. Gejala lain yang dapat
ditimbulkan pada anemia kehamilan misalnya mudah pingsan, tetapi tekanan
darah masih dalam batas normal, terjadinya malnutrisi, sesak nafas atau
gejala curah jantung tinggi dan nafsu makan turun (Bruno, 2019).
4. Dampak Anemia Pada Kehamilan
a. Trimester I
Dampak anemia kehamilan yang dapat terjadi pada kehamilan
trimester I yaitu terjadinya abortus, terjadinya missed abortus, dan
terjadinya kelainan kongenital
b. Trimester II
Dampak anemia kehamilan yang dapat terjadi pada kehamilan
trimester II yaitu persalinan prematuritas, terjadinya perdarahan
antepartum, terjadi gangguan pada pertumbuhan janin dalam rahim,
terjadinya asfiksia intrauterine sampai terjadinya kematian, gestosis dan
mudah terkena infeksi, IQ rendah, serta terjadinya dekompensasio kodis
sampai terjadinya kematian ibu
c. Trimester III
Anemia yang terjadi pada trimester III dapat memberikan dampak
terhadap kejadian BBLR (Bruno, 2019).
d. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (SLKI) (SIKI)
Defisit pengetahuan Diharapkan tingkat Edukasi kesehatan :
tentang anemia pada pengetahuan pasien 1. Identifikasi kesiapan dan
ibu hamil
meningkat dengan kemampuan menerima
kriteria hasil informasi
L.03030: 2. Sediakan materi dan
1. Perilaku sesuai anjuran media pendidikan
meningkat kesehatan
2. Kemampuan 3. Berikan kesempatan
menjelaskan bertanya
pengetahuan tentang 4. Jelaskan faktor risiko
suatu topik meningkat yang dapat
3. Kemampuan mempengaruhi kesehatan
menggambarkan 5. Berikan suplemen zat
pengalaman besi bila perlu
sebelumnya yang sesuai (I.12383)
dengan topic meningkat
4. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan
Keletihan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesiapan dan
berhubungan dengan tindakan keperawatan kemampuan menerima
kondisi fisiologis
(anemia dalam diharapkan tingkat informasi.
kehamilan) keletihan menurun 2. Anjurkan menyusun
dengan kriteria hasil: jadwal aktivitas dan
L.05046 istirahat.
1. Verbalisasi kepulihan 3. Sediakan materi dan
energi pada ibu hamil media pengaturan
meningkat aktivitas dan istirahat
2. Tenaga ibu hamil 4. Jadwalkan pemberian
meningkat pendidikan kesehatan
3. Lesu pada ibu hamil 5. Anjurkan menyusun
menurun jadwal aktivitas dan
4. Pola istirahat ibu hamil istirahat
membaik 6. Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
7. Kolaborasikan dengan
ahli gizi pemenuhan
menu seimbang
(I.12362)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus Gestasional ialah keadaan terjadinya intoleransi glukosa
yang dimulai atau di dapatkan pada saat hamil. Yang diketahui muncul seiring
kehamilan. (Prawihardjo, 2018).
Preeklamsia adalah kealiann muti sistemik yang terjadi pada kehamilan
yang ditandai dengan adanaya hipertensidan edema serta dapat disertai
proteinuria, biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu keatas (Lalenoh,
2018).
Eklamsia adalah kondisi dimana passion meemenuhi kriteria preeklamsia
dengan disertai kejang yang tidak diketahui penyebabnya yang bukan
merupaknan kelainan neurologis (Lalenoh, 2018).
Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan jumlah kadar hemoglobin
dalam darah <11G% pada trimester 1 yaitu 3 bulan awal kehamian atau kadar Hb
<10,5g% pada trimester 2 yaitu 4-6 bulan usia kehamilan (Aritonang, 2015).
Selama kehamilan, ibu hamail mengalami peningkatan plasma darah hingga
30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19% sehingga berakibat
frekuensi pada ibu hamil cukup tinggi. Anemia pada kehamilan merupakan
gangguan pencernaan dan absorpsi, hipervolemia, yang dapat menyebabkan
terjadinya pengenceran darah, kebutuhan zat besi meningkat, dan kurangnya zat
besi dalam makanan, serta pertambahan darah tidak sebanding dengan
pertambahan plasma (Irianto, 2014).

B. Saran
Makalah ini dapat dapat dijadikan sumber informasi dan menambah
pengetahuan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan diabetes, gangguan kardiovaskuler (Preeklamsia dan Eklamsia) dan
anemia.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyani, R. 2013. Pengaruh Pemberian BOOKLET Anemia Terhadap
Pengetahuan, Kepatuhan Minum Tablet Tambah Darah dan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil di Unit Rawat Jalan Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Surabaya: Jurnal
Ilmiah.
Fitriani, Rini. 2016. Analisis Faktor Resiko Kejadian Diabetes Mellitus Gestasional
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Lalenoh, D.C. 2018. Preeklamsia Berat dan Eklamsia: Tatalaksana Anestesia
Perioperatif. Diakses: http://books.google.co.id/bppks?id.
Jayanti, I. 2019. Evidanced Based Dalam Praktik Kebidanan.
Diakses: http://books.google.co.id/bppks?id.

POGI. 2016. PNPK Pre Eklamsi.


Diakses di https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/com.

Prawihardjo, Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Cet. Kelima. Jakarta: PT Bina


Pustaka.
Putri, Intan Mutiara dan Nunung, Ismiyatun. 2020. Deteksi Dini Kehamilan Beresiko.
Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus 2020.
Simkin, Penny. 2011. Kehamilan, Melahirkan Dan Bayi. Jakarta: Arcan.

Rahayu, Anita, dan Rodiani. 2016. Efek Diabetes Mellitus Gestasional terhadap
kelahiran bayi makrosomia. Jurnal: MAJORITY 5.

Setiawati, Dewi. 2020. Fisio-Patologi Kehamilan, Persalinan Dan Kasih Sayang


Universal, Bagaimana proses Setetes Sperma Menjadi Makhluk Hidup Baru. Gowa:
Alauddin University Press.

Setiawati, Dewi. 2013. Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan. Cet. Pertama.


Makassar: Alauddin University Press.

Sugianto. 2016. Diabetes Mellitus Dalam Kehamilan. Jakarta: Penerbit Erlangga,


Sulistiyah, Ismiatun, dkk. 2017. Faktor pendukung timbulnya resiko gestasional
diabetes mellitus pada ibu hamil di BPS Kabupaten Malang. Jurnal Politeknik Rs
dr.Soepraoen, no.1.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai