Anda di halaman 1dari 26

EFEK

MEKANISME SAMPING
KERJA
Diuretik adalah obat yang dapat menambah
kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan
adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan
yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran
(kehilangan) zat-zat terlarut dan air.
Mekanisme Kerja Diuretik
Diuretik bekerja dengan mengurangi reabsorbsi
natrium, sehingga pengeluaran urine melalui kandung
kemih lebih banyak. Berikut obat yang bekerja khusus
terhadap tubulus terapi dan lainnya :
1. Tubulus Proksimal
2. Lengkungan Henle
3. Tubulus Distal
4. Saluran Pengumpul
TUBULUS PROKSIMAL
Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam
yang disini direabsorpsi secara aktif untuk
kurang lebih 70% antara lain ion Na+dan air,
begitu pula dengan glukosa dan ureum.
LENGKUNGAN HENLE
Henle’s loop ini kurang lebih 25% dari
semua ion Cl- yang telah difiltrasi
direabsorsi secara aktif,disusul dengan
reabsorpsi pasif dari Na+ dan K + tetapi
tanpa air, hingga filtrat menjadi
hipotonis.
TUBULUS DISTAL
Mekanisme kerja pada tubulus dengan Na+
direabsorpsi secara aktif pula tanpa air hingga
filtrat menjadi lebih cair dan lebih
hipotonis.Senyawa thiazida dan klortalidon
bekerja di empat inidenganmemperbanyak ek
skresi Na+ dan Cl-sebesar 5-10%.
Proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal
aldosteron.
SALURAN PENGUMPUL

Hormon antidiuretik ADH (vasopresin)


dari hipofisis bertitik kerja di sini dengan
jalan mempengaruhi permeabilitas bagi air
dan sel-sel saluran ini.
PENGGOLONGAN OBAT DIURETIK
Berikut beberapa penggolongan obat diuretik, yaitu:
 Diuretik Kuat
 Diuretuk Derifat Tiasid
 Diureik Hemat Kalsium
 Antagonis Aldosteron
 Triameteren dan Amilorid
 Diuretik Osmotik
 Penghambat Karbonik Anhiderase
Diuretik Kuat
Diuretik ini mencangkup sekelompok diuretik yang efeknya sangat
kuat dibandingkan diuretik lain. Tempat keja utama dibagian epitel tebal
Ansa Henle bagian asenden. Obat ini termasuk asam etakrinat, furosemid da
bumetanid, dan digunakan untuk pengobatan hipertensi.
Mekanisme kerja obat ini dapat dikatakan mempunyai mulai kerja dan
lama kerja lebih pendek dari tiazin.

■ Berikut beberapa efek samping yang sering terjadi


1. Gangguan saluran cerna
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Diuretuk Derifat Tiasid
Merupakan Obat diuretik yang paling banyak digunakan. Diuretik tiazid,
seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat
ini digunakan utuk pengobatan hipertensi, gagl jantung ringan, edema, dan
diabetes insipidus nefrogonik.
Berikut obat diuretik golongan ini yaitu: klorotiazid, hidroklorotiazid,
hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid,
metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
Mekanisme kerja obat ini bekerja pada tubulus distal untuk menurunkan
reabsorpsi Na+ dengan menghambat kontransposte Na+/ Cl- pada membran
lumen.
Lanjutan...
Berikut efek samping :
1. Reaksi alergi berupa kelainan kulit, dermatitis, dan
kelainan darah.
2. Penggunaaan dengan jangka panjang dapat menimbulkan
hiperglikemia.
3. Menyebabkan peningkatan kadar koresterol dan trigliderid.
4. Gejala infusiensi ginjal.
Farmakokinetik pada obat ini umumnya efek akan tampak setelah 1
jam. Dalam jangka waktu 3-6 jam sudah diekskresi dari tubuh.
Diureik Hemat Kalsium

Diuretik yang mempertahankan kalium


menyebabkan diuresis tanpa kehilangan
kalium dalam urine. Yang termasuk dalam
klompok ini antara lain aldosteron,
traimteren dan amilorid.
Antagonis Aldosteron
Antagonis Aldosteron adalah spironolakton dan
bersaing dengan reseptor tubularnya yang terletak di nefron
sehingga mengakibatkan retensi kalium dan peningkatan
ekskresi air serta natrium. Salah satu obat golongan ini
adalah spironolakton.
Efek samping dari spironolakton adalah hiperkalemia
yang sering terjadi apabila diberikan bersamaan dengan
asupan kalium yang berlebihan. Selain itu, dapat terjadi bila
dosis yang diberikan berasama dengan tiazin pada penderita
gangguan fungsi ginjal berat.
Triameteren dan Amilorid
Triamteren berfungsi menurunkan ekskresi K+ dengan
menghambat sekresi kalium di sel tubuli distal. Dibandingkan
dengan triamteren, amilorid jauh lebih mudah larut dalam air
sehingga lebih mudah larut dalam air sehingga lebih banyak
diteliti. Obat ini untuk pengobatan pasien udem.
Efek samping paling berbahaya dari kedua obat adalah
hiperkalemia. Triamteren menimbulkan efek samping berupa
mual, muntah, kejang kaki dan pusing. Sedangkan amilorid
efeknya mual, muntah, diare dan sakit kepala.
DIURETIK OSMOTIK
Diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan
elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal.
Contoh dari diuretik osmotik adalah manitol, urea,
gliserin dan isosorbid. Manitol obat yang paling sering
digunakan.
Efek samping manitol dapat menimbulkan
hipersensitif
Manitol dikontraindikasikan pada penyakit ginjal
dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat,
dehidrasi hebat dan perdarahan intrakranial.
PENGHAMBAT KARBONIK
ANHIDRASE
Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalis
reaksi CO2 + H2O H2CO3. Enzim ini terdapat
antara lain dalam sel korteks renalis, pankreas, mukosa
lambung, mata, eritrosit. Inhibitor karbonik anhidrase
adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
intraokular pada glaukoma dengan membatasi produksi
humor aqueus, bukan sebagai diuretik.
 Berikut beberapa obat yang termasuk golongan ini
adalah asetazolamid, diklorefenamid dan meatzolamind
Lanjutan...
 Efek samping dan kontrainsikasi
1. Pada dosis tinggi dapat menimbulkan parestesia dan kantuk
yang terus menerus.
2. Asetazolamid dikontraindikasikan pada sirosis hepatis karena
menyebabkan disorientasi mental pada penderita sirosis hepatis.
3. Reaksi alergi yang jarang terjadi berupa demam, reaksi kulit,
depresi sumsum tulang dan lesi renal mirip reaksi sulfonamid.
4. Asetazolamid tidak dianjurkan kepada ibu hami dapat
menimbulkan efek teratogenik.
Masalah Yang Timbul Pada Pemberian
Diuretik
Berikut beberapa efek samping pada pembeian diuretik :
1. Hipokalemia
2. Hiperkalemia
3. Hiponatremia
4. Deplesi cairan
5. Gangguan keseimbangan asam basa
6. Gangguan metabolik
Hipokalemia
 Penyebab terjadinya hipokalemia pada
pemberian diuretik adalah peningkatan aliran
urine dan natrium ditubulus distal, peningkatan
kadar bikarbonat, dieretik osmtik dan diuretik
loop yang mengghambat rebabsorbsi kalium.
 Hipoklalemia akibat pemberian diuretik dapat
menyebabkan: gangguan toleransi glukosa,
hepatik ensenfalofalopati, artmia,
HIPERKALEMIA
Pemberian diuretik jenis potassium-sparing akan
meningkatkan- kadar kalum darah. Ada 3 jenis diuretik ini
yaitu Spironolakton,. Amiloride,Triamterene.
Seluruhnya menghambat sekresi kalium di tubulus
distal. Diuretik jenis ini tidak diberikan pada keadaan
gagal ginjal, diabetes mellitus, dehidrasi berat atau
diberikan bersama preparat yang mengandung kalium
tinggi.
HIPONATREMIA
Hiponatremia dapat ditandai akibat diuretika kadar
natrium urin >20 mq/L, kenaikan ringan ureum dan
kreatinin, hipokalemia dan terdapatalkalosis metabolik.
Hiponatremia dapat memberikan gejala-gejala bahkan
kematian. Penurunan kadar natrium, terjadi gejala
susunan saraf , merupakan pertanda buruk akibat
hiponatremia.
Deplesi Cairan

Deplesi Cairan Pengurangan cairan ekstraseluler


merupakan tujuan utama dalam pemakaian diuretik.
Keadaan ini sangat menguntungkan pada edema
paruakibat payah jantung.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Dibagi menjadi 2 yaitu:
 Alkalosis Metabolik terjadi akibat:
a. Pengurangan cairan ekstraseluler akan meningkatkan kadar HCO3 dalam darah.
b. Peningkatan ekskresi ion-H meningkatkan pembentukan HCO3.
c. Deplesi asam hidroklorida

■ Asidosis metabolik terjadi akibat:


a. Sekresi ion H dihambat
b. Reabsorbsi HCO3 dihambat
Gangguan Metabolik
Dibagi menjadi 6 yaitu :
a. Hiperglikemi
b. Hipelipidemia
c. Hiperurikemia
d. Hiperkalsemia
e. Hipokalsemia
f. Toksisitas

Anda mungkin juga menyukai