Anda di halaman 1dari 5

Analisis Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik Menggunakan

DOQ-IT di Puskesmas Mangli

Oleh:
Sukarmi
221M10032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER

2023
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini zaman sudah mengalami perkembangan, salah satunya dengan
ditunjukkan dengan adanya dunia digital, dunia digital sangat berperan dalam
kehidupan manusia saat ini. Dunia digital juga sangat berperan pada
perkembangan teknologi informasi. Teknolgi informasi dapat berkembang pesat
melaui dunia digital. Teknologi informasi juga digunakan oleh kesehatan salah
satunya adalah penggunaan rekam medis elektronik.
Rekam Medis Elektronik (RME) adalah pencatatan penyakit dan
permasalahan pasien yang terkomputerisasi dalam format elektronik. Pengunaan
RME dapat memberikan manfaat besar bagi pelayanan kesehatan seperti fasilitas
pelayanan dasar maupun rujukan (rumah sakit). Sistem informasi rekam medik
elektronik memberi kemudahan dalam mendata informasi mengenai pasien
dengan cara yang praktis dan cepat. Namun juga terdapat kelemahan dalam
mengoperasikan rekam medis elektronik karena memerlukan biaya yang tinggi,
sehingga sistem jaringan dan keamanan yang digunakan harus kuat dan aman.
Dokter dan perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan dapat memanfaatkan
penggunaan RME untuk mengelola pemberian asuhan medis dan keperawatan
lebih efisien (Potter & Perry: 2009).
Manfaat yang dapat dirasakan setelah penggunaan rekam medis elektronik
yaitu meningkatkan ketersediaan catatan elektronik pasien di puskemas atau
rumah sakit. Penggunaan rekam medis elektronik dapat memberikan keuntungan
dan manfaat yang besar bagi fasilitas pelayanan kesehatan dasar maupun fasilitas
kesehatan rujukan. Pasien juga akan dapat merasakan manfaat yang baik karena
terjadi efisiensi proses layanan kesehatan. Bagi tenaga administratif, penerapan
rekam medis elektronik dapat memudahkan dalam hal mencari informasi pasien.
Tenaga medis dan paramedis dapat lebih mudah untuk mencari informasi pasien
yang nantinya juga mempercepat pembuatan keputusan klinis seperti bagaimana
membangun diagnosis, perencanaan terapi, meminimalisir munculnya reaksi
alergi dan pemberian obat yang ganda (Erawantini dkk, 2013).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022
memberikan landasan hukum terhadap penyelenggaraan rekam medis elektronik.
Hal tersebut menjadi dorongan bagi program penyempurnaan manajemen RME
mulai diterapkan di beberapa Rumah Sakit/ Puskesmas di Indonesia. Dalam
proses penggunaan RME maka harus dilakukan penilaian terkait kesiapan
penggunaan RME. Penilaian kesiapan implementasi rekam medis elektronik harus
dilakukan sebelum diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan karena dapat
mendukung optimalisasi penerapan rekam medis elektronik. Proses analisis
terhadap kesiapan penerapan RME dapat dilakukan untuk menentukan dan
memberikan gambaran apakah akan berlanjut pada penggunaan RME. Untuk
menentukan dan keberlanjutan program pengembangan rekam medis elektronik
dibutuhkan analisis kesiapan kondisi sumber daya manusia, budaya, tata kelola
kepemimpinan serta infrastruktur (DOQ-IT, 2009). Penilaian kesiapan
implementasi Rekam kesehatan elektronik salah satunya dapat dilakukan dengan
pendekatan DOQ-IT (Doctor’s Office 3 Quality-Information Technology) yakni
merupakan tools yang dapat membantu memberikan gambaran lebih rinci dan
mudah dalam menilai kesiapan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Kori Puspita Ningsih
(2023) tentang analisis kesiapan pengembangan RME dari komponen sumberdaya
manusia, kepemimpinan, budaya organisasi, dan infrastruktur di RS “X”
Yogyakarta. Analisis skor dari keempat komponen sebesar 76,48 dengan rata-rata
nilai sebesar 2,64. Dari hasil penilaian tersebut menunjukkan RS “X” Yogyakarta
cukup siap dalam mengembangkan RME. Kesiapan pengembangan RME kuat di
RS “X” Yogyakarta didukung dengan adanya kekuatan di budaya kerja
orgnanisasi, kepemimpinan dan infrastruktur, akan tetapi juga memiliki
kelemahan di SDM. Oleh karena itu RS “X” Yogyakarta perlu memberikan
pelatihan dan meningkatkan motivasi supaya SDM menjadi jauh siap dalam
pengembangan RME.
Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Faida (2021) Rumah Sakit
Haji Surabaya dalam memberikan pelayanan terkait rekam medis masih belum
memenuhi standar capaian yang ditentukan, dimana standar waktu penyediaan
dokumen rekam medik rawat jalan yang seharusnya ≤ 20 menit masih
mencapai standar 23,58 %, standar waktu penyediaan dokumen rekam medik
pelayanan rawat inap yang seharusnya ≤ 15 menit masih mencapai standar
49,32%, waktu pelayanan surat keterangan medis yang seharusnya ≤ 2 hari
masih mencapai standar 95,14%, Kelengkapan dokumen medis rawat inap masih
mencapai 81,20% dan Pengembalian dokumen medis rawat inap 2x24 masih
mencapai 80,9%. Hal ini merupakan indikator pelayanan yang kurang baik,
melalui RME (Rekam Medis Elektronik) diharapkan dapat meminimalisir
keterlambatan pengiriman data pasien. Agar masalah tidak menjadi berlarut maka
perlu analisis kesiapan implementasi RME di rumah sakit. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis kesiapan implementasi RME dengan pendekatan DOQIT
(Doctor’s Office Quality-Information Technology) di RS Haji Surabaya.
Penelitian ini dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka dapat diperoleh informasi bahwa pada aspek sumber daya manusia, budaya
kerja organisasi, tata kelola kepemimpinan, dan infrastruktur secara keseluruhan
memiliki kategori sangat siap.
Dari paparan dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti tertarik
untuk meneliti tentang “Analisis Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik
Menggunakan DOQ-IT di Puskesmas Mangli tahun 2023”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarakan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Kesiapan Penerapan Rekam Medis
Elektronik Menggunakan DOQ-IT di Puskesmas Mangli?”
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran sejauh mana kesiapan Puskesmas Mangli dalam
menghadapi implementasi rekam medis elektronik menggunakan metode
DOQ-IT.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk memahami DOQ-IT sebagai alat analisis kesiapan implementasi
Rekam Medis Elektronik (RME), dan juga sebagai pengalaman yang
berharga dalam memperluas pengetahuan tentang rekam medis dan
informasi kesehatan khususnya tentang kesiapan Fasilitas pelayanan
kesehatan dalam menghadapi pengimplementasian rekam medis
elektronik.
b. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan agar dapat menambah pengetahuan bagi
mahasiswa khususnya menambah referensi perpustakaan Universitas
PGRI Argopuro.
c. Manfaat Bagi Praktis
Sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi Rumah sakit untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan kesiapan
dalam implementasi rekam medis elektronik.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 1. Jakarta :


Salemba Medika.
Erawantini, F., Nugroho, E., Sanjaya, G. Y., & Hariyanto, S. (2013). Rekam
Medis Elektronik: Telaah Manfaat Dalam Konteks Pelayanan Kesehatan
Dasar.
Doctor’s office quality – informations technology (DOQ-IT). (2009). EHR
Assesment and Readines starter assesment. DOQ-IT. (diakses pada 18
Desember 2023 dari laman
http:/www.hims.org/file/HIMSSorg/content/Files/Code 49 masspro practice
starter assesment.pdf)
Ningsih, Kori Puspita dkk. 2023. Analisis Kesiapan Pengembangan Rekam Medis
Elektronik Menggunakan DOQ-IT di RS “X” Yogyakarta. Indonesian Of
Health Information Management Journal 11(1): 37-42.
Faida, Eka Wilda dan Ali, Amir. 2021. Analisis Kesiapan Implementasi Rekam
Medis Elektronik dengan Pendekatan DOQ-IT (Doctor’s Office
Quality-Information Technology). Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia 9(1): 59-67.

Anda mungkin juga menyukai