Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL

EVALUASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI RUMAH SAKIT SEMEN

GRESIK DENGAN METODE END USER COMPUTING SATISFACTION

SILVIA ADIEN PURWANTA

NIM. 20.02.07.0049

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2024
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut A. Yani (2018) Kemajuan teknologi informasi pada semua sektor

pelayanan, tidak terkecuali pada bidang pelayanan kesehatan. Kemajuan

teknologi informasi pada bidang kesehatan berkembang sangat pesat, sehingga

banyak temuan-temuan baru yang didapatkan dengan bantuan teknologi

informasi baik dalam pengorganisasian rumah sakit, pengobatan, maupun

penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri. Salah satu penemuan

dari teknologi tersebut adalah rekam medis elektronik, rekam medis elektronik

adalah bagan pasien dan dokumen yang berisi identifikasi, prosedur medis,

dan saran lain yang dibuat oleh sistem elektronik.

Pengenalan rekam medis elektronik di Indonesia akan dilaksanakan pada

tahun 2022 sebagaimana diatur Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun

2022 tentang Rekam Medis Elektronik. Kebijakan tersebut menjelaskan

bahwa "Setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib menyelenggarakan

pencatatan pasien secara elektronik, pelayanan kesehatan terdiri dari tempat

praktik mandiri dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga kesehatan lainya, seperti

puskesmas, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, balai dan fasilitas

pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri". Rekam medis

elektronik adalah rekam medis yang dibuat dengan menggunakan sistem

elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggara rekam medis

(PERMENKES, 2022).
Rekam medis elektronik saat ini banyak digunakan oleh banyak rumah

sakit, keuntungan penggunaan rekam medis elektronik adalah pencarian

informasi riwayat kesehatan pasien lebih cepat, komunikasi antar tenaga

medis lebih baik dan tidak memerlukan banyak tempat. Namun dalam

penggunaan sistem ini harus dipastikan bahwa sistem telah memenuhi

kebutuhan pengguna dan memberikan kepuasan pengguna secara optimal,

oleh karena itu evaluasi terhadap sistem rekam medis elektronik sangat

penting (Annisa & Hosizah, 2017).

Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang Evaluasi Rekam

Medis dengan metode EUCS oleh (Syahrullah et al, 2016) yang menjelaskan

bahwasanya ada beberapa kekurangan informasi pasien pada rawat jalan tidak

di gunakan dengan secara maksimal oleh pengguna. Sistem informasi rekam

medis elektronik menghasilkan informasi tidak akurat 100%, tingkat

kesalahan sistem cukup tinggi misalnya saat terjadi eror aplikasi yang dibuka

harus ditutup lalu log in kembali, sistem rekam medis tidak memiliki panduan

bagi pengguna baru atau jika terjadi error pada sistem sehingga ini mejadi

kekurangan sistem. Lalu pada (Gamasiano et al, 2020) di jelaskan

bahwasanya EHR belum dilengkapi dengan menu help atau panduan bagi

pengguna baru atau jika terjadi error pada sistem sehingga ini menjadi

kekurangan pada sistem tersendiri, buku panduan yang telah disedikan oleh

pihak rumah sakit tidak sesuai dengan kebutuhan unit rekam medis.

Berdasarkan hasil wawancara pada 10 Januari 2023, dengan kepala bagian

rekam medis Rumah Sakit Semen Gersik yang menyatakan bahwa: "Rumah
Sakit Semen Gresik telah menggunakan rekam medis elektronik sejak 1995

dengan metode hybride atau sebagian manual dan elektronik. Kepuasan

terhadap rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gersik ini belum

pernah dievaluasi sehingga kami tidak mengetahui seberapa puas pengguna

terhadap rekam medis elektronik yang kami gunakan".

Menurut (Agustinaet all, 2018) Evaluasi perlu dilakukan terhadap sistem

yang telah berjalan untuk mengetahui aspek positif yang mendorong

penggunaan sistem dan mengidentifikasi faktor yang menimbulkan hambatan.

Evaluasi mencakup berbagai aspek dari penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi di rumah sakit.

Evaluasi sistem informasi yaitu suatu proses untuk menggali dan mencari

tahu, tentang sejauh mana suatu kegiatan implementasi sistem informasi, baik

dari sudut pandang persepsi pengguna, organisasi, maupun dari segi teknologi

sistem informasi (Hakam, 2016). Evaluasi mencakup berbagai aspek mulai

dari tampilan anatar muka, fungsi sistem informasi, kinerja sistem informasi,

dan kualitas sistem informasi terhadap kepuasan pengguna (end user).

Sehingga dari evaluasi rekam medis elektronik dapat mendorong peningkatan

efisiensi dan efektivitas pada pelayanan di rumah sakit dengan kelancaran arus

informasi yang berasak dari kegiatan operasional rumah sakit tersendiri

(Anggun, 2018).

Menuruut doll (1988) dalam syahrullah et al (2016) End User Computing

Satisfaction (EUCS) adalah metode untuk mengukur tingkat kepuasan dari

pengguna suatu sistem aplikasi dengan membandingkan antara harapan dan


kenyataan dari sebuah sistem informasi. Evaluasi menggunakan metode ini

lebih menekankan kepada kepuasan a kepuasan (satisfaction) pengguna akhir

terhadap aspek teknologi berdasarkan dimensi isi (content), keakuratan

(accuracy), tampilan (format), ketepatan waktu (timelines), dan kemudahan


(Alfiansyah et al., 2020)
penggunaan sistem (ease of use)

Evaluasi terhadap rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik

harus dilakukan karena bertujuan mengevaluasi kepuasan pengguna terhadap

aspek teknologi berdasarkan isi, keakuratan, waktu, dan kemudahan

penggunaan sistem.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan penjabaran latar belakang rekam medis elektronik di rumah

sakit semen gresik. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini

untuk mengetahui : "Apakah Terdapat Pengaruh Content, Accuracy, Format,

Ease Of Use, Timeliness Terhadap Kepuasan Pengguna Rekam Medis

Elektronik Di Rumah Sakit Semen Gersik?"

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh content, accuracy, format, ease of use, timeliness terhadap

kepuasan pengguna rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen

Gresik dengan metode EUCS (End User Computing Statisfiction).

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :


1) Menganalisis Pengaruh dimensi isi (content) terhadap rekam

medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik

2) Menganalisis Pengaruh keakuratan (accuracy) terhadap rekam

medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik

3) Menganalisis Pengaruh dimensi Tampilan (Format) kepuasan

rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik

4) Menganalisis Pengaruh dimensi Kemudahan Pengguna (Ease Of

Use) terhadap rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen

Gresik

5) Menganalisis Pengaruh dimensi ketepatan Waktu (Timeliness)

terhadap rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik

6) Menganalisis Pengaruh conten, accuracy, format, ease of use,,

timeliness terhadap kepuasan pengguna EUCS (End User

Computing Statisfictation) di Rumah Sakit Semen Gresik.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademik

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

mengembangkan suatu ilmu pengetahuan dalam memperkaya

informasi tentang kepuasan pasien terhadap sistem informasi

manajemen rumah sakit yaitu rekam medis elektronik. Menambah

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pengembangan rekam

medis elektronik.

1.4.2 Bagi Praktisi, Penelitian Ini Akan Bermanfaat Bagi:


1) Bagi Pemerintah

Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai

Rekam Medis Elektronik yang dapat meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Semen Gresik.

2) Bagi Rumah Sakit

Sebagai kontribusi positif bagi perbaikan kualitas rekam

medis elektronik Rumah Sakit Semen Gresik. Selain itu juga

sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Semen Gresik dalam

pengembangan ke depanya untuk mengambil kebijakan,

mengupayakan agar Rumah Sakit Semen Gresik yang lebih baik

dan bermutu, sehingga dapat menerima masukan secara terbuka

sebagai pertimbangan untuk melihat sisi kekuatan dan kelemahan.

3) Bagi Asosiasi Profesi

Untuk memberikan masukan bagi profesi Administrasi

Rumah Sakit Sehingga dapat mengikuti kemajuan ilmu

pengetahuan tentang Rekam Medis Elektronik.

4) Bagi Penulis

Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran sebagai masukan bagi peneliti lain.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.5 Rekam Medis Elektronik

1.5.1 Pengertian Rekam Medis

Dalam Permenkes No. 24 tahun 2022 di jelaskan Rekam medis

adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien. Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan secara

lengkap, jelas, dan dilakukan setelah pasien menerima pelayanan

kesehatan dengan mencantumkan nama, waktu, dan tanda tangan

tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan.

Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan secara beruntun

pada catatan masing-masing tenaga kesehatan pemberi pelayanan

kesehatan sesuai dengan waktu pelayanan kesehatan yang diberikan.

Jika terjadi kesalahan pencatatan atau pendokumentasian dalam

pengisian informasi klinis, tenaga kesehatan pemberi pelayanan

kesehatan dapat melakukan perbaikan.

Pengisian informasi klinis oleh tenaga kesehatan pemberi

pelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang

memiliki lebih dari satu jenis tenaga kesehatan sebagai pemberi

pelayanan kesehatan yang harus dilakukan secara terintegritas.

Regulasi tentang rekam medis ini memiliki tujuan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memberikan kepastian


hukum dalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis

menjamin keamanan, kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan data

rekam medis, dan mewujudkan penyelenggaraan dan pengelolaan

rekam medis yang berbasis digital dan terintegrasi.

1.5.2 Pengertian Rekam Medis Elektronik

Rekam medis elektronik adalah rekam medis yang dibuat

dengan menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi

penyelenggara rekam medis (Permenkes No. 24 tahun 2022). Rekam

medis merupakan sub sistem dari sistem informasi fasilitas

pelayanan kesehatan yang terhubung dengan sub sistem informasi

lainya pada fasilitas kesehatan.

Penyelenggaraan rekam medis elektronik pada fasilitas

kesehatan dilakukan oleh unit kerja tersendiri atau disesuaikan

dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing,

penyelenggaraan tersebut dilakukan sejak pasien masuk sampai

pasien pulang, dirujuk, atau meninggal.

Sistem elektronik pada penyelenggaraan rekam medis elektronik

dapat berupa sistem elektronik yang dikembangkan oleh kementerian

kesehatan yang telah mengajukan permohonan tertulis kepada

kementerian kesehatan. Penyelenggara sistem rekam medis

elektronik harus terdaftar pada sektor kementerian kesehatan yang

bertanggung jawab pada bidang komunikasi dan informatika sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


1.5.3 Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis menurut Permenkes No. 24 tahun 2022,

yaitu:

1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

2) Memberikan kepastian hukum dalam penyelenggaraan dan

pengelolaan rekam medis

3) Menjamin keamanan, kerahasiaan, keutuhan, dan ketersediaan

data rekam medis

4) Mewujudkan penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis

yang berbasis digital dan terintegrasi.

Sedangkan dalam Depkes RI (2006) dijelaskan bahwa kegunaan

rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:

1) Aspek administrasi

Suatu berkas rekam medis yang mempunyai nilai administrasi

karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan

tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam

mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

2) Aspek medis

Suatu berkas rekam medis memiliki nilai medis, karena catatan

tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

pengobatan/perawatan yang harus diberikan seorang pasien.

3) Aspek hukum
Suatu berkas rekam medis yang memiliki nilai hukum karena

isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta

menyediakan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

4) Aspek keuangan

Suatu berkas rekam medis yang memiliki nilai uang, karena

isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan

dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.

5) Aspek penelitian

Suatu berkas rekam medis yang memiliki nilai penelitian, karena

isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan

dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang

kesehatan.

6) Aspek pendidikan

Suatu berkas rekam medis yang memiliki nilai pendidikan, karena

isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan

kronologis dan kegiatan menyangkut data/informasi tentang

perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang

diberikan pada pasien.

7) Aspek dokumentasi

Suatu berkas rekam medis yang memiliki nilai dokumentasi,

karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus


didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung

jawaban dan laporan rumah sakit.

1.5.4 Manfaat Rekam Medis Elektronik

Manfaat rekam medis elektronik yang paling tinggi adalah

mengurangi medical error dan meningkatkan keamanan data pasien

(patient safety). Pengaturan rekam medis elektronik berperan dalam

pencegahan medical error, dengan adanya sistem aplikasi

manajemen rekam medis elektronik maka medical error dalam

pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan dapat dikurangi

karena setiap pengambilan keputusan berdasarkan rekam medis

pasien yang telah ada.

Cara untuk melakukan pencegahan medical error melalui 3

mekanisme, yaitu:

1) Pencegahan adverse event

Salah satu pencegahan dengan penerapan sistem penunjang

keputusan dimana dokter bisa diberi peringatan mengenai

kemungkinan terjadinya hal-hal yang membahayakan keselamatan

pasien mulai dari alergi, kontraindikasi, pengobatan, maupun

kegagalan prosedur tertentu.

2) Memberikan respon cepat setala terjadinya adverse event

Adanya respon cepat untuk menanggulangi adverse event maka,

hal-hal yang tidak diinginkan akan cepat dihindari.

3) Melacak dan menyelidiki feedback secara cepat


teknologi saat ini berkembang sangat pesat sehingga berpengaruh

dalam pengelolaan terhadap data pasien dalam jumlah besar dan

menghasilkan analisa secara lebih cepat dan akurat. Dengan

metode data mining maka komputer bisa mendeteksi pola-pola

tertentu dan mencurigakan dari data klinis pasien.

1.5.5 Kegiatan Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik

Kegiatan penyelenggaraan rekam medis elektronik:

1) Registrasi pasien

2) Pendistribusian data rekam medis elektronik

3) Pengisian informasi klinis

4) Pengolahan informasi rekam medis elektronik

5) Penginputan data untuk klaim pembiayaan

6) Penyimpanan rekam medis elektronik

7) Peminjaman mutu rekam medis elektronik

8) Transfer isi rekam medis elektronik

Kegiatan penyelenggaraan ini dilakukan oleh tenaga perekam

medis dan informasi kesehatan agar dapat berkoordinasi dengan

unit kerja lain. Namun, jika terdapat keterbatasan tenaga perekam

medis dan informasi kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan

kegiatan penyelenggaraan rekam medis dapat dilakukan oleh

tenaga kesehatan lain yang mendapatkan pelatihan pelayanan

rekam medis elektronik.


Rekam medis elektronik wajib diselenggarakan oleh tempat

pemberi fasilitas pelayanan kesehatan yaitu:

1) Tempat praktik mandiri dokter, dokter gigi, atau tenaga

kesehatan lainya

2) Puskesmas

3) Klinik

4) Rumah sakit

5) Apotek

6) Laboratorium kesehatan

7) Balai kesehatan

8) Fasilitas pelayanan kesehatan yang di tetapkan oleh menteri

1.5.6 Pengelolaan Informasi Rekam Medis Elektronik

Menurut permenkes No. 24 tahun 2022 pengelolaan informasi

rekam medis elektronik terdiri atas:

1) Pengkodean

Pengkodean merupakan kegitan pemberian kode klasifikasi

klinis sesuai dengan klasifikasi internasional penyakit dan

tindakan edis yang terbaru/ international ststisical

classification of disease and releted health problems, sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pelaporan

Pelaporan terdiri atas:

a) Pelaporan internal fasilitas pelayanan kesehatan


b) Pelaporan eksternal dari fasilitas pelayanan kesehatan

kepada dinas kesehatan, kementerian, kesehatan, dan

pemangku kepentingan terkait.

3) Penganalisisan

Penganalisisan adalah suatu tindakan terhadap rekam medis

elektronik secara kuantitatif dan kualitatif.

Ada beberpapa fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan

alasan tertentu tidak dapat menyelenggarakan rekam medis

elektronik harus melakukan pengindeksan.

Pengindeksan merupakan kegitan pengelompokan data paling

sedikit berupa indeks:

1) Nama pasien

2) Alamat

3) Jenis penyakit

4) Tindakan/operasi

5) kematian

1.6 Evaluasi Rekam Medis Elektronik

1.6.1 Definisi Evaluasi Rekam Medis Elektronik

Evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses yang yang

sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka

pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti)

berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan

kriteria tertentu (andri et al, 2022)


Evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk mengetahui

tingakat pecapaian keberhasilan yang telah dicapai oleh pengguna

yang bertujuan untuk mengetahui berapa persen tingkat pecapaian

yang di dapat (idrus, 2019).

Dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegitan yang

sistematis dan berkelanjutan untuk mengetahui tingkat pencapaian

dan keberhasilan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan yang

diketahui berapa persen pencapaian tersebut.

Evaluasi perlu dilakukan terhadap sistem yang telah berjalan

untuk mengetahui aspek positif yang mendorong penggunaan sistem

dan mengidentifikasi faktor yang menimbulkan hambatan. Kualitas

sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna pada sistem

informasi manajemen rumah sakit.

Evaluasi kepuasan pengguna Electronic Health Record

diharapkan dapat mendorong pengembangan sistem sehingga dapat

meningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan di rumah sakit

terutama pada unit rekam medis. Peningkatan efisiensi dan

efektivitas pelayanan beriringan dengan kelancaran arus informasi

yang berasal dari kegiatan operasional rumah sakit.

Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

dan kepuasan pada sistem informasi rekam medis elektronik yang

digunakan oleh rumah sakit semen gersik. Yang dillihat dari


beberapa dimensi untuk mencapai sebuah kepuasan pengguna

tersendiri.

1.6.2 Model EUCS (End User Computing Satisfaction)

End User Computing Satisfaction (EUCS) adalah metode

untuk mengukur tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem

aplikasi dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan dari

sebuah sistem informasi.

End User Computing Satisfaction (EUCS) adalah kepuasan

pengguna akhir terhadap sebuah sistem informasi sebagai

keseluruhan evaluasi efektif yang dimiliki pengguna akhir terkait

dengan sistem informasi tersebut.

End User Computing Satisfaction (EUCS) adalah metode

untuk mengukur tingkat kepuasan dari pengguna suatu sistem

informasi dengan membandingkan antara harapan dan kenyataan.

Definisi End User Computing Satisfaction dari sebuah sistem

informasi adalah evaluasi secara keseluruhan dari para pengguna

sistem informasi yang berdasarkan pengalaman mereka dalam

menggunakan sistem tersebu (ketut, 2018).

Model evaluasi EUCS ini dikembangkan oleh Doll &

Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih

menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek

teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan

kemudahan penggunaan dari sistem. Model ini telah banyak


diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan

hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun

instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda

(Syahrullah, 2016).

Gambar 2.1 Model User Computing (Sumber: Doll, 1988)


Berikut adalah penjelasan dari tiap dimensi yang diukur

dengan metode End User Computing Statisfaction menurut Doll &

Torkzadeh:

1) Dimensi Isi (Content)

Dimensi isi (content) adalah suatu dimensi untuk mengukur

kepuasan pengguna ditinjau dari sisi isi sebuah sistem. Isi dari

sebuah sistem biasanya berupa fungsi dan modul yang dapat

digunakan oleh pengguna sistem dan juga informasi yang

dihasilkan oleh sistem. Dimensi isi (content) juga mengukur

apakah sistem menghasilkan informasi yang mengukur apakah

sistem menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna. indikator isi (content) sebagai berikut


variabel Kode Indikator Definisi

C1 Informasi yang tepat Rekam medis elektronik

dan sesuai menyediakan informasi yang tepat

dan sesuai yang di butuh kan oleh

pengguna

C2 Kelengkapan isi Kelengkapan isi pada rekam

medis elektronik yang presisi

sehingga dapat mempengaruhi

kepuasan pengguna

Isi (content) C3 Benefit Isi Rekam medis elektronik

memberikan informasi yang

sangat bermanfaat bagi pengguna

dan dapat memenuhi keinginan

menajemen.

C4 Output Rekam medis elektronik

memberikan informasi output

yang bermanfaat dan dapat

dirasakan oleh pengguna

Tabel 2.1 indikator isi (content)

2) Dimensi Akurasi (Accuarcy)


Dimensi Akurasi (Accuracy) adalah sebuah dimensi untuk

mengukur kepuasan pengguna dari sisi keakuratan data ketika

sistem menerima input kemudian mengelolanya menjadi

informasi. Keakuratan sistem diukur dengan melihat seberapa

sering sistem menghasilkan output yang salah ketika

mengelola input dari pengguna, selain itu dapat dilihat pula

seberapa sering terjadi error atau kesalahan dalam proses

pengelolaan data. indikator akurasi (accuracy) sebagai berikut:

variabel Kode Indikator Definisi

Akurasi A1 User priabadi Setiap pengguna rekam medis

(Accuarcy) elektronik memiliki id dan

password masing-masing

A2 Ketepatan data Rekam medis elektronik

memberikan data yang akurat dan

tepat sesuai dengan apa yang di

minta oleh pengguna

A3 Informasi yang Rekam medis elektronik

sesuai memberikan informasi sesuai

dengan yang diperintahkan oleh

pengguna

A4 Teliti Rekam medis elektronik

meminimalisir kesalahan yang

dihasilkan oleh sistem


A5 output Rekam medis menampilkan data

sesuai dengan perintah yang di

input oleh pengguna dan hasil dari

laporan tersebut dapat mendukung

keputusan medis.

Tabel 2.2 Indikator akurasi

3) Dimensi Tampilan (format)

Dimensi Tampilan (Format) adala sebuah sistem yang

mengukur kepuasan pengguna dari sisi tampilan dan estetika

dari antarmuka ystem, Tampilan dari laporan atau informasi

yang dihasilkan oleh sistem apakah antarmuka dari sistem itu

menarik dan apakah tampilan dari sistem memudahkan

pengguna sistem menggunakan sistem sehingga secara tidak

langsung dapat berpengaruh terhadap tingkat efektifitas dari

pengguna. Indikator tampilan (format) sebagai berikut:

Variabel Kode Indikator Definisi

F1 Struktur tampilan Rekam medis elektronik memiliki

sitem yang terstruktur dari menu

hingga searching yang

memudahkan pengguna dalam

menjalankan aplikasi.

Tampilan Pelayanan sistem Sistem Rekam medis elektronik

(format) F2 memberikan kemudahan dalam


penggunaan sistem untuk

memudahkan pengguna.

F3 Format tampilan Format tampilan antar muka

rekam medis elektronik mudah

dipahami dan dimengerti oleh

pengguna

F3 Warna tampilan Warna pada rekam medis yang

sesuai tidak mengganggu

kenyamanan pengguna dalam

menggunakan sistem

Tabel 2.3 indikator tampilan

4) Dimensi Kemudahan Pengguna (Ease Of Use)

Dimensi Kemudahan Penggna (Ease Of Use) adalah sebuah

dimensi yang mengukur kepuasan pengguna dari sisi kemudah

pengguna atau user friendly dalam menggunakan sistem

seperti proses memasukkan data, mengolah data dan mencari

informasi yang dibutuhkan. Indikator Kemudahan Pengguna

(Ease Of Use) sebagai berikut:

variabel Kode Indikator Definisi

Kemudahan EOU1 Mudah Digunakan Rekam medis elektronik sistem

Pengguna yang memudahkan pengguna

(Ease Of Use) dalam pengoperasian tidak butuh

waktu lama untuk mempelajari.


Adanya menu help (bantuan) yang

juga memudahkan pengguna

dalam berinteraksi dengan sistem.

EOU2 Sistem Pelayanan Sistem rekam medis yang

menyediakan petunjuk yang jelas

dalam pengoperasian agar

memudahkan pengguna.

EOU3 Up to date Rekam medis elektronik selalu

cepat mengetahui adanya

perubahan pada data.

Tabel 2.4 indikator kemudahan pengguna

5) Dimensi Ketepatan Waktu (Timeliness)

Dimensi Ketepatan Waktu (Timeliness) adalah sebuah dimensi

yang mengukur kepuasan pengguna dari sisi ketepatan waktu

sistem dalam menyajikan atau menyediakan data dan

informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem yang tepat

waktu dapat dikategorikan sebagai sistem real-time, berarti

setiap permintaan atau input yang dilakukan oleh pengguna

akan langsung diproses dan output akan ditampilkan secara

cepat tanpa harus menunggu lama. Indikator Ketepatan Waktu

(Timeliness) sebagai berikut:en

variabel Kode Indikator Definisi

Ketepatan T1 Ketersediaan Selalu menyediakan informasi


informasi terbaru dengan cepat dan tepat

T2 Output Informasi yang disediakan selalu

up to date

T3 Pengingat/reminder Rekam medis elektronik memiliki

pengingat kepada pengguna dalam


Waktu
melakukan hal apa pun itu.
(Timeliness)
T4 Pelayanan tepat Sistem rekam medis elektronik

waktu adalah sebuah sistem yang

mendukung pengambilan

keputusan dan penyelesaian

masalah secara tepat waktu.

Tabel 2.5 indikator ketepatan waktu

1.7 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori Penelitian Evaluasi Rekam Medis Di Rumah


Sakit Semen Gresik Dengan Metode EUCS (End User Computing
Statisfictation)
1.8 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,

atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang

ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018).

Gambar 2.3Kerangka Konsep Penelitian Evaluasi Rekam Medis Elektronik


Di Rumah Sakit Semen Gresik Dengan Metode EUCS (End User
Compputing Statisfaction)
1.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Menganalisis Pengaruh isi (content) terhadap rekam medis elektronik

RS Semen Gresik

H2 : Menganalisis Pengaruh Keakuratan (accuracy) terhadap rekam medis

elektronik RS Semen Gresik

H3 : Menganalisis Pengaruh Tampilan (format) terhadap rekam medis

elektronik RS Semen Gresik

H4 : Menganalisis Pengaruh Kemudahan pengguna (ease of use) terhadap

rekam medis elektronik RS Semen Gresik


H5 : Menganalisis Pengaruh Ketepatan waktu (timeliness) terhadap rekam

medis elektronik RS Semen Gresik

H6 : Pengaruh conten, accuracy, format, ease of use,, timeliness terhadap

kepuasan pengguna EUCS (End User Computing Statisfictation) di

Rumah Sakit Semen Gresik.


BAB 3

METODE PENELITIAN

1.10 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif.

Menurut (Sujarweni, 2022) Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian

yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara kain dari

kuantitatifikasi (pengukuran). Sedangkan penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel,

baik satu variabel tersebut atau lebih yang memiliki sifat independen tanpa

membuat hubungan maupun perbandingan variabel lain. Jadi penelitian

kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

nilai masing-masing dari setiap variabel menggunakan prosedur statistik

atau cara kuantitatifikasi.

Penelitian ini termasuk penelitian cross sectional yaitu penelitian

yang dilakukan dengan mengambil waktu tertentu yang relatif pendek

dan terhadap tempat tertentu, dilakukan pada beberapa objek yang

berbeda taraf (sujarweni, 2022).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode EUCS (End User

Computing Statisfaction) untuk mengukur kepuasan pengguna yang

dilihat dari dimensi isi (content), keakuratan (accuracy), kemudahan

pengguna (ease of use), tampilan (format), dan ketepatan waktu

(timenliness) terhadap kepuasan pengguna (end user computing


statisfaction) pada rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen

Gresik.
Penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Evaluasi Rekam Medis Elektronik Rumah Sakit Semen Gresik
1.11 Waktu Dan Tempat Penelitian

1.11.1 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Semen Gresik

yang beralamat di Gg I No. 280, Kesemen, Sukorame, Kec.

Gresik, Kabupaten Gresik.

1.11.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan terhitung dari perencanaan

penelitoan sampai pelaksanaan penelitian, sampai pembuatan

laporan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan November

2023 hingga bulan Februari 2024.


1.12 Kerangka Kerja (Frame Work)

Gambar 3.2 Kerangka Kerja Evaluasi Rekam Medis Elektronik Di Rumah Sakit
Semen Gersik Dengan Metode EUCS
1.13 Identifikasi Variabel

Menurut (Syafrida, 2022) variabel penelitian adalah suatu

komponen yang sudah ditemukan oleh seorang peneliti untuk di teliti agar

mendapatkan jawab yang sudah dirumuskan yaitu berupa kesimpulan

penelitian. Variabel juga komponen utama dalam penelitian, oleh sebab itu

penelitian tidak akan berjalan tanpa ada variabel yang diteliti.

Ada beberapa jenis variabel yaitu:

1) Variabel bebas/independen

Variabel bebas adalah variabel independen atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain, variabel bebas juga penyebab perubahan

terhadap variabel lain. Maka pada dalam penelitian ini ada lima

variabel independen yaitu content (X1), accuracy (X2), format (X3),

timeliness (X4), ease of use (X5).

2) Variabel Terikat/dependen

Variabel Terikat adalah variabel dependen atau variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas, variabel terikat merupakan akibat

dari variabel bebas. Maka dalam penelitian ini ada satu variabel

dependen yaitu kepuasan pengguna rekam medis elektronik (Y1).

1.14 Definisi Oprasional Variabel

Menurut (Sujarweni, 2022) definisi operasional adalah penelitian

dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum

dilakukan analisis. Definis setiap variabel penelitian harus dirumsukan


untuk menghindari kesesatan dalam pengumpulan data, berikut definisi

oprasional varibel:
Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Data Skor
Isi (Content) (X1) Dimensi yang digunakan untuk 1. Informasi yang tepat dan Kuesioner Ordinal Skala Likert
mengukur kepuasan yang dilihat dari Petanyaan : 1 = STS
sesuai
isi sebuah sistem yang digunakan 1-5 2 = TS
yang berupa modul dan informasi. 2. Kelengkapan isi 3=N
4=S
3. Benefit
5 = SS
4. Output
Kategori
Tidak Puas = 1
Cukup Puas = 2
Puas = 3

Skor
Tidak Puas 4-8
Cukup puas 9-13
Puas 14-19

Keakuratan Dimensi yang digunakan untuk 1. User pribadi Kuesioner Ordinal Skala Likert
(Accuracy) (X2) mengukur kepuasan pengguna dilihat Petanyaan : 1 = STS
2. Ketepatan data
dari keakuratan data input dan 1-6 2 = TS
informasinya. 3. Informasi yang sesuai 3=N
4=S
4. Teliti
5 = SS
5. Output
Kategori
Tidak Puas = 1
Cukup Puas = 2
Puas = 3

Skor
Tidak Puas 4-8
Cukup puas 9-13
Puas 14-19

Tampilan (Format) Dimensi yang digunakan untuk 1. Struktur tampilan Kuesioner Ordinal Skala Likert
(X3) mengukur kepuasan pengguna dilihat Petanyaan : 1 = STS
2. Pelayanan sistem
dari tampilan dan estetika dari 9-11 2 = TS
antarmuka sistem. 3. Format tampilan 3=N
4=S
4. Warna tampilan
5 = SS

Kategori
Tidak Puas = 1
Cukup Puas = 2
Puas = 3

Skor
Tidak Puas 5-12
Cukup Puas 13-
19
Puas 20-26
Kemudahan Dimensi yang mengukur kepuasan 1. Mudah digunakan Kuesioner Ordinal Skala Likert
Pengguna (Ease Of pengguna dilihat dari kemudahan Petanyaan : 1 = STS
2. Sistem pelayanan
Use) (X4) pengguna dalam menjalankan sebuah 11-14 2 = TS
sistem 3. Up to date 3=N
4=S
5 = SS

Kategori
Tidak Puas = 1
Cukup Puas = 2
Puas = 3

Skor
Tidak Puas 4-8
Cukup puas 9-13
Puas 14-19
Ketepatan Waktu Dimensi yang digunakan untuk 1. Ketersediaan informasi Kuesioner Ordinal Skala Likert
(Timeliness) (X5) mengukur kepuasan pengguna dilihat Petanyaan : 1 = STS
2. Output
dari sisi ketepatan waktu sistem 15-16 2 = TS
untuk menyajikan atau menyediakan 3. Pengingat/reminder 3=N
data dan informasi yang uptodate. 4=S
4. Pelayanan tepat waktu
5 = SS

Kategori
Tidak Puas = 1
Cukup Puas = 2
Puas = 3

Skor
Tidak Puas 4-8
Cukup puas 9-13
Puas 14-19
Kepuasan Pengguna User Statisfaction/ kepuasan 1. Ekspetasi pengguna Kuesioner Nominal Skala Likert
(User Statisfaction) pengguna adalah sebuah harapan 2. Kepuasan penguna Petanyaan : 1 = STS
Rekam Medis atau tingkat kepuasan pengguna. 17-18 2 = TS
Elektronik Dalam mencapai kepuasan tersebut 3=N
harus membandingkan harapan dan 4=S
kenyataan. 5 = SS

Kategori
Tidak Puas = 1
Cukup Puas = 2
Puas = 3

Skor
Tidak Puas 5-12
Cukup Puas 13-
19
Puas 20-26
3.1 definisi Oprasional evaluasi rekam medis elektronik di rumah sakit semen gresik dengan metode EUCS (End User

Computing Statisfaction)
1.15 Sampling Desain

1.15.1 Populasi

Menurut (Syafrida Hafni Sahir, 2021) populasi adalah seluruh

subjek yang diteliti dan sampel adalah bagian dari populasi yang

akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna

rekam medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik.

No Unit Total penguna

Bagian pelayanan medik

1 Bagian pelayanan medik 14

2 Seksi pengelolaan jaminan kesehatan 3

3 Regu pengelolaan jaminan kesehatan 6

4 Regu Account Receivable 9

Instalasi rawat jalan

5 Instalasi rawat jalan dan gigi mulut 9

6 Onkologi & kemoterapi 9

7 Poli spesialis, poli eksetkutif & KIA, 20

Rumah vaksin

8 Ruang poli umum & poli gigi 10

9 Hemodialisis & Endoskopi 11

Instalasi Gawat darurat & ICU

10 Instalasi bedah sntral & CSSD 1

11 Instalasi gawat darurat 8

12 Ruang gawat darurat & ICU 30

13 Ruang bedah sentral & ICU 20


Instalasi rawat inap

14 Intalasi rawat inap 9

15 Ruang rawat inap reguler 52

16 Ruang kebidanan, kandunagn & 19

neonatal, NICU

17 Ruang rawat inap paviliun 36

Penunjang medik

18 Instalasi radiologi 2

19 Intalasi laboratorium dan MCU 1

20 Regu laboratorium 17

21 Regu MCU 5

22 Instalasi farmasi 4

23 Regu pelayanan farmasi 28

24 Regu perbekalan farmasi 4

25 Regu rehabilitas medik 15

26 Intalasi rekam medis & SIMRS 1

27 Regu rekam medis 4

28 Regu radiologi 9

29 Regu TPP 18

30 Bagian pengembangan bisnis & 2

teknologi

31 Seksi teknologi informasi 1

32 Regu teknologi informasi 3


33 Regu akuntasi manajemn 1

Total 381

Tabel 3.2 Tabel Pengguna Rekam Medis di Rumah Sakit Semen Gresik

Tahun 2024

1.15.2 Sampel

Menurut (Amaruddin et al) Sampel adalah hasil pencuplikan

dari populasi yang kana diteliti karakteristiknya. Untuk

menentukan ukuran sampel, menggunakan rumus slovin sebagai

berikut:

N
n=
(1+ ( N x e 2 ) )

Keterangan: n = Jumlah sampel yang di cari

N = Jumlah Populasi

E = Margin eror yang di toleransi

Perhitungan menentukan banyakannya sampek penelitian:

381
n=
(1+ ( 381 x 10 % 2 ))

381
n=
(1+ ( 381 x 0 , 01 ) )

381
n=
(1+ ( 3 , 81 ))
381
n= ¿
( 4 , 81 ) ¿

381
n= ¿
( 4 , 81 ) ¿

n=78 ,7

n=79

Jadi sampel yang saya gunakan sebanyak 79 pengguna rekam

medis elektronik di Rumah Sakit Semen Gresik

1.15.3 Sampling

Teknik sampling merupakan bagian dari ilmu statistik

megenai pengambilan sebagian dari populasi, Jika pengambilan

sebagian anggota populasi dilakukan dengan benar, maka analisis

statistik dari sebagian populasi tersebut dapat digunakan untuk

mengambil kesimpulan tentang seluruh populasi (Fauzy, 2019)

Pada penelitian ini peneliti menggunakan probability

sampling dengan teknik yaitu Proportionate Stratified Random

Sampling yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai

anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara

proporsional (Sujarweni, 2022).

No Unit Total penguna

Bagian pelayanan medik

1 Bagian pelayanan medik 3


2 Seksi pengelolaan jaminan kesehatan 1

3 Regu pengelolaan jaminan kesehatan 1

4 Regu Account Receivable 2

Instalasi rawat jalan

5 Instalasi rawat jalan dan gigi mulut 2

6 Onkologi & kemoterapi 2

7 Poli spesialis, poli eksetkutif & KIA, 4

Rumah vaksin

8 Ruang poli umum & poli gigi 2

9 Hemodialisis & Endoskopi 2

Instalasi Gawat darurat & ICU

10 Instalasi bedah sntral & CSSD 1

11 Instalasi gawat darurat 1

12 Ruang gawat darurat & ICU 6

13 Ruang bedah sentral & ICU 4

Instalasi rawat inap

14 Intalasi rawat inap 2

15 Ruang rawat inap reguler 11

16 Ruang kebidanan, kandunagn & 4

neonatal, NICU

17 Ruang rawat inap paviliun 7

Penunjang medik

18 Instalasi radiologi 1

19 Intalasi laboratorium dan MCU 0


20 Regu laboratorium 3

21 Regu MCU 1

22 Instalasi farmasi 1

23 Regu pelayanan farmasi 6

24 Regu perbekalan farmasi 1

25 Regu rehabilitas medik 3

26 Intalasi rekam medis & SIMRS 1

27 Regu rekam medis 1

28 Regu radiologi 2

29 Regu TPP 3

30 Bagian pengembangan bisnis & 1

teknologi

31 Seksi teknologi informasi 0

32 Regu teknologi informasi 1

33 Regu akuntasi manajemn 0

Total 79

Tabel 3.3 jumlah sampel penelitian evaluasi rekam medis elektronik metode

eucs

1.16 Pengumpulan Dan Analisis Data

1.16.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses dalam sebuah penelitian

dan merupakan bagian yang penting (Syafrida, 2021). Tahap awal


penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan kepada direktur

rumah sakit semen Gresik melalui bagian SDM untuk membuat

proposal penelitian yang kemudian ditindak lanjuti oleh bagian

SDM untuk memberikan izin pengambilan dan survei awal

penelitian.

Menurut (Sujarweni, 2022) Teknik pengumpulan data

merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau

menjaring informasi kuantitatif dari responden sesuai dengan

penelitian.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode survei.

Metode survei adalah metode yang di gunakan dalam evaluasi

untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat

terhadap fakta-fakta serta sifat-sifat populasi tertentu. Metode ini

digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data informasi

tentang populasi yang besar (kamarudin et al, 2022).

1.16.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah panduan survei lapangan. Tahap survei awal diperoleh

data primer dari Rumah Sakit Semen Gresik. Data primer adalah

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

(hikmawati,2020).
Adapun instrumen dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti

dengan kuesioner menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu

Proportionate Stratified Random Sampling penentuan sampel

dengan menggunakan perhitungan rumus slovin yang di ambil dari

populasi.

1.16.3 Pengelolaan Data

Pengelolaan data merupakan bagian dari rangkaian

pengumpulan data.

1) Editing

suatu kegiatan untuk meneliti kembali data yang

dikumpulkan oleh peneliti untuk mengetahui apakah catatan

itu cukup layak dan dapat diteruskan pada proses berikutnya.

Adapun hal akan di teliti kembali adalah lengkapnya

pengisian, keterbacaan tulisan, kejelasan tulisan, kejelasan

makna jawaban, konsistensi jawaban, relevansi jawaban, dan

keseragaman satuan data.

2) Coding

Usaha untuk mengklasifikasi jawaban-jawaban para

responden menurut macamnya, yang bertujuan untuk

memudahkan peneliti melakukan analisis dan pembahasan

hasil penelitian. Contohnya menandai masing-masing jawaban

dengan kode tertentu berbentuk angka.

3) Scoring
Pemberian skor terhadap item-item yang perlu diberi skor.

Misalnya memberi skor terhadap jawaban yang ada pada

angket yang menunjukkan tingkat kepuasan dari pengguna.

Pada penelitian ini tingkat kepuasan di ukur dengan

skala likert. Skala likert adalah sekala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, presepsi seseorang atu sekelompok

orang tentang suatu fenomena tertentu di masyarakat

(karimudin et al, 2022).

Bobot yang diberikan untuk setiap pilihan adalah:

Sangat Setuju (SS) :5

Setuju (S) :4

Netral (N) :3

Tidak Setuju (TS) :2

Sangat Tidak Setuju (STJ) :1

Skor penilaian adalah sebagai berikut:

a. Isi (content)

Nilai minimal :1x4=4

Nilai maksimal : 5 x 4 = 20

Interval : 20 – 4 ÷ 3 = 5

1. Tidak Puas skor 4-8

2. Cukup puas skor 9-13

3. Puas skor 14-19

b. Keakuratan (accuarcy)
Nilai minimal :1x4=4

Nilai maksimal : 5 x 4 = 20

Interval : 20 – 4 ÷ 3 = 5

1. Tidak Puas skor 4-8

2. Cukup puas skor 9-13

3. Puas skor 14-19

c. Tampilan (format)

Nilai minimal :1x5=5

Nilai maksimal : 5 x 5 = 25

Interval : 25 – 5 ÷ 3 = 7

1. Tidak Puas skor 5-12

2. Cukup Puas skor 13-19

3. Puas Skor 20-26

d. Kemudahan waktu (ease of use)

Nilai minimal :1x4=4

Nilai maksimal : 5 x 4 = 20

Interval : 20 – 4 ÷ 3 = 5

1. Tidak Puas skor 4-8

2. Cukup puas skor 9-13

3. Puas skor 14-19

e. Ketepatan waktu (timeliness)

Nilai minimal :1x4=4

Nilai maksimal : 5 x 4 = 20
Interval : 20 – 4 ÷ 3 = 5

1. Tidak Puas skor 4-8

2. Cukup puas skor 9-13

3. Puas skor 14-19

f. Kepuasan penguna (End user computing)

Nilai minimal :1x5=5

Nilai maksimal : 5 x 5 = 20

Interval : 25 – 5 ÷ 3 = 7

1. Tidak Puas skor 5-12

2. Cukup Puas skor 13-19

3. Puas Skor 20-26

4) Tabulating

Transformasi data adalah upaya yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengubah skala pengukuran data asli menjadi

bentuk lain sehingga data daoat memenuhi asumsi-asumsi yang

mendasari analisis ragam (lestari, 2021).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tranformasi data

dengan metode MSI (metode susksesif interval). Salah satu cara

yang dapat digunakan dalam mentransformsi data dengan skala

ordinal menjadi data berskala interval. Transformasi MSI adalah

sebuah metode transformasi data ordinal menjadi data interval

dengan mengubah proporsi kumulatif setiap peubah pada


kategori menjadi nilai kurva normal bakunya (ningsih dan

dukalang, 2019).

5) Anlisis data

a. Uji validitas dan Reliabilitas

(1) Uji Validitas

Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa

cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Validitas

diartikan suatu instrumen yang menurutnya

menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang

hendak diukur (Sujarweni, 2022). Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan jenis pengujian validitas isi, yang

merupakan suatu alat yang mengukur sejauh mana

kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek

yang dianggap sebagai kerangka konsep (Riwidkdo,

2012.

Suatu instrumen dikatakan valid atau tidaknya

dilihat dari nilai validitas tinggi. Sebaliknya jika

instrumen yang kurang valid berarti memiliki nilai

validitas rendah. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada

setiap butir pertanyaan di uji validitasnya. Hasil r hitung

kita bandingkan dengan r tabel dimana df=n-2 dengan

sig 5%. Jika r tabel ˂ r hitung maka valid. Uji validitas


menggunakan teknik Korelasi Product Moment dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

n ∑ xy−∑ x ∑ y
r=
√ n ∑ x −( ∑ x ) √ n ∑ y −( ∑ y )
2 2 2 2

(2) Uji reabilitasi

Menurt (Sujarweni, 2022) Uji reabilitas merupakan

ukuran suatu kestabilan dan konssitensi responden dalam

menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk

oertnyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan

disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji reabilitas dapat dilakukan secra bersama-sama

terhadap seluruh butir pertanyaan. Uji reabilitas dapat

dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan

uji statistic Cronbach Alpha (α). Jika nilai alpaha ˃0,7

maka reliabel. Dengan rumus sebagai berikut:

[ ][
∑σ
]
2
k
r= 1− 2 b
( k−1 ) σt

Keterangan

r = koefisien reliability instrumen (cronbach alfa)

k = banyaknya butiran pertanyaan

∑ σ 2b = total varian butir


2
σ t = total varian

b. Analisis Univariat
Menurut (Notoadmojo, 2005) dalam (Sujarweni, 2022)

Analisi univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis

univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah

menjadi informasi yang berguna dan pengelolaan datanya

hanya satu variabel saja

c. Analisis Multivariat

Analsis multivariat adalah analisi merode statistik yang

memungkikan kita melakukan peenlitian terhadap lebih dari

dua variabel secara bersamaa (Sujarweni, 2022).

Analisi ini menggunakan uji statistik regresi linier

berganda. Menurut (janie, 2012) Analisis regresi linier

berganda adalah suatu analisis yang digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen

terhadap satu variabel dependen.

Pada saat melakukan analisi regrenerasi berganda perlu

dipenuhi beberapa asumsi, misalnya uji asumsi klasik yang

terdiri dari uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas, uji normalitas, dan uji linieritas.

d. Uji asumsi klasik

(1) Multikolineritas
Menurt (janie, 2012) Uji ini bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya

korelasi yang tinggi atau sempurna antar model variabel

independen. Jika antar variabel independen terjadi

multikolineritas sempurna, maka koefisien regresi

variabel independen tidak dapat ditentukan dan nilai

Standard eror menjadi tak terhingga. Jika

multikolineritas antar variabel independen tinggi, maka

koefisien regresi variabel independen dapat ditentukan,

tetapi memiliki nilai Standard eror tinggi berarti nilai

koefisien regresi tidak dapat diestimasi dengan cepat.

Jika berdasarkan hasil uji multikolineritas didapat

nilai tolerance ˃0,01 dari nilai variance inflation (VIF) ˂

maka model regresi terbebas dari gejala

multikolinearitas.

(2) Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakaha

dalam satu model regresi linier terdapat korelasi anatar

kesalahan pengganggu (residual) pada periode t dengan

kesalahan oada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamkan terdapat permasalahan

autokorelasi. Autokorelasi muncul di karena kan


observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lain (janie, 2012).

Menurut (purba et al, 2021) dengan

menggunakan uji run test jika didapat dari hasil nilai

asymp. Sig 2-tailed) ˃ 0,05 maka disimpulkan tidak

terdapat korelasi anatara variabel-variabel bebas. Dapat

dirumuskan hipotesis dari uji autokorelasi adalah

sebagai berikut:

H0 : model regresi tidak terjadi autokorelasi

H1 : model regresi terjadi korelasi

(3) Heterokedastisitas

Uji ini menguji apakah model regresi yang terjadi

karena tidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainya (purba et al, 2021).

Dari hasil uji scatter plot jika didapat titik menyebar

secara acak dan tidak membentuk pola maka dapat

disimpulkan tidak terjadi kesamaan variance residual

dari satu pengamatan ke pengamatan lainya atau pada

model regresi tidak heteroskedasitas. Hasil dari uji

glesjer didapat hasil nilai signifikan variabel bebas lebih

dari 0,05 maka dapat disimpulkan pada model regresi

tidak terjadi kesamaan variane residual satu sama lain.

Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:


H0 : model regresi tidak terjadi heteroskedasitas

H1 : model regresi terjadi heteroskedasitas

(4) Normalitas

Uji ini digunakan untuk megetahui pakah populasi

data berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji ini

digunakan uji Kologorov-smirnov dengan taraf

signifikan 0,05. Data yang dinyatakan berdistribusi

normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05

(purnomo et al, 2022).

Data yang berdistribusi normal berdasarkan uji

histogram hasil pengujian didapat sebuah grafik

histogram berbentuk lonceng sempurna sedangkan data

normal menurut uji probability plot jika hasil pengujian

data didapat dari titik-titik yang menyebar sepanjang

garis diagonal (purba et al, 2021).

H0 : data tidak berdistribusi normal

H1 : data berdistribusi normal

e. Uji hipotesis

(1) Uji signifikan stimulan (Uji F)

Menurut (Sahir, 2021) percobaan F ini dipakai buat

mengenali terdapat tidaknya pengaruh dengan cara

bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap

variabel terikat. Pembuktian dicoba dengan metode


menyamakan angka Fhitung dengan Fhitung dengan

Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat

kebebasan df = (n-k-1) di mana n adalah jumlah

responden dan k adalah jumlah variabel. Hipotesis yang

digunakan dalam pengujian ini adalah:

H0 : Variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel

terikatnya.

H1 : Variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang

signifikan secara Bersama-sama terhadap variabel

terikatnya.

Menurut sugiyono dalam sahrir 2021 rumus untuk uji F

sebagai berikut:
2
R
k
F= 2
(1−R )(n−k −1)

Keterangan:

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

(2) Uji hipotesis secara parsial (Uji T)

Uji parsial atau uji t merupakan pengujian kepada

koefisien regresi secara parsial, untuk mengetahui

signifikansi secara parsial atau masing-masing variable


bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis yang

digunakan dalam pengujian ini adalah:

H0 : t hitung ≤ t tabel maka tidak terdapat pengaruh

antara variabel dependent terhadap variabelindependent.

H1 : t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh antara

variabel dependent terhadap variabel independent.

(3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang sering disimbolkan

dengan R2 pada prinsipnya melihat besar pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Bila angka

koefisien determinasi dalam model regresi terus menjadi

kecil atau semakin dekat dengan nol berarti semakin

kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel

terikat atau nilai semakin mendekati 100% berarti

semakin besar pengaruh semua variabel bebas terhadap


(Hafni Sahir, 2021)
variabel terikat .

Adapun rumus Koefisien determinasi sebagai berikut:

KP = r2 x 100 %

Keterangan:

KP = nilai koefisien determinasi

R2 = nilai koefisien korelasi

1.17 Etika Penelitian


Etika penelitian adalah serangkaian prinsip yang dikembangkan

untuk memandu dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian

berlandaskan etika (Johnson & Christensen 2020) dalam buku (hansen

et al, 2023). Etika penelitian sangatlah penting pada sebuah penelitian

karena adanya seorang partisipan atau responden yang terlibat sebagai

sumber data. kewajiban peneliti menjaga moral dan profesionalitas

etika penelitian dalam setiap proses penelitian berlangsung.

Menurut kemenkes 2021 prinsip etik dasar ada 3, yaitu:

1) Prinsip menghormati harkat martabat manusia (respect for

persons)

Prinsip ini merupakan bentuk penghormatan terhadap

harkat martabat manusia sebagai pribadi (personal) yang memiliki

kebebasan berkehendak atau memilih dan sekaligus bertanggung

jawab secara pribadi terhadap keputusannya sendiri. Prinsip ini

juga bertujuan untuk menghormati otonomi, yang

mempersyaratkan bahwa manusia mampu memahami pilihan

pribadinya untuk mengambil keputusan mandiri (self-

determination).

2) Prinsip berbuat baik (beneficence) dan tidak merugikan (non-

maleficence)

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu

orang lain dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal


dengan kerugian minimal. Prinsip etik berbuat baik menyaratkan

hal sebagai berikut.

a) Risiko penelitian harus wajar (reasonable) jika dibandingkan

dengan manfaat yang diharapkan;

b) Desain penelitian harus memenuhi persyaratan ilmiah

(scientifically sound).

c) Para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus

mampu menjaga kesejahteraan subjek penelitian.

d) Prinsip do no harm (non maleficent - tidak merugikan) yang

menentang segala tindakan dengan sengaja merugikan subjek

penelitian

Prinsip tidak merugikan adalah jika tidak dapat melakukan hal

yang bermanfaat, sebaiknya jangan merugikan orang lain.

3) Prinsip keadilan (justice)

Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk

memperlakukan setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama

dengan moral yang benar dan layak dalam memperoleh haknya.

Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan yang merata

(distributive justice) yang mensyaratkan pembagian seimbang

(equitable) dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh subjek

dari keikutsertaan dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai