Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 7 2022

12100122569 Fauzia Azzahra


12100122540 Utami Muliawati S
12100122565 Wafa Haifa N.M
12100122658 Nabilla Azmi H
12100122597 Rumaisha Ummu S
12100122586 Karina Pricilia D
12100122669 Revan Muhammad N
12100122629 Riyadh Anugrah M
12100122538 Muhammad Rizki M.A

Spasia Wajah (Spasia Fasialis)


Spasia fasialis adalah suatu area yang tersusun atas lapisan-lapisan fasia di daerah
kepala dan leher berupa jaringan ikat yang membungkus otot-otot dan berpotensi untuk
terserang infeksi serta dapat ditembus oleh eksudat purulen (Peterson, 2002). Lokasi
anatomis ruang atau spasia dapat menjadi tempat penyebaran infeksi odontogenik. Spasia
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu spasia primer dan spasia sekunder.
Spasia diklasikfikasikan menjadi spasia primer dan spasia sekunder. Spasia primer
diklasifikasikan lagi menjadi spasia primer maxilla dan spasia primer mandibula. Spasia
primer maxilla terdapat pada kanina, buccal, dan ruang infratemporal. Sedangkan spasia
primer mandibula terdapat pada submental, buccal, ruang submandibular dan sublingual.
Infeksi juga dapat terjadi di tempat-tempat lain yang disebut sebagai spasia sekunder,
yaitu pada Masseteric, pterygomandibular, superficial dan deep temporal, dan spasium
servikal terbagi atas lateral pharyngeal, retropharyngeal, dan prevertebral.

A. Spasia Primer Maxilla


1. Spasia Kanina
Spasia kanina merupakan ruang tipis di antara levator angulioris dan M. labii
superioris. Spasia kanina terbentuk akibat dari infeksi yang terjadi pada gigi caninus
rahang atas. Gigi caninus merupakan satu-sarunya gigi dengan akar yang cukup panjang
untuk menyebabkan pengikisan sepanjang tulang alveolar superior hingga otot atau facial
expression. Infeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar M. levator anguli oris dan
menembus dasar M. levator labii superior.
Ketika spasia ini terinfeksi, gejala klinisnya yaitu pembengkakan pipi bagian depan dan
swelling pada permukaan anterior menyebabkan lipatan nasolabial menghilang.
Penyebaran lanjut dari infeksi canine spaces dapat menyerang daerah infraorbital dan
sinus kavernosus.

2. Spasia Buccal
Spasia bukalis terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan M.buccinators
dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis. Spasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan
infeksi dari gigi maxilla dan mandibula. Penyebab utama infeksi spasia bukal adalah gigi-
gigi posterior, terutama Molar maxilla. Spasia bukal menjadi berhubungan dengan gigi
ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hingga perlekatan M.
buccinators.
Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. Keterlibatan spasia bukal dapat
menyebabkan pembengkakan di bawah lengkung zygomatic dan daerah di atas batas
inferior dari mandibula. Sehingga baik lengkung zygomatic dan batas inferior mandibula
Nampak jelas pada infeksi spasi bukal.

3. Spasia Infratemporal
Salah satu gejala penting dari abses ini adalah rasa sakit pada palpasi antara ramus dan
tuber diatas lipatan mukosa, rasa sakit yang menusuk di telinga.

B. Spasia Primer Mandibula


1. Spasia Submental
Spasia submental berada di antara anterior bellies dari m. digastricus dan di antara m.
mylohyoid dengan kulit di atasnya. Spasia ini biasanya terjadi karena infeksi dari incisor
mandibula. Incisor mandibula cukup panjang untuk dapat menyebabkan infeksi mengikis
bagian labial dari tulang apical hingga perlekatan m.mentalis.
Gejala infeksi berupa bengkak pada garis midline yang jelas di bawah dagu. Infeksi
juga dapat terjadi pada batas inferior mandibula hingga ke m. submentalis

2. Spasia Buccal
Spasia bukalis terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan M.buccinators
dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis. Spasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan
infeksi dari gigi maxilla dan mandibula. Penyebab utama infeksi spasia bukal adalah gigi-
gigi posterior, terutama Molar maxilla. Spasia bukal menjadi berhubungan dengan gigi
ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hingga perlekatan M.
Buccinators
Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. Keterlibatan spasia bukal dapat
menyebabkan pembengkakan di bawah lengkung zygomatic dan daerah di atas batas
inferior dari mandibula. Sehingga baik lengkung zygomatic dan batas inferior mandibula
Nampak jelas pada infeksi spasi bukal.

3. Spasia Submandibular dan sublingual


Terletak posterior dan inferior dari m. mylohyoid dan m. platysma. Infeksi berasal dari
gigi molar mandibula dengan ujung akar di bawah m. mylohyoid dan dari pericoronitis.
Gejala infeksi berupa pembengkakan pada daerah segitiga submandibula leher disekitar
sudut mandibula, perabaan terasa lunak dan adanya trismus ringan.
Kedua spasia ini terbentuk dari perforasi lingual dari infeksi molar mandibula, dan
dapat juga disebabkan infeksi pada premolar. Yang membedakan infeksi tersebut apakah
submandibula atau siblingual adalah perlekatan dari M. mylohyoid pada ridge mylohyoid
pada aspek medial mandibula. Jika infeksi mengikis medial aspek mandibula di atas garis
mylohyoid, artinya infeksi terjadi pada spasia lingual (sering terjadi pada gigi premolar
dan molar). Sedangkan jika infeksi mengikis aspek medial dari inferior mandibula hingga
mylohyoid line , spasia submandibular pun dapat terkena infeksi.
Molar ketiga mandibula paling sering menjadi penyebab spasia primer mandibula.
Sedangkan molar kedua mandibula dapat mengakibatkan baik spasia sublingual maupun
submandibular.
Spasia sublingual berada di antara mucosa oral dasar mulut dan m. mylohyoid. Batas
posteriornya terbuka hingga berhubungan langsung dengan spasia submandibular dan
spasia sekunder mandibula hingga aspek posterior. Secara klinis, pada infeksi spasia
sublingual sering terlihat pembengkakan intraoral, terlihat pada bagian yang terinfeksi
pada dasar mulut. Infeksi biasanya menjadi bilateral dan lidah menjadi terangkat
(meninggi)
Spasia submandibula berada di antara m. mylohyoid dan lapisan kulit di atasnya serta
fascia superficial. Batas posterior spasia submandibula berhubungan dengan spasia
sekunder dari bagian posterior rahang. Infeksi pada submandibular menyebabkan
pembengakakan yang dimulai dari batas inferior mandibula hingga meluas secara median
menuju m. digastricus dan meluas ke arah posterior menuju tulang hyoid.
Ketika bilateral submandibula, sublingual dan submentalis terkena infeksi, inilah yang
disebut dengan Ludwig’s angina. Infeksi ini menyebar dengan cepat kea rah posterior
menuju spasia sekunder mandibula. Sulit menelan hampir selalu terjadi pada infeksi ini,
disertai dengan elevasi dan displacement lidah serta pengerasan superior submandibula
hingga tulang hyoid
Pasien yang mengalami infeksi ini biasanya mengalami trismus, mengeluarkan saliva,
kesulitan menelan bahkan bernafas yang dapat berkembang menjadi obstruksi nafas atas
yang dapat menyebabkan kematian.

C. Spasia Sekunder
1. Masseteric
Spasia masseter berada di antara aspek lateral mandibula dan batas median m. masseter.
Infeksi ini paling sering diakibatkan penyebaran infeksi dari spasia bukalis atau dari
infeksi jaringan lunak di sekitar Molar ketiga mandibula. Ketika spasia masseter terlibat,
area di atas sudut rahang dan ramus menjadi bengkak. Inflamasi m. masseter ini dapat
menyebabkan trismus.

2. Pterygomandibular
Spasia pterygomandibular berada ke arah median dari mandibula dan ke arah lateral
menuju m. pterygoid median. Area ini merupakan area tempat penyuntikan larutan
anastesi local disuntikan ketika dilakukan block pada saraf alveolar inferior. Infeksi pada
area ini biasanya merupakan penyebaran dari infeksi spasia sublingual dan submandibula.
Infeksi pada area ini juga sering menyebabkan trismus pada pasien, tanpa disertai
pembengkakan. Ini lah yang menjadi dasar diagnosa pada infeksi ini.

3. Superficial dan deep temporal


Spasia temporal berada pada posterior dan superior dari spasia master dan
pterygomandibular. Dibagi menjadia dua bagian oleh m. temporalis. Bagian pertama yaitu
bagian superficial yang meluas menuju m. temporalis, sedangakn bagian kedua merupakan
deep portion yang berhubungan dengan spasia infratemporal. infeksi ini, baik superficial
maupun deep portion hanya terlihat pada keadaan infeksi yang sudah parah. Ketika infeksi
sudah melibatkan spasia temporalis, itu artinya pembengkakan sudah terjadi di sepanjang
area temporal ke arah superior menuju arcus zygoamticus dan ke posterior menuju
sekeliling mata.
Spasia masseter, pterygomandibular, dan temporal juga dikenal sebagai spasia
matikator. Spasia ini saling berhubungan, sehingga ketika salah satunya mengalami infeksi
maka spasia lainnya berkemungkinan juga terkena infeksi.

Anda mungkin juga menyukai