Anda di halaman 1dari 7

REKAM MEDIS DI ERA 4.

Dosen Pengampu: Angelia Putriana S.Th.S.I.kom.,M.Ikom

DISUSUN OLEH:

Kelompok 7:

1.Ayunda (2213462131)

2.Nazmie Ananda Putri (2213462143)

3.Tia Mufida Muthmainnah Siregar (2213462152)

4.Veri Al Azis Matondang (2213462156)

Prodi: D3 Perekam Dan Informasi Kesehatan

Kelas: 1E

D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A 2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rekam Medis di Era 4.0

Rekam medis adalah catatan dokumentasi yang mencatat seluruh kegiatan pelayanan
kesehatan yang dilakukan terhadap seorang klien. Pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/PER/III/2008 Pasal 1 mengatakan“Rekam medis adalah berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”.Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 pasal 2, rekam medis dapat berupa catatan tertulis yang
biasa disebut rekam medis konvensional dan elektronik yang dikenal dengan rekam medis
elektronik.

Rekam medis konvensional mempunyai keterbatasan, dalam hal waktu dan kenyamanan,
antara lain dari segi penyimpanan yang membutuhkan file khususdan ruang atau tempat
khusus yang menyimpan berkas, segi waktu dan kemudahan yang kurang efektif dalam
pengambilan keputusan, mencari dan pengambilan dokumen rekam medis, segi transendental
informasi data klien dapat terputus dikarenakan jangka penyimpanan dikarenakan rekam
medis konvensional memiliki waktu yang terbatas tergantung dari kebijakan pelayanan
kesehatan, segi pendokumentasian yang kurang efektif jika catatan klinis klien mudah
hilang, sulit dibaca, pendokumentasian antara dokter dan tenaga kesehatan yang berakibat
pengoperan dari satu dokter ke dokter lain,laboratorium, perawat, hingga apoteker yang
membutuhkan banyak kertasuntuk dicetak dan diserahkan.Penelitian terdahulu
menggambarkan penggunaan rekam medis konvensional terdapat rekam medis yang tidak
lengkap dan mengalami keterlambatan pengembalian yang berakibat proses pengolahan
catatan klinis terhambat.Penyelesaian pengkodean tidak sesuai target dan terdapat
ketidaksesuaian kode diagnosa dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Penelitian lainnya
membahas keterlambatan penyediaan dokumen menunjukkan penyimpanan berkas tidak
semua berada pada rak berkas yang seharusnya, tetapi ada yang berada di atas meja dan
kardus sehingga berkas dapat terselip.
Era Revolusi 4.0 merupakan perubahan perkembangan teknologi yang inovatif dan responsif
terkhususnya dalam bidang kesehatan. Pada era ini, untuk meningkatkan cara masuk melalui
pelayanan kepada masyarakat, untuk meningkatkan keefektifan SDM, dan meningkatkan
kualitas pelayanan terkhusus di dalam kesehatan terutama kecepatan dan

ketepatan dalam pengambilan keputusan klinis, daya komputasi availability development


analisis data yang tepat adalah diperlukan untuk meningkatkan data klien. Manajemen
memfasilitasi perolehan data dan pemahaman tentang penyakit dan pilihan terapi, serta akses
dan pilihan rumah sakit atau fasilitas medis darurat yang memenuhi kebutuhan. Salah satu
perkembangan teknologi yang mengarah ke era Revolusi 4.0 yaitu layanan e-
health.Pengembangan layanan e-health dengan peranan komputer dalam mengelola dan
melakukan pertukaran data kesehatan melalui elektronik menjadi sangat diperlukan,
dikarenakan data kesehatan selain teks dapat berupa data gambar, suara, dan multimedia
lainnya. Di dalam manajemen informasi kesehatan pengembang layanan ini dapat
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan, sebagai pemantauan kesehatan umum, bertukar
informasi secara elektronik, mengambil data rekam medis klien kapan dan dimana
diperlukan. E-health dapat memberikan kesempatan kepada pihak terkait kesehatan untuk
melakukan pengumpulan, analisa, dan kolaborasi terhadap data kesehatan yang dapat
melampaui Batasan fisik dan waktu. Mengembangkan layanan e-health akan membantu para
pihak penyedia layanan kesehatan termasuk pemerintah untuk tantangan yang lebih
berkembang dari sebelumnya seperti contohnya rekam medis elektronik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana manfaat penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit?

2.Apa tantangan penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui manfaat penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit

2. Mengetahui tantangan penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan menjadi sumber masukan dan pertimbangan manajemen rumah sakit, meninjau
untuk mendorong profesionalisme, sistem rekam medis elektronik dapat terstan darisasi, dan
validasi data terkhususnya dalam sistem elektronik.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rekam Medis di Era 4.0

Rekam Medis Elektronik adalah penggunaan perangkat teknologi informasi untuk


pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta peng-akses-an data yang tersimpan pada
rekam medis pasien di rumah sakit dalam suatu sistem manajemen basis data yang
menghimpun berbagai sumber data medis.Rekam medik elektronik merupakan solusi bagi
rumah sakit untuk mengatasi berbagai masalah yang sering terjadi di rumah sakit seperti
tempat penyimpanan yang besar, hilangnya rekam medik, pengeluaran data yang dibutuhkan,
dll.

2.2 Manfaat penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit

Manfaat Rekam medis elektronik mempertimbangkan berbagai keuntungan termasuk faktor


cost and benefits dari penerapan Rekam medis elektronik di rumah sakit (pusat pelayanan
kesehatan), maka penulis melihat paling ada tiga manfaat yang dapat diperoleh, masing-
masing adalah:

a. manfaat umum, Rekam medis elektronik akan meningkatkan profesionalisme dan kinerja
manajemen rumah sakit. Para stakeholder seperti pasien akan menikmati kemudahan,
kecepatan, dan kenyamanan pelayanan kesehatan. Bagi para dokter, RME memungkinkan
diberlakukannya standard praktek kedokteran yang baik dan benar. Sementara bagi
pengelola rumah sakit, RME menolong menghasilkan dokumentasi yang auditable dan
accountable sehingga mendukung koordinasi antar bagian dalam rumah sakit. Disamping itu
Rekam medis elektronik membuat setiap unit akan bekerja sesuai fungsi, tanggung jawab
dan wewenangnya.

b. manfaat operasional, manakala Rekam medis elektronik dimplementasikan paling tidak


ada empat faktor operasional yang akan dirasakan, Faktor yang pertama adalah kecepatan
penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaaan
penelusuran berkas sampai dengan pengembaliannya ketempat yang seharusnya pastilah
memakan waktu, terlebih jika pasiennya cukup banyak. Kecepatan ini berdampak membuat
efektifitas kerja meningkat.Yang kedua adalah faktor akurasi khususnya akurasi data, apabila
dulu dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu berkas, namun sekarang
dengan

Rekam medis elektronik data pasien akan lebih tepat dan benar karena campur tangan
manusia lebih sedikit, hal lain yang dapat dicegah adalah terjadinya duplikasi data untuk
pasien yang

sama. Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada waktu yang berbeda, maka sistem
akan menolaknya, RME akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien
yang sama dicatat 2 kali, hal ini menjaga agar data lebih akurat dan user lebih teliti. Ketiga
adalah faktor efisiensi, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasiberkurang jauh, sehingga
karyawan dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya. Keempat adalah kemudahan
pelaporan. Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting.
Dengan adanya Rekam medis elektronik, proses pelaporan tentang kondisi kesehatan pasien
dapat disajikan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih
konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

c. manfaat Organisasi, karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data,
baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya
menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah. Seringkali data Rekam medis elektronik
diperlukan juga oleh unit layanan yang lain. Misal resep obat yang ditulis di Rekam medis
elektronik akan sangat dibutuhkan oleh bagian obat, sementara semua tindakan yang
dilakukan yang ada di Rekam medis elektronik juga diperlukan oleh bagian keuangan untuk
menghitung besarnya biaya pengobatan. Jadi RME menciptakan koordinasi antar unit
semakin meningkat. Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya komputerisasi
biaya administrasi meningkat.Padahal dalam jangka panjang yang terjadi adalah sebaliknya,
jika dengan sistem manual kita harus membuat laporan lebih dulu di atas kertas, baru
kemudian dianalisa, maka dengan RME analisa cukup dilakukan di layar komputer, dan jika
sudah benar baru datanya dicetak. Hal ini menjadi penghematan biaya yang cukup signifikan
dalam jangka panjang
2.3 Tantangan penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit

Di Indonesia penggunaan inovasi RME boleh dikatakan masih berjalan ditempat. Beberapa
alasan mengapa RME tidak berkembang cepat adalah:

a.Banyak pihak yang mencurigai bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki payung
hukum yang jelas, khususnya berkaitan dengan penjaminan agar data yang tersimpan
terlindungi terhadap unsur privacy, confidentiality maupun keamanan informasi secara umum.
Secara teknis, teknologi enkripsi termasuk berbagai penanda biometrik (misal:sidik jari) akan
lebih protektif melindungi data daripada tandatangan biasa. Tetapi masalahnya bukan pada
hal-hal teknis melainkan pada aspek legalitas. Pertanyaan yang sering muncul adalah:
sejauhmanakah rumah sakit mampu memberikan perlindungan terhadap keamanan data pasien
dari tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab?sejauh manakah keabsahan dokumen
elektronik? Bagaimana jika terjadi kesalahan dalam penulisan data medis pasien. Semua
pertanyaan itu sering mengganggu perkembangan Rekam medis elektronik.Untuk itu
diperlukan regulasi dan legalitas yang jelas, namun sayangnya pembuatan regulasi itu sendiri
tidak dapat menandingi kecepatan kemajuan teknologi informasi. Di beberapa negara bagian
di AS, beberapa rumah sakit hanya mencetak rekam medis jika akan dijadikan bukti hukum.

b.Tantangan berikutnya adalah alasan klasik seperti ketersediaan dana. Aspek finansial
menjadi persoalan penting karena rumah sakit harus menyiapkan infrastruktur Teknologi
Informasi (komputer, jaringan kabel maupun nir kabel, listrik, sistem pengamanan,konsultan,
pelatihan dan lain-lain). Rumah sakit biasanya memiliki anggaran terbatas,khususnya untuk
teknologi informasi.

c. Rekam medis elektronik tidak menjadi prioritas karena rumah sakit lebih mengutamakan
sistem lain seperti sistem penagihan elektronik (computerized billing system), sistem
akuntansi, sistem penggajian dsb. Rumah sakit beranggapan bahwa semua sistem itu lebih
diutamakan karena dapat menjamin manajemen keuangan rumah sakit yang cepat, transparan
dan bertanggung jawab. RME bisa dinomor duakan karena sistem pengolahan transaksi untuk
fungsi pelayanan medis masih dapat dilakukan secara manual. Tidak ada kasir rumah sakit
yang menolak pendapat bahwa komputer mampu memberikan pelayanan penagihan lebih
cepat dan efektif dibanding sistem manual. Sebaliknya, berapa banyak dokter dan perawat
yang percaya bahwa pekerjaan mereka akan menjadi lebih cepat, lebih mudah dan lebih aman
dengan adanya komputer.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi penelitian

Metode yang digunakan merupakan literatur riview atau suatu perbandingan dan analisis
antara jurnal yang satu dengan jurnal lainnya dari berbagai sumber seperti referensi
jurnal,buku teks dan e-book.

3.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah peran perekam medis dalam melakukan pengisian
data pasien. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu semua para perekam
medis.

3.3 Sampel

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Dalam objek
ini peneliti mengambil objek seluruh perekam medis di era 4.0.

Penggunaan sampel diperlukan dalam penelitian kuantitatif karena akan sangat


menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya apabila peneliti harus meneliti seluruh
individu dalam suatu populasi. Beberapa manfaat atau kegunaan lain dalam penggunaan
sampel dalam penelitian antara lain:

aya, tenaga, dan waktu peneliti. Sebagaimana yang telah dijelaskan


sebelumnya, meneliti menggunakan sampel akan sangat meringankan tugas peneliti
karena tidak harus harus meneliti keseluruhan populasi cukup dengan beberapa sampel
yang terpilih.

n data akan menjadi lebih cepat karena cukup beberapa sampel yang diteliti
waktu yang digunakan pun relatif sebentar.

Anda mungkin juga menyukai