TINJAUAN PUSTAKA
tersimpan pada rekam medis pasien dirumah sakit dalam suatu sistem manajemen
Dalam pengertian lain, Rekam Medis Elektronik adalah rekam catatan rekam
medis pasien seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi
kesehatan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara
terpadu dalam tiap kali pertemuan antar petugas kesehatan dengan klien. Rekam
medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari satu jaringan dengan tujuan
1. Manfaat Umum
2. Manfaat Operasional
b. Yang kedua adal faktor akurasi khususnya akurasi data, apabila dulu dengan
sistem manual orang harus mencek satu demi satu berkas, namun sekarang dengan
rekam medis elektronik data pasien akan lebih tepat dan benar karena campur
tangan manusia lebih sedikit, hal lain yang dapat dicegah adalah terjadinya
duplikasi data untuk pasien yang sama. Misalnya, pasien yang sama diregistrasi 2
kali pada waktu yang berbeda, maka sistem akan menolaknya, rekam medis
elektronik akan memberikan peringatan jika tindakan yang sama untuk pasien
yang sama dicatat dua kali, hal ini menjaga agar data lebih akurat dan user lebih
teliti.
c. Ketiga adalah faktor efisiensi, karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan administrasi
berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih focus pada pekerjaan utamanya.
hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita dapat lebih konsentrasi
untuk menganalisa laporan tersebut.
3. Manfaat Organisasi
2. Budaya Organisasi
Menurut Carroll et all 2012, staf medis dan administrasi maupun pihak jajaran
manajemen juga menganggap rekam medis elektronik dapat memberikan
peningkatan kualitas pelayanan namun harus didukung dengan sistem kerja
yang jelas dan SDM IT yang handal. Keberhasilan pengembangan rekam
medis elektronik tidak hanya terlepas dari sistem yang sudah dibuat. Sistem
yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Salah satu kesuksesan
dalam implementasi rekam medis elektronik adalah dengan adanya
keikutsertaan staf klinis maupun administrasi dalam proses desain dan
perencanaan implementasi. Untuk menuju pada perubahan tersebut, dokter
maupun staff medis perawat menyadari bahwa sebagai pengguna memiliki
peran yang penting dalam memberikan masukan. Alur kerja proses ini
menyangkut proses administrasi klinis termasuk perkiraan pasien dan staff
yang dibutuhkan.
4. Infrastruktur
1. Record Format
2. Sistem Performance
3. Reporting Capabilities
6. Intelegence
7. Linkages
8. Record Content
Konsep dasar dalam rekam medis sistem rekam medik elektronik adalah
menambahkan alat-alat manajemen informasi untuk dapat menghasilkan hal-hal
sebagai berikut :
4. Perintah dokter melalui komputer dilakukan baik itu melalui data bentuk bebas
(informasi teks) maupun bentuk kode (data terstruktur).
Pihak asuransi, kepala unit klinis, dan institusi terkait sebagai pelaporan.
Suatu rangkuman data klinis yang penting misalnya mengandung jumlah
parawat inap, menurut ciri-ciri demografis, cara membayar, diagnosis dan
prosedur operatif
3. Registrasi Penyakit
6. Paspor Kesehatan
yang menjadi dasar hukum pelaksanaan kegiatan rekam medik. Dasar hukum
yang mengatur mengenai rekam medik, lebih khusus lagi diatur dalam Permenkes
Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis Pasal 2 : “Rekam Medik harus dibuat
secara tertulis lengkap, dan jelas atau secara elektronik. Penyelenggaraan rekam
medik dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan
peraturan tersendiri”.
Selama ini rekam medik mengacu pada Pasal 46 dan Pasal 47 UU RI Nomor
sebenarnya telah digunakan saat Rekam Medis Elektronik sudah banyak digunakan di
luar negeri, namun belum mengatur mengenai Rekam Medis Elektronik. Begitu pula
17
sepenuhnya mengatur mengenai Rekam Medis Elektronik. Hanya pada Bab II Pasal 2
ayat 1 dijelaskan bahwa “Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas
atau secara elektronik”. Secara tersirat pada ayat tersebut memberikan ijin kepada
Sehingga sesuai dengan dasar – dasar di atas maka membuat catatan rekam medis
pasien adalah kewajiban setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan pemeriksaan
Belum ada satu perundangan menyebutkan secara spesifik istilah rekam medis
dan SIKDA
Adanya Undang – Undang baru tentang Infomasi dan Transaksi Elektronik pada
Tahun 2008 ternyata juga membantu untuk perkembangan RME di Indonesia sendiri,
selain Undang – Undang ITE itu sendiri, berbagai peraturan dan Undang – Undang
yang sudah dibuat sangat membantu dalam pengelolaan Rekam Medis Elektronik itu
sendiri, seperti dalam pasal 13 ayat (1) huruf b Permenkes Nomor 269 Tahun 2008
tentang Pemanfaatan Rekam Medik “sebagai alat bukti hukum dalam proses
penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika
kedokteran dan etika kedokteran gigi”. Karena rekam medik merupakan dokumen
ITE) Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan jawaban atas keraguan yang ada. UU
ITE telah memberikan peluang untuk implementasi Rekam Medis Elektronik. Rekam
Medis Elektronik juga merupakan alat bukti hukum yang sah. Hal tersebut juga
Pasal 5 :
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang
menggunakan sistem elektronik yang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Pasal 6 :
Dalam terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam pasal 5 ayat (4) yang
mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli, informasi
1. Kelebihan
2004 bahwa dokumen rekam medik adalah milik dokter atau sarana
b. Isi rekam medik sesuai pasal 47 (1) UU RI Nomor 29 Tahun 2004 yang
aman. Salah satu bentuk pengamanan yang umum adalah Rekam Medis
yang dapat membuka berkas asli atau salinannya yang diberikan pada
d. Penyalinan atau pencetakan RME juga dapat dibatasi, seperti yang telah
dilakukan pada berkas multimedia (lagu atau video) yang dilindungi hak
cipta, sehingga hanya orang tertentu yang telah ditentukan yang dapat
konvensional.
f. Rekam Medis Elektronik memiliki kemampuan lebih tinggi dari hal – hal
yang telah ditentukan oleh Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, misalnya
berobat (pasal 7), rekam medis elektronik dapat disimpan selama puluhan
mudah dilakukan dengan Rekam Medis Elektronik karena isi Rekam Medis
software sistem informasi rumah sakit atau klinik atau praktik tanpa
besar, sehingga dokter dan staff medik mengetahui rekam jejak dari kondisi
perkara hukum.
2. Kekurangan
(seperti listrik).
22
b. Waktu yang diperlukan oleh key person dan dokter untuk mempelajari
penggunannya.
1. Banyak pihak yang mencurigai bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki
paying hukum yang jelas, khususnya berkaitan dengan penjaminan agar data
yang tersimpan terlindungi terhadap user privacy, confidentiality maupun
keamanan informasi secara umum. Secara teknis, teknologi enskripsi termasuk
berbagai penanda biometric (missal: sidik jari) akan lebih protektif melindungi
data dari pada tandatangan biasa. Tetapi masalahnya bukan pada hal-hal teknis
melainkan pada aspek legalitas. Pertanyaan yang sering muncul adalah sejauh
manakah rumah sakit mampu memberikan perlindungan terhadap keamanan
data pasien dari tangan orang-orang yang tidak bertanggungjawab? Sejauh
manakah keabsahan dokumen elektronik? Bagaimana jika terjadi kesalahan
dalam penulisan data medis pasien. Semua pertanyaan itu sering mengganggu
perkembangan rekam medis elektronik. Untuk itu diperlukan rgulasi dan
legalitas yang jelas, namun sayangnya pembuatan regulasi itu sendiri tidak dapat
23
3. Rekam Medis Elektronik tidak menajdi prioritas karena rumah sakit lebih
mengutamakan sistem lain seperti sistem penagihan elektronik (computerized
billing system), sistem akuntansi, sistem penggajian dsb. Rumah sakit
beranggapan bahwa semua sistem itu lebih diutamakan karena dapat menajamin
manajemen keuangan rumah sakit yang cepat, transparan dan
bertanggungjawab. Rekam medis elektronik bisa dinomorduakan karena sistem
pengolahan transaksi untuk fungsi pelayanan medis masih dapat dilakukan
secara manual. Tidak ada kasir rumah sakit yang menolak pendapat bahwa
komputer mampu meberikan pelayanan penagihan lebih cepat dan efektif
disbanding sistem manual. Sebaliknya, berapa banyak dokter dan perawat yang
percaya bahwa pekerjaan mereka akan menjadi lebih cepat, lebih mudah dan
lebih aman dengan adanya komputer 1.
24
Ketersediaan Dana
Payung Hukum