Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan
bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif
tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah
satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru
dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal
sebagai organisasi yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih
merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan
maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2%
untuk teknologiinformasi. 
  Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu
cara penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus
informasi.Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat.
Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali
lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif
terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan
di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. Komputer banyak berperan membantu
di dunia kesehatan antara lain:
- adminstrasi
- obat-obatan
- penyakit diagnostik,
- terapi,
- perawatan (monitoring status pasien)
Penelitian Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) komputer,
atau yang biasa disebut sebagai e-Health, tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama
disebabkan oleh janji dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan
manusia. Pengertian e-Health sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang
merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha, berkaitan dengan jasa
pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui saluran internet
dan teknologi berkaitan dengannya (Gunter Eysenbach, J Med Internet Res 2001; 3(2): e20).

            Dalam pengertian lebih luas, e-Health dapat diartikan sebagai tidak hanya pengembangan
teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup pengembangan sikap, perilaku,
komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Di seluruh dunia, terjadi peningkatan biaya
pelayanan kesehatan. Banyak orang tidak mendapat kesempatan bagi pelayanan kesehatan yang

1
lebih baik. Catatan kesehatan yang masih mengandalkan dokumen kertas banyak menimbulkan
kesalahan dan mengurangi produktivitas layanan.
Mengembangkan layanan e-Health akan membantu pihak-pihak penyedia layanan kesehatan
termasuk pemerintah untuk mencapai hal tersebut di atas. E-Health akan memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan kolaborasi, pengumpulan dan analisa data
kesehatan yang melampaui batasan fisikdan waktu. Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan
untuk membantu pemerintah mengembangkan program yang membantu dokter, perawat, bidan
dan tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data rekam
medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan kolaborasi dengan memberi layanan
jasa kesehatan lainnya secara real time melalui internet. Dengan memanfaatkan basis data
kesehatan masyarakat yang dilayaninya, tenaga kesehatan dapat melakukan analisa data
kesehatan masyakarat, dapat diketahui pola dan kecenderungan penyakit yang mungkin terjadi
dan dapat dilakukan analisa sebab dan akibat.
Peranan komputer dalam mengelola dan melakukan pertukaran data kesehatan melalui
internet menjadi sangat vital dalam menyelenggarakan e-Health. Karena data kesehatan tidak
hanya berupa teks, bahkan bisa merupakan data gambar, suara, dan multimedia lainnya. Pada
akhirnya, pelayanan jasa kesehatan dengan TIK, atau e-Health memerlukan komitmen dari
penyelenggara jasa kesehatan untuk melakukan modernisasi dari perangkat dan infrastruktur
yang digunakannya. Dalam tahapan awal, memang hal tersebut akan merupakan investasi dari
sisi biaya, namun dalam tahapan berkelanjutan, penerapan e-Health akan memberikan
keuntungan dari penghematan biaya-biaya.

1.2.RumusanMasalah

1) Apa itu model komputers based patient record (CPR)?


2) Bagaimana model Dokumentasi Sistem Komputerisasi?
3) Apa Fungsi Pendukumentasian untuk Bidan?
4) Bagaimana cara penggunaan catatan pasien Berbasis Komputer ?
5) Jelaskan Keuntungan dan Kelemahan model Komputerisasi?

1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui model komputers based patient record (CPR)


2. Untuk mengetahui model Dokumentasi Sistem Komputerisasi
3. Mengetahui cara Pendukumentasian untuk Bidan
4. Mengetahui cara penggunaan catatan pasien Berbasis Komputer
5. Keuntungan dan Kelemahan model Komputerisasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.PENGERTIAN MODEL KOMPUTERS BASED PATIENT RECORD (CPR )

Muslihatun, Mufdlilah, Setiyawati (2009) menyatakan bahwa model dokumentasi sistem


komputerisasi adalah sistem komputer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses,
memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian, dan
pendidikan. Sedangkan menurut Wildan danHidayat (2009), menjelaskan bahwa model
computer based patient record(CPR) atau yang dalam istilah bahasa Indonesia disebut sistem
komputerisasi adalah suatu model pendokumentasian yang menggunakan sistem komputer dalam
mencatat dan menyimpan data kebidanan. Model ini berupa segala bentuk catatan/dokumentasi
terpogram secara jelas sehingga memudahkan dalam proses penegakan diagnosis dan
mengurangi kegiatan pencatatan secara tradisional.
Beberapa pertimbangan dalam penggunaan CPR ini adalah karena jumlahdata yang dikumpulkan
tentang kesehatan seseorang sangatlah banyak dan metode ini merupakan penghantaran
informasi yang lebih efisien dan efektif. Dalam aplikasinya, terdapat beberapa keuntungan dan
kelemahan CPR.

Model ini menggunakan sistem komputer dalam memlakukan dokumentasi kebidanan, model ini
berupa gelaja bentuk catatan atau dokumentasi terprogram secara jelas sehingga memudahkan
dalam proses penegakkan diagnosis dan mengurangi kegiatan pencatatan secara tradisional.

Tekenik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang berperan dalam
menyimpulkan, menyimpan proses, memberi informasi yang diperlukan dalam kegiatan
pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi dengan sistem
komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antaralain: meningkatkan pelayanan pada
pasien, meningkatkan pengembangan protokol, meningkatkan penatalaksanaan data dan
komunikasi, meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien.

Keuntungan dokumentasi dengan sistem komputerisasi secara spesifik anatara lain: akurasi lebih
tinggi, menghemat biaya, meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki komunikasi antara
bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar, meneliti dan jamina
kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas. Beberapa kelemahan dokumentasi dengan sistem
komputerisasi adalah malfunction, impersonal effect, privacy, informasi tidak akurat, kosakat
terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk
pengadaan beberapa unit komputer.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini, antara lain:
Perencanaan perlunya sistem koputer, pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna, pemakaian

3
sistem komputer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan dokter), kebutuhan
perangkat dan evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna , klien dan adminstrasi.

Pencatatan denga sistem komputerisasi merupakan salah satu tren yang paling diminati dalam
pndokumentasian asuhan keperawatan termasuk asuhan kebidanan. Banyak institusi membuat
atau membeli sistem informasi komputerisasi yang menunjang praktik keperawatan/kebidanan.

2.2.APLIKASI MODEL DOKUMENTASI SISTEM KOMPUTERISASI

Menurut Wildan dan Hidayat (2009), aplikasi sistem komputerisasi dalam sistem informasi di
rumah sakit, meliputi seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan keberadaan pasien sejak
pasien masuk rumah sakit sampai pulang, sejak registrasi pasien, pengkajian data pasien, rencana
pengobatan dan pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien, dan catatan
perkembangan pasien.Hal hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi
ini antara lain perencanaan perlunya sitem komputer, pemilihan produk, pelatihan petugas
pengguna, pemakaian sistem komputer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan
dokter), kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna, klien
dan administrasi.

Dokumentasi Kebidanan Tentang Komputerisasi:

Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat
dijadikan bukti dalam persoalan hukum.Sedangkan dokumentasi kebidanan merupakan bukti
pencatatan dan pelaporan   berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang
dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien,tim
kesehatan,serta kalangan bidan sendiri.

Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan
pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung
gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh oleh klien berkaitan dengan
pelayanan yang diberikan. Selain sebagai sistem pencatatan dan pelaporan,dokumentasi
kebidanan juga digunakan sebagai informasi tentang  status kesehatan pasien pada semua
kegiatan asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi berperan
sebagai pengumpul,penyimpan dan desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah fakta
yang penting secara terus menerus pada suatu waktu terhadap sejumlah kejadian. Dengan kata
lain, sebagai suatu keterangan, baik tertulis maupun terekam, mengenai identitas, anamnesis,
penentuan fisik laboratorium,segala diagnosis pelayanan dan tindakan medis yang diberikan
kepada pasien, sertapengobatan rawat inap dan rawat jalan maupun pelayanan gawat darurat.

4
2.3 FUNGSI PENDOKUMENTASIAN
Dokumentasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu :

1. Aspek administrasi, terdapatnya dokumentasi kebidanan yang berisi tentang tindakan


bidan,berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek medis, dokumentasi yang berisi catatan yang dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien.
3. Aspek medis, melalui dokumentasi maka terdapat jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, sama halnya dalam rangka usaha menegakkan hukum dan penyediaan bahan
tanda bukti untuk menegakkan keadilan, karena semua catatan tentang pasien merupakan
dokumentasi resmi dan bernilai hukum.
4. Aspek keuangan, dengan adanya dokumentasi atau informasi tentang tindakan serta
perawatan pada pasien, dokumentasi dapat dipergunakan sebagai perincian biaya atau
keuangan.
5. Aspek penelitian,dokumentasi kebidanan berisi data atau informasi pasien.
6. Aspek pendidikan,dokumentasi kebidanan berisi data informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien.
7. Aspek dokumentasi,berisi sumber informasi yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dalam proses dan laporan pelayanan kesehatan.
8. Aspek jaminan mutu ,pengorganisasian data pasien yang lengkap dan akurat melalui
dokumentasi kebidanan akan memberikan kemudahan bagi bidan dalam membantu
menyelesaikan masalah pasien.
9. Aspek akreditasi,melalui dokumentasi akan tercermin  banyaknya permasalahan pasien
yang diatasi atau tidak.
10. Aspek statistik,informasi statistik dari dokumentasi dapat membantu suatu institusi untuk
mengantisipasi suatu kebutuhan tenaga dan menyusun rencana sesuai dengan kebutuhan.
11. Aspek komunikasi,komunikasi digunakan sebagai koordinasi asuhan kebidanan yang
diberikan oleh beberapa orna guntuk mencegah pemberian informasi yang berulan-ulang
kepada pasien oleh anggota tim kesehatan, mengurangi kesalahan dan meningkatkan
ketelitian

2.3.SYARAT DAN PRINSIP PENDOKUMENTASIAN


A. Penggunaan kata-kata yang sederhana serta mudah dibaca, mudah dimengerti,
menghindari istilah yang sulit dipahami.
B. Keakuratan. Data yang diperoleh harus benar-benar akurat berdasarkan informasi yang
telah dikumpulkan.

5
C. Kesabaran, gunakan kesabaran dalam membuat dokumentasi kebidanan dengan
meluangkan waktu untuk memeriksa kebenaran terhadap data pasien yang telah atau
sedang diperiksa.
D. Ketepatan. Ketepatan dalam pendokumentasian merupakan syarat mutlak.
E. Kelengkapan. Pencatatan terhadap semua pelayanan yang diberikan, tanggapan bidan
terhadap pasien,alasan pasien dirawat,kujungan dokterdan tenaga kesehatan lainnya
beserta advisenya yang terdiri 5 atau 7 tahap asuhan kebidanan.
F. Kejelasan dan Keobjektifan. Dokumentasi kebidanan memerlukan kejelasan dan
keobjektifan dari data-data yang ada, bukan merupakan data fiktif dan samar yang dapat
menimbulkan kerancuan.
Setelah mengetahui persyaratannya, perlu diketahui pula beberapa prinsip dalam aplikasi
dokumentasi kebidanan,diantaranya sebagai berikut:

1. Dokumentasikan secara lengkap tentang suatu masalah penting yang bersifat klinis.
2. Lakukan penandatanganan dalam setiap pencatatan data.
3. Tulislah dengan jelas dan rapi,

1. Gunakan ejaan dan kata baku serta tata bahasa medisyang tepat secara umum.
2. Gunakan alat tulis yang terlihat jelas, seperti tinta untuk menghindari terhapusnya
catatan.
3. Gunakan singkatan resmi dalam pendokumentasian.
4. Gunakan pencatatan dengan grafik untuk mencatat tanda vital
5. Catat nama pasien disetiap halaman
6. Berhati-hati ketika mencatat status pasien dengan HIV/AIDS.
7. Hindari menerima instruksi vrbal dari dokter melalui telepon, kecuali dalam kondisi
darurat.
8. Tanyakan apabila ditemukan instruksi yang tidak tepat.’
9. Dokumentasi terhadap tindakan atau obat yang tidak diberikan.
10. catat informasi secara lengkap tentang obat yang diberikan.
11. Catat keadaan alergi obat atau makanan.
12. Catat daerah atau tempat pemberian injeksi.
13. Catat hasil laboratorium yang abnormal.

2.4.MODEL COMPUTER BASED PATIENT RECORD (CPR) DALAM


DOKUMENTASI KEBIDANAN

Model ini menggunakan sistem komputer dalam melakukan dokumentasi kebidanan.


Model ini berupa segala bentuk catatan dokumentsi terprogram secara jelas sehingga
memudahkan dalam proses penegakan diagnosis dan mengurangi kegiatan pencatatan secara
tradisional. Beberpa pertimbangan dalam penggunaan CPr ini adalah karena jumlah data yang

6
dikumpulkan tentang kesehata seseorang sangatlah banyak dan metode ini merupakan
penghantaran informasi yang lebih efisien dan efektif.
Dalam aplikasinya, terdapat beberapa keuntungan dan kerugian penggunaan CPR.
Keuntungannya antara lain:

1. Catatan dapat dibaca


2. Catatan selalu siap sedia
3. Produktifitas bidan membaik
4. Mengurangi kerusakan catatan.
5. Menunjang proses asuhan kebidanan.
6. Mengurangi dokumentasi yang berlebihan.
7. Catatan kebidanan terkategorisasi sebagai berikut :

a. laporan tercetak secara otomatis


b. Dokumentasi sesuai dengan standar asuhan kebidanan
c. Ketersediaan data
d. Pencegahan kesalahan pemberian obat
e. Mempermudah penetapan biaya.
Sedangkan kerugiannya dapat berupa

1. Biaya tinggi
2. Keterbatasan dalam format pencatatan
3. Kesulitan melepas lembar kerja
4. Masalah keamanan dan kerahasiaan informasi pasien
5. Dll.
contoh
Tanggal Masalah klien Diidentifikasi oleh Keterangan
11/09/2008 KET Dokter
Kehamilan tak Bidan
diinginkan Perawat
Cemas

2.5. CT ANGIOGRAPHY

Ct angiography merupakan salah satu contohnya. Komputerisasi angiografi tomografi,


juga disebut CT angiography atau CTA, adalah tes yang menggabungkan teknologi CT scan
konvensional dengan angiografi tradisional untuk membuat gambar rinci dari pembuluh darah
dalam tubuh. CTA dapat menilai status dari kedua arteri besar dan vena di sebagian besar tubuh,
termasuk otak. Tes ini melibatkan penggunaan sinar x yang mendapatkan gambar penampang

7
beberapa yang kemudian di rekonstruksi oleh computer menjadi gambar 3 dimensi
(vascular@vascularsociety.org).

Dalam CT Scan sinar x dan computer membuat gambar yang menunjukkan bagian lintas,
atau irisan, dari tubuh anda. Angiography melibatkan suntikan pewarna kontras kedalam
pembuluh darah untuk membantu memvisualisasikan status pembuluh darah. Ketika pewarna
kontras yang digunakan untuk memvisualisasikan pembuluh darah, penelitian ini disebut
venogram, dan bila di gunakan untuk memvisualisasikan arteri, itu dikenal dengan sebagai suatu
arteriogram. Di CT Angiogram, pewarna selalu disuntikkan ke pembuluh darah pertama dan
sebagai pewarna bersirkulasi dari pembuluh ke arteri, gambar yang di peroleh selama fase ke
dua. CT Angiography dianggap kurang invatif dibandingkan dengan angiogram tradisional. 

Dengan angiography biasa, tusukan jarum ditempatkan di pangkal paha dan bahan
kontras disuntikkan. CT angiography tidak memerlukan sebuah kapal besar untuk injeksi dan
merupakan prosedur rawat jalan. Kedua prosedur memerlukan injeksi kontras tetapi pasien yang
menjalani angiography biasanya mengaku semalam. Tingkat komplikasi (perdarahan,
hematoma,emboli) setelah angiogram lebih tinggi dibandingkan dengan CT angiography.
CT Angiography umumnya digunakan untuk menilai:
a.  Penyakit aorta (aneurisma, pembedahan)
b.  Penyakit arteri paru (emboli paru)
c.  Arteri karotis dan cabang-cabangnya (stenosis)
d.  Pembuluh aorta di dada (outlet toraks)
e.  Pembuluh darah di lengan (cari emboli)
f.  Pembuluh darah di ginjal (mencari penyebab hipertensi)
g.  Setiap wilayah stenosis / aneurisma dalam tubuh
h.  Kehadiran AV fistula
i.  Individu yang telah menjalani operasi vascular
j.  Pasien setelah trauma

Kemajuan teknologi sekarang ini memungkinkan kita untuk melakukan pemeriksaan


kondisi pembuluh darah dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pembuluh darah
tersebut. Salah satu pemeriksaan untuk mengetahui kondisi pembuluh darah adalah dengan CT
angiography, yang sudah bisa dilakukan di Surya Husadha Hospital. CT angiography digunakan
untuk mengetahui berbagai kondisi pembuluh darah, antara lain penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah arteri, trombosis vena dalam (deep vein thrombosis), aneurisma, pulmonary
embolism (© 2008 Surya Husadha Medical Center. All rights reserved).

CT angiography (computerized tomographic angiography) merupakan perpaduan antara


CT scan konvensional dengan angiografi tradisional. Pada CT scan kita akan mendapatkan hasil
dari sinar x dan komputer berupa gambaran (image) potongan melintang dari tubuh. Sedangkan
angiografi adalah penyuntikan zat, yang disebut kontras, untuk membantu visualisasi pembuluh
8
darah dan aliran darah. Kontras tersebut dimasukkan lewat pembuluh darah besar. Tidak seperti
angiografi tradisional di mana kontras disuntikkan ke pembuluh darah arteri, pada CT
angiography kontras disuntikkan melalui pembuluh darah balik (vena), sehingga CT angiography
menjadi kurang invasive (© 2008 Surya Husadha Medical Center. All rights reserved)

2.6.PENGGUNAAN CATATAN PASIEN BERBASIS KOMPUTER (CPR).

Pengunaan CPR didorong oleh beberapa faktor berikut ini:

 Jumlah data mengenai kondisi kesehatan pasien sangat banyak, harus dikumpulkan,
disimpan dan diorganisasikan dengan sisitem yang lebih efesien daripada sistem berbasis
kertas. Mencari data dalam catatan pasien merupakan hal yang sangat menghabiskan
waktu. Semakin banyak catatan tersebut, semakin sulit untuk mecari informaasi intinya.
 Pencatatan informasi secara elektronik dibuat sedemikian rupa dan tidak dilakukan oleh
sistem pencatatan berbasis kertas. Semua catatan yang berhubungan dengan aspek khusus
dalam perawatan dapat disusun dan dicetak, sistem pencatatan berbasi kertas tidak dapat
diorganisasi ulang dengan cara tersebut dan juga tidak dapat digabungkan dengan catatan
atau fasilitas atau institusi lain.
 Penggunaan CPR dapat berkembang menjadi metode penyampaian informasi yang lebih
efesien dari suatu pemberi asuhan kesehatan kepemberi asuhan kesehatan yang lain.
Dalam metode pendokumentasian manual, pemerikasaan pasien dan pengumpulan data
yang berulang-ulang dapat terjadi jika pasien pindah dari suatu fasilitas ke fasilitas lain.
 Penghematan biaya dan reformasi pelayanan kesehatan mengharuskan dilakukan
efesiensi manajemen data dan asuhan kesehatan termasuk asuhan kebidanan.

2.7.PRASYARAT DIBERLAKUKAN CPR

Sedikitnya terdapat 5 kunci utama prasyarat CPR, termasuk hal-hal berikut ini yang diperlukan
untuk menunjang CPR (Andrew, Dick, 1995 cit. lyer and Champ, 2005):

 Kamus data klinis. Diperlukan kamus data klinis yang substansial dan fleksibel, yang
akan mendefinisikan semua unsur data untuk informasi klinis yang akan disimpan.
 Tempat penyimpana data klinis. Harus terdapat tempat penyimpanan data klinis yang
arsitekturnya dirancang dengan baik, guna memenuhi semua kebutuhan semua anggota
tim pemberi perawatan kesehatan. Permintaan informasi media mengenai pasien tertentu
harus dipenuhi dalam beberapa detik.
 Kemampuan input yang fleksibel. Harus tersedia perlengkapan yang tepat (seperti mouse,
keyboard, pengenal suara, touch screen, pen light)
 Presentasi data yang ergonomis. Presentasi data harus sesuai dengan kebutuhan individu.
Misalnya, seorang perawat ingin melihat terlebih dahulu semua catatan perawat,

9
sedangkan seorang ahli bedah ingin melihat tanda-tanda vital sebelum mengkaji data
yang lain.
 Dukungan sistem otomatis. Sistem harus mengantisipasi dan mendukung proses klinis
serta berpikir melalui sistem pendukung. Hal ini harus mencakup akses kesistem ahli,
data dasar pengetahuan, literatur medis, umpan balik hasil, dan masukan kualitas/biaya
semua yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan klinik.

2.8.PENGENALAN KOMPUTER PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jika CPR atau rekaman elektronik menampakkan visi masa depan pelayanan kesehatan, maka
pencatatan elektronik adalah realitas sekarang yang sudah ada di fasilitas kesehatan. Untuk
mengetahui evolusi rekaman elektronik, seseorang harus melihat dulu proses pengenalan sistem
komputerisasi disebuah pelayanan kesehatan.

Pada umumnya, penggunaan komputer pertama kali oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah
untuk melacak penerimaan, pemulangan, dan pemindahan pasien. Jenis aplikasi ini memberi
informasi demografi pasien secara sederhana terkait juga dengan keadaan finansial pasien.
Pertengahan tahun 1980an, produsen software mulai mebuat software yang dapat dipergunakan
untuk pendokumentasian asuhan keperawatan / kebidanan. Dua puluh tahun terakhir, semakin
banyak produk dikeluarkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan industri pelayanan
kesehatan.

Pembuatan sistem komputerisasi disebuah fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sebuah


tantangan karena harus bisa diterapkan bersama-sama oleh masing-masing unit pelayanan. Jika
software dan hardware yang dibeli suatu unit berbeda dengan unit lain disebuah fasilitas
kesehatan, hal ini hanya akan menimbulkan frustasi da keterbatasan pemakaian sistem. Untuk
mengatasi permasalahan ini, umumnya perusahaan membuat software akan menggunakan bahasa
komputer yang sama.

Awal pemakaian fungsi klinis sistem komputerisasi dirumah sakit, sekedar mengirimkan hasil
pemeriksaan laboratorium atau hasil pemeriksaan lainnya ke unit perawatan pasien, beberapa
sistem komputer mengerti kemapuan aktifasi sinyal, seperti tanda kedipan pesan, masuk pada
layar monitor diunit keperawatan jika hasil pemeriksaan menunjukan hasil yang tidak normal
maka segera bisa diatasi.

Memasukkan catatan biaya perawatan pasien kedalam sistem komputerisasi sekarang juga sudah
mulai diterapkan di rumah sakit. Pemakaian sistem komputerisasi yang lain adalah memasukan
instruksi pemeriksaan laboratorium atau radiologi, diit dan terapi fisik untuk pasien diruang
perawatan. Banyak dokter menolak adanya kebijakan memasukkan instruksi melalui sistem
komputerisasi, karena merasakan tidak nyamandan memakan waktu yang lebih lama dibanding
memberikan instruksi langsung melalui dokumentasi manual pada catatan medis pasien. Rasa

10
takut menghadapi perubahan, kelalaian, menyangkal, dan kurang keterlibatan dalam memilih dan
menentukan program software membuat dokter tidak tertarik pada sistem tersebut.

Banyak ahli meyakini bahwa metode memasukkan datan yang paling banyak diminati adalah
meminta dokter untuk memasukkan instruksi langsung kedalam sistem komputer yang akan
mengurangi kesalahan penyusunan kata atau kalimat. Hampir semua sistem dirancang
sedemikian rupa untuk menghindari pengetikkan yang berlebihan karena akan menghabiskan
waktu dan tidak semua professional kesehatan bisa menggunakan komputer. Perlunya bidan/
perawat untuk mengecek akurasi instruksi yang dimasukan oleh juru ketik adalah umum dan
sering dilakukan juga oleh pendokumentasian pada sistem manual. Pengalaman menunjukan
bahwa meminta orang lain untuk memeriksa instruksi tanpa memikirkan siapa yang menuliskan
merupakan tindakan pengamanan terhadap kesalahan pemberian instruksi yang dapat
menimbulkan cidera pada pasien.

Fasilitias pelayanan kesehatan juga menggunakan sistem komputerisasi dalam pelayanan


penyediaan obat atau farmasi. Sistem ini akan menurunkan resiko pemberian instruksi yang tidak
jelas dan meningkatkan akurasi dan kejelasan akurasi. Sistem akurasi yang lebih canggih dalam
pelayanan farmasi akakn membuat pengobatan harian pasien yang dilakukan oleh petugas
kesehatan. Sistem komputer akan mecari instruksi obat untuk interaks obat yang berbahaya,
membandingkan alergi yang dilaporkan pasien dengan instruksi dari dokter, memberi tahu dokter
tentang dosisi obat yang tidak tepat dan mengawasi penghentian obat secara otomatis. Sistem ini
akan memantau instruksi dokter untuk segera menghentikan pemebrian obat dan meminta anti
dotum untuk mengatasi efek obat tersebut. Sistem komputer memberi kemudahan untuk melihat
kembali informasi tentang profil pengobatan, daftar obat sebelumnya dan pengobatan terbaru.

2.9.HAMBATAN PENGENALAN SISTEM KOMPUTERISASI

Keperawatan dan kebidanan sering menjadi unit terakhir yeng membeli dan menggunak
software. Beberapa hambatan untuk mengembangkan dan menggunakan sistem komputerisasi
dalam pelayanan kebudanan/ keperawatan antara lain:

 Bagian administrasi merasa tidak yakin bahwa komputerisasi informasi kebidanan /


keperawatan akan memberikan hasil nyata.
 Bidan/perawat kurang memliki kemampuan mengoperasikan sistem komputerisasi.
Semua anggota tim kesehatan harus dilibatkan dalam memlilih, mengintegrasikan dan
menggunakan teknologi manajemen informasi.
 Unit pelayanan informasi komputer kadang merasa terancam untuk bebrbagai informasi
dengan unit lain dan khawatri kekuatannya akan hilang bila melibatkan orang lain dalam
proses pengambilan keputusan. Perlunya menjalin hubungan kerjasama antara
bidan/perawat dengan unit pelayanan informasi komputer.

11
 Dahulu program software hanya sedikit tersedia. Beberapa diantaranya dirancang untuk
perawat/bidan ahli komputer yang tidak memiliki pengalaman keperawatan.
 Banyak software yang dirancang untu fungsi tunggal seperti ketenagaan dan
penjadwalan, rencana perawatan atau klasifikasi pasien. Sistem informasi
keperawataa/kebidanan bisa saja tidak berhubungan dengan sistem informasi rumah sakit
atau program lain diluar fasilitas, akibatnya akan menghalangi terjadinya pertukaran data
didalam dan diluar organisasi data.
 Kurangnya keseragaman bahasa keperawatan/kebidanan menghambat perkembangan dan
penggunaan sistem informasi komputer. Variasi dalam menyebutkan diagnosis, intervensi
dan hasil dapat menimbulkan kebingungan.
 Rasa takut termasuk anggapan bahwa komputerisasi terlalu sulit, nahwa teknologi
tersebut akan menggantikan bidan/perawat, bahwa komputer akan langsung mengarahkan
dan medikte asuhan bahwa kerahasiaan pasien akan dilanggar (Bowles, 1997 cit. lyer and
Champ, 2005).
 Komputer tambahan menunjang kontrbusi staf untuk mengembangkan sistem
komputerisasi.

2.10.KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN SISTEM KOMPUTERISASI

Menurut wildan dan hidayat (2009), keuntungan dan kelemahan model dokumentasi sistem
komputerisasi adalah sebagai berikut:
1.Keuntungan Sistem KomputerisasiKeuntungan penggunaan dokumentasi dengan model
komputerisasi ini meliputi:
a.Meningkatkan pelayanan pada pasien, karena dengan pencatatan komputerisasi maka
data pasien bisa lebih mudah diakses oleh tenaga kesehatan sehingga pasien tidak perlu
menunggu terlalu lama, dibanding jika menggunakan pencatatan secara manual yang
pengaksesan terhadap data pasien akan memakan waktu yang lebih lama.

b.Meningkatkan pengembangan pada protokol, yaitu bahwa diaplikasikanya teknologi


pada pendokumentasian sehingga prosedur pendokumentasian dilakukan dengan lebih
modern dibanding jika menggunakan manual.

c.Meningkatkan penatalaksaan data dan komunikasi, yaitu bahwa data disimpan dengan
tehnologi modern sehingga lebih awet dan jika diperlukan untuk dikomunikasikan ke
pasien dan keluarga, maka data tersebut telah siap di akses/dikomunikasikan..

d.Meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien, yaitu bahwa edukasi dan
konseling bisa dilakukan dengan media dari data yang telah tersimpan di komputer.

12
e.Akurasi lebih tinggi, yaitu bahwa keabsahan/kevalidan keberadaan data lebih terjamin
karena kemungkinan tertukar dengan data pasien lain sangat kecil jika pada saat entry
data sudah benar.

f.Menghemat biaya, karena menghemat penggunaan kertas yang banyak, juga akan
sangat menghemat tempat penyimpanan data.

g.Meningkatkan kepuasan pasien, karena data lebih cepat diakses sehingga pasien tidak
terlalu lama menunggu untuk bisa mendapatkan data kesehatannya.

h.Memperbaiki komunikasi antar bagian/anggota tim kesehatan, yaitu memperkecil


komunikasi secara lisan dimana komunikasi secara lisan memilki kerugian, salah satunya
adanya faktor lupa dan kurang efektif.

i.Menambahkan kesempatan untuk belajar, yaitu bisa dipakai sebagai media


pembelajaran bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa praktik.

j.Untuk kepentingan penelitian, yaitu bisa dipakai sebagai data penelitian di bidang
kebidanan/kesehatan.Untuk jaminan kualitas, yaitu meningkatkan kepuasan pelayanan
kepada klien/pasien dan keluarga.

2.Kelemahan Sistem KomputerisasiKelemahan model dokumentasi dengan sistem komputerisasi


meliputi:

a.Malfunction, yaitu tidak berfungsinya komputer sebagai alat karena kerusakan alat atau
kurang bagusnya jaringan. Contohnya yaitu jika mati lampu/listrik.

b.Impersonal effect, yaitu kurang terciptanya dampak kepada orang lain karena data
pasien semua telah tersedia hanya di dalam satu alat komputer. Contoh: membatasi
interaksi tenaga kesehatan dengan team nya.

c.Privacy, yaitu sangat menjaga kerahasiaan.

d.Informasi tidak akurat, hal ini jika saat memasukkan data tidak cermat maka informasi
yang disimpan di komputer tentu saja tidak akurat.

e.Kosa kata terbatas, karena hanya menampilkan data-data saja secara tertulis jadi jika
ada kebingungan, tidak ada informasi penjelasan lebih lanjut.

f.Penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk
pengadaan beberapa unit komputer.

13
2.11. IMPLEMENTASI SISTEM KOMPUTERISASI

Sabo (1997, cit. lyer and champ, 2005) menyatakan bahwa perlunya bimbingan untuk
mengimplementasikan sistem kepada seluruh anggota tim multidispliner meliputi perwakilan
dari semua unit disiplin ilmu. Diperlukan dukungan managerial untuk menunjang keberhasilan
implemetasi sistem. Saat ini pengendalian dan kependidikan komputer telah dimulai sejak masa
kanak-kanak sehingga bidan/perawat masa depan akan mempunyai pengetahuan dalam
mengoperasikan komputer dengan lebih baik.

Langkah paling awal dalam mengimplementasikan komputer adalah memastikan tingkat


kenyamanan dan pengetahuan komputer sudah dimiliki oleh orang yang beranggungjawab
mengajarkan dan menyelesaikan masalah sistem komputerisasi dalam unit. Banyak produsen
software memberian program pendidikan untuk membantu institusi menggunakan software,
pelatihan tambahan diperlukan bila software akan diperbarui.

Cara Mencari Identitas Pasien Secara Komputerisasi

Cara mencari identitas pasien secara cepat melalui mocrosoft excel (manual database)

 Masuk kedalam dokumen yang berisis identitas pasien di dalam microsoft excel.
 Tekan tombol CTRL + F
 Klik find, kemudian ketik nama pasien yang dimaksud.
 Klik find next
 Maka akan muncul identitas pasien yang dimaksud.

Cara Mencari Identitas Pasien Secara Cepat Melalui Sistem Online (Google Drive)

Untuk memudahkan tenaga kesehatan dalam mencari identitas pesien, kini telah ada google drive
yaitu pencarian secara online. Akan tetapi sebelum menggunakan google drive, tenaga kesehatan
harus terlebih dahulu mengunduh data yang mereka punya ke google drive. Adapun caranya
yaitu sebagai berikut:

 Membuat email google


 Masuk ke google drive
 Pilih aplikasi yang di inginkan (microsoft excel, microsoft word, microsoft power point,
dsb)
 Setelah memilih aplikasi yang diinginkan (microsoft excel), maka copy dokumen yang
ada pada gadegt anda ke google drive dengan cara CTRL + A, kemudian CTRL + C dan
yang terakhir CTRL + V

14
 Jika dokumen yang kita maksud sudah masuk di google drive maka kita dapat
menggunakan cara yang sama dengan cara membuka dokumen pada microsoft excel
biasa (manual).

Cara Memperbarui Identitas Pasien Secara Cepat

 Masuk ke dalam dokumen yang berisi identitas pasien didalam microsoft excel
 Tekan tombol CTRL + F
 Klik Replace, kemudian perbaharui identitas pasien yang maksud.
 Klik find what, ketikan identias lama pasien
 Klik replace with, ketikan identitas pasien yang akan diperbarui
 Klik find next
 Lalu klik replace

15
BAB III

PENUTUP
3.1.KESIMPULAN

Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumentasi yang
dapat dijadikan bukti dalm persoalan hukum.
Sedangkan dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan   berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri.
Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Hal ini
karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan pelaporan
yang dapt digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari
berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang
diberikan.
Selain sebagai sebagai sisitem pencatatan dan pelaporan,dokumentasi kebidanan juga digunakan
sebagai informasi tentang  status kesehatan pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan yang
dilakukan oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi berperan sebagai pengumpul,penyimpan dan
desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus menerus
Perkembangan teknologi komputer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Oleh karena itu, Komputerisasi angiografi tomografi, juga
disebut CT angiography atau CTA adalah tes yang menggabungkan teknologi CT scan
konvensional dengan angiografi tradisional untuk membuat gambar rinci dari pembuluh darah
dalam tubuh. CT angiography ini digunakan untuk mengetahui berbagai kondisi pembuluh
darah, antara lain penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri, trombosis vena dalam
(deep vein thrombosis), aneurisma, pulmonary embolism.

3.2       SARAN


            CT angiography atau CTA memiliki peran penting dalam bidang medis oleh karna itu
para medis harus bisa dan mengerti cara menggunakan alat ini dalam prakteknya dan tau apa
fungsi atau kegunaannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wildan dan alimul,azis.2008.Dokumentasi kebidanan.jakarta:Salemba medika

17

Anda mungkin juga menyukai