Anda di halaman 1dari 5

DOKUMENTASI KEBIDANAN

MODEL KOMPUTERISASI

KELOMPOK 5:
ANGGI PUTRI VADILLA
GIAN DWI LESTARI
KURNIA PRASASTI
THALITA TRI AGUSTIN
WINDA WULANDARI

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D3 KEBIDANAN
2020
A. DEFINISI
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system computer yang
berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara
umum dokumentasi dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan
protocol, meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan
proses edukasi dan konseling pada pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara spesifik, antara lain:
akurasi lebih tinggi, menghemat biaya, meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki
komunikasi antar bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk
belajar, meneliti dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas. Beberapa
kelemahan dokumentasi dengan system komputerisasi, adalah: malfunction,
impersonal effect, privacy, informasi tidak akurat, kosa kata terbatas, penyimpanan
bahan cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan
beberapa unit computer.
Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi dirumah sakit, meliputi
seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan keberadaan pasien sejak pasien masuk
rumah sakit sampai pulang, sejak registrasi pasien, pengkajian data pasien, rencana
pengobatan, rencana perawatan, rencana asuhan dan KIE, pengobatan dan
pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan, klasifikasi pasien dan catatan
perkembangan pasien.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan system komputerisasi ini, antara
lain: perencanaan perlunya system computer, pemilihan produk, pelatihan petugas
pengguna, pemakaian system computer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda
tangan dokter), kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sitem computer bagi
pengguna, klien dan administrasi.
Pencatatan dengan system komputerisasi merupakan salah satu tren yang paling
diminati dalam pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk asuhan kebidanan.
Banyak institusi membuat atau membeli system informasi komputerisasi yang
menunjang praktik keperawatan/kebidanan. Berbagai kelompok dalam industry
pelayanan kesehatan menggunakan istilah computer dengan berbagai cara, salah
satunya adalah Catatan Pasien Berbasis Komputer (computer based patient records,
CPR).
Model komputerisasi merupakan Sistem dokumentasi dengan menggunakan komputer
dalam pendokumentasiannya.
Pendokumentasian model ini mempermudah dalam proses penegakkan diagnosis dan
mengurangi kegiatan pencatatan secara tradisional.
Bebrapa pertimbangan dalam menggunakan sisitem ini adalah karena jumlah data
yang di kumpulkan tentang kesehatan seseorang sangatlah banyak dan metode ini
merupakan penghantar informasi yang lebih efisien dan efektif.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini, antara
lain:
1. Perencanaan perlunya sistem koputer
2. Pemilihan produk
3. Pelatihan petugas pengguna
4. Pemakaian sistem komputer
5. Keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan dokter),
6. Kebutuhan perangkat
7. Evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna , klien dan adminstrasi.
Dalam aplikasiannya, terdapat bebrapa keuntungan dan kerugian penggunaan CPR
Keuntungannya antara lain:
1. Data mudah dibaca
2. Ketepatan pencatatan tinggi
3. Meningkatkan komunikasi antar tim kesehatan
4. Hemat waktu dan biaya
5. Pelayanan pasien lebih cepat
6. Catatan selalu siap sedia
7. Mengurangi kerusakan catatan
8. Mengurangi dokumentasi yang berlebihan
9. Laporan tercetak secara otomatis
10. Dokumentasi sesuai setandar kebidanan
11. Mempermudah penetapan biaya

kekurangannya antara lain :


1. Kurang terjamin kerahasiaan pasien
2. Diperlukan modal besar
3. Tergantung pada teknologi
4. Tidak semua intitusi dan petugas siap komputerisasi
5. Biayaya tinggi
6. Keterbatasan dalam format pencatatan
7. Kesuliatan melepas lemabar kerja

B. Prasyarat diberlakukannya CPR


Sedikitnya terdapat 5 kunci utama prasyarat CPR, termasuk hal-hal berikut ini yang
diperlukan untuk menunjang CPR (Andrew, Dick, 1995 cit. lyer and Champ, 2005):
1. Kamus data klinis. Diperlukan kamus data klinis yang substansial dan fleksibel,
yang akan mendefinisikan semua unsur data untuk informasi klinis yang akan
disimpan.
2. Tempat penyimpana data klinis. Harus terdapat tempat penyimpanan data klinis
yang arsitekturnya dirancang dengan baik, guna memenuhi semua kebutuhan
semua anggota tim pemberi perawatan kesehatan. Permintaan informasi media
mengenai pasien tertentu harus dipenuhi dalam beberapa detik.
3. Kemampuan input yang fleksibel. Harus tersedia perlengkapan yang tepat
(seperti mouse, keyboard, pengenal suara, touch screen, pen light)
4. Presentasi data yang ergonomis. Presentasi data harus sesuai dengan kebutuhan
individu. Misalnya, seorang perawat ingin melihat terlebih dahulu semua catatan
perawat, sedangkan seorang ahli bedah ingin melihat tanda-tanda vital sebelum
mengkaji data yang lain.
5. Dukungan sistem otomatis. Sistem harus mengantisipasi dan mendukung proses
klinis serta berpikir melalui sistem pendukung. Hal ini harus mencakup akses
kesistem ahli, data dasar pengetahuan, literatur medis, umpan balik hasil, dan
masukan kualitas/biaya semua yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan
klinik.
C. Penggunaan catatan pasien berbasis komputer (CPR)
Pengunaan CPR didorong oleh beberapa faktor berikut ini:

1. Jumlah data mengenai kondisi kesehatan pasien sangat banyak, harus dikumpulkan,
disimpan dan diorganisasikan dengan sisitem yang lebih efesien daripada sistem
berbasis kertas. Mencari data dalam catatan pasien merupakan hal yang sangat
menghabiskan waktu. Semakin banyak catatan tersebut, semakin sulit untuk mecari
informaasi intinya.
2. Pencatatan informasi secara elektronik dibuat sedemikian rupa dan tidak dilakukan
oleh sistem pencatatan berbasis kertas. Semua catatan yang berhubungan dengan
aspek khusus dalam perawatan dapat disusun dan dicetak, sistem pencatatan berbasi
kertas tidak dapat diorganisasi ulang dengan cara tersebut dan juga tidak dapat
digabungkan dengan catatan atau fasilitas atau institusi lain.
3. Penggunaan CPR dapat berkembang menjadi metode penyampaian informasi yang
lebih efesien dari suatu pemberi asuhan kesehatan kepemberi asuhan kesehatan yang
lain. Dalam metode pendokumentasian manual, pemerikasaan pasien dan
pengumpulan data yang berulang-ulang dapat terjadi jika pasien pindah dari suatu
fasilitas ke fasilitas lain.
4. Penghematan biaya dan reformasi pelayanan kesehatan mengharuskan dilakukan
efesiensi manajemen data dan asuhan kesehatan termasuk asuhan kebidanan.

Contoh :

Tanggal Masalah klien Diidentifikasi oleh keterangan


11/09/2008 KET Dokter
Kehamilan tak Bidan
diinginkan
Perawat
Cemas

C. Kesimpulan

Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumenasliyang


dapat dijadikan bukti dalm persoalan hukum.
Sedangkan dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan  
berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan
dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien,tim
kesehatan,sertakalangan bidan sendiri.

Selain sebagai sebagai sisitem pencatatan dan pelaporan,dokumentasi kebidanan juga


digunakan sebagai informasi tentang  status kesehatan pasien pada semua kegiatan
asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi berperan
sebagai pengumpul,penyimpan dan desiminasi informasi guna mempertahankan
sejumlah fakta yang penting secara terus menerus pada suatu waktu terhadap
sejumlah kejadian. Dengan kata lain, sebagai suatu keterangan, baik tertulis maupun
terekam, mengenai identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium,segala
diagnosis pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien,
sertapengobatan rawat inap dan rawat jalan maupun pelayanan gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai