E DI
BPM BD. S DESA CICINDE UTARA KECAMATAN
BANYUSARI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2018
Disusun oleh
Robiyah Adaniah
1610630100045
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT atas
menjadi dasar ilmu kepada penulis dan tenaga kesehatan propesional dalam
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
1. Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasyi, SE, MS, Ak, CPA, selaku
iii
selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan izin kepada
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
bermanfaat bagi para pembaca dan atas partisipasi dari semua pihak penulis
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN 9
2.2. Kehamilan....................................................................................................16
2.3. Persalinan.....................................................................................................21
v
2.3.6. Pertolongan persalinan normal.............................................................27
2.4. Nifas.............................................................................................................39
vi
3.2.4. Kala IV..................................................................................................71
BAB IV PEMBAHASAN 82
4.1. Kehamilan....................................................................................................82
4.2. Persalinan.....................................................................................................84
4.3. Nifas.............................................................................................................88
BAB V PENUTUP 90
5.1. Kesimpulan..................................................................................................90
5.2. Saran.............................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA 1
vii
LEMBAR LAMPIRAN
1. Partograf
2. Buku KIA
3. Informed Consent
4. Dokumentasi
5. Lembar Konsul
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya AKI dan angka kematian bayi
yang ada di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di
ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450/100 ribu
dari 100.000 perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan
(10%) dan partus lama (6,5%), sedangkan tingginya Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2013 menurut WHO 32/1000 kelahiran hidup, disebabkan
2014 menunjukan bahwa presentasi ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan
sendiri masih menempati urutan teratas di ASEAN. Angka Kematian Ibu sebesar
(11%), abortus (5%), partus lama (5%), trauma obstetri (5%), komplikasi nifas
(8%), emboli (5%) dan penyebab lain-lain (11%). Sedangkan Angka Kematian
Bayi yaitu 32/1000 KH, penyebab kematian bayi yaitu gangguan pernafasan
9
(39%), prematur (34%), sepsis (12%), asfiksia (7%), ikterus (6%), infeksi (5%),
kasus. Penyebab AKI adalah perdarahan 30%, hipertensi dalam kehamilan 31%,
infeksi 4%, persalinan lama 1%, dan lain-lain sebanyak 34%, sedangkan AKB
menurun sebanyak 3.979 kasus, penyebab adalah BBLR sekitar 31%, asfiksia
23%, infeksi 1%, tetanus 1%, dan lain-lainnya 20% (Profil Jabar, 2016).
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tahun 2017 tercatat
jumlah kematian ibu mencapai 799 jiwa dari 2665 kelahiran hidup yang
kasus yang disebabkan oleh perdarahan saat nifas (Hemoragik Post Partum).
(profil puskesmas cicinde tahun 2017). dan 1 kasus yang disebabkan oleh
sebanyak 2 kasus diakibatkan asfiksia dan 2 kasus diakibatkan Intra Uterin Fetal
bidang kesehatan seperti puskesmas dan posyandu di Indonesia masih kurang dan
tingginya AKI dan AKB yang secara langsung berhubungan dengan pembangunan
di Indonesia.
Salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan Sustainable
Development Goal’s (SDG’s) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI). AKI merupakan
indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Tujuan ketiga yang berisi,
10
pastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua pada segala
usia. Tujuan ketiga ini terdiri dari 13 indikator, dan pencapaian yang pertama yaitu
pada tahun 2030, terjadi penurunan rasio kematian ibu yang kurang dari
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah
monitoring setiap saat melalui KALACAK 119, angka kecatatan dan/atau angka
11
seminimal mungkin. Kesatuan layanan dalam KALACAK 119 meliputi: SPGDT
rujukan dengan tepat berikut rekam jejak perjalanan yang terdokumensi secara
digital sehingga memudahkan evaluasi kinerja rujukan dalam setiap periode waktu
kesehatan dengan nilai mutu pelayanan yang cukup optimal. Hal itu terbukti
memeriksakan diri, tetapi banyak juga yang datang untuk konseling ataupun ingin
siklus daur kehidupan wanita dan terutama untuk menurunkan AKI dan AKB
maka dari itu bidan harus meningkatkan kopetensinya seperti mengikuti seminar-
seminar , pelatihan ataupun pendidikan formal serta fasilitas yang tersedia harus
memadai, aman dan nyaman untuk ibu. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam
12
kebidanan pada ibu bersalinan dengan menggunakan 60 langkah APN, asuhan
pada ibu nifas yang sesuai dengan standar dan kunjungan nifas secara bertahap
mulai dari KF 1 sampai KF 3 dan asuhan kebidanan pada pada bayi baru lahir
yang sesuai dengan kebutuhan dimulai dari lahir sampai bayi tersebut medapatkan
mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan maka pada kesempatan ini penulis
pada Ny. E di BPM Bd.S Desa Cicinde Utara Kecamatan Banyusari Kabupaten
Karawang Tahun 2018”. Alasan ketertarikan penulis untuk mengambil studi kasus
padaNy. S dikarenakan klien menerima untuk dijadikan sebagai pasien studi kasus
dari kehamilan,persalinan,nifas dan bayi baru lahir. dan pihak puskesmas Cicinde
masa nifas dan bayi baru lahir pada Ny. E sehingga mempermudah penulis untuk
dengan normal.
pada Ny. E Usia 21 Tahun di BPM Bd. S desa Cicinde Utara kecamatan Banyusari
13
1.2.2 Tujuan Khusus
kebutuhan pada saat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir
dan efisien pada saat kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir
a. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan
14
Dapat menjadi pengembangan materi perkuliahan khususnya
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.3 Kehamilan
spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot dan
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yang berlangsung dalam waktu 40
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
16
10. Varises
11. Peningkatan suhu basal
12. Perubahan berat badan karena rahim semakin membesar sesuai
utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling
pendidikan.
17
b. Kunjungan ANC
18
Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan
19
Tabel 2.2
Imunisasi TT
Masa
TT Interval
Perlindungan
TT 1 - -
(T13),
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
(Prawiroharjo, 2002).
1.4 Persalinan
ketuban beserta selaputnya dari dalam uterus ke luar uterus (Maritalia dkk, 2012).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
20
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
aprostaglandin
b. Persalinan berdasarkan Umur Kehamilan (Maritalia dkk, 2012).
1. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat
hidup (viable), berat janin ± 500 gram, usia kehamilan dibawah 22 minggu.
2. Partus Immaturus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable atau
berat janin antara 500 – 1000 gram dan usia kehamilan antara 22 sampai
dengan 28 minggu.
3. Persalinan Prematurus adalah persalinan dari konsepsi pada kehamilan 26
– 36 minggu, janin hidup tetapi premature, berat janin antara 1000 – 2500
gram.
4. Persalinan Mature atau aterm (cukup bulan) adalah persalinan pada
Disproportion (CPD).
21
1.4.3 Sebab – Sebab Mulainya Persalinan (Maritalia dkk, 2012).
his dan menyebabkan membukannya servik uteri. Blood showyang keluar akibat
oleh janin yang berat dan ukurannya semakin bertambah. Analog bila kandung
kemih dan lambung, bila dindingnya teregang karena isinya penuh, maka timbul
myometrium.
f. Berkurangnya nutrisi pada janin
Pada akhir kehamilan plasenta mulai menjadi tua dan mengalami
degenerasi. Hal ini akan menggangu sirkulasi utero plasenta sehingga janin akan
kekurangan suplai nutrisi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi
dibelakang servik oleh kepala janin akan memicu timbulnya kontaksi uterus.
Persalinan juga dapat dimulai dengan (induction of labor) cara – cara berikut :
1. Merangsang pleksus frankenhauser dengan memasukkan beberapa gagang
22
2. Memecahkan ketuban
3. Menyunntikkan oksitosin (sebaiknya dilakukan secara intravena melalui
tetesan infus)
4. Pemakaian prostaglandin
sudah mulai pendek dan lembek) dan kanalis servikalis sudah terbuka untuk 1
atau 2 jari.
Kala I disebut juga kala pembukaan karena pada kala ini terjadi
1. Fase Laten : pembukaan terjadi sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3 cm dan
9 cm.
c) Fase deselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan kembali melambat
atau 10 cm.
meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vagina, perineum terlihat menonjol,
23
vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, dan peningkatan dan pengeluaran
fundus uteri (uterus globuler), tali pusat memanjang dan ada semburan darah yang
tiba-tiba.(APN, 2008)
d. Kala IV (Kala pengawasan)
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Jika
terjadi robekan perineum yang melebihi dertajat I harus dijahit dengan penderita
kala IV dilakukan pemantauan tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih dan
darah yang keluar setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama
1 jam kedua. Dan memantau temperature tubuh setiap jam selama 2 jam pertama
biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh
bangun, pastikan ibu di bantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing
setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil 3 jam pasca persalinan.
24
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa fundus dan
menimbulkan kontraksi, serta tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi. (Saifudin,
2008).
dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan
25
lateralis. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan
dilahirkan.
Lihat tanda gejala kala IIyaitu Ibu merasa ada dorongan kuat meneran, ibu
merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum
digunakan.
2. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
26
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam
Meneran.
14. Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik.
15. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran.
16. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
17. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
18. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
a) Jika kepala bayi telah membuka vulva berdiameter 5-6 cm, meletakan
ibu.
c) Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
d) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
b. Menolong Kelahiran Bayi
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering.
2. Memastikan lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika itu
spontan.
4. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul
27
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas
tangan bayi saat melewati perineum gunakan lengan bagian bawah untuk
untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
6. Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
cm dari pusat bayi. Mendorong isi talipusat kearah distal (ibu) dan jepit
pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan
tali pusat diantara 2 klem tersebut, ikat tali pusat dengan benang DTT atau
28
steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya, lepaskan klem dan
masukkan dalam wadah yang telah disediakan, meletakkan bayi agar ada
kontak kulit ibu ke kulit bayi, meletakkan bayi tengkurap di dada ibu.
kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari
puting susu ibu, menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang
pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, meletakkan satu tangan diatas kain yang ada
diperut ibu tepat diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk
melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus, memegang tali pusat dan
klem dengan tangan yang lain, menunggu uterus berkontraksi dan kemudian
melakukan penegangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan
uterus kearah bawah dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk
pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas mengikuti jalan lahir sambil
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput terpilin. Dengan
29
4. Pemijatan Uterus / Rangsangan Taktil (Masasse) Uterus Segera setelah
plasenta dan selaput ketuban lahir melakukan masasse uterus selama 15 detik,
jam.
9. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata/salep
anterolateral.
10. Setelah 1 jam pemberian vitanin K berikan imunisasi Hepatitis B dipaha
kanan anterolateral.
11. Evaluasi
12. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
13. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masasse uterus dan
selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
sesuai.
30
20. Membersihkan ibu dengan air desinfeksi tingkat tinggi, membersihkan cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang kering dan
bersuh.
21. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
diinginkannya.
22. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan, dengan
kalinya segera setelah ia dilahirkan sampai 1 jam bahkan lebih secara kontak
langsung antara kulit ibu dan bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi tengkurap.
(Prawirohardjo, 2011).
Meletakkan bayi pada payudara ibu sedini mungkin, memungkinkan
terjadinya kontak kulit ke kulit secara dini (skin to skin contact) antara ibu dan
bayi. Kontak kulit ke kulit dini antara ibu dan bayi ini sangat penting untuk
diperut dan dada ibunya segera setelah lahir dapat menurunkan resiko
antibodi dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap
31
4. Sentuhan, hisapan dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang
mencintai bayinya.
c) Merangsang pengeluaran ASI dari payudara.
Dalam Inisiasi Menyusu Dini, bayi yang talipusatnya dipotong, dilap,
disebutkan bahwa ternyata pada usia 20 menit, bayi merangkak diatas perut
ibunya dalam keadaan mata tertutup. Pada usia 50 menit, bayi bisa
dicap dabn seterusnya terlebih dahulu, 50% tidak bisa menemukan payudara
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan, mendeteksi apakah
persalinan berjalan secara normal, mencatat kondisi ibu dan janin, dan untuk
darah dan temperatur suhu tubuh, produksi urine, atau adanya aseton/
32
Penurunan Kepala Janin menurut Sistem Perlimaan
PAP, mudah
= 5/5 digerakan
Sulit digerakan,
bagian terbesar
H I – II
kepala belum
= 4/5
masuk panggul
Bagian terbesar
Kepala di dasar
H III – IV
panggul
= 1/5
HIV DiPerineum
= 0/5
c) Data dalam partograf yaitu informasi tentang ibu dan riwayat tentang
33
c) M:selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan mekonium.
d) D :selaput ketuban sudah pecah, cairannya bercampur dengan darah.
e) K :selaput ketuban sudah pecah, cairannya tidak ada (kering).
4. Molase
Adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam partograph ditandai dengan :
a) 0 : tulang kepala janin terpisah.
b) 1 : hanya bersentuhan.
c) 2 : saling tumpang tindih, dapat dipisah.
d) 3 : saling tumpang tindih, tidak dapat dipisah.
5. Parameter Partograf
a) Parameter : Frekuensi fase aktif
b) Tekanan darah : Setiap 4 jam
c) Suhu : Setiap 2 jam
d) Nadi : Setiap 30-60 menit
e) DJJ : Setiap 30 menit
f) Kontraksi : Setiap 3 menit
g) Pembukaan serviks dan penurunan : Setiap 4 jam
34
g) Syok obstetric
1.5 Nifas
Masa nifas atau puerperium, berasal dari bahasa Latin, yaitu puer yang
artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau
Tabel 2.4
35
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jbpst* 1000 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gram
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selama masa nifas. Jumlah rata-rata pengeluaran lochia adalah sekitar 240 –
270 ml. Berikut jenis lochia yang terdapat pada wanita selama masa nifas :
1. Lochea rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekonium
menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke- 7 sampai hari ke-
14 pasca persalinan.
4. Lochia alba berbentuk seperti cairan putih berbentuk krem serta terdiri atas
36
f. Payudara, timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel acini yang
Jadwal kunjungan rumah pada masa nifas KF1 antara 6-48jam, sementara
KN2 dan KN3 bersamaan dengan KF2 yaitu antara 3-28 hari setelah persalinan,
penglihatan,
e. Pembekakan di wajah atau tangan,
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak
badan,
g. Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit,
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,
i. Rasa sakit, merah, lunak atau bengkak pada kaki,
j. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri atau
dirinya sendiri,
k. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
.Bayi baru lahir (BBL) atau neonatus adalah janin yang lahir melalui
proses persalinan dan telah mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan
terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang
37
lain.Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar
kandungan.
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional BBL dari
Tabel 2.5
Saluran cerna
38
1.6.3 Tanda-tanda bayi baru lahir normal (Saifuddin, 2008)
memar,
d. Pemberian makanan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah,
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah,
f. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau
klem tersebut).
39
2) Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi
tangan anda jika bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya
Tinggi (DTT).
4) Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi
15 menit:
a) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu aksila bayi
b) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C, segera hangatkan bayi
tersebut.
c. Kontak dini dengan ibu
1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara
baru lahir.
b) Ikatan batin dan pemberian ASI.
40
2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah “siap”
untuk menyusu.
3) Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi, dan biarkan
resusitasi.
4) Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernapas (frekuensi
Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan. Yang
lazim dipakai adalah larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir. Jangan tinggalkan ibu
41
5) Identifikasi Bayi, alat pengenal yang efektif harus diberikan
kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap di tempatnya sampai
pada orang tua agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih
1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam mulai dari
hari pertama.
jika perlu.
kurang baik
42
1.6.7 Kunjungan bayi
Tabel 2.6
Kunjungan Bayi
Kunjungan Pelaksanaan
Kunjungan Neonatal ke- 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
1 (KN 1) dilakukan
Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya
dalam kurun waktu 6-48
enam jam dan hanya setelah itu jika tidak
jam setelah bayi lahir.
terjadi masalah medis dan jika suhunya 36.5
untuk pemeriksaan
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
lakukan pemeriksaan
c. Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan
saat menyusu
f. Leher :Pembekakan,Gumpalan
g. Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas,, Bunyi
jantung
h. Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal,
Jumlah Jari
i. System syaraf : Adanya reflek moro
j. Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat
43
pada saat menangis, Pendarahan tali pusat ?
menangis), Tonjolan
k. Kelamin laki-laki : Testis berada dalam
lubang
l. Kelamin perempuan :Vagina berlubang,Uretra
tanda-tanda bahaya
q. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh
44
terus-menerus, perut membengkak, tinja hijau
mengeluarkan cairan
r. Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa
pemeriksaan
ASI
45
6. Menjaga suhu tubuh bayi
pasca persalinan.
46
1.7 Teori Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney 1997
pemecahan masalah yang di temukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun
1970-an. Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap,
Pada langkah ini di lakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data
47
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan di lakukan pencegahan
Segera
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
terhadap diagnosa atau masalah yang telah di identifikasi atau di antisipasi, pada
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah di
uraikan pada langkah kelima di laksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian di lakukan oleh klien atau
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
dan diagnosa.
48
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
2018 tempat di Posyandu dan tanggal 1 Mei 2018 tempat di BPM Bd.Hj Sri
Juwita Ningsih, Amd.Keb. dengan uraian identitas dari data sekunder, Nama Ny.E
terakhir SMA, bekerja sebagai ibu rumah tangga, Nama suami Tn. M, umur 27
tahun, agama islam, suku sunda, kebangsaan Indonesia, pendidikan terakhir SMP,
bekerja sebagai Wiraswasta, alamat Dusun Dadut RT/RW 001/007 Desa Cicinde
tanggal 3 oktober 2017 datang ke bidan dengan keluhan sakit pipis, hasil
pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, berat badan 60 Kg, Umur kehamilan 7
ada keluhan , hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, berat badan 57 Kg,
untuk mejaga nutrisi dan istirahat yang cukup. Trimester 1 pada tanggal 23
oktober 2017 datang ke bidan dengan keluhan batuk, hasil pemeriksaan tekanan
49
protein negatif golongan darah A, terapi yang di berikan yaitu OBH sirup,
pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg, berat bdan 61 Kg, Umur kehamilan 12
minggu,Tinggi Fundus teraba ballotemen, kaki tidak bengkak hasil terapi yang di
berikan yaitu imunisasi TT2, paracetamol fe dan GG, bidan menganjurkan untuk
keluhan keputihan, hasil pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg, berat badan
jantung janin positif, kaki tidak bengkak, terapi fe hasil bidan menganjurkan
menjaga kebersihan diri. Trimester 2 pada tanggal 3 januari 2018 datang ke bidan
dengan keluhan keputihan, hasil pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg, berat
denyut jantung janin 140x/menit, kaki tidak bengkak, terapi paracetamol, Ctm,
dan Nir hasil bidan menganjurkan menjaga kebersihan diri. Trimester 2 pada
tanggal 15 februari 20118 datang ke bidan dengan keluhan keputihan puting susu,
hasil pemeriksaan tekanan darah 100/60 mmHg, berat badan 65 Kg, Umur
Nistatin dan selkom hasil bidan menganjurkan istrahat cukup dan nutrisi.
Trimester 3 pada tanggal 17 Maret 2018 datang ke bidan dengan keluhan
keputihan, hasil pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg, berat badan 65 Kg,
50
bawa,denyut jantung janin 136x/menit, kaki tidak bengkak, terapi
april 2018.
Trimester 3 pada tanggal 20 maret 2018 datang ke bidan dengan keluhan
sulit BAB, hasil pemeriksaan tekanan darah 100/70 mmHg, berat badan 63 Kg,
, denyut jantung janin 130, kaki tidak bengkak, bidan menganjurkan menjaga
nutrisi dan istrahat yang cukup, kunjungan kembali satu bulan berikutnya.
Trimester 3 pada tanggal 28 maret 2018 datang ke bidan dengan keluhan
sakit gigi dan keputihan, hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, berat
ada di bawah , denyut jantung janin 138,kaki tidak bengkak, terapi paracetamol,
Vit C, amoksilin, dan ctm, bidan menganjurkan menjaga kebersihan diri nutrisi
tidak ada, hasil pemeriksaan tekanan darah 100/80 mmHg, berat badan 65 Kg,
tidak ada, hasil pemeriksaan tekanan darah 110/70 mmHg, Umur kehamilan 37
tidak bengkak, hasil pemeriksaan USG berat janin ± 2926 gr, taksiran persalinan
tanggal 20 mei 2018. Trimester 3 pada tanggal 1 mei 2018 datang ke bidan ingin
51
Umur kehamilan 37 minggu, presentasi kepala , denyut jantung janin 140x/menit,
kaki tidak bengkak, hasil USG Berat badan janin ±2926 gr dan Hpl 20-05-2018.
Tempat : Posyandu
tahun, status sah. Menarche umur 13 tahun, siklus menstruasi ± 28 hari, teratur,
Keputihan. Trimester III 3 kali pemeriksaan keluhan sulit BAB. Pergerakan janin
Makan 3 kali sehari, jenisnya tahu, ikan, dan sayur-sayuran, tidak ada
keluhan. Minum 8 gelas sehari, jenisnya air putih, tidak ada keluhan. BAB 1x
sehari, di pagi hari, konsistensi lembek, tidak ada keluhan. BAK 4-5 x sehari,
tidak ada keluhan. Tidur malam mulai dai jam 21.00 WIB – 05.00 WIB lamanya
± 8 jam, siang mulai dari 12.00 WIB – 13.00 WIB lamanya ± 1 jam, tidak ada
52
setelah BAK dan BAB. Seksual ibu mengatakan hubungan terakhir 2 minggu
yang lalu, tidak ada keluhan. Status imunisasi TT1 pada saat sebelum menikah.
Imunisasi TT2 pada usia kehamilan 12 minggu dan imunisasi TT3 belum,
Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, ibu mengatakan ini
kehamilan yang pertama dan belum penah keguguran. Riwayat kontrasepsi, ibu
penyakit DM, hipertensi, asma, dan TBC. Riwayat keturunan kembar ibu
psikososial dan spritual , ibu mengatakan suami dan keluarga sangat menerima
keputusan ada di suami dan keluarga, ibu tinggal bersama suami dan metua,
sebelum hamil 56 kg, BB sekarang 65 kg, IMT: 21,3 (Normal), LILA 27,5 cm.
Kepala dan Rambut bersih, tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak. Mata simetris,
konjungtiva merah muda, sklera putih. Hidung bersih, tidak ada polip. Mulut
lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi berlubang. Telinga bersih tidak ada
cairan abnormal. Leher tidak ada pembekakan kelenjar getah bening, tidak ada
53
pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Payudara
cairan colostrum.
Abdomen bersih tidak ada bekas luka operasi, pembesaan sesuai masa
kehamilan. TFU 28 cm, Leopold I teraba bulat lunak tidak melenting (bokong),
Leopold II sebelah kanan teraba bagian yang memanjang ada tahanan seperti
papan (Punggung) sebelah kiri teraba bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III
Teraba satu bagian bulat dan keras (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV
sebagian kecil kepala sudah masuk PAP, DJJ punctum maksimum di 3 jari bawah
pusat terdengar jelas kuat, teratur, 149 x/menit, TBJ (28-12) x 155 = 2,480 gram.
Ektremitas atas dan bawah tidak odema, kuku bersih, pendek, kavilaria revil
kembali dalam 2 detik, tidak ada varises. Genetalia tidak dikaji. Anus tidak dikaji.
Analisa (A)
hidup intrauterin, presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P)
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini, ibu senang mendengar informasi ini. Menganjurkan ibu makan –
telur. Menganjurkan ibu untuk minum 8 gelas sehari, ibu terbiasa minum 8 gelas
sehari. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, ibu mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari, memebersihkan kemaluan stelah BAB dan BAK dengan air
54
persalinan, ibu sudah menyiapakan uang, baju bayi dan kendaraan. Memberitah
ibu tanda – tanda persalinan yaitu mules terus menerus dan keluar lendir
Memberitahu ibu tanda bahaya yaitu keluar air-air tidak tertahan, pusing,
dan pandangan kabur, ibu dapat mengulangi 3 tanda bahaya yaitu pusing,
1x1 hari di minum saat malam hari, ibu mengerti dan akan meminumnya pada
malam hari. Menganjurkan ibu untuk USG, ibu akan USG pada minggu depan.
ulang pada tanggal 1 mei 2018 atau jika ada keluhan, ibu bersedia kunjungan
sebelum hamil 56 kg, BB sekarang 65 kg, IMT: 21,3 (Normal), LILA sekarang
27,5 cm. Abdomen bersih tidak ada bekas luka operasi, pembesaan sesuai masa
kehamilan. TFU 27 cm, Leopold I teraba bulat lunak tidak melenting (bokong),
55
Leopold II sebelah kanan teraba bagian yang memanjang ada tahanan seperti
papan (Punggung) sebelah kiri teraba bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III
Teraba satu bagian bulat dan keras (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV
Divergen sebagian besar kepala sudah masuk PAP, DJJ punctum maksimum di 3
jari bawah pusat terdengar jelas kuat, teratur, 140 x/menit, TBJ (27-11) x 155 =
2.480 gram.
Analisa (A)
hidup intrauterin, presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P )
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik untuk
saat ini, ibu senang mendengar hasil pemeriksaan. Memberitahu ibu untuk di
imunisasikan TT3 untuk mencegah Tetanus pada ibu dan bayi,ibu bersedia untuk
ibu untuk menjaga pola makan dan minum yang baik, ibu mengkonsumsi buah-
buahan, ikan, telur, sayur-sayuran dan minum 8 gelas sehari. Menganjurkan ibu
menjaga kebersihan diri, ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
memebersihkan kemaluan stelah BAB dan BAK dengan air mengalir dari depan
Memberitah ibu tanda – tanda persalinan yaitu mules terus menerus dan
56
mules terus menerus dan keluar lendir. Memberitahu ibu tanda bahaya yaitu
keluar air-air tidak tertahan, pusing, dan pandangan kabur, ibu dapat mengulangi 3
tanda bahaya yaitu pusing, pandangan kabur, dan pendarahan. Menganjurkan ibu
kunjungan ulang pada tanggal 8 mei 2018 atau jika ada keluhan, ibu bersedia
3.2.1. Kala I
Ibu mengatakan merasa mules sejak pukul 11.00 WIB dan keluar lendir
bercampur darah pukul 15.00 WIB, belum keluar air-air tak tertahan. Menarche
banyaknya 3 kali ganti pembalut/hari, dismenorroe tidak ada, flour albus ada.
pertama menikah umur 19 tahun, dengan suami sekarang lamanya 1 tahun, status
sah.
Keputihan. Trimester III 5 kali pemeriksaan keluhan sulit BAB. Pergerakan janin
minggu hasil USG TP 20 Mei 2018, keadaan bayi sehat sesuai pertumbuhan,
posisi kepala di bawah, posisi plasenta di corpus, TBJ 2100gr. USG usia
57
kehamilan 37 minggu hasil USG TP 20 Mei 2018, keadaan bayi sehat sesuai
Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, ibu mengatakan ibu dan keluarga tidak
pernah atau sedang menderita penyakit seperti DM, TBC, asma dan hipertensi.
Makan terakhir pukul 12.00 WIB, makan nasi dan ayam, sedikit, tidak
habis. Minum terakhir pukul 18.00, jenisnya air putih . BAB pukul 06.30 WIB,
BAK pukul 17.00 WIB. Seksual terakhir 1 minggu yang lalu.Tidur terakhir ± 8
cm, BB sebelum hamil 56 kg, BB sekarang 65 kg, IMT: 22,3 (Normal), LILA
kepala dan rambut : tidak ada banjolan, tidak nyeri tekan, bersih tidak rontok.
merah muda, sklera putih. Hidung bersih, tidak ada pengeluaran. Telinga bersih,
tidak ada pengeluaran. Leher tidak ada pembekakan kelenjar getah bening, tidak
ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid. Dada
linea nigra. , TFU : 27 cm. Leopold I teraba satu bagian bulat lunak (bokong),
58
(Punggung) sebelah kiri teraba bagian kecil janin (ekstremitas), Leopold III
Teraba satu bagian bulat dan keras (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV
divergen. Penurunan kepala 2/5. DJJ punctum maksimum di 3 jari di atas symfisis
terdengar jelas, kuat, teratur, 120 x/menit, His 4x dalam 10 menit lama 35 detik
revil kembali dalam 2 detik, tidak ada verises pada kaki. Genetalia tampak lendir
belum bercampur darah, tidak odema, tidak ada varises. Pemeriksaan dalam:
vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban (+),
kemih : 20cc.
Analisa (A)
fase aktif. Janin tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala. Keadaan ibu dan
Penatalaksanaan (P)
kiri, ibu sudah dengan posisi miring ke kiri. Memberikan minum kepada ibu, ibu
sudah minum air putih. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu tarik nafas dari
hidung keluarkan dari mulut secara perlahan, ibu lebih tenang. Mengobservasi ibu
dan janin, Saat dilakukan observasi, ketuban pecah spontan pada pukul 18.00
WIB warna jernih, dilakukan pemeriksaan dalam vulva vagina tidak ada kelainan,
59
pembukaan lengkap, ketuban (-) pecah spontan hodge III+, tidak ada penyusupan.
1.9.1 Kala II
Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat dan sering, dan segera ingin
meneran.
maksimum di 3 jari di atas symfisis terdengar 130 x/menit sering, kuat, dan
vagina tidak ada kelaianan portio tidak teraba pembukaan lengkap ketuban (-),
Analisa (A)
Ny. E Usia 20 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II. Janin
tunggal hidup intra uterin presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik untuk saat
ini.
Penatalaksanaan (P)
60
Memberitahukan ibu dan keluarga bahawa pembukaan sudah lengkap
dan ibu akan segera menghadapi proses persalinan,ibu sudah siap menghadapi
proses persalinan. Memberikan dukungan kepada ibu dan meminta keluarga untuk
menemani, ibu lebih tenang. Mengatur posisi sesuai keinginan ibu, ibu mau posisi
tangan menarik kaki ke arah perut dan kepala sedikit di angkat, mata di buka
sambil melihat perut, tarik nafas dari hidung dan mulai mengedan seperti BAB
keras, ibu siap mengedan ketika mules. Meminta ibu mengedan saat ada mules
dan beristirahat atau minum saat tidak ada mules, tidak ada mules dan keluarga
pernel dan kain bersih untuk mengeringkan janin dan kain di lipat 1/3 bagian
bokong ibu, sudah di siapkan. b. Pada saat UUK 5-6cm didepan vulva tangan
bagian atas vulva aga kepala bayi keluar tidak terjadi dipleksi maksimal, kepala
sudah lahir.c. Memeriksa adanya lilitan tali pusat, tidak ada lilitan tali pusat. d.
Menunggu bayi melakukan putar paksi luar , kepala sudah melakukan putar paksi
kepala janin dan menarik secaa hati-hati,Bahu telah lahir. f. Melakukan sanggah
susur dengan cara setelah bahu lahir tangan kanan menyangga kepala,leher, dan
bahu bayi bagian posterior, sementara tangan kiri menyangga lengan kiri bayi
bagian anterior saat badan dan lengan lahir, tangan kiri tetap berada di atas
genetalia juga menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah, pegang
bayi dengan betumpuh di tangan kanan, Bayi lahir spontan jam 19.00 WIB, segera
61
menangis, kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin laki-laki, BB 2700 gram,
tidak ada cacat bawaan, anus positif. Meletakan bayi di atas perut ibu , sudah di
lakukan.
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya, ibu merasa lelah dan
baik Tfu sepusat Tampak tali pusat di vulva, belum ada tanda pelepasan plasenta.
Analisa (A)
Ny. E usia 20 tahun P1 A0 Partus kala III Keadaan ibu baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P)
Mengecek uterus ada janin kedua atau tidak, tidak ada janin kedua.
Memberitahu kepada ibu bahwa ibu akan di suntik oksitosin, ibu bresedia.
diberikan. Menjepit tali pusat dengan klem pertama (umbilical klem) 2 cm dari
pusar bayi dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama lalu pegang tali
pusat antara kedua klem menggunakan perlindungan jari-jari tangan kiri lakukan
62
Melakukan pengecekan kontraksi uterus, kontraksi untuk keras. Terilihat
tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu semburan darah secara tiba-tiba dan tali
pusat memanjang. Melakukan PTT yaitu tangan kanan melakukan tekanan kearah
dorso karnial pada uterus,tangan kanan memegang tali pusat di regangkan ke arah
atas dan bawah memindahkan klem tali pusat 5-10cm di depan vulva, tangan kiri
mengecek kotraksi ketika plasenta di depan vulva putar plasenta searah jarum jam
, plasenta lahir spontan jam 19.10 WIB, lengkap, kotiledon utuh, insersi tali pusat
centralis, panjang tali pusat ± 40 cm, ukuran sedang berat ±500 gr.
1.9.3 Kala IV
Ibu merasa lelah, ibu senang karena proses persalinannya telah selesai
stabil , TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, R: 19x / menit. Hasil pemeriksaan fisik,
kandung kemih kosong, kontraksi baik, TFU Sepusat. Ada robekan pada mukosa
vagina, kulit dan otot perineum, adanya perdarahan dari laserasi jalan lahir.
Analisa (A)
Penalaksanaan (P)
robekan jalan lahir yang harus segera dijahit, ibu mengetahui kondisinya.
63
Menyiapkan perlengkapan heacting, alat heacting telah disiapkan. Menjahit
Mukosa vagina, otot dan kulit perineum tanpa anastesis, luka sudah di jahit dan
sudah tidak ada lagi perdarahan, dengan teknik menjahitan jelujur. Membersihkan
seluruh tubuh ibu, ibu telah di lap dengan air dan telah bersih.
kontraksi yang bagus, yaitu teraba keras sedangkan kalau lemah teraba lembek,
ibu bisa mengikuti anjuran yang diberikan. Menganjurkan ibu untuk istirahat,
menyusui bayinya, makan dan minum, ibu menyusui bayinya dan minum.
Membereskan alat, dan melakukan dekontaminasi alat, dan cuci bilas, alat-alat
terdapat di patrograf .
By. Ny. E, lahir tanggal 08 Mei 2018, jenis kelamin laki-laki, riwayat
kehamilan ibu mengatakan ini adalah anak pertama belum pernah keguguran,
keluhan saat diawal kehamilan sakit pipis, penyakit saat kehamilan , ibu
minum obat obatan,jamu-jamuan dan tidak pernah merokok. Kompilkasi ibu tidak
64
ada, komplikasi janin tidak ada. Riwayat bayi baru lahir, usia kehamilan 38
minggu. Bayi lahir tanggal 8 mei 2018 pukul 19.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki.
Penolong bidan. Panjang badan lahir 47cm. Berat badan lahir 2700gr.
Keadaan bayi tidak ada cacat bawaan, tidak ada hidrocepalus, tidak ada
resusitasi
130 x/menit, suhu 37,3ºc , berat badan 2700 gr, panjang badan 47 cm, lingkar
kepala 32 cm, dan lingkar dada 33 cm. Kepala masih kotor, ubun-ubun kecil
tampak kotor. Hidung tidak ada polip. Mulut simetris, bibir tidak simetris. Telinga
Klavikula tidak terdapat faktur klavikulla. Dada puting susu simetris, puting susu
menonjol, dan tidak ada dada burug. Abdomen tampak talipusat masih basah tidak
ada pendarahan tali pusat dan tidak ada pembesaran hepar. Ekstremitas atas jari-
jari lengkap , tidak ada sindaktili, dan tidak ada polidaktili. Ektremitas bawah jari-
jari lengkap , tidak ada sindaktili, dan tidak ada polidaktili..Genetalia terdapat
65
lubang pada penis , terdapat 2 testis dalam skrotum. Anus berlubang, bayi sudah
Analisa (A)
Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 1 jam keadaan bayi
Penatalaksanaan (P)
keadaan baik, ibu senang dengan hasil pemeriksaan. Memberikan salep mata
clhoramferikol 2% pada mata bayi kanan dan kiri, salep mata telah diberikan.
Memberitahu ibu bayi akan di suntik Vit K yang berguna untuk mencegah
perdarahan pada otak, serta memberitahu bahwa bayi akan disuntik pada paha
kehangatan bayi dan suhu ruangan,keluarga membedong bayi dan kipas angin
tidak di nyalakan. Memberitahu ibu agar tetap menjaga kasa tetap kering , ibu
mengerti dan akan mengganti kasa ketika basah terkena BAB dan BAK.
demam,kejang,pendarahan tali pusat dan bayi tiak mau menyusi terus menerus.
66
Tempat : BPM Bd. Hj.Sri Juwita Ningsih, Amd.Keb
By. Ny. E, lahir tanggal 08 Mei 2018, jenis kelamin laki-laki, riwayat
kehamilan ibu mengatakan ini adalah anak pertama belum pernah keguguran,
keluhan saat diawal kehamilan sakit pipis, penyakit saat kehamilan ,ibu
minum obat obatan,jamu-jamuan dan tidak pernah merokok. Kompilkasi ibu tidak
ada, komplikasi janin tidak ada. Riwayat bayi baru lahir, usia kehamilan 38
minggu. Bayi lahir tanggal 8 mei 2018 pukul 19.00 WIB. Jenis kelamin laki-laki.
Penolong bidan. Panjang badan lahir 47cm. Berat badan lahir 2700gr.Apgar Score
7/8, Sigtuna : segera menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot baik..
128 x/menit, suhu 37,2ºc , berat badan 2700 gr, panjang badan 47 cm, lingkar
kepala 32 cm, dan lingkar dada 33 cm. Kepala, ubun-ubun kecil berdenyut,ubun-
ubun besar berdenyut, dan tidak ada benjolan. Mata sismetris, tampak kotor.
Hidung tidak ada polip. Mulut simetris, bibir tidak simetris. Telinga simetris tidak
puting susu menonjol, dan tidak ada dada burung. Abdomen tampak talipusat
masih basah tidak ada pendarahan tali pusat dan tidak ada pembesaran hepar.
Ekstremitas atas jari-jari lengkap , tidak ada sindaktili, dan tidak ada polidaktili.
Ektremitas bawah jari-jari lengkap , tidak ada sindaktili, dan tidak ada
67
polidaktili..Genetalia terdapat lubang pada penis , terdapat 2 testis dalam skrotum.
Anus berlubang. Reflek glabela (+) refleks rooting (+), refleks sucking (+) refleks
Assesment (A)
Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan usia 1 hari keadaan bayi
Penatalaksanaan (P)
keadaan baik, ibu mengerti penjelasan bidan dan senang bayinya sehat
menganjurkan ibu untuk memberikan asinya on demand atau 2 jam sekali jika
bayi tidur tetap di bangunkan,ibu akan menyusui bayinya 2 jam sekali ataupun
bayi mau langsung di berikan. Menganjurkan ibu menjaga suhu tubuh bayi untuk
tetap hangat, ibu menyelimuti bayi. Mengajurkan ibu mengganti popok bayi
ketika basah dan membersihkan kemaluan bayi, ibu bersedia mengganti popok
penyakit Hepatitis dan efek samping imunisasi tidak panas, ibu bersedia bayinya
dengan dosis 0,5ml secara IM, HB-0 telah di berikan. Memberitahu ibu tanda
bahaya pada bayi yaitu demam, kejang, tidak mau menyusu, dan pendarahan tali
pusat, ibu mengerti dan dapat mengulangi tanda-tanda bahaya yaitu demam,
68
kejang, tidak mau menyusu, dan pendarahan tali pusat. menganjurkan ibu
kunjungan ulang pada tanggal 11 mei 2018 atau jika ada tanda-tanda bahaya
segera datang ke tenaga kesehatan, ibu bersedia kunjungan ulang pada tanggal 11
mei 2018 .
melahirkan sudah bisa miring kanan/kiri, 6 jam sudah bisa duduk, 8 jam ibu BAK,
ibu sudah bisa berdiri dan berjalan ke kamar mandi, setelah 24 jam ibu sudah bias
berdiri sendiri dan dapat berjalan. Ibu makan 3x sehari dengan porsi sedang, jenis
beragam (nasi, lauk, sayur-sayuran), tidak ada keludakan. Ibu mengatakan tidur
malam 21.00 WIB - 04.00 WIB tanggal 08 Mei 2018 ,ibu tidak tidur
siang.keluhan tidak ada. Ibu mengatakan sudah BAB 1x sehari tanggal 08 Mei
2018, BAK 3 x sehari. Ibu mandi 2x sehari, keramas 1x sehari, ibu menggunakan
ada pengeluaran cairan colostrum, tidak bengkak dan puting susu tidak lecet.
69
Kandung kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat, diastase recti 5/2. Genetalia
luar terlihat adanya pengeluaran darah, normal, warna merah (lochea rubra), luka
jahitan rapat, luka jahitan masih basah, tidak ada nanah dan tidak ada odema.
Analisa (A)
Ny. E usia 20 tahun P1 A0 postpartum 1 hari keadaan ibu baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P)
baik untuk saat ini, ibu senang mendengar informasi ini. Menganjurkan ibu untuk
memberikan asi on demand atau 2 jam sekali ketika bayi tidur di bangunkan
berikan asi selama 6 bulan, ibu bersedia memberikan ASI 6 bulan. Menganjurkan
ibu menjaga nutrisi yang baik, ibu mengkonsumsi buah-buahan, tempe, ikan dan
sayur-sayuran.
kemaluan dna payudara, ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, mengganti pembalut
3 kali sehari membersihkan kemaluan setelah BAB dan BAB . menganjurkan ibu
istirahat yang cukup, ibu akan tidur siang 1 jam. Memberitahu ibu tanda-tanda
bahaya masa nifas yaitu demam, payudara bengkak, pusing terus menerus, dan
pendarahan abnormal, ibu mengerti dan dapat mengulangi 2 tanda bahaya yaitu
Mei 2018 atau jika ada keluhan, ibu bersedia kunjungan ulang 12 Mei 2018.
70
3.4.2. Nifas 4 Hari
Ibu mengatakan merasa lemas dan kurang tidur karena bayinya sering
menangis. Ibu mengatakan 2 jam setelah melahirkan sudah bisa miring kanan/kiri,
6 jam sudah bisa duduk, 8 jam ibu BAK, ibu sudah bisa berdiri dan berjalan ke
kamar mandi, setelah 24 jam ibu sudah bisaberdiri sendiri dan dapat berjalan. Ibu
makan 3x sehari dengan porsi sedang, jenis beragam (nasi, lauk, sayur-sayuran),
tidak ada keluhan. Ibu mengatakan sudah BAB 1x sehari, BAK 3 x sehari. Ibu
ada pengeluaran cairan colostrum, tidak bengkak dan puting susu tidak lecet.
Kandung kemih kosong, TFU pertengahan symfisis dan pusat , diastase recti 3/2.
Genetalia luar terlihat adanya pengeluaran darah, normal, warna merah kecoklatan
(lochea sanguiloenta), tidak ada nanah, luka jahitan rapat, luka jahitan masih
Analisa (A)
71
Ny. E usia 20 tahun P1 A0 postpartum 4 hari keadaan ibu baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P)
baik untuk saat ini, ibu senang mendengar informasi ini. Menganjurkan ibu
istirahat tidur siang 1-2 jam, tidur malam 8 jam dan menganjurkan keluarga
tidur, suami bersedia menjaga bayinya pada malam hari. Menganjurkan ibu
menjaga nutrisi yang baik, ibu mengkonsumsi buah-buahan, tempe, ikan dan
sayur-sayuran.
kemaluan dna payudara, ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, mengganti pembalut
3 kali sehari membersihkan kemaluan setelah BAB dan BAB. Memberitahu ibu
tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu demam, payudara bengkak, pusing terus
menerus, dan pendarahan abnormal, ibu mengerti dan dapat mengulangi 2 tanda
bahaya yaitu demam dan payudara bengkak. Menganjurkan ibu kunjungan ulang
tanggal 5 Juni 2018 atau jika ada keluhan, ibu bersedia kunjungan ulang 5 Juni
2018.
72
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan kenyataan pada ibu hamil, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. E
di BPM Bd. S Desa Cicinde Utara Kecamatan Banyusari Kab. Karawang Tahun
2018. Pada asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
yang penulis lakukan ditemukan beberapa kesenjangan antara teori dan kenyataan
yang ada pada pengelolaan asuhan kebidanan persalinan, nifas, dan bayi baru lahir
1.12Kehamilan
sebanyak 1 kali, trimester II sebanyak 1 kali dan trimester III sebanyak 2 kali.
Pada Ny. E ditemukan data sekunder buku KIA pasien baru memeriksakan
sampai 12, bisa terjadi lebih awal 2-3 minggu setelah HPHT (Yani Kusmiati,
2012). Pada Ny. E tidak ditemukan dari data sekunder buku KIA, ibu tidak
mengeluh mual dan pusing pada awal kehamilan, mungkin dikarenakan psikologis
73
dan fisik ibu baik walaupun ada peningkatan kadar HCG, estrogen/progesteron
yang merasa dirinya aneh, berantakan, canggung dan jelek sehingga memerlukan
perhatian lebih besar dari pasangannya, disamping itu ibu mulai sedih karena akan
terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
mungkin dikarenakan psikologis ibu baik sehingga ibu percaya diri dalam
yaitu: Timbang berat badan ( T1), Ukur (Tekanan) darah (T2), Nilai status gizi
(T3), Ukur (Tinggi) fundus uteri (T4), Presentasi kepala dan DJJ (T5), Pemberian
imunisasi (Tetanus toksoid) TT lengkap (T6), 99 Pemberian Tablet zat besi (T7),
Tes terhadap penyakit menular seksual (T8), Tata laksana kasus (T9), Temu
Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12), Pemberian terapi kapsul yodium
untuk daerah endemis gondok (T13), Pemberian terapi anti malaria untuk daerah
asuhan pada Ny. E tidak dilakukan Standar pelayanan pemeriksaan ANC ini
standar ini tidak selalu diperlakukan untuk semua ibu hamil, jika didapati ada
74
memelurkan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
menjadi makin anemis.kebutuhan zat besi pada saat kehamilan pada setiap
kehamilan adalah 900 mg. jika persedian Fe tubuh kurang akhirnya menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena
volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu.
Jumlah peningkatan sel darah 18 sampai 30%, dan hemoglobin sekitar 19%. Bila
hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 g%, dengan terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia hamil fisiologi dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 g
% (Manuaba, 2012 ).Sedangkan normal Hb >11 g%, Anemia Ringan 8-11 g% dan
hamil pada kunjungan awal dan pada trimester III (Islamiah, F, 2013). Pada
kenyataan kasus Ny. E hanya satu kali melakukan pemeriksaan pada kehamilan
waktu atau uang untuk diperiksa Hb sehingga tidak dapat terdeteksi ibu
mengalami anemia fisologis atau tidak pada saat trimester 3 seperti yang telah
1.13Persalinan
1.13.1 Kala I
Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm)
dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 jam) serviks membuka dari 4-10 cm, kontraksi
75
lebih kuat dan sering selama fase aktif (APN, 2007). Frekuensi dan lama kontraksi
akan meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu
10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4
cm, hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi kecepatan rata-
rata yaitu 1 cm perjam untuk primigravida dan 2 cm untuk multigravida. Pada Ny.
E datang ke BPM jam 15.30 WIB pembukaan serviks sudah 7 cm, setelah
diperiksa jam 18.30 WIB pembukaan 10 cm. Sehingga terdapat kesesuaian teori
dalam praktiknya karena pembukaan serviks yang bertambah 1cm perjam untuk
primigravida.
waktu 4 jam, VT tidak boleh dilakukan terlalu sering dalam persalinan apalagi
jika ketuban sudah pecah karena akan menjadi sumber infeksi (Manuaba, 2012).
dalam sebanyak 2 kali yaitu saat datang ke BPM pukul 15.30 WIB pembukaan 7,
saat ketuban masih utuh, pukul 18.00 WIB ketuban pecah spontan warna jernih,
Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam dalam patograf
(APN, 2007). Pada Ny. E penulis mencatat jumlah volume urin 20cc pada pukul
1.13.2 Kala II
Pencegahan infeksi merupakan salah satu lima benang merah yang harus
dijadikan dasar dalam asuhan persalinan. Cara yang paling efektif untuk
76
mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari peralatan dan atau
ini dapat berupa proses secara fisik, mekanik ataupun kimia (Marmi, 2012). Oleh
sebab itu penolong persalinan harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang
terdiri dari celemek, penutup kepala, masker penutup mulut, pelindung mata
(kaca mata), sepatu boots dan handscoon. Semua alat pelindung diri digunakan
selama membantu kelahiran bayi dan plasenta karena alat tersebut untuk
persalinan pada Ny. E, alat pelindung diri yang digunakan adalah handscoon,
masker, dan celemek. sehingga penulis belum dapat menerapakan salah satu dari
dikarenakan di BPM alat kurang memadai. Adanya kesenjangan antara teori dan
kenyataan.
Kebutuhan ibu bersalin pada kala III Segera setelah bayi lahir, bayi
diletakan diperut ibu untuk dikeringkan tubuhnya kecuali kedua telapak tangan,
selanjutnya berusaha mencari putting susu ibu. Selama kala III ibu sangat
membutuhkan kontak kulit dengan bayi, dengan IMD maka kontak kulit yang
terjalin IMD lainnya adalah menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat, dan dapat
(Marmi, 2012). Bayi Ny. E lahir spontan, menangis kuat dan gerakan aktif, bayi
77
sangat penting yang dilakukan oleh bidan untuk menurunkan kemungkinan
dilakukan dengan cara memastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap
dengan cara memeriksa jumlah kotiledonnya dan 1 jam pertama setelah plasenta
mengukur panjang tali pusat (Ulfah,2014). Pada kenyataan kasus Ny. E penulis
1.13.4 Kala IV
jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(mematikan henostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk ke dalam jaringan
tubuh, jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya
infeksi. Anastesi lokal pada setiap ibu yang memerlukan penjahitan laserasi atau
merupakan asuhan sayang ibu (Marmi, 2012). Pada Ny. E tidak dilakukan anastesi
berakibat ibu merasa tidak nyaman dan hal ini tidak sesuai dengan asuhan saying
cairan ketuban, lendir dan darah (JNPK-KR, 2008). Pada kenyataan Ny. E
tidak menyiapkan air desinfeksi tingkat tinggi. Adanya kesenjangan antara teori
dengan kenyataan.
78
1.14Nifas
pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan oleh tenaga
kesehatan. Asuhan masa nifas penting diberikan pada ibu dan bayi, karena
merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. Enam puluh persen (60%) kematian ibu
terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian pada masa nifas terjadi 24 jam
pertama. Demikian halnya dengan masa neonatus juga merupakan masa krisis dari
kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi 4 minggu setelah persalinan,
dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah lahir.
sementara KN2 dan KN3 bersamaan dengan KF2 yaitu antara 3-28 hari setelah
3 (KF3) dilakukan diantara hari ke 29-42 hari (Depkes RI, 2009). Asuhan pada
Ny. E dilakukan kunjungan 1 hari dan 4 hari dari hal secara tepat di lakukan
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari kesepuluh terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang
meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi ini merayap
dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara
79
bayi dan ibu. Bayi Ny. E dilakukan IMD ±1 jam. Bayi dan ibu tidak terdapat
sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit). ASI
eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus
diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan
kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas). Pemberian ASI secara eksklusif pada
kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama,
selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI
yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
Pada kasus Ny. E selalu memberikan ASI saja kepada bayinya dan akan
80
BAB V
PENUTUP
1.16Kesimpulan
E dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir, maka penulis
baru lahir telah dilakukan dari tanggal 29 April 2018 sampai 9 Mei 2018
b. Interprestasi data dasar. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan kepada Ny E,
diagnosa selama kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dalam
keadaan normal.
c. Penentuan diagnosa dan masalah potensial. Dari hasil pemeriksaan tidak
persalinan, nifas dengan melihat data hasil anamnesa tindakan dan observasi.
f. Pelaksanaan. Pelaksanaan rencana asuhan yang diberikan pada Ny E telah
nifas dan bayi baru lahir yang dapat diterima oleh klien. Semua tindakan bisa
81
1.17Saran
82
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Pelatihan APN, Bahan Tambahan Inisiasi Menyusu Dini.
Jakarta
Jakarta
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/asma-bronkial-
Yogyakarta
83
Bidan. EGC: Jakarta
Pelajar: Yogyakarta
Pelajar.
Muslihatun, Wafi Nur, dkk. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
Fitramaya: Yogyakarta
Yogyakarta
Profil Puskesmas Jatisari 2016. Laporan angka kematian Ibu dan Bayi Roesli,
Rahayu, Sri. 2014. Modul Askeb Persalinan dan BBL. Program Studi
Refendi, 2012.
84
Jakarta : CV. Trans Info Media
Jakarta
Jakarta
Medika: Jakarta
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta
Salemba Medika.
Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya
Sopiah, Oon. 2014. Asuhan Kebidanan III Nifas. Program Studi DIII
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta Varney, Helen.
85
2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. EGC: Jakarta
ARCAN: Jakarta
86