Disusun Oleh :
1
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Komputer Based Patient Record (CPR)........................................6
B. Keuntungan Dan Kelemahan Sistem Komputerisasi..................................................7
C. Aplikasi Model Dokumentasi Sistem Komputerisasi.................................................9
D. Penggunaan Catatan Pasien Berbasis Komputer (CPR) ............................................9
E. Pengenalan Komputer Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan....................................10
F. Hambatan Pengenalan Sistem Komputerisasi..........................................................12
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena rahmat dan karunianya kami
bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MODEL DOKUMENTASI SISTEM
KOMPUTERISASI”. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menunjang proses
pembelajaran pada mata kuliah DOKUMENTASI KEBIDANAN. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khusus bagi kami dan umumnya bagi kita semua pembaca.
Kelompok V
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik. Sistem pendokumentasian
yang dilaksanakan dapat memberikan manfaatantara lain sebagai sarana komunikasi
antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi
pasien, dapat dijadikan data penelitian dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan
merupakan dokumen yang sah. Dalam kebidanan banyak hal penting yang harusd
idokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi,dan keluarga berencana.
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah system computer yang
berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara
umum dokumentasi dengan system komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan,
antara lain: meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protocol,
meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi
dan konseling pada pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan system komputerisasi secara spesifik, antara lain:
akurasi lebih tinggi, menghemat biaya, menambah kesempatan untuk belajar, meneliti
dan jaminan kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas. Beberapa kelemahan
dokumentasi dengan system komputerisasi, adalah: malfunction, impersonal effect,
privacy, informasi tidak akurat.
Aplikasi system komputerisasi dalam system informasi dirumah sakit, meliputi
seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan keberadaan pasien sejak pasien masuk
rumah sakit sampai pulang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Model Komputer Based Patient Record (CPR)?
2. Apa Keuntungan Dan Kelemahan Sistem Komputerisasi?
3. Apa Saja Aplikasi Model Dokumentasi Sistem Komputerisasi?
4. Bagaimana Penggunaan Catatan Pasien Berbasis Komputer (CPR)?
4
5. Bagaimana Pengenalan Komputer Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan?
6. Apa Saja Hambatan Pengenalan Sistem Komputerisasi?
C. Tujuan Masalah
1. Pengertian Model Komputer Based Patient Record (CPR)
2. Keuntungan Dan Kelemahan Sistem Komputerisasi
3. Aplikasi Model Dokumentasi Sistem Komputerisasi
4. Penggunaan Catatan Pasien Berbasis Komputer (CPR)
5. Pengenalan Komputer Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6. Hambatan Pengenalan Sistem Komputerisasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi
dengan sistem komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antaralain: meningkatkan
pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protokol, meningkatkan
penatalaksanaan data dan komunikasi, meningkatkan proses edukasi dan konseling pada
pasien.
Keuntungan dokumentasi dengan sistem komputerisasi secara spesifik anatara lain:
akurasi lebih tinggi, menghemat biaya, meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki
komunikasi antara bagian/anggota tim kesehatan, menambah kesempatan untuk belajar,
meneliti dan jamina kualitas, meningkatkan moral kinerja petugas. Beberapa kelemahan
dokumentasi dengan sistem komputerisasi adalah malfunction, impersonal effect,
privacy, informasi tidak akurat, kosakata terbatas, penyimpanan bahan cetakan dan biaya
yang harus disediakan cukup besar untuk pengadaan beberapa unit komputer.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini, antara lain:
Perencanaan perlunya sistem koputer, pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna,
pemakaian sistem komputer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan dokter),
kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna , klien dan
adminstrasi.
Pencatatan denga sistem komputerisasi merupakan salah satu tren yang paling diminati
dalam pndokumentasian asuhan keperawatan termasuk asuhan kebidanan. Banyak institusi
membuat atau membeli sistem informasi komputerisasi yang menunjang praktik
keperawatan/kebidanan.
B. Keuntungan Dan Kelemahan Sistem Komputerisasi
Menurut wildan dan hidayat (2009), keuntungan dan kelemahan model dokumentasi sistem
komputerisasi adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan Sistem Komputerisasi
Keuntungan penggunaan dokumentasi dengan model komputerisasi ini meliputi:
a. Meningkatkan pelayanan pada pasien, karena dengan pencatatan komputerisasi maka
data pasien bisa lebih mudah diakses oleh tenaga kesehatan sehingga pasien tidak
perlu menunggu terlalu lama, dibanding jika menggunakan pencatatan secara manual
yang pengaksesan terhadap data pasien akan memakan waktu yang lebih lama.
7
b. Meningkatkan pengembangan pada protokol, yaitu bahwa diaplikasikanya teknologi
pada pendokumentasian sehingga prosedur pendokumentasian dilakukan dengan lebih
modern dibanding jika menggunakan manual.
c. Meningkatkan penatalaksaan data dan komunikasi, yaitu bahwa data disimpan dengan
tehnologi modern sehingga lebih awet dan jika diperlukan untuk dikomunikasikan ke
pasien dan keluarga, maka data tersebut telah siap di akses/dikomunikasikan.
d. Meningkatkan proses edukasi dan konseling pada pasien, yaitu bahwa edukasi dan
konseling bisa dilakukan dengan media dari data yang telah tersimpan di komputer.
e. Akurasi lebih tinggi, yaitu bahwa keabsahan/kevalidan keberadaan data lebih terjamin
karena kemungkinan tertukar dengan data pasien lain sangat kecil jika pada saat entry
data sudah benar.
f. Menghemat biaya, karena menghemat penggunaan kertas yang banyak, juga akan
sangat menghemat tempat penyimpanan data.
g. Meningkatkan kepuasan pasien, karena data lebih cepat diakses sehingga pasien tidak
terlalu lama menunggu untuk bisa mendapatkan data kesehatannya.
h. Memperbaiki komunikasi antar bagian/anggota tim kesehatan, yaitu memperkecil
komunikasi secara lisan dimana komunikasi secara lisan memilki kerugian, salah
satunya adanya faktor lupa dan kurang efektif.
i. Menambahkan kesempatan untuk belajar, yaitu bisa dipakai sebagai media
pembelajaran bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa praktik.
j. Untuk kepentingan penelitian, yaitu bisa dipakai sebagai data penelitian di bidang
kebidanan/kesehatan.
k. Untuk jaminan kualitas, yaitu meningkatkan kepuasan pelayanan kepada klien/pasien
dan keluarga.
l. Meningkatkan moral kinerja petugas yaitu dengan meninimalkan terjadinya risiko mal
praktek akibat dari kesalahaan data/tertukarnya data antara satu pasien dengan pasien
lainnya.
2. Kelemahan Sistem Komputerisasi
Kelemahan model dokumentasi dengan sistem komputerisasi meliputi:
a. Malfunction, yaitu tidak berfungsinya komputer sebagai alat karena kerusakan alat
atau kurang bagusnya jaringan. Contohnya yaitu jika mati lampu/listrik.
8
b. Impersonal effect, yaitu kurang terciptanya dampak kepada orang lain karena data
pasien semua telah tersedia hanya di dalam satu alat komputer. Contoh: membatasi
interaksi tenaga kesehatan dengan team nya.
c. Privacy, yaitu sangat menjaga kerahasiaan.
d. Informasi tidak akurat, hal ini jika saat memasukkan data tidak cermat maka informasi
yang disimpan di komputer tentu saja tidak akurat.
e. Kosa kata terbatas, karena hanya menampilkan data-data saja secara tertulis jadi jika
ada kebingungan, tidak ada informasi penjelasan lebih lanjut.
f. Penyimpanan bahan cetakan dan biaya yang harus disediakan cukup besar untuk
pengadaan beberapa unit komputer.
C. Aplikasi Model Dokumentasi Sistem Komputerisasi
Menurut Wildan dan Hidayat (2009), aplikasi sistem komputerisasi dalam sistem
informasi di rumah sakit, meliputi seluruh kegiatan untuk mendokumentasikan keberadaan
pasien sejak pasien masuk rumah sakit sampai pulang, sejak registrasi pasien, pengkajian
data pasien, rencana pengobatan dan pelaksanaan asuhan, laporan hasil pengobatan,
klasifikasi pasien, dan catatan perkembangan pasien.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini antara lain
perencanaan perlunya sitem komputer, pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna,
pemakaian sistem komputer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan dokter),
kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna, klien dan
administrasi.
Pencatatan dengan sistem komputerisasi adalah salah satu tren yang paling diminati
dalam pendokumentasian asuhan kebidanan dan keperawatan. Banyak institusi membuat
atau membeli sistem komputerisasi yang menunjang praktik kebidanan. Berbagai kelompok
dalam industri pelayanan kesehatan menggunakan istilah komputer dengan berbagai cara,
salah satunya adalah catatan pasien berbasis komputer (Computer Based Patient
Record/CPR).
D. Penggunaan Catatan Pasien Berbasis Komputer (CPR)
Pengunaan CPR didorong oleh beberapa faktor berikut ini:
9
1. Jumlah data mengenai kondisi kesehatan pasien sangat banyak, harus dikumpulkan,
disimpan dan diorganisasikan dengan sisitem yang lebih efesien daripada sistem berbasis
kertas. Mencari data dalam catatan pasien merupakan hal yang sangat menghabiskan
waktu. Semakin banyak catatan tersebut, semakin sulit untuk mecari informaasi intinya.
2. Pencatatan informasi secara elektronik dibuat sedemikian rupa dan tidak dilakukan oleh
sistem pencatatan berbasis kertas. Semua catatan yang berhubungan dengan aspek khusus
dalam perawatan dapat disusun dan dicetak, sistem pencatatan berbasi kertas tidak dapat
diorganisasi ulang dengan cara tersebut dan juga tidak dapat digabungkan dengan catatan
atau fasilitas atau institusi lain.
3. Penggunaan CPR dapat berkembang menjadi metode penyampaian informasi yang lebih
efesien dari suatu pemberi asuhan kesehatan kepemberi asuhan kesehatan yang lain.
Dalam metode pendokumentasian manual, pemerikasaan pasien dan pengumpulan data
yang berulang-ulang dapat terjadi jika pasien pindah dari suatu fasilitas ke fasilitas lain.
4. Penghematan biaya dan reformasi pelayanan kesehatan mengharuskan dilakukan
efesiensi manajemen data dan asuhan kesehatan termasuk asuhan kebidanan.
Jika CPR atau rekaman elektronik menampakkan visi masa depan pelayanan kesehatan,
maka pencatatan elektronik adalah realitas sekarang yang sudah ada di fasilitas kesehatan.
Untuk mengetahui evolusi rekaman elektronik, seseorang harus melihat dulu proses
pengenalan sistem komputerisasi disebuah pelayanan kesehatan.
Pada umumnya, penggunaan komputer pertama kali oleh fasilitas pelayanan kesehatan
adalah untuk melacak penerimaan, pemulangan, dan pemindahan pasien. Jenis aplikasi ini
memberi informasi demografi pasien secara sederhana terkait juga dengan keadaan finansial
pasien. Pertengahan tahun 1980an, produsen software mulai mebuat software yang dapat
dipergunakan untuk pendokumentasian asuhan keperawatan / kebidanan. Dua puluh tahun
terakhir, semakin banyak produk dikeluarkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan
industri pelayanan kesehatan.
Pembuatan sistem komputerisasi disebuah fasilitas pelayanan kesehatan merupakan
sebuah tantangan karena harus bisa diterapkan bersama-sama oleh masing-masing unit
pelayanan. Jika software dan hardware yang dibeli suatu unit berbeda dengan unit lain
10
disebuah fasilitas kesehatan, hal ini hanya akan menimbulkan frustasi da keterbatasan
pemakaian sistem. Untuk mengatasi permasalahan ini, umumnya perusahaan
membuat software akan menggunakan bahasa komputer yang sama.
Awal pemakaian fungsi klinis sistem komputerisasi dirumah sakit, sekedar mengirimkan hasil
pemeriksaan laboratorium atau hasil pemeriksaan lainnya ke unit perawatan pasien, beberapa
sistem komputer mengerti kemapuan aktifasi sinyal, seperti tanda kedipan pesan, masuk pada
layar monitor diunit keperawatan jika hasil pemeriksaan menunjukan hasil yang tidak normal
maka segera bisa diatasi.
Memasukkan catatan biaya perawatan pasien kedalam sistem komputerisasi sekarang
juga sudah mulai diterapkan di rumah sakit. Pemakaian sistem komputerisasi yang lain adalah
memasukan instruksi pemeriksaan laboratorium atau radiologi, diit dan terapi fisik untuk
pasien diruang perawatan. Banyak dokter menolak adanya kebijakan memasukkan instruksi
melalui system komputerisasi, karena merasakan tidak nyamandan memakan waktu yang
lebih lama dibanding memberikan instruksi langsung melalui dokumentasi manual pada
catatan medis pasien. Rasa takut menghadapi perubahan, kelalaian, menyangkal, dan kurang
keterlibatan dalam memilih dan menentukan program software membuat dokter tidak tertarik
pada sistem tersebut.
Banyak ahli meyakini bahwa metode memasukkan datan yang paling banyak diminati
adalah meminta dokter untuk memasukkan instruksi langsung kedalam sistem komputer yang
akan mengurangi kesalahan penyusunan kata atau kalimat. Hampir semua sistem dirancang
sedemikian rupa untuk menghindari pengetikkan yang berlebihan karena akan menghabiskan
waktu dan tidak semua professional kesehatan bisa menggunakan komputer. Perlunya bidan/
perawat untuk mengecek akurasi instruksi yang dimasukan oleh juru ketik adalah umum dan
sering dilakukan juga oleh pendokumentasian pada sistem manual. Pengalaman menunjukan
bahwa meminta orang lain untuk memeriksa instruksi tanpa memikirkan siapa yang
menuliskan merupakan tindakan pengamanan terhadap kesalahan pemberian instruksi yang
dapat menimbulkan cidera pada pasien.
Fasilitias pelayanan kesehatan juga menggunakan sistem komputerisasi dalam pelayanan
penyediaan obat atau farmasi. Sistem ini akan menurunkan resiko pemberian instruksi yang
tidak jelas dan meningkatkan akurasi dan kejelasan akurasi. Sistem akurasi yang lebih
canggih dalam pelayanan farmasi akakn membuat pengobatan harian pasien yang dilakukan
11
oleh petugas kesehatan. Sistem komputer akan mecari instruksi obat untuk interaks obat yang
berbahaya, membandingkan alergi yang dilaporkan pasien dengan instruksi dari dokter,
memberi tahu dokter tentang dosisi obat yang tidak tepat dan mengawasi penghentian obat
secara otomatis. Sistem ini akan memantau instruksi dokter untuk segera menghentikan
pemebrian obat dan meminta anti dotum untuk mengatasi efek obat tersebut. Sistem komputer
memberi kemudahan untuk melihat kembali informasi tentang profil pengobatan, daftar obat
sebelumnya dan pengobatan terbaru.
F. Hambatan Pengenalan Sistem Komputerisasi
Keperawatan dan kebidanan sering menjadi unit terakhir yeng membeli dan menggunak
software. Beberapa hambatan untuk mengembangkan dan menggunakan sistem komputerisasi
dalam pelayanan kebidanan/ keperawatan antara lain :
12
7. Rasa takut termasuk anggapan bahwa komputerisasi terlalu sulit, nahwa teknologi
tersebut akan menggantikan bidan/perawat, bahwa komputer akan langsung mengarahkan
dan medikte asuhan bahwa kerahasiaan pasien akan dilanggar (Bowles, 1997 cit. lyer and
Champ, 2005).
8. Komputer tambahan menunjang kontrbusi staf untuk mengembangkan sistem
komputerisasi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian model dokumentasi sistem komputerisasi sebagai berikut adalah sistem
komputer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberikan
informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian, dan
pendidikan. Beberapa keuntungan dari sistem komputerisasi ini diantaranya
meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan pada protokol,
meningkatkan penatalaksaan data dan komunikasi, serta meningkatkan proses edukasi
dan konseling pada pasien. Sedangkan kelemahan dari sistem komputerisasi ini
diantaranya malfunction, impersonal effect, privacy, informasi tidak akurat, dan kosa kata
terbatas. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini
antara lain perencanaan perlunya sistem komputer, pemilihan produk, pelatihan petugas
pengguna, pemakaian sistem komputer, keamanan data, legalitas data, kebutuhan
perangkat dan evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna, klien, dan
administrasi.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
makalah dalam penulisan makalah berikutnya
14
DAFTAR PUSTAKA
15