Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM PENDOKUMENTASIAN CBE (CHART BY EXEPTION) DAN


SISTEM COMPUTER BASED

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dokumentasi Kebidanan

Dosen Pembimbing : Hani Sutianingsih,M.Keb

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

ANDINI MUSTIKA SARI (P27902120005)

BUNGA SALIA RAHMAWATI (P27902120007)

CITA ROSITA (P27902120008)

DESSY WAHYUNI (P27902120009)

DIAH ANUGRAH DEWI (P27902120010)

DINI DWIYANTRI FATIMA (P27902120011)

KELAS : 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah dokumentasi
kebidanan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah literatur CBE dan sistem computer dapat diselesaikan karena
bantuan banyak pihak. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada


bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan
makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf. Demikian
yang dapat kami sampaikan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Rangkasbitung, 27 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokumentasi merupakan pencatatan dan pelaporan data yang bermakna/penting yang
berkaitan dengan kondisi klien yang diasuhnya, untuk itu bidan perlu melakukan
pendokumentasian semua hasil kerja yang telah dilaksananakn secara baik dan benar. Semua
tenaga kesehatan khususnya bidan tentunya semua sudah melakukan pendokumentasian atas
semua tindakan yang telah dilakukan, baik itu di Rumah Sakit, Puskesmas, klinik Bersalin,
ataupun Bidan Praktek Mandiri.
Kondisi pelayanan saat ini menuntut bidan hendaknya bermutu tinggi dalam melakukan
asuhan kebidanana dengan cermat tepat dan akurat sebagai pertanggungjawaban atas pasien
yang dilayani serta dikumpulkan dalam bentuk dokumentasi kebidanan,sementara tidak bisa
dipungkiri bidan memiliki tugas yang sangat banyak, oleh karena itu diperlukan model
pendokumentasian yang lebih sederhana, efisien dan tidak menyita waktu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu charting by exception (CBE) ?


2. Apa saja Elemen Model Dokumentasi CBE ?
3. Apa saja data yang bisa di dokumentasi menggunakan model cba ?
4. Apa saja Keuntungan Charting By Exeption Pendokumentasian dengan model CBE
(Charting By Exception) ?
5. Apa saja Kerugian Charting By Exeption Pendokumentasian dengan model CBE
(Charting By Exception) ?
6. Apa itu Computer Based Patient Record (CPR) ?
7. Apa saja faktor penggunaan CPR?
8. Apa saja keuntungan dari penggunaan CPR?
9. Apa saja kerugian dari penggunaan CPR?

INI BARU TENTANG CBE


SISTEM COMPUTER BASEDNYA BELOM YAHHH !!!!!

SOK LANJUTIN

KALO MAU TAMBAHIN TENTANG CBE NYA JG BOLEH


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Charting By Exception (CBE)

Charting By Exception adalah sistem dokumentasi yang dicatat secara naratif dari hasil
penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. (Yusari asih, 2016).Model
dokumentasi charting by exception (CBE) ini di buat pada tahun 1983 oleh staf perawat di
St.Like,s hospital di Midwaukee,Winscoin.Model ini dianggap dapat mengatasi masalah
pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien menjadi lebih nyata, menghemat
waktu dan mengakomodir adanya informasi terbaru. Model ini di nilai lebih efektif dan
efisien untuk mengurangi adanya duplikasi dan pengulangan dalam memasukan data.

2.2 Elemen Model Dokumentasi CBE

Model dokumentasi CBE mempunyai beberapa elemen inti yaitu: Lembur alur,
dokumentasi berdasarkan referensi standar praktik, protokol dan instruksi insidental, data
dasar keperawatan, rencana perawatan dan berdasarkan diagnosis dan catatan perkembangan
SOAP.

1. Lembar Alur

Model dokumentasi CBE menggunakan beberapa jenis format termasuk lembar alur instruksi
dokter/perawat catatan grafik, catatan penyuluhan dan catatan pemulangan pasien.

2. Standar Praktik

Pada model dokumentasi CBE standar praktik merupakan aspek penting dari praktik
kebidanan yang digunakan di semua area klinis. Kepatuhan terhadap standar praktik akan
menghilangkan pendokumentasian intervensi keperawatan rutin, seperti perawatan oral,
membantu mengubah posisi, perawatan kateter foley, atau perawatan slang nasogastrik.

3. Protokol dan instruksi insidental


Dalam model dokumentasi CBE, protokol/pedoman praktik memperjelas intervensi
keperawatan berkaitan dengan perjalanan klinis yang diharapkan dari populasi pasien tertentu
seperti pasien preoperatif, dan pasca operatif. Lembar alur keperawatan/ instruksi dokter
digunakan jika intervensi keperawatan diperlukan untuk melanjutkan intervensi keperawatan
khusus yang melewati tenggang waktu atau jika diperlukan intervensi keperawatan berjangka
waktu.

4. Data dasar keperawatan

mempunyai bagian yang berisi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik. Bagian pengkajian
fisik menggunakan parameter normal sama dengan lembar alur keperawatan / instruksi
dokter. Hasil normal setiap sistem tubuh dicetak dikolom kiri bawah halaman. Jika hasil
pengkajian fisik sistem tubuh normal, perawat harus memberi tanda centang (V). Pada kotak
yang sesuai. Hasil yang abnormal dijelaskan pada sisi kanan halaman.

5. Rencana perawatan berdasarkan diagnosis keperawatan berdasarkan diagnosis


keperawatan model dikomentasi cbe menggunakan rencana standar yang bersifat
individu untuk setiap pasien .

2.3 Data yang bisa di dokumentasi menggunakan model cba

antara lain :

1) Data dasar (riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik)


2) inventasi (menggunakan bentuk flowsheet)
3) Catatan bimbingan pada klien, catatan pulang (menggunakan format soafier)

daftar diagnosis keperawatan , diagnosis keperawatan disertai rencana keperawatan dan profil
keperawatan

2.4 Keuntungan Charting By Exeption Pendokumentasian dengan model CBE


(Charting By Exception)

Memiliki beberapa keuntungan yaitu :

1) Tersusunya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi


2) Data yang tidak normal nampak jelas, secara mudah ditandai dan dipahami.
3) Data normal/respon yang diharapkan tidak mengganggu infromasi yang lain
4) Menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidakk perlu dituliskan.
5) Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi.
6) Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya
7) Rencana asuhan kebidanan disimpan sebagai catatan yang permanen

2.5 Kerugian Charting By Exeption Pendokumentasian dengan model CBE


(Charting By Exception)
Memiliki beberapa kerugian yaitu :
1.Pencatatan secara narasi sangat singkat
2.Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada
3.Adanya pencatatan kejadian yang semuanya tidak didokumentasikan.
4.Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu
(Asrini & Asma, 2013)
(Saadawiyah, Suryaningrum, & Ristiani, 2019)

2.6 Pengertian Computer Based Patient Record (CPR)


Tekenik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem komputer yang berperan
dalam menyimpulkan, menyimpan proses, memberi informasi yang diperlukan dalam
kegiatan pelayanan kebidanan, penelitian dan pendidikan. Secara umum dokumentasi
dengan sistem komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan protocol,
meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan meningkatkan proses edukasi
dan konseling pada pasien.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan sistem komputerisasi ini, antara lain:
Perencanaan perlunya sistem komputer, pemilihan produk, pelatihan petugas pengguna,
pemakaian sistem komputer, keamanan data, legalitas data (perlunya tanda tangan
dokter), kebutuhan perangkat dan evaluasi keuntungan sistem komputer bagi pengguna ,
klien dan adminstrasi.

Pencatatan dengan sistem komputerisasi merupakan salah satu tren yang paling diminati
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan termasuk asuhan kebidanan. Banyak
institusi membuat atau membeli sistem informasi komputerisasi yang menunjang praktik
keperawatan/kebidanan.

2.7 Faktor Penggunaan Computer Based Patient Record (CPR)


Pengunaan CPR didorong oleh beberapa faktor berikut ini :
 Jumlah data mengenai kondisi kesehatan pasien sangat banyak, harus
dikumpulkan, disimpan dan diorganisasikan dengan sisitem yang lebih efesien
daripada sistem berbasis kertas. Mencari data dalam catatan pasien merupakan hal
yang sangat menghabiskan waktu. Semakin banyak catatan tersebut, semakin sulit
untuk mecari informaasi intinya.
 Pencatatan informasi secara elektronik dibuat sedemikian rupa dan tidak
dilakukan oleh sistem pencatatan berbasis kertas. Semua catatan yang
berhubungan dengan aspek khusus dalam perawatan dapat disusun dan dicetak,
sistem pencatatan berbasi kertas tidak dapat diorganisasi ulang dengan cara
tersebut dan juga tidak dapat digabungkan dengan catatan atau fasilitas atau
institusi lain.
 Penggunaan CPR dapat berkembang menjadi metode penyampaian informasi
yang lebih efesien dari suatu pemberi asuhan kesehatan kepemberi asuhan
kesehatan yang lain. Dalam metode pendokumentasian manual, pemerikasaan
pasien dan pengumpulan data yang berulang-ulang dapat terjadi jika pasien pindah
dari suatu fasilitas ke fasilitas lain.
 Penghematan biaya dan reformasi pelayanan kesehatan mengharuskan dilakukan
efesiensi manajemen data dan asuhan kesehatan termasuk asuhan kebidanan.

2.8 Keuntungan Computer Based Patient Record (CPR)


Beberapa keuntungan dari dokumentasi terkomputerisasi secara umum adalah sebagai
berikut :
 Catatan dapat dibaca.
Hasil cetakan komputer dapat dibaca dengan mudah, sehingga menghilangkan
resiko menebak arti tulisan tangan.
 Catatan yang siap tersedia.
Catatan medis pasien haus selalu siap untuk digunakan dan waktu yang digunakan
untuk mencarinya harus sesingkat mungkin. Catatan elektronik dapat digunakan
atau ditinjau kembali oleh sejumlah orang sesuai dengan jumlah komputer yang
tersedia.
 Produktivitas bidan/perawat membaik.
Penelitian menunjuka bahwa perawat menghabiskan waktunya sampai 50%untuk
mendokumentasikan dan mengomunikasikan informasi pasien (Bowles, 1997 cit.
lyer and Champ, 2005). Dengan sistem komputerisasi, tenaga kesehatan termasuk
bidan akan mengurangi jumlah waktunya untuk mengerjakan pekerjaan tertulis,
sehingga lebih bayak waktu untuk merawat pasien. Penelitian lain menyebutkan
bahwa setelah menggunakan sistem komputerisasi perawat menggunakan 40%
waktunya untuk berkomunikasi dengan pasien dan 43% untuk membantu hygiene
pasien. Sistem informasi komputer dapat menyimpan entri data secara lebih cepat
menggunakan keystroke, menu atau barcode scanner dibanding pencatatan
manual.
 Mengurangi kerusakan catatan.
Kerusakan catatan medik lebih sulit terjadi jika menggunakan sistem
komputerisasi. Program software harus berisi cara untuk memperbaiki entri data
yang salah. Proses ini sering diselesaikan dengan cara yang sama seperti pada
pencatatan manual dengan memberikan tanda kurung paa datang yang salah
menambah informasi yang benar dan memmberikan alasan terhadap perubahan
data, seperti “catatan salah”. Catatan waktu pada program software menunjukkan
waktu yang tepat saat waktu dimasukkan, sehingga tidak mungkin untuk
menggantinya. Lebih jauh lagi, program software umumnya mempunyai waktu
yang terjadwal untuk menyimpan data, sehingga tidak memungkinkan seseorang
untuk menghilangkan data yang masuk setelah data tersebut disimpan.
 Menunjang penggunaan proses asuhan kebidanan/keperawatan.
Sistem komputerisasi memnudahkan pengkajian data pasien. Software telah
dirancang untuk mengenali karakteristik hasil tertentu, kemudaian menyarankan
diagnosis kepada bidan/perawat. Beberapa program akan membantu
bidan/perawat memilih hasil dan intervensi. Pada saaat pemulangan pasien,
banyak program yang dapat menghasilakan rencana kumulatif terdiri atas semua
diagnosis, hasil dan intervensi selama pasien dirawat. (SOFWAH, 2015)

2.9 Kerugian Computer Based Patient Record (CPR)


Beberapa hambatan untuk mengembangkan dan menggunakan sistem komputerisasi
dalam pelayanan kebudanan/ keperawatan antara lain :
 Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat
tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.
 Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan
yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu dapat
dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
 Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
 Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
 Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai
kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses
keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.
 Peningkatan biaya untuk startup, memelihara, melatih, dan upgrade
 Kerahasiaan, privasi dan keamanan sulit untuk menjamin
 Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan data/informasi.
 Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk mengelola
dan mengembangkan sistem informasi.
(KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMPUTERISASI DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN, 2013)
BAB III
PENUTUP
Daftar Pustaka

References
Asrini, & Asma, W. S. (2013). Dokumentasi Kebidanan. Retrieved from Slide Share:
https://www.slideshare.net/septianraha/dokumentasi-kebidanan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMPUTERISASI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN. (2013). Retrieved


from WordPress: https://iccaacca.wordpress.com/2013/05/31/kelebihan-dan-kekurangan-
komputerisasi-dalam-praktek-keperawatan/

Saadawiyah, Suryaningrum, W., & Ristiani, E. (2019). Dokumentasi Model CBE. Retrieved from
PDFCOFFEE: https://pdfcoffee.com/makalah-dokumentasi-model-cbe-pdf-free.html

SOFWAH, S. R. (2015). MODEL KOMPUTER BASED PATIENT RECORD (CPR). Retrieved from Jendela
Dunia Bidan: http://rssofwah.mahasiswa.unimus.ac.id/education/konsep-kebidanan/model-
computer-based-patient-record-cpr/

Anda mungkin juga menyukai