DOSEN PEMBIMBING:
EL RAHMAYATI, S.Kp.,M,Kes.
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya jualah akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model
Pendokumentasian Keperawatan” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih atas bimbingan, arahan, saran, serta bantuan yang telah
diberikan untuk menjadikan makalah ini lebih baik . Semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas segala amal perbuatan yang diberikan. Penulis
menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis juga berusaha
semaksimal mungkin dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat menyempurnakan penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
PEMBAHASAN
Keuntungan:
a. Menyajikan data secara berurutan dan mudah diidenifikasi
b. Memudahkan perawat untuk secara bebas menentukan bagaimana data akan
c. didokumentasikan.
d. Format dapat menyederhanakan proses pendokumentasian masalah, kejadian,
e. perubahan, intervensi dan respon klien atau hasil.
f. Memberikan kemudahan menempatkan informasi pada bagian tempat
g. pencatatan yang sesuai.
Kerugian:
a. Resiko terjadinya pengumpulan data yang terfragmentasi, karena tidak
b. berdasarkan urutan waktu
c. Semua informasi mengenai masalah tertentu, terpilah dan tersebar pada tiap
d. lembaran catatan, sehingga perlu mempelajari catatan dari berbagai sumber
e. untuk menentukan masalah klien dan menyusun rencananya.
f. Dokumentasi bersifat superficial tanpa data yang jelas.
g. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untk menentukan masalah
h. dan tindakan pada klien
i. Pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan waktu lebih awal.
j. Perkembangan status kesehatan klien sulit dimonitor.
1. Definisi
Pencatatan FOCUS adalah suatu proses-orientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan
proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan. Jika menuliskan
catatan perkembangan, format DAR (Data-Action-Response) dengan 3 Kolum, yaitu :
a. Data : berisi tentang data subyektif dan obyektif yang mendukung
dokumentasi fokus
b. Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan
dilakukan berdasarkan pengkajian atau evaluasi keadaan pasien.
c. Response : menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau
keperawatan
2. Penggunaan
FOCUS dapat dipergunakan untuk menyusun fungsi DAR Sebagai kunci dan pedoman
terhadap kewajiban orientasi proses.
B. Kerugian
1) Penggunaan catatan Action dapat membingungkan, khususnya tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan.
2) Penggunaan FOCUS pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana
tindakan keperawatan.
Keuntungan :
a. Data yang perlu diintervensi dijabarkan dalam rencana tindakan keperawatan.
b. Kesinambungan pelaksanaan asuhan keperawatan terdokumentasi dengan baik.
c. Hasil evaluasi dan penyelesaian masalah disusun secara jelas . Data disusun
berdasarkan masalah yang spesifik.
d. Fokus catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah klien dan
proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
e. Daftar masalah merupakan “checklist” untuk diagnosa keperawatan dan masalah
klien. Daftar masalah dibuat untuk mengingatkan perawat agar mendapatkan
perhatiannya.
Kerugian :
a. Dapat menimbulkan kebingungan karena setiap informasi yang masuk dicatat dalam
daftar masalah.
b. Penekanan hanya berdasarkan masalah yang dikeluhkan klien, sedangkan kondisi
tetang penyakit dan ketidakmampuan tidak tergali dengan baik segingga
mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang menjadi negatif.
c. Kemungkinan muncul kesulitan bilamana daftar masalah belum dilakukan tindakan
atau timbulnya masalah yang baru dikeluhkn oleh klien.
d. SOAPIER dapat menimbulkan pengunlangan yang tidak perlu, jika sering adanya
target evaluasi dan tujuan perkembangan klienn sangat lambat.
e. Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet untuk
pencatatan tidak tersedia.
f. P (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan keperawatan.
Kerugian
Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung pada checklist.
Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada.
Pencatatan rutin sering diabaikan.
Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan.
Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain.
Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya
suatu kejadian.
5. Problem-intervention-evaluation (PIE)
PIE adalah suatu singkatan dari (Identifikasi Problem, Intervenstion dan Evaluation). Sistem
pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi – proses pada dokumentasi dengan
penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan.
1. Penggunaan
Format PIE tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan primer.
Pada keadaan klien yang akut, perawat primer dapat melaksanakan dan mencatat
pengkajian waktu klien masuk dan pengkajian sistem tubuh dan diberi tanda PIE
setiap hari. Setelah itu Perawat Associate (PA) akan melaksanakan tindakan sesuai
yang telah direncanakan. Karena PIE didasarkan pada proses keperawatan, akan
membantu memfasilitasi perbedaan antara pembelajaran di kelas dan keadaan nyata
pada tatanan praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.
2. Karakteristik PIE
Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan
pengkajian sistem tubuh setiap pergantian jaga (8 jam).
Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8 jam (setiap pegantian
jaga).
Keuntungan
o Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
o Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
o Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan yang kontinyu karena secara jelas
mengidentifikasi masalah klien dan intervensi keperawatan.
o Perkembangan klien, mulai dari masuk sampai pulang dapat dengan mudah
digambarkan.
Kerugian
o Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan pada semua ilmu.
o Pembatasan rencana tindakan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi
keperawatan.
1) Catatan Perawat
Catatan perawat harus ditulis oleh perawat selama 24 jam, dokumentasi
keperawatan berisi informasi tentang:
a. Pengkajian berbagai tenaga keperawatan tentang klien, mis : warna kulit pucat,
urin berwarna keruh
b. Tindakan keperawatan yang bersifat mandiri, mis perawatan kulit, pendidikan
kesehatan
c. Tindakan keperawatan bersifat pendelegasian, mis : memberi obat atau tindakan
penanganan lain
d. Evaluasi keberhasilan tiap tindakan keperawatan
e. Tindakan dokter yang mempengaruhi tindakan keperawatan
f. Kunjungan berbagai anggota tim kesehatan, mis : konsultasi dokter, pekerja
sosial, pemuka agama
Selain itu tim kesehatan lainnya dapat dengan mudah mengakses keadaan klien
hanya dengan melihat grafik yang ada di flowsheet. Sehingga flowsheet lebih sering
digunakan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensive Care Unit (ICU) dan lainnya
terutama untuk data fisiologi.
Informasi lain yang perlu ditambahkan untuk tenaga klien yaitu menguraikan
a. Langkah-langkah melaksanakan prosedur tindakan
b. Tindakan-tindakan pencegahan yg perlu diikuti.
c. Tanda dan gejala komplikasi yg perlu dilaporkan
d. Daftar nama dan nomor telphon yang perlu dihubungi
Keuntungan:
a. Data yang perlu diintervensi dijabarkan dalam rencana tindakan keperawatan.
b. Kesinambungan pelaksanaan asuhan keperawatan terdokumentasi dengan baik.
c. Hasil evaluasi dan penyelesaian masalah disusun secara jelas. Data disusun
berdasarkan data yang spesifik.
d. Fokus catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah klien
dengan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
e. Daftar masalah merupakan “checklist” untuk diagnosa keperawatan dan masalah
klien. Daftar masalah dibuat untuk mengingatkan perawat agar mendapatkan
perhatiannya.
Kerugian:
a. Dapat menimbulkan kebingungan karena setiap informasi yang masuk dicatat
pada daftar masalah.
b. Penekanan hanya berdasarkan masalah yang dikeluhkan klien, sedangkan kondisi
tentang penyakitndan ketidakmampuan tidak tergali dengan baik sehingga
mengakibatkan pada pendekatan pengobatan yang menjadi negatif.
c. Kemungkinan muncul kesulitan bilamana daftar masalah belum dilakukan
tindakan atau timbulnya masalah yang baru dikeluhkan oleh klien.
d. SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu, jika sering adanya
target evaluasi dan tujuan perkembangan klien sangat lambat.
e. Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan jika flowsheet untuk
pencatatan tidak tersedia.
f. P (dalam SOAP) mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan
keperawatan
BAB II
Source Oriented Record adalah catatan pasien yang berorientasi pada sumber,
karena setiap sumber data mempunyai catatan tersendiri dan terpisah satu dengan
yang lain. sumber data daalam catatan pasien, antara lain dokter, bidan, perawat,
atau tenaga kesehatan lainnya. Catatan yang di gunakan dalam metode ini,
umumnya berbebtuk naratif dan masih bersifat tradisional. Karena sifat catatan ini
yang terpisah pisah antar sumber satu dengan sumber yang lain, maka
perkembangan pasien dalam catatan ini menjadi sulit untuk di ikuti.
Pada umumnya, catatan model source oriented record ini mempunyai 6 bagian.
Enam bagian dalam model dokumentasi SOR adalah : catatan khusus, lembar ctatan
dokter, lembar riwayat medic, lembar idetitas, catatan keperawatan, / kebidanan
dan laporan khusus lainnya. ( Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati, 2009 : 60 )
2. Proses-Oriented System(POR)
1. Data dasar
Data dasar merupakan data dari hasil pengkajian awal ketika pasien masuk
rumah sakit. Data mencakup semua informasi yang didapat dari pasien seperti
identitas, riwayat, kesehatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai diagnosis dan masalah
pasien.
2. Daftar masalah
Komponen yang kedua ini berisi tentang identifikasi berbagai masalah yang
dapat ditemukan dari hasil pengkajian atau pengumpulan data dasar. Data ini
akan disusun secara kronologis berdasarkan masalah-masalah yang dapat
teridentifikasikan
Masalah pasien berasal dari gejala-gejala klinik yang terjadi serta penyimpangan
dari kelainan-kelainan yang dialami oleh pasien yang kemungkinan berpengaruh
terhadap perkrmbangan klinik. Daftar masalah tersebut merupakan acuan
penting dalam pengelolaan karena merupakan analisis dari data dasar.
POR (program oriented record) merupakan suatu sistem atau cara dokumentasi
untuk merefleksiakn pemikiranlogis dari dokter yang memimpin keperawatan
seorang pasien juga dokter harus menentukan serta mengikuti setiap masalah
tersebut untuk mengikuti pemecahan masalaahnya.Konsep dari POR itu sendiri
yaitu pendekataan dengan segala masalah pasien dengan permasalaahan dengan
masalah lainnya.
c. Menghemat waktu karena catatan rtin dan observasi tidak perlu dituliskan
Model dokumentasi ini dapat di gunakan diruang ICU dan di bangsal karena di
catat mulai dari data dasar yang biasanya di kaji di ruang ICU dan sampai evaluasi
yang merupakan perkembangan keadaan pasien mulai dari masuk rumah sakit
sampi pulang.
6. Problem-Intervention-Evaluation
Penggunaan PIE (Problem Intervention Evaluation)
Tanda Tangan
Perawat
Tanda Tangan
Dokter
Tanda Tangan
Perawat
Tanda Tangan
Ahli Gizi
Sumber :
P : perawat
D : dokter
F : fisioterapi
G : ahli gigi
ACTION :
Atur posisi pasien
dengan semi fowler atau
fowler
Anjurkan pasien untuk
minum air hangat
Ajarkan pasien batuk
efektif
Lakukan fisioterapi dada
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian
O2
RESPONSE :
Pasien mengatakan
bahwa ia lebih mudah
mengeluarkan dahak
setelah dilakukan
fisioterapi dada dan batuk
efektif
Pasien mengatakan
lebih nyaman ketika
bernafas saat diberikan
posisi semi fowler
Nama Pasien : Bayi N
No. Registrasi : 097
Hari dan Tangal Masuk : Selasa/15 Januari 2013
Pukul : 20.00 WIB
Bayi N, 2 tahun, laki-laki, masuk kamar Meranti dengan diagnose os Febris. Datang
ditemani kedua orangtuanya. Os dalam keadaan demam tinggi, keadaan tubuh lemah, suhu
38,7°C, pols 98x/I, RR 30 x/i.
Diagnosa Febris, pasang infuse RL 36 tts/I (Micro), kompres dahi, leher dan ketiak os.
Observasi tanda vital tiap satu jam sekali. Os sudah mulai membaik.
Tanda Tangan
Perawat
4.Progres Oriented Record (PsOR)
Contoh Dokumentasi PsOR
Catatan Perawatan
Nama pasien
No reg
Hari, tanggal pulang
Waktu pulang
5.Charting By Exception (CBE)
CONTOH DOKUMENTASI CBE
Bayi A umur 5 bulan, perempuan, masuk tanggal 7 januari 2013. Datang dengan
keadaan lemah, lemas, menangis terus dan tidak mau minum ASI. TTV: Temp: 37°C, pols :
102 x/i, RR: 32X/i.
Diagnosa keperawatan Dehidrasi , dilakukan pemasangan infuse, keadaan pasien
sejak pemasangan infuse cairan tubuh belum mencukupi kebutuhan cairan tubuh, pasien
tidak mau minum Asi tetapi sedikit. Pagi dr. F memeriksa keadaan tempat pemasangan
infus dan infus sudah bisa dilepas karena keadaan pasien sudah mulai membaik. Pasien
sudah mau minum ASI. Sejak itu volume cairan teratasi. Diinstruksikan pada ibu pasien agar
memberikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Pulang dengan tanda vital suhu 36,8°c. nadi
100 x/i. pernapasan 30 x/i.
Tanda Tangan
Perawat
6.PROBLEM-INTERVENTION-EVALUATION
Contoh format PIE
Tanggal jam Pendokumentasian
10-10-2010 10.10 P#1 Resiko perlukaan b/d riwayat serimg jatuh selama
di rumah
IP#1 sarankan klien untuk meminta bantuan jika ingin
keluar dari ruangan
P#2 kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
tindakan arteriogram
P S M
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai seorang calon tenaga medis khususnya dalam bidang keperawatan asuhan
keperawatan sangatlah harus diperhatikan. Asuhan keperawatan berkaitan erat dengan
dokumentasi keperawatan. Dalam pendokumentasian keperawatan terdiri dari beberapa
macam model, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/19884447/Model_dokumentasi_keperawatan_pie
http://gudangmakalah.com/2014/07/contoh-pendokumentasian-dengan-metode.html?m=1
https://www.slideshare.net/mobile/pormitambunan/dokumentasi-keperawatan-metode-
focus