(MAKALAH)
DOSEN PEMBIMBING:
El Rahmayati,.S.Kp,.M.Kes
Disusun oleh :
Alita Merinda Anggraini 1914301043
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “MODEL DOKUMENTASI DALAM KEPERAWATAN “, untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Komunikasi Keperawatan. Selain itu
juga, makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk
mengerti tentang MODEL DOKUMENTASI DALAM KEPERAWATAN.
Saya menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran sebagai
penyempurnaan makalah ini, sehingga dikemudian hari makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua mahasiswa. Seiring dengan itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
Dosen yang memberikan Mata kuliah ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
kesehatan kepada kita semua. Aamin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Dokumentasi-
Keperawatan.pdf
4
1.3 Pengertian, Keuntungan dan Kerugiaan Model Process-Oriented System
5
Model ini memusatkan data tentang klien didokumentasikan dan disusun
menurut masalah klien.
Kerugian
a. Dapat menimbulkan kebingungan karena setiap informasi yang
masuk dicatat pada daftar masalah.
b. Penekanan hanya berdasarkan masalah yang di keluhkan klien,
sedangkan kondisi tentang penyakit dan ketidakmampuan tidak
tergali dengan baik sehingga mengakibatkan pada pendekatan
pengobatan yang menjadi negatif.
c. Kemungkinan muncul kesulitan bilamana daftar masalah belum
dilakukan tindakan atau timbulnya masalah yang baru dikeluhkan
oleh klien.
6
a. Model dokumentasi Process Oriented System ini lebih luas dan lebih positif
b. Sifatnya fleksibel
c. Catatan rancana asuhan keperawatan model dokuemtasi process oriented
system inimemudahkab data untuk lebih singkat
d. Malah dipergunakan dan dimengerti
2. Kerugian
Dapat membingungkan, khususnya antara intervensi yang belum dan sesudah dilakukan
2. Kerugian
a. Dokumentasi sangat tergantung pada “checklist”.
7
b. Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada.
c. Hasil pengamatan rutin sering diabaikan.
d. Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan.
8
BAB II
PEMBAHASAN
9
focus
Actin : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang
akan dilakukan berdasarkan pengkajian/evaluasi keadaan
klien.
Response : Menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau
keperawatan.
b. Daftar Masalah
Daftar masalah berisi data yang telah diidentifikasi dari data dasar
yang dikategorikan sebagai masalah. Data masalah di susun secara
kronologis sesuai dengan hasil identifikasi masalah prioritas.
10
2.4 Perbedaan Dasar Progress Oriented Record
Model dokumentasi POR (progress-oriented-record) merupakan model
dokumentasi yang berorientasi pada perkembangan dan kemajuan klien.
a. Catatan perawatan
Catatan perawat biasanya ditulis tiap 24 jam, yang meliputi:
1. Pengkajian satu orang atau lebih tenaga keperawatan tentang keadaan klien.
2. Asuhan keperawatan yang bersifat mandiri.
3. Asuhan keperawatan yang bersifat pendelegasian.
b. Lembar alur, meliputi:
1. Hasil observasi yang dilakukan perawat, pengukuran yang dilakukan secara
berulang, dan yang tidak perlu ditulis secara naratif.
2. Catatan klinik, catatan keseimbangan cairan dalam 24 jam, catatan
pengobatan dan catatan harian tentang asuhan keperawatan.
c. Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan
Penulisan dokumentasi pemulangan, meliputi:
1. Masalah kesehatan yang masih terjadi.
2. Pengobatan terakhir.
3. Penanganan yang masih harus diteruskan.
4. Kebiasaan makan dan istiharat.
11
2.6 Perbedaan Dasar Problem-Intervention-Evaluation
PIE didasarkan pada proses keperawatan, akan membantu memfasilitasi
perbedaan antara pembelajaran di kelas dan keadaan nyata pada tatanan
praktik pendokumentasian yang sesungguhnya.
Karakteristik model pendokumentasian PIE adalah pengkajian klien
dimulai saat dia masuk rumah sakit, dilakukan pengkajian sistem tubuh
setiap pergantian jaga. Informasi yang diperoleh hanya dipergunakan pada
klien dengan masalah keperawatan yang kronis.
Catatan perkembangan digunakan untuk mencatat intervensi
keperawatan spesifik pada masalah yang khusus, sehingga bentuk
dokumentasi dari hasil intervensi berupa “ flowsheet ”.
Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai
dengan “I“ (intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan dicatat.
Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi dengan
tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah.
12
Bab III
PEMBAHASAN
Tanda Tangan
Perawat
Tanda Tangan
Dokter
13
1x1 pada pukul 18.00 , Vitamin C 1x1 pada
pukul 18.00. pasien telah minum obat sesuai
dengan waktu dan telah dirasakan ada
perubahan
Tanda Tangan
Perawat
Tanda Tangan
Ahli Gizi
14
keperawtan dan medis.
RESPONSE : penjabaran respon
pasien terhadap tindakan
keperawatan atau medis,
mendadakan apakah rencana
tujuan rencana tindakan dapat
dicapai atau penyelesaian
FOCUS. Mungkin menyediakan
data yang mendukung perubahan
dalam rencana
keperawatan/medis
22 Agustus 2001/malam hari/ Intake cairan tidak
1. Berikan minuman yang disukai
jam 22.00 adekuat : teh, jus, dan coke
Nursalam, Ns 2. Berikan cairan sebelum dan
sesudah makan
3. Anjurkan untuk selalu
mencatat setiap msukan dan
pengeluaran cairan
15
dengan
menggunakan
aseptic
16
tanda tangan dokter
Fisiologi Meliputi hal-hal yang
perlu dilakukan
fisioterapi, masalah
pasien, rancana
intervensi dan hasil
tanda tangan
fisioterapi
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Model pendokumentasian adalah merupakan cara menggunakan
dokumentasi dalam penerapan proses asuhan. Dalam Makalah ini telah
dibahas 6 (enam) model dokumentasi yang dapat digunakan di dalam
sistem pelayanan kesehatan di Indonesia yaitu SOR (Source- Oriented
Record), POR (Problem-Oriented Record), Discarge Notes, CBE (Charting By
Exception), PIE (Problems Intervention and Evaluation) dan Focus.
Perawat harus memahami, agar tidak terjadi kesalahan dalam dokumentasi.
4.2 SARAN
Dalam membuat dokumentasi keperawatan harus dapat memilih serta memahami
model pendokumentasian agar hasil yang dokumentasi yang dibuat akurat ,
komprehensif, dan fleksibel untuk memperoleh data yang akurat,
mempertahankan kesinambungan pelayanan, melacak hasil klien, dan
menggambarkan standar praktik terkini.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Dokumentasi-
Keperawatan.pdf
Nursalam. 2008. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika
https://www.academia.edu/36621124/Model_Dokumentasi_Keperawatan
http://ekamutya.blogspot.com/2015/09/dokumentasi-keperawatan-focus-process.html
19