Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

1. Mia niska indriana : 1914301001


2. Ummi salamah : 1914301017
3. Dian ayu : 1914301009
4. Deva nada liana sari : 1914301026
5. Alita : 1914301043
6. Perdando hendrawan : 1914301035
Pengertian Oksigenasi

• Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).


Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas
berbagai organ atau sel.
Kebutuhan Oksigenasi

• Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh


secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Sistem Tubuh Yang Berperan
Dalam Kebutuhan Oksigenasi
• Saluran pernapasan bagian atas:
a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
b. esophagus.
c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses
menutup.

• Saluran pernapasan bagian bawah:


a. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima.
b. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri.
c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan karbondioksida.
e. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.
Proses Oksigenasi

A. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Pusat pernapasan, yaitu
medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi.
Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
2. Adanya kondisi jalan napas yang baik
3. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
B.Difusi Gas
• Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli
dengan kapiler paru dan co2 di kapiler dengan alveoli.
Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi
atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan).
C. Transfortasi Gas
• Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2
kapiler ke jaringan tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke
kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi
pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel
darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit),
serta eritrosit dan kadar Hb.
Jenis Pernafasan
1. Pernapasan Eksternal
• Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2
dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai
pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari
masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada
waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui
trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan
menembus membrane yang akan diikat oleh Hb.
2. Pernapasan Internal
• Pernapasan internal merupakan proses terjadinya
pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan
sekitarnya yang sering melibatkan proses
catecholamine dapat melebarkan saluran
pernapasan.
Faktor yang Mempengaruhi
Kebutuhan Oksigen
1. Lingkungan
• Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer,
sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit.
Respon demikian menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
2. Latihan
• Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate sehingga
kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3. Emosi
• Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen meningkat.
4. Gaya Hidup
• Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat memperburuk
penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri.
5. Status Kesehatan
• Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik sehingga dapat
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun
penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
Gangguan Oksigenasi
A. Gangguan irama/frekuensi pernapasan:

1. Gangguan irama pernapasan antara lain:


• Pernapasan ‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal, makin naik kemudian menurun dan berhenti. Lalu
pernapasan dimulai lagi dengan siklus baru.
• Pernapasan ‘Biot’ yaitu pernapasan yang mirip dengan pernapasan Cheyne-
stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan pernapasan ini
kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
• Pernapasan ‘Kussmaul’ yaitu pernapasan yang jumlah dan kedalamannya
meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat
ditemukan pada klien dengan asiidosis metabolik dan gagal ginjal.
2. Gangguan frekuensi pernapasan
a) Takipnea/hiperpnea, yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya
meningkat di atas frekuensi pernapasa normal.
b) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana ferkuensi pernapasan
yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan normal.

B. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama
yaitu:
• 1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:
• a) Kelumpuhan otot pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi
servikal.
• b) Penyakit yang meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC
dan lain-lain.
C. Hipoksia
• Hipoksia adalah kekurangan oksigen di
jaringan. Istilah ini lebih tepat daripada
anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada
oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia
dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu
hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi
hipoksia dan hipoksia histotoksik
Pembagian Hipoksia
1. Hipoksemia
• Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi
atas dua jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan
hipoksemia isotonik (anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi
dimana tekanan oksigen arteri rendah karena karbondioksida dalam
darah tinggi dan hipoventilasi.
2. Hipoksia Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagn)
• Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanya
sumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam dua jenis yaitu
hipoksia hipokinetik ischemic dan hipoksia hipokinetik kongestif.
3. Overventilasi hipoksia
• Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadi karena
aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan penyediaan oksigen
lebih rendah dari penggunaannya.
4. Hipoksia histotoksik
• Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler
jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen
karena pengaruh racun sianida.
Masalah Keperawatan Berkaitan
dengan kebutuhan oksigen
• Masalah keperawatan dibagi menjadi beberapa bagian di antaranya:
1. Tidak efektifnya jalan napas.
2. Tidak efektifnya pola napas.
3. Gangguan pertukaran gas.
4. Penurunan perfusi jaringan.
5. Intoleransi aktivitas.
6. Perubahan pola tidur.
7. Risiko terjadinya iskemik otak
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GEJALA KEBUTUHAN OKSIGEN
A. PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tinggi Badan:167,6 cm DATA DIAGNOSTIK
• Johti sigh adalah seorang sekertaris berusia Berat Badan:54,4 kg
39 tahun yang masuk kerumah sakit karena Suhu Tubuh:39,4 C Foto dada: infiltrasi lobus
peningkatan suhu Denyut Nadi :68 kali/mnt kanan
tubuh,keletihan,pernapasan cepat dan Pernapasan:24 kali/mnt SDP:14.000
dipaksa;dan dehidrasi ringan. Riwayat
keperawatan mengungkapkan bahwa Nn. Tekanan Darah:118/70 pH:7,49
Sigh mengalami”pilek yang hebat” selama mmHg PaCO2:33mmHg
beberapa minggu yang tidak hilang-hilang. Kulit Pucat;pipi memerah HCO:20mEq/L
Ia menjalankan diet selama beberapa bulan ;mengigil;napas cuping PaO2:80mmHg
dan mengabaikan beberapa kali jam hidung;pengunanan otot
makannya. Nn.sigh menyebutkan bahwa aksesoris;ronki basah
selain pekerjaan purna waktunya sebagai
seorang sekertaris,ia juga mengikuti kelas inspirasi dengan
perkuliahan 2 kali seminggu di sore hari. Ia penurunan bunyi napas
merokok 1 bungkus rokok perhari sejak ia didasar paru
berusia 18 tahun. Foto ronsen dada kanan;sputung kental
menegaskan adanya pneumonia. berwarna kuning.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN HASIL YANG DIHARAPKAN
[NOC#]/INDIKATOR*

Ketidak efektifan bersihan jalan napas yang Status pernapasan :jalan napas paten [0410]
berhubungan dengan sputum yang kental,yang seperti ditandai dengan tidak terjadinya
merupakan akibat sekunder dari pneumonia,dan penurunan kondisi
keletihan (seperti ditandai dengan pernapasan Demam tidak terjadi
cepat,napas cuping hidung,dan bunyi napas Frekuensi pernapasan berada dalam rentang yang
tambahan). diharapkan
Sputum keluar dari jalan napas
Tidak ada bunyi napas tambahan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
• Definisi : mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas
• Tindakan :
• Observasi : 1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman , usaha nafas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis, gurgling, mengi)
3. monitor sputum ( jumlah, warna, aroma)
• Terapeutik : 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan heat-tilt dan chin-lift ( jika curiga trauma serfikal)
2. posisikan semi-fowler atau fowler
3. berikan minum hangat
4. lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6. lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakea
7. keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8. berikan oksigen jika perlu
• Edukasi : 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml / hari, jika tidak kontraindikasi
2. ajarkan teknik natuk efektif
• Kolaborasi : 1. Kolaborasi pemberian bronkondilator, ekspektoran,mukolitik, jika perlu
D. IMPLEMENTASI
Metode pemenuhan kebutuhan oksigen
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga
cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
• Persiapan Alat dan Bahan :
1. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
2. Nasal kateter, kanula, atau masker
3. Vaselin,/lubrikan atau pelumas ( jelly)
• Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan
dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.
a. Perkusi
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan
dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus.
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae, sternum dan ginjal.

b. Vibrasi
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada klien.
Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan melepaskan mukus yang kental. Sering
dilakukan bergantian dengan perkusi,
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain
dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan
keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
3. Postural drainage
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya
gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada
malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau
ketika klien menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
• Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
• Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan suction. Tampung sputum di
sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
4. Napas dalam dan batuk efektif

a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips
breathing.
• Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan
b. Batuk efektif
Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret.
• Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan
hipoksia.
5. Suctioning (pengisapan lendir)

Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan
memenuhi kebutuhan oksigenasi.

• Persiapan Alat dan Bahan :


1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu
• Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades atau NaCl
0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan
• 6. Posisi semi fowler
Pengertian
Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60 derajat
• Tujuan
a. Mobilisasi
b. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
• Cara / prosedur
a. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat ( 45-90 derajat)
b. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh bagian atas klienl
umpuh
c. Letakan bantal dibawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,menaikan lutut
dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya tekanan di bawah jarak poplital ( di
bawah lutut )

Anda mungkin juga menyukai