Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEKNIK PENULISAN LAPORAN FLOWSHEET/CHECKLIST


Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan
Dosen Pengampu : Rus Martini, SKM, MEpid

DISUSUN OLEH :

Rafa Hazizah Luchinda : P3.73.24.2.20.028


Sharla Widyanti agustin : P3.73.24.2.20.035
Valentin Ibanez : P3.73.24.2.20.040
Vidia Fitria Ningsih : P3.73.24.2.20.041

KELAS 1A

SEMESTER II
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
karunia dan rahmatnya kami bisa menyelesaikan makalah mengenai Teknik Penulisan
Laporan FlowSheet/CheckList dengan baik walapun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Serta kami juga berterima kasih kepada Rus Martini, SKM, MEpid. selaku dosen mata kuliah
Dokumentasi Kebidanan yang sudah memberikan kepercayaan menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan kita mengenai Fleksibel dalam kehidupan, disiplin dan tepat
waktu. Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini bisa dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di saat yang akan datang.

Bogor, 09 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................2
2.1 Pengertian Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist..........................................2
2.2 Keuntungan Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist.......................................3
2.3 Kerugian Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist............................................4
2.4 Pedoman Penulisan Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist...........................4
2.1.1 Pedoman Flowsheet/Checklist.....................................................................4
2.1.2 Desain dan Bagian Umum dalam Flowsheet/Checklist...............................5
2.1.3 Anjuran Umum dalam Merancang Flowsheet/Checklist.............................5
BAB III PENUTUP................................................................................................................7
.1 Kesimpulan............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam menjalankan tugasnnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan
kebidanan dan mendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk
mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan oleh seorang bidan. Untuk
mengurangi beban dan banyaknya waktu saat melakukan pencatatan secara naratif,
dibuatlah teknik pencatatan lembar alur. Lembar alur atau flowsheet dan checklist ini
digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian data dan mendokumentasikan
implementasi kebidanan. Maka dari itu sebelum kita menjadi Bidan haruslah kita sebagai
mahasiswa kebidanan mempelajarinya untuk bekal nanti
Format pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau cheklist. Data
yang bisa didokumentasikan yaitu pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan
asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh, kadar glukose urine dan darah. Lembar alur
juga bisa diguakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan tindakan kebidanan,
kaitannya dengan data dasar, catatan pengobatan, KIE serta catatan perkembangan.

1.2. Tujuan Penulisan


1) Mengetahui definisi tekhnik pendokumentasian model checklist
2) Mengetahui keuntungan dan kerugian dalam model pendokumentasian bentuk
chechlist.
3) Mengetahui tatacara dalam penulisan model checklist atau flow sheet.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa itu teknik penulisan laporan flowsheet atau check list?
2. Apa saja keuntungan menggunakan teknik penulisan laporan flowsheet atau check
list?
3. Apa saja kerugian menggunakan teknik penulisan laporan flowsheet atau check list?
4. Bagaimana sistematika penulisan laporan flowsheet atau check list?
5. Untuk apa saja teknik penulisan laporan flowsheet atau checklist digunakan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist


Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wildan dan Hidayat (2009), teknik
dokumentasi flow sheet (lembar alur) adalah bentuk catatan perkembangan aktual yang
dirancang untuk memperoleh informasi dari pasien secara spesifik menurut parameter
yang telah ditentukan sebelumnya. Flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat
hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis
secara naratif, termasuk data klinik klien. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling
efisien untuk mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah
mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow sheet.
Flow sheet atau checklist biasanya lebih sering digunakan di unit gawat darurat.
Sementara itu Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010) menjelaskan bahwa dalam
menjalankan tugasnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan dan
mendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk
mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan oleh seorang bidan. Untuk
mengurangi beban dan banyaknya waktu yang dibutuhkan bidan dalam melakukan
pencatatan secara naratif, dibuatlah teknik pencatatan lembar alur. Lembar alur atau flow
sheet dan checklist ini digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian data dan
mendokumentasikan implementasi kebidanan. Jika lembar alur ini dipergunakan dengan
tepat, maka akan banyak menghemat waktu bidan untuk mencatat. Pendokumentasian
hasil pengkajian data dan asuhan yang bersifat rutin akan menghabiskan banyak waktu
bidan. Data yang bersifat rutin ini dapat didokumentasikan secara ringkas dengan
menggunakan lembar alur. Penting di sini untuk tidak menulis ulang data di dalam
lembar alur ke dalam catatan perkembangan, karena sama saja hal ini akan mengabaikan
tujuan pembuatan lembar alur dan melakukan pekerjaan yang sia-sia.

Tujuan pencatatan menggunakan teknik lembar alur/flow sheet, antara lain:


1. Untuk kecepatan dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan.
2. Menggabungkan data yang jika tidak dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis
pasien.
3. Mempermudah kontinuitas asuhan.
4. Mengurangi duplikasi dalam pencatatan.
5. Melindungi aspek legal pasien dan bidan.

2
6. Dapat melakukan pengkajian data pasien dengan cepat.
7. Mudah membandingkan data pasien dan mendokumentasikan informasi yang akan
digunakan dalam mengevaluasi keefektivan asuhan.
Format pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau checklist. Data
yang bisa didokumentasikan antara lain yaitu pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
kebutuhan asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh, serta kadar glukosaurine dan
darah. Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan
tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan pengobatan, KIE (Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi) dan catatan perkembangan.

2.2 Keuntungan Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist


Berdasarkan pendapat Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009), keuntungan
teknik pendokumentasian flow sheet adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan kualitas pencatatan observasi.
2. Memperkuat aspek legal.
3. Memperkuat atau menghargai standar asuhan.
4. Menjadikan dokumentasi kebidanan lebih tepat.
5. Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan.
6. Membatasi narasi yang terlalu luas.

Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, dan Sudarti (2010) keuntungan dokumentasi


flow sheet adalah:
1. Meningkatkan kualitas catatan.
2. Lebih mudah dibaca.
3. Memperkuat standar asuhan.
4. Dokumentasi lebih tepat.
5. Mengurangi adanya fragmentasi data, data mudah diperoleh.
6. Memungkinkan untuk melakukan perbandingan data beberapa periode.

7. Informasi yang dicatat benar-benar yang bermanfaat dan legal.


8. Narasi sedikit.

3
2.3 Kerugian Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist
Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),kerugian utama dari teknik
pendokumentasian flow sheet ini adalah:
1. Catatan medik pasien menjadi lebih banyak, sehingga menimbulkan masalah pada
saat penggunaan dan penyimpanan.
2. Potensial terjadi duplikasi catatan, antara lain catatan perawatan di ruang ICU dan
catatan pengobatan.
3. Desain ini memungkinkan adanya bagian yang tidak diisi. Bagian yang kosong ini
potensial menimbulkan kesalahan saat melakukan interpretasi dan memunculkan
tanda tanya.
4. Keterbatasan ruang untuk melakukan pencatatan secara menyeluruh terhadap
kejadian luar biasa.
5. Adanya penolakan terhadap penggunaan model flow sheet.
Sedangkan menurut Fauziah, Afroh, Sudarti, (2010) kerugian dokumentasi flow
sheet disebutkan sebagai berikut.
1. Memperluas catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan.
2. Memungkinkan duplikasi data, rancangan, dan format.
3. Tidak ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi dan
bertahan untuk menggunakan lembar alur.

2.4 Pedoman Penulisan Teknik Dokumentasi Flowsheet/Checklist


2.4.1 Pedoman Flowsheet/Checklist
Menurut Muslihatun, Mudlilah dan Setiyawati (2009),agar lembar alur/flow
sheet/checklist sesuai dengan standar, maka harus memenuhi syarat/pedoman
sebagai berikut.

1. Perhatikan dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus.


2. Lengkapi format dengan kata kunci.
3. Gunakan tanda cek (√) atau silang (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa
parameter telah diobservasi/ diintervensi.
4. Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis 0
untuk mengidentifikasi bahwa parameter tidak diobservasi.
5. Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan.
6. Pertahankan agar letak lembar alur tepat dilokasi yang tersedia (rekam medis).

4
7. Beri tanda tangan dan nama jelas pemberi asuhan.
8. Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk.
2.4.2 Desain dan Bagian Umum dalam Flow sheet/Checklist
Desain dan bagian umum dalam flow sheet antara lain sebagai berikut.
1. Kolom untuk nama petugas yang melakukan pemeriksaan atau tindakan.
2. Hasil pengkajian, komunikasi, informasi, dan edukasi(KIE), observasi,
tindakan, dan lain-lain.
3. Hasil observasi atau intervensi khusus.
4. Nama pasien, waktu (tanggal, bulan dan tahun), nama bidan, dan tanda tangan.
5. Hanya menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut diuraikan
secara narasi. Misalnya mengobati luka bakar. Ganti balutan lihat pada catatan
perkembangan.
2.4.3 Anjuran Umum dalam Merancang Flow sheet/Checklist
Menurut Fauziah, Afroh, Sudarti, (2010) proses merancang lembar alur
dengan tepat sangat bervariasi. Beberapa anjuran umum dalam merancang sebuah
lembar alur/flow sheet antara lain sebagai berikut.
1. Tentukan seberapa banyak ruangan yang diperlukan untuk isi format.
2. Rancang sebuah format yang mudah dibaca dan digunakan.
3. Tentukan apakah format tersebut akan digunakan secara vertikal atau
horisontal.
4. Gunakan huruf yang dicetak tebal dan miring untuk menekailkan judul bagian
atau informasi penting lainnya.
5. Pertimbangkan untuk memberi jarak antar informasi.
6. Tentukan apakah format tersebut akan lebih dari satu halaman.
7. Pertimbangkan apakah informasi dalam format tersebut akan dikomunikasikan
antar bagian.
8. Sediakan lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar
memungkinkan individualisasi data dan pendokumentasian asuhan pada
pasien.
9. Jika catatan perkembangan multidisiplin tidak digunakan, pertimbangkan
pemberian ruang kosong untuk catatan-catatan tersebut di halaman baliknya
lembar alur tersebut.
10. Pertahankan struktur dasar format lembar alur untuk menggambarkan standar

5
asuhan yang diberikan kepada pasien adalah sama.

11. Berpikir global saat membuat atau merevisi sebuah format, hindari merancang
format tanpa berkonsultasi ke profesi/unit lain.
12. Libatkan staf sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar
alur.
13. Dapatkan masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
14. Lakukan koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
15. Harus disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur
membutuhkan waktu lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.
16. Berpikir global saat membuat atau merevisi sebuah format, hindari merancang
format tanpa berkonsultasi ke profesi/unit lain.
17. Libatkan staf sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar
alur.
18. Dapatkan masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
19. Lakukan koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
20. Harus disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur
membutuhkan waktu lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.

Beberapa contoh flow sheet antara lain sebagai berikut.


a. Activity Daily Living (ADL)
b. Kebutuhan terhadap bantuan bidan.
c. Tanda-tanda vital.
d. Keseimbangan cairan (Intake dan Output).
e. Nutrisi.
f. Pengkajian kulit.
g. Review system tubuh.
h. Hasil laboratorium (kadar gula darah dalam urine)

6
BAB III
PENUTUP

.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang sudah kami buat, disimpulkan bahwa
 flowsheet atau yang biasa disebut juga checklist merupakan salah satu bentuk catatan
perkembangan yang berisi hasil observasi atau tindakanyang digunakan untuk
mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang dan tidak
perlu ditulis naratif.
 Flowsheet merupakan cara tercepat dan efisien untuk mencatat informasi
 Flowsheet biasanya lebih sering digunakan di unit gawat darurat (UGD)
 Tujuan Penulisan Flowsheet diantaranya :
1. Kecepatan dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan,
2. menggabungkan data yang jika tidak dikumpulkan akan tersebar dalam rekam
medis pasien,
3. mempermudah kontinuitas asuhan, mengurangi duplikasi dalam pencatatan,
4. melindungi aspek legal pasien dan bidan,
5. dapat melakukan pengkajian data pasien dengan cepat,
6. mudah membandingkan data pasien dan mendokumentasikan informasi yang
akan digunakan dalam mengevaluasi keefektivan asuhan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Widan & Hidayat (2011). Dokumentasi kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Muslihatun, Mudlilah, & Setiyawati (2009). Dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Fauziah, Afroh, & Sudarti (2010). Buku ajar dokumentasi kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai