Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN

KOMPUTER DALAM KEPERAWATAN

NAMA : VIRA ANJANI

NIM : 20144010045

KELAS : IIIA KEPERAWATAN

PROGRAN DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMNKES TERNTAE

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “sejarah perkembangan komputer dalam keperawatan”

tepat waktu.

Makalah “sejarah perkembangan computer dalam keperawatan” disusun guna memenuhi tugas

pada mata kuliah dokumentasi keperawatan. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini

dapat menambah wawasan bagi pembaca. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis menyadari makalah ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis

terima demi kesempurnaan makalah ini.

Ternate,09 september 2021

Penyusun

Vira anjani
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………………………………………......3

1.2 Tujuan……………………………………………………………………………...3

1.3 Manfaat……………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN

Sejarah perkembangan computer dalam keperawatan………………………………...4

A. Prespektif sejarah……………………………………………………………...6

B. Sister informasi rumah sakit ( SIR)…………………………………………...6

C. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)…………...7

D. Manajemen Asuhan Keperawatan………………………………………….....8

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan ………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makalah ini membahas mengenai sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang

dilakukan melalui studi pustaka dan jurnal. Sistem informasi keperawatan melalui dokumentasi

asuhan keperawatan elektronik adalah bagian dari rekam medik elektronik (Electronic Health

Records) yang tidak lain adalah subsistem dari sistem informasi rumah sakit. Sistem informasi

sangat dipengaruhi oleh elemen pelaku sistem dan elemen komponen, sistem informasi

keperawatan berbasis komputer dapat dikombinasi dengan teknologi lain misalnya smart card

dengan barcode, teknologi nirkabel dan personal digital assistant. Sistem informasi keperawatan

tidak hanya dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatan elektronik tetapi dapat

dikembangkan pada perencanaan ketenagaan sampai dengan pengembangan tenaga, penjadwalan

shift, penilaian kinerja, jenjang karir, pengujian kompetensi, penghitungan angka kredit,

renumerasi, perencanaan alat dan logistik, undangan rapat elektronik, survey dalam pengendalian

mutu pelayanan keperawatan.

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan computer dalam keperawatan

1.3 MANFAAT

bisa melakukan pengumpulan database pasien, organizer, mengakses secara cepat

informasi tentang obat dan penyakit, perhitungan kalkulasi obat dan juga bisa digunakan

untuk membuat rencana asuhan keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Komputer Dalam Keperawatan

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan

karena banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan

dan manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari

saat masuk hingga pasien pulang.

Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:

1. Makin kompleksnya masalah keuangan

2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen

3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda

4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien

Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan

dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah

baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan

pekerjaan selama beberapa dekade.


A. Perspektif Sejarah

Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat

dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan

jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.

Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan

komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:

1.Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.

2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa

kecenderungan masa depan staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan,

dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-

an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk

pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK).

B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)

Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang komplek

untuk menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.

Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan,

laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji.

Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk

beberapa tujuan yang praktikal. Manajer-manajer perawat perlu mengenal komputer, yang

mencakup mengenal istilah umum yang digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan
bahwa semua pekerjaan perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan

dikembangkan bagi perawat-perawat di bidang computer.

C. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)

Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak

yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak

ini mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi

manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :

1. Mengklasifikasikan pasien

2. Pambentukan saraf

3. Penjadwalan

4. Catatan personal

5. Laporan bertahap

6. Pengembangan anggaran

7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya

8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan

9. Pengendalian mutu

10. Catatan pengembangan staf

11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan


12. Rencana strategi

13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja

14. Evolusi program

Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan

bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi

pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan

susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat.

SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis.

Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di

dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan

kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat.

Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada

pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas

dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk

mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk

perawat.

D. Manajemen Asuhan Keperawatan

1. Model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

1) Metode Kasus

2) Metode Fungsional
3) Metode Perawatan Tim

4) Metode Perawatan Primer

5) Metode Keperawatan Modular

6) Metode Manajemen Kasus

2. Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan

Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa yang

akan datang, beberapa diantaranya adalah :

1) Robotik

Robot akan membnatu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling

praktis dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk

penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan-persediaan lain. Contoh lain

yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan aplikasi

dimasa yang akan datang termasuk prosedur-prosedur yang tidak dapat untuk dibentuk seperti

mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak secara langsung

merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien dengan tidak ada

sistem kekebalan.

2) Komunikasi Suara

Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka.

Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau mendapatkan
kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau untuk mencatatnya

dengan perintah suara.

3) Sistem Ahli dan Inteligensia Buatan

Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer

perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu

mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat

mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari penanganan

situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat keputusan.

Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahli-ahli dan

untuk memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang

berpengalaman. Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari

spesialis perawat klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan dalam

program komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di area ilmu

neurologi. Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan

keperawatan.

3. Sistem Klasifikasi Pasien

Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi

klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan

yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini

mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan

kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan.


Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur

jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies,

1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis

tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.

Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut :

1. Kategori I : Self care

Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.

2. Kategori II : Minimal care

Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.

3. Kategori III : Moderate care atau Intermediate care

Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.

4. Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care

Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.

5. Kategori V : Intensive care

Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.


4. Jenis kegiatan dalam asuhan keperawatan

Beban kerja seorang perawat pelaksana juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang harus

dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan Gillies (1994) ada tiga jenis bentuk

kegiatan yaitu:

a. Kegiatan perawatan langsung

Adalah aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus

dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual pasien. Kebutuhan ini meliputi: komunikasi,

pemberian obat, pemberian makan dan minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur

tindakan, seperti: mengukur tanda vital merawat luka, persiapan operasi, melaksanakan

observasi, memasang dan observasi infus, memberikan dan mengontrol pemasangan oksigen.

b. Kegiatan perawatan tidak langsung

Adalah kegiatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan untuk menyusun rencana

perawatan, menyiapkan/memasang alat, melakukan konsultasi dengan anggota tim, menulis dan

membaca catatan kesehatan/perawatan, melaporkan kondisi pasien, melaksanakan tindak lanjut

dan melakukan koordinasi.

c. Kegiatan pengajaran/penyuluhan

Adalah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diberikan pada pasien dan bersifat individual.

Hal ini dimaksudkan agar materi pengajaran/penyuluhan sesuai dengan diagnosa, pengobatan

yang ditetapkan, dan keadaan pola hidup pasien. Umumnya pasien memerlukan arahan yang

meliputi tingkat aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut perawatan dan dukungan

masyarakat/keluarga.
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan karena

banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Komputer telah

dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap revolusi

komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer, setidaknya untuk

manajemen keuangan.

Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan

komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an. Pada pertengahan tahun 1970-an,

ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat

dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang

berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem

informasi manajemen keperawatan (SIMK).


DAFTAR PUSTAKA

https://dinnisapabelo.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-perkembangan-komputer-dalam-

keperawatan/

https://www.anekamakalah.com/2014/06/makalah-sistem-informasi-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai