Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN PEREKAM MEDIS TERHADAP


SISTEM PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RSUD BOVEN DIGOEL

NURFADILA ANNISA HIS TAMAN


2103160

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2018, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu
dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya
(Kemenkes RI, 2018).
Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 sedangkan menurut (Putri & Farhansyah, 2020) Rekam
Medis adalah tempat penyimpanan data dan informasi mengenai pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien.Rekam medis mencatat siapa, apa, dimana dan bagaimana
perawatan yang telah dilakukan kepada pasien.
Pengelolaan penyimpanan berkas rekam medis sangat penting untuk dilakukan dalam
suatu institusi pelayanan kesehatan karena dapat mempermudah dan mempercepat
ditemukan kembali berkas rekam medis yang disimpan dalam rak penyimpanan, mudah
dalam pengambilan dari tempat penyimpanan, mudah pengembaliannya, melindungi
berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi, dan biologi.
Rekam medis akan terlaksana dengan baik apabila bagian pengolahan data dan pencatatan
melakukan tugasnya dengan baik (Ritonga & Sari, 2019).
Sertifikasi dan Registrasi tenaga kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) (Kemenkes RI, 2016 : 4),
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang tenaga kesehatan berdasarkan
ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik dan
atau pekerjaan keprofesian (Astri Utami, 2020).
Standar kompetensi PMIK terdiri atas kompetensi petugas rekam medis. Kompetensi
dibangun dengan akar yang terdiri atas professional yang luhur, kewaspadaan dalam bentuk
mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi yang efektif, yang akan menunjang
manajemen data dan informasi kesehatan lainnya, ketrampilan klasifikasi klinis, kodifikasi
penyakit dan masalah kesehatan lainnya juga prosedur klinis, aplikasi statistik kesehatan,
epidemiologi dasar, biomedik serta manajemen pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan (Pratama, 2020).
Pendidikan Rekam Medis dapat mempengaruhi oleh tingkat pengetahuan, dan
pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan semakin tingkat pendidikannya tinggi maka
semakin tinggi pula pengetahuan yang didapat, sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah
akan memengaruhi pendayagunaan dan informasi dalam penyimpanan rekam medis, untuk
pengembangan dan peningkatan kinerja para petugas dibagian penyimpanan berkas rekam
medis. Pendidikan seorang Perekam Medis terhadap penyimpanan berkas rekam medis
akan menjadi baik, jika petugas mempunyai pendidikan tinggi dan mempunyai keahlian
yang tinggi pula dan kesediaan untuk bekerja dan mempunyai kemampuan dan
keterampilan itu merupakan salah satu yang dapat memengaruhi perilaku kerja dan kinerja
individu (Hatta, 2013).
Pentingnya penguasaan kompetensi Perekam Medis terkait dengan Latar belakang
pendidikan dan jenjang karirnya di unit rekam medis, untuk menjalankan pekerjaan di unit
rekam medis diperlukan sumber daya manusia yang memenuhi kompetensi perekam medis
(Hatta, 2016).
Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah kegiatan menjaga,
memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai
menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit. Jika dibandingkan dengan negara-negara
lain, masa penyimpanan ini termasuk singkat. Di negara bagian California Amerika
Serikat, penyimpanan rekam medis sejak terakhir kali pasien berobat. Rekam medis dan
informasi kesehatan menyangkut kepentingan kerahasian pribadi pasien dan rahasia
jabatan, maka perekam medis perlu merumuskan pedoman sikap dan perilaku profesi
dilihat dari Latar belakang pendidikan untuk pengetahuan sistem penyimpanan rekam
medis (Permenkes, 2015).
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Boven Digoel
diketahui bahwa jumlah tenaga rekam medis di rumah sakit tersebut ada 21 orang, dengan
demikian tingkat pendidikan tenaga rekam medis di rumah sakit tersebut berbeda-beda dan
Pendidikan Rekam Medis bukan dari lulusan perekam medis yang sesuai dengan latar
belakang Pendidikan rekam medis. Petugas yang bekerja di bagian unit rekam medis ada
21 orang.
Tingkat pendidikan petugas di bagian unit rekam medis merupakan lulusan dari
SLTA, D-III, dan S1 non pendidikan rekam medis. Petugas yang lulusan dari SLTA
sebanyak 13 orang (62%), petugas yang lulusan dari D-III non rekam medis sebanyak 2
0rang (9, 5%) dan petugas yang lulusan dari S1 non rekam medis sebanyak 6 orang (28,
5%). Dengan masih kurangnya petugas di unit rekam medis yang sesuai dengan lulusan
perekam medis, akan berpengaruh dalam Sistem Penyimpanan Rekam Medis tersebut. Hal
ini bahwa petugas yang ada di RSUD Boven Digoel tidak semua memiliki Pendidikan ahli
di bidangnya, dan tidak sesuai dengan standar profesi perekam medis yang sebenarnya, hal
ini terkutif bahwa rekam medis perlu memiliki aspek penting, karena dapat mendukung
dan mendukung dalam memberikan memiliki informasi Kesehatan yang optimal.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, penulis menemukan permasalahan terutama
pada Sistem Penyimpanan Rekam Medis secara sentralisasi. Dimana penyimpanan berkas
rekam medis sering tidak menemukan berkas rekam medis pada saat berkas itu dibutuhkan.
Karena masalah tersebut maka pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Pelaksanaan penunjuk penyimpanannya yang belum terlaksana dengan benar seperti
pemberian batas penempatan berkas di rak penyimpanan serta pemberian nomor di setiap
rak, ini dapat menyebabkan petugas keliru dalam penyimpanan dan pengambilan kembali
rekam medis yang akan mengakibatkan efisiensi dalam bekerja tidak maksimal dan dapat
menurunkan mutu pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Petugas perekam medis
memiliki keluhan komplain pasien terhadap ketersediaan rekam medis di rumah sakit.
Pasien dan dokter sudah ada namun rekam medisnya belum tersedia.
Hal ini mengakibatkan hambatan dalam proses pelayanan kepada pasien dan bisa
menurunkan mutu pelayanan. Keterlambatan rekam medis sampai ke rumah sakit
diakibatkan adanya miss file atau salah letak. Kesalahan dalam pengembalian rekam medis
ke tempat penyimpanan menyulitkan dalam pencarian dan dapat menghambat pelayanan
kepada pasien. Komplain tidak hanya berasal dari pasien, namun juga berasal dari dokter
pemberi pelayanan. Mereka memerlukan rekam medis untuk melihat riwayat kesehatan
pasien dan untuk merekam pelayanan kesehatan yang sudah diberikan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka judul penelitian ini yaitu Pengaruh Latar
belakang Pendidikan Perekam Medis Terhadap Sistem Penyimpanan Rekam Medis Di
Rumah Sakit Umum Daerah Boven Digoel.
B. Rumusan Masalah
“bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan perekam medis terhadap sistem
penyimpanan rekam medis di rumah sakit umum daerah boven digoel?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan perekam medis terhadap
sistem penyimpanan rekam medis di rumah sakit umum daerah boven digoel.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan perekam medis di rumah sakit umum
daerah boven digoel.
b. Untuk mengetahui sistem penyimpanan rekam medis di rmuah sakit umum daerah
boven digoel.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan ilmu pengetahuan dan
menjadi sumber bacaan dalam mempelajari rekam medis, khususnya dalam hal
Pendidikan PMIK.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi rumah sakit, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
evaluasi dalam penetapan kerja rekam medis dalam kesesuaian pekerjaan yang
sesuai pengetahuan dan keterampilan.
b. Bagi perekam medis dan informasi Kesehatan, hasil literatur review ini dapat
dijadikan masukan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tingkatan dan
keterampilan di unit rekam medis.
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Teori
1. Rumah Sakit
1.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1 menyatakan bahwa
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
1.2 Tujuan Penyelenggaraan Rumah Sakit
Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 3, bertujuan
penyelenggaraan rumah sakit adalah:
1. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
2. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan
rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit
3. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit dan
4. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia
rumah sakit, dan Rumah Sakit.
1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayan kesehatan perorangan secara
paripurna, Rumah Sakit mempunyai fungsi adalah:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. pemeliharaan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis;
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan
2. Sistem penyimpanan
2.1 pengertian sistem penyimpanan
menurut PERMENKES No. 24 tahun 2022 tentang rekam medis pasal 21
menyatakan bahwa Rekam Medis Elektronik yang disimpan oleh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan harus terhubung/terinteroperabilitas dengan platform layanan
interoperabilitas dan integrasi data kesehatan yang dikelola oleh Kementerian
Kesehatan. Sistem penyimpanan rekam medis adalah sebuah suatu prosedur
penyimpanan dokumen rekam medis. Karena dokumen rekam medis memuat data
individual dengan status rahasia, maka setiap catatan kesehatan dalam dokumen
rekam medis harus dilindungi dengan baik.
2.2 Jenis Sitem Penyimpanan
Dokumen rekam medis haruslah disimpan berdasarkan nomor registrasi pasien atau
nomor rekam medis yang diurutkan. Berdasarkan aturan yang ditetapkan Depkes
RI (2006), penyimpanan rekam medis dapat dibedakan berdasarkan lokasi
penyimpanan :
1. Sentralisasi
Sistem sentralisasi merupakan sistem penyimpanan yang menyatukan semua
dokumen rekam medis baik pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap
dalam sebuah tempat penyimpanan.
Kelebihan dari sistem ini adalah informasi hasil pelayanan dapat dilakukan
secara berkesinambungan. Selain itu sistem sentralisasi lebih efisien baik dari
segi pengadaan ruang maupun pemeliharaan.
2. Desentralisasi
Desentralisasi adalah sebuah sistem penyimpanan yang memisahkan berkas
rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat.
Kelebihan dari sistem ini adalah efisiensi waktu dalam proses pencarian
dokumen. Selain itu pekerjaan petugas menjadi lebih ringan karena hanya
mengelola masing-masing unit.

Kedua sistem penyimpanan rekam medis diatas dapat dipilih dengan


menyesuaikan kondisi tempat layanan kesehatan masing-masing. Kapasitas,
ketersediaan tempat dan ketersediaan sumber daya manusia merupakan hal-hal
yang cukup berpengaruh.

3. Sumber Daya Manusia


1. Persyaratan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
yaitu Rumah Sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan
penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen
Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan.
2. Jumlah dan jenis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
sesuai dengan jenis dan klasifikasi Rumah Sakit.
3. Rumah Sakit dapat mempekerjakan tenaga tidak tetap dan konsultan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan
4. Rekam Medis
4.1 Pengertian Rekam Medis
Menurut (Gemala Hatta 2008), rekam medis adalah merupakan kumpulan fakta
tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit,
pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam
upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
4.2 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek (Depkes RI, 2006) antara
lain :
1. Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena lainnya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha untuk menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk
menegakkan keadilan.hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan
keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
data atau informasi yang dapat dipergunankan sebagai aspek keuangan.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai aspek penelitian, karena isinya
mempunyai data atau informasi yang dapat digunakan sebagai sapek penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut
dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi
si pemakai.
7. Aspek Penelitian
Berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai bahan
pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antar variabel yang satu dengan variabel
yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018).

Latar belakang Pendidikan


Perekam Medis :
Pelaksanaan system pengelolaan
1. SLTA
penyimpanan rekam medis
2. DIII Non rekam
medis
3. DIII rekam medis

Ketepatan meletakkan Kejadian misfile


berkas RM

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut suharsimi
arikunto (1013:3): “penelitian deskriftif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
meyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”. Dalam penelitian deskriftif fenomena ada
yang berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya.
Sugiyono (2012:13) menjelaskan:” penelitian deskriftif yaitu: “penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
lain”. Sedangkan tujuan utama penelitian deskriftif menurut sukardi (2003:157)
adalah:”menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat”. Sukardi (2003:158-159) menyebutkan langkah-langkah penelitian
deskriptif sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan mafaat peneliti
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menetukan kerangka berfikir, dan pertanyaan peneliti
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, menentukan instrumen pengumpulan data dan
penganalisis data.
7. Membuat laporan penelitian.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari penelitian akan disajikan secara apa
adanya dan sama sekali tidak menarik kesimpulan yang lebih jauh atau bahkan meramalkan
ke depan dari data yang ada tersebut. Selanjutnya peneliti ingin mendeskripsikan gejala
yang terjadi dari data yang diperoleh dan menganalisis untuk mendapatkan gambaran
tentang pengaruh latar belakang pendidikan perekem medis terhadap sistem penyimpanan
rekam medis.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Boven Digoel. Pada tanggal
19 juli 2021.
C. Populasi,dan Sampel penelitian
1. Populasi penelitian
Sugiyono (2012:61) mengatakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk mempelajari dan kemuadian ditarik kesimpulan”. Sedangkan
menurut arikunto (2013:173), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perekam medis yang berjumlah 21 orang di
rumah sakit umum daerah boven digoel.
2. Sampel penelitian
Suharsimi arikunto (2013:174) menyebutkan:”sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Dilihat dari jumlah unit populasi terbatas jumlahnya, sehingga
tidak dilakukan pengambilan sampel. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh subjek
populasi yaitu seluruh perekam medis yang berjumlah 21 orang. Hal ini sesuai dengan
pertimbangan penentuan sampel seperti yang dikemukakan oleh arikunto(2006:134)
yaitu”apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi”.
D. Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Variabel penelitian ini adalah :
a). latar belakang pendidikan perekam medis
b). ketepatan meletakkan berkas rekam medis
c). kejadian missfile
b. Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang diteliti, atau tentang
apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012). Definisi
operasional dalam variabel penelitian ialah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).
Latar belakang pendidikan perekam medis
a. SLTA merupakan singkatan dari Sekolah Lanjut Tingkat Atas, atau setara
dengan SMA.
b. DIII non rekam medis merupakan lulusan diploma tetapi bukan berasal dari
jurusan rekam medis
c. DIII RMIK merupakan lulusan diploma yang berasal dari jurusan rekam medis
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.
Hardika Dwi Indra Susanto, M.Pd, observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis dan terarah terhadap gejala pada
objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan peneliti, yaitu melakukan
observasi di lapangan, dengan melihat pelaksanaan petunjuk penyimpanan yang belum
terlaksana dengan benar. Menggunakan lembar observasi.
selanjutnya dilakukan wawancara. Wawancara adalah proses adanya percakapan
untuk menggali sebuah informasi yang dibutuhkan, sekaligus sebagai penguat akan
kebenaran data yang telah diperoleh selama penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada saat wawancara
secara bebas ataupun tertuju dari satu topik ke topik lain dan materinya tetap berkaitan
dengan topik penelitian dan menggunakan alat perekam dan lembar pertanyaan. Peneliti
melakukan wawancara langsung terhadap informan yaitu perekam medis
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Analisis data
yaitu suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang sudah diperoleh dari
hasil penelitian tersebut sehingga dapat di tarik kesimpulan dengan catatan lapangan dan
dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai