Disusun Oleh :
NINDI TRISNA FEBIYANTI
P1337437117103
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan II dengan
judul DESAIN FORMULIR REKAM MEDIS DAN STATISTIK
PELAYANAN KESEHATAN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan penulis disini dalam menyusun laporan ini
ialah sebagai bukti tertulis dari hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II yang
telah penulis laksanakan pada tanggal 12 November – 08 Desember 2018
bertempat di RSI Sultan Agung Semarang.
iii
8. Kedua Orang Tua yang senantiasa memberikan doa,dukungan, dan semangat
selama melakukan PKL II.
9. Teman – teman tercinta serta semua pihak yang telah membantu dan
memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang sempurna maka dari
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
senang hati demi sempurnanya laporan ini.
Wasalamualaikum Wr. Wb
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
2.3.2 Tujuan SIRS........................................................................21
2.3.3 Jenis Pelaporan SIRS..........................................................21
2.3.4 Statistik Pelayanan Kesehatan............................................24
2.3.5 Jenis Statistik......................................................................25
2.3.6 Fungsi Statistik Dalam Bidang Kesehatan..........................26
2.3.7 Statistik Data Administratif................................................26
2.4 Grafik Barber Johnson..................................................................27
2.4.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit.......................................27
2.4.2 Manfaat Grafik Barber Johnson..........................................30
2.4.3 Cara Membuat Grafik Barber Johnson...............................30
2.5 Pengkodean Diagnosis Penyakit dan Tindakan............................32
2.5.1 Diagnosis............................................................................32
2.5.2 Kodefikasi Penyakit dan Tindakan.....................................33
2.6 Sistem INA CBG’s.......................................................................35
2.6.1 Definisi INA CBG’s...........................................................35
2.6.2 Peran Koding dalam Sistem INA CBG’s...........................35
2.6.3 Metode Pembayaran di Rumah Sakit..................................36
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................37
3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit dan Instalasi Rekam Medis
RSI Sultan Agung Semarang ......................................................37
3.1.1 Sejarah Singkat RSI Sultan Agung Semarang....................37
3.1.2 Visi, Misi, dan Motto RSI Sultan Agung Semarang...........38
3.1.3 Sejarah Rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang .........39
3.1.4 Visi, Misi, Motto Instalasi Rekam Medis RSI Sultan Agung
Semarang ...........................................................................40
3.2 Desain Formulir Rekam Medis Berbasis Manual dan Elektronik
di RSI Sultan Agung Semarang ....................................................41
3.2.1 Desain Formulir Rekam Medis Kertas ..............................41
3.2.2 Desain Formulir Rekam Medis Elektronik ........................48
3.3 Sistem Pelaporan dan Statistik Pelayanan Kesehatan di RSI Sultan
Agung Semarang.................................................................................49
vi
3.3.1 Alur Prosedur Sistem Pelaporan
RSI Sultan Agung Semarang..............................................49
3.3.2 Sistem Pelaporan Rekam Medis
RSI Sultan Agung Semarang..............................................50
3.3.3 Statistik Pelayanan Kesehatan
RSI Sultan Agung Semarang..............................................53
3.4 Sistem Pengkodean di RSI Sultan Agung Semarang........................58
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................61
4.1 Kesimpulan ..................................................................................61
4.2 Saran ............................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................63
LAMPIRAN ..................................................................................................64
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi cara yang paling penting untuk mencatat, mengumpulkan,
pengelolahan dan penyajian data dalam suatu sistem pelayanan, maka dari
itu rumah sakit perlu untuk melakukan tinjauan terhadap desain formulir
yang sudah ada.
Statistik rumah sakit yaitu statistik yang bersumber pada data rekam
medis, sebagai informasi kesehatan yang digunakan untuk memperoleh
kapasitas bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis dalam
pengambilan keputusan. (Rustiyanto, 2010)
Dalam Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, Bab XI Pasal 52 ayat (1) tentang pencatatan dan
pelaporan menyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah
sakit dalam bentuk sistem informasi manajemen rumah sakit. Adapun pihak
yang berwenang menerima laporan – laporan tersebut yaitu pimpinan rumah
sakit dan dinas kesehatan.
Selain desain formulir dan pelaporan, klasifikasi dan kodefikasi
penyakit dan tindakan juga penting dalam penulisan kode di formulir, kode
penyakit dan tindakan yang tercatat sangat mempengaruhi pelaporan yang
akan dikirim ke kementerian kesehatan untuk menentukan tarif grouping
INA-CBG dan tarif rumah sakit di RSI Sultan Agung Semarang.
Sesuai dengan penjabaran diatas, peran rekam medis sangat penting
bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan maupun bagi kemajuan rumah sakit.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji dan mengetahui lebih lanjut
mengenai “Desain Formulir Rekam Medis dan Statistik Pelayanan
Kesehatan di RSI Sultan Agung Semarang”.
2
3. Bagaimana cara pengkodean serta grouping diagnosis dan tindakan
pada software INA – CBG’s di RSI Sultan Agung Semarang?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui dan mengkaji pengelolaan desain formulir di instalasi
rekam medis RSI Sultan Agung Semarang?
2. Mengetahui sistem pelaporan dan statistik pelayanan kesehatan di
instalasi rekam medis RSI Sultan Agung Semarang?
3. Mengetahui cara pengkodean serta grouping diagnosis dan tindakan
pada software INA – CBG’s di RSI Sultan Agung Semarang.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat yang didapat dari pembuatan Laporan Praktik Kerja
Lapangan II adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh tambahan ilmu dan dapat memperluas
wawasan mengenai gambaran nyata tentang pengelolaan desain
formulir, sistem pelaporan dan statistik pelayanan kesehatan, serta cara
pengkodean serta grouping diagnosis dan tindakan pada software INA –
CBG’s di instalasi Rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang.
2. Bagi RSI Sultan Agung Semarang.
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi pelayanan kesehatan
dan peningkatan kinerja petugas rekam medis di masa akan datang di
RSI Sultan Agung Semarang.
3. Bagi Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Semarang
Sebagai bahan pertimbangan dan panduan untuk pelaksanaan
perkuliahan di masa mendatang agar lebih baik, serta dapat
memperkaya materi dari hasil praktik kerja lapangan yang telah
dilaksanakan oleh mahasiswa.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.2 Jenis Rekam Medis
Berdasarkan perkembangannya rekam medis memiliki dua jenis :
1. Rekam Medis Konvensional
Rekam medis dalam bentuk tercatat/ tertulis lengkap dan jelas,
dalam bentuk formulir yang isinya sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Bentuk rekam medis ini sangat umum dan dapat
ditemukan di rumah sakit, klinik, puskesmas maupun sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
a. Kelebihan rekam medis konvensional :
1. Mudah didapat dan dibawa.
2. Bisa dilakukan siapa saja dalam hal ini staff medis yang
tidak memerlukan keterangan khusus.
b. Kekurangan rekam medis konvensional :
1. Dapat terjadi kesalahan dalam penulisan dan pembacaan.
2. Tidak ringkas, mudah rusak jika terkena air, mudah
terbakar karena terbuat dari bahan kertas.
3. Keterbatasan dalam hal penyimpanan karena jumlahnya
yang besar. Memerlukan ruangan yang luas untuk
menyimpan.
2. Rekam Medis Elektronik.
Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan,
maupun interpretasi yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan
lain dalam rangka diagnosis dan penanganan pasien yang
dimasukkan dan disimpan dalam bentuk penyimpanan elektronik
(digital) melalui sistem komputer.
Computerized Patient Record (CPR) atau komputerisasi
rekaman pasien diperkenalkan di tahun 1991. Institute of Medicine
(IOM) sebagai pelopor CPR mendefiniskan rekam kesehatan
berbasis komputer (1991) adalah rekaman pasien yang dikerjakan
secara elektronis dan bernaung dalam sistem yang dirancang secara
khusus guna mendukung pengguna dalam mengakses data secara
5
lengkap dan akurat. CPR bertujuan untuk menghilangkan hambatan
yang biasa terdapat pada DRM format kertas. Sebelum CPR,
dikenal Electronic Medical Record (EMR), bedanya EMR
menyimpan semua berkas dan bukan berdasarkan satuan data
elemen individu pasien. EMR adalah versi elektronis rekaman yang
terbuat dari kertas.
1) Undang-Undang yang berkaitan dengan rekam medis elektronik
a. Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektrolik (ITE) pasal 5, 6, 11, dan 16.
b. Undang-Undang praktik Kedokteran No.29 tahun 2004 pasal
46 UU dan 47 UU
c. Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan
d. Undang-Undang No. 14 tahun 2008 Keterbukaan Informasi
Publik
e. Kepmenkes 844 tahun 2006 tentang kodefikasi data.
2) Karakteristik rekam medis elektronik
a. Akses simultan dari berbagai tempat
b. Tampilan data dapat dilihat dari berbagai pendekatan
c. Data entri lebih terstruktur
d. Sistem pendukung keputusan
e. Mempermudah analisis data
f. Mendukung pertukaran data secara elektronik dan
pemanfaatan data secara bersama-sama (data sharing )
g. Dapat bersifat multimedia
3) Aspek keamanan rekam kesehatan elektronik
Menurut Sabarguna (2008) ada lima aspek dalam pelaksanaan
rekam kesehatan elektronik, yaitu :
6
a. Privacy atau Confidentiality
Hal utama dari aspek Privacy atau confidentiality adalah
menjaga informasi dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak
untuk mengakses informasi dalam rekam medis.
b. Integrity
Permenkes 269 tahun 2008, pasal 5 ayat 6 “Pembetulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) hanya dapat dilakukan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang
dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang bersangkutan.”
Pencoretan tidak dapat dilakukan dalam rekam kesehatan
elektronik, diperlukan pengamanan atau proteksi yang lebih
untuk tidak menghapus data yang tersimpan dalam rekam
kesehatan elektronik dan segala perubahanya dapat diketahui.
c. Autentication
Autentication berhubungan dengan akses terhadap
informasi. Tidak semua tenaga kesehatan dapat memasukan
data atau melakukan perubahan data dan sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing sehingga perlu pembatasan
akses, setiap perubahan harus ada pertanggung jawaban.
d. Access Control
Access control adalah aspek yang menekankan pada cara
pengaturan akses terhadap informasi. Access control dapat
mengatur siapa-siapa saja yang berhak untuk mengakses
infomasi atau siapa-siapa saja yang tidak berhak mengakses
informasi.
e. Non-repudiation
Aspek ini erat kaitannya dengan suatu transaksi atau
perubahan informasi. Aspek ini mencegah agar seseorang
tidak dapat menyangkal telah melakukan transaksi atau
perubahan terhadap suatu informasi.
7
3. Rekam Medis Berbasis Web
Rekam medis berbasis web adalah rekam medis yang dibangun
menggunakan teknologi komputer berbasis web dengan bahasa
pemrograman PHP berbasis data MySQL.
a. Kelebihan dari rekam medis berbasis web adalah :
1. Dapat menjalankan aplikasi web base dimanapun dan
kapanpun tanpa harus melakukan penginstalan.
2. Tidak memerlukan lisensi ketika menggunakan web-based
application.
3. Dapat dijalankan di sistem operasi manapun.
4. Dapat diakses lewat banyak media, seperti komputer dan
handphone.
5. Tidak perlu spesifikasi komputer yang tinggi untuk
menggunakan aplikasi berbasis web ini.
b. Kekurangan dari rekam medis berbasis web :
1. Dibutuhkan koneksi intranet.
2. Internet yang handal dan stabil.
3. Dibutuhkan system keamanan yang baik.
8
berbentuk obyek nyata. (Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas).
Formulir adalah lembaran atau surat yang harus disi. Jenis
formulir bermacam-macam, diantaranya formulir pendaftaran, kartu
keluarga, wesel pos, kartu pos, daftar riwayat hidup, selip tabungan
dll. (Ifa iklassiyah, 2010).
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpukan bahwa
desain formulir adalah proses produksi kreatifitas seseorang pada
formulir berupa kertas atau formulir elektronik dalam bentuk
komunikasi visual yang mempunyai fungsi dan nilai estetika untuk
menyampaikan informasi atau pesan kepada setiap orang yang telah
diatur formatnya sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan tertentu.
Desain formulir adalah kegiatan merancang formulir berdasarkan
kebutuhan pencatatan transaksi pelayanan atau pembuatan pelayanan
atau pembuatan laporan organisasi (Wahono,2010).
9
Formulir rekam medis yang digunakan di unit Rawat Inap (Bambang
Shofari, 2002) :
1. Ringkasan riwayat masuk keluar.
2. Surat permintaan rawat.
3. Anamnesis.
4. Catatan lanjutan keperawatan.
5. Formulir perjalanan penyakit atau instruksi atau tindakan terapi.
6. Daftar pengobatan atau catatan pemberiian obat.
7. Grafik S,N,T (Suhu, Nadi, Tensi).
8. Permintaan pemeriksaan penunjang dan hasil pemeriksaan
penunjang.
9. Ringkasan diagnosa
10. Resume keluar (hidup atau mati).
11. Formulir spesialisasi sesuai jenis spesialisasinya.
12. Keseimbangan gas cairan.
13. Laporan anastesi.
14. Laporan operasi.
15. Laporan persalinan dan identifikasi bayi.
16. Konsultasi.
17. Diagnostic invasive.
18. Inform consent.
19. Catatan dokter pindah.
20. Catatan keperawatan pasien pindah.
21. Salinan resep.
22. Sebab kematian.
23. Pulang paksa.
10
Formulir rekam medis yang digunakan di Unit Rawat Jalan (Bambang
Shofari, 2002):
1. Kartu pasien
2. Identitas pasien.
3. Ringkasan riwayat pasien rawat jalan.
4. Catatan poliklinik.
5. Konsultasi.
6. Hasil pemeriksaan penunjang.
7. Informed consent.
8. Lembaran spesifik.
9. Evaluasi social.
10. Evaluasi psikolog.
11. Data dasar keperawatan.
12. Catatan lanjutan medis.
13. Salinan resep.
14. Catatan lanjutan keperawatan.
15. KIUP (kartu indeks utama pasien).
16. Buku register.
11
2.2.4 Bentuk Desain Formulir Rekam Medis
1. Desain Formulir Kertas
Rekam medis yang terbuat dan berbentuk lembaran-lembaran
kertas yang diisi dengan tulisan tangan atau ketikan komputer yang
telah diprint.
a) Kelebihan formulir kertas
1. Kemudahan dalam pencatatannya
2. Petugas tidak perlu training teknologi dalam mengisi
formulir
b) Kekurangan formulir kertas
1. Sulitnya melacak dokumen rekam medis
2. Rawan rusak terkena air, serangga, mudah terbakar,
mudah lusuh dan salah letak.
3. Hanya satu orang yang dapat mengakses dalam satu
waktu.
4. Pemantauan dokumen rekam medis yang hilang tidak
dilakukan oleh petugas dengan baik.
2. Desain Formulir Elektronik
Dalam setiap catatan, pernyataan, maupun interpretasi yang
dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam rangka
diagnosis dan penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan
dalam bentuk penyimpanan elektronik (digital) melalui sistem
komputer.
a) Kelebihan Formulir elektronik :
1. Tidak kehabisan formulir.
2. Memungkinkan siap mengakses secara cepat untuk beragam
sumber profesional.
3. Pengisian lebih cepat.
4. Ketidakefisien dapat dihindari.
12
b) Kekurangan formulir elektronik :
1. Perlunya training dalam penggunaan teknologi untuk
mengisi formulir.
2. Adanya potensi ancaman terhadap privasi dan sekuritas.
3. Biaya yang mahal dalam pengadaannya.
13
2.2.7 Cara Pengendalian Formulir Rekam Medis
1. Inventarisasi formulir
Kegiatan inventarisasi formulir dilakukan dengan membuat folder
file riwayat formulir.
2. Identifikasi formulir
Identifikasi formulir adalah pemberian nomor pada setiap
penerbitan formulir. Selain pemberian kode identifikasi, pada
kegiatan identifikasi formulir ini dilakukan dengan pembuatan
register yang berisi item:
a. Nomor formulir. Contoh: RM 01
b. Judul formulir. Contoh: Ringkasan Keluar (Resume)
c. Ukuran formulir. Contoh: A4 atau F4
d. Tanggal penerbitan formulir. Contoh: 11/12
e. Tanggal revisi formulir. Contoh: Rev 2
f. Unit/ instalasi yang mengeluarkan formulir. Contoh: IRM
14
Unsur utama tersebut minimal terdiri dari dokter, perawat, dan praktisi
rekam medis atau dapat ditambahkan juga tenaga kesehatan lainnya
yang erat kaitannya dengan pelayanan kepada pasien. Semua unsur
utama tersebut dibentuk dalam sebuah wadah yang dinamakan Panitia
Rekam Medis. Dalam dinamikanya, Panitia Rekam Medis harus dapat
mengidentifikasi kebutuhan datanya, dengan tepat memperhatikan
tujuan akhirnya, yaitu untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
kepada setiap pasien.
15
3) Perintah (instruction)
Perintah yang dimaksud adalah keterangan agar user dapat
dengan segera mengetahui berapa lembar salinan yang
diperlukan, siapa yang harus menyerahkan/mengirimkan
formulir, kepada siapa lembar salinan dikirimkan, dan
semacamnya. Intruksi tidak boleh diletakkan diantara ruang-
ruang atau entry, karena hal ini membuat formulir terkesan
berantakan dan mempersulit pengisian.
4) Badan (body)
Badan (body) merupakan bagian inti dari suatu formulir.
Bagian ini disediakan khusus untuk pekerjaan substantive
formulir yang sesungguhnya dalam menyusun urut-urutan data
harus logis, sistematis, konsisten, sehingga mudah untuk
dibaca dan dipahami.
5) Penutup (close)
Komponen utama terakhir formulir kertas adalah ”close”
atau penutup, merupakan ruangan yang disediakan untuk tanda
tangan otentikasi dan persetujuan.
b. Aspek fisik
1) Warna
Penggunaan warna membantu mengidentifikasi dengan
cepat formulir yang dipergunakan. Warna yang baik adalah
warna yang datanya mudah dibaca dan cerah.
2) Bahan
Yang harus diperhatikan dalam penelitian bahan adalah
berat kertas dan kualitas kertas yang berkaitan dengan
permanency atau penyimpanan.
3) Ukuran
Ukuran yang digunakan adalah ukuran praktis yang
disediakan dengan kebutuhan isi formulir. Usahakan ukuran
16
kertas yang digunakan berupa ukuran kertas standar dan
banyak dijua seperti A4 atau folio.
4) Bentuk
Menyarankan bentuk (vertikal, horizontal, dan persegi
panjang). Beberapa faktor harus dipertimbangkan di dalam
pemilihan kertas yang akan digunakan, yaitu:
a) Lama formulir akan disimpan
b) Penampilan dari formulir
c) Banyak formulir tersebut ditangani
d) Bagaimana penanganannya (halus, kasar, dilipat, atau
dibawa-bawa oleh pemakainya)
e) Kemudahan untuk digunakan
f) Tahan lama untuk pengisian yang lama
g) Lingkungan (minyak, kotor, panas, dingin, lembab)
h) Metode untuk pengisian data di formulir (tulis tangan,
mesin)
i) Keamanan terhadap pudarnya data
c. Aspek Isi
Dalam pembuatan desain formulir harus memperhatikan aspek isi
yaitu :
1) Kelengkapan data
Mempertimbangkan data atau item apa saja yang perlu
dimasukkan dalam mendesain formulir.
2) Terminologi data.
Ada tidaknya istilah bahasa medis yang tidak diketahui
oleh orang awam yang perlu diberi keterangan dalam Bahasa
Indonesia.
3) Singkatan
Penggunaan singkatan dalam desain formulir harus
menggunakan singkatan yang standar. Singkatan tersebut harus
disepakati dan dipahami oleh seluruh sumber daya di rumah
17
sakit. Beberapa contoh singkatan yang sering digunakan untuk
membuat formulir atau ketika mengisi formulir rekam medis
adalah : L (Laki – laki), P (Perempuan), Tgl (Tanggal), CKR
(Cedera Kepala Ringan), DADS (Dispepsia Akut Dehidrasi
Sedang) dan lain – lain.
4) Simbol
Penggunaan simbol dalam formulir harus sesuai dengan
standar, khususnya standar di rumah sakit tersebut. Untuk
mendapatkan simbol yang sesuai standar dapat dilakukan
dengan pembuatan surat keputusan tentang pemberlakuan
simbol yang ada di rumah sakit. Contoh penggunaan simbol
yang sering ada di rumah sakit adalah : & yang berarti “dan”
dan simbol plus (+) yang artinya “pasien meninggal”.
18
2. Formulir rekam medis yang digunakan di Unit Rawat Inap
Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam rekam medis
sekurang-kurangnya antara lain:
a. Identitas Pasien
b. Tanggal dan waktu.
c. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit.
d. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
g. Pengobatan dan atau tindakan
h. Persetujuan tindakan bila perlu
i. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
j. Ringkasan pulang (discharge summary)
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan
tertentu.
m. Untuk kasus gigi dan dilengkapi dengan odontogram klinik.
3. Formulir rekam medis yang digunakan di Instalasi Gawat
Darurat.
a. Identitas Pasien
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
c. Identitas pengantar pasien
d. Tanggal dan waktu.
e. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat
penyakit).
f. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
g. Diagnosis
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan
unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
19
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan
tertentu.
20
SIRS yang berlaku saat ini adalah SIRS revisi 6 tahun 2011.
Rangkaian proses data pelaporan rumah sakit dikirimkan dari Rumah
Sakit ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Selain itu juga dibutuhkan pelaporan dari rumah
sakit ke KEMENKES RI. Aplikasi SIRS berbasis Online, untuk itu
setiap rumah sakit harus terlebih dahulu melakukan registrasi di situs
resmi Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
21
2) Laporan Ekstern
Pelaporan yang wajib dibuat oleh rumah sakit sesuai dengan
peraturan yang berlaku, ditunjukkan kepada Departemen
Kesehatan RI, Kanwil Depkes RI (sekarang , Dinkes Propinsi,
Dinkes Kabupaten/kota Pelaporan yang dibuat sesuai kebutuhan
Depkes RI, meliputi :
1. RL1 = Data dasar rumah sakit (tiap ada perubahan)
2. RL2 = Data Ketenagaan rumah sakit (tahunan)
3. RL3 = Data kegiatan pelayanan (tahunan)
4. RL4 = Data morbiditas dan mortalitas (triwulan)
5. RL5 = Data kunjungan dan 10 besar penyakit (bulanan)
22
3. RL 3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit
Data kegiatan pelayanan rumah sakit ini dilaporkan periodik
setiap tahun. RL 3 berisikan tentang laporan harian kegiatan
rumah sakit dari setiap ruangan, baik dari ruang rawat inap yang
berupa sensus harian pasien rawat inap, ataupun formulir lainnya
yang telah diisi oleh bagian masing – masing. Laporan tersebut
diolah oleh bagian pengolahan data sehingga laporan tersebut
sesuai dengan kebutuhan untuk mengisi RL dan rumah sakit,
pengolahan ini dilakukan secara manual.
Data yang diolah di unit rawat jalan diperoleh dari register
pelayanan URJ, sensus harian rawat jalan, rekapitulasi rawat jalan
dan laporan triwulan.
Data yang diolah di unit gawat darurat diperoleh dari register
pelayanan UGD, sensus harian UGD, rekapitulasi UGD dan
laporan triwulan.
Data yang diolah di unit rawat inap diperoleh dari register
pelayanan rawat inap, sensus harian rawat inap, rekap bulanan
rawat inap dan laporan triwulan.
Menurut Depkes RI, sensus harian adalah kegiatan
pencacahan atau perhitungan pasirn rawat inap yang dilakukan
setiap hari pada suatu ruang rawat inap dan berisi tentang mutasi
keluar masuk pasien selama 24 jam mulai dari pukul 00.00 s/d
24.00 WIB.
Kegunaan sensus harian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui jumlah pasien yang sedang dirawat inap di
rumah sakit tersebut
b. Sebagai sarana untuk mengetahui bahan pemonitoran
penggunaan tempat tidur perawatan penginapan pasien
c. Untuk mengontrol jumlah pasien yang masuk melalui tempat
penerimaan pasien
23
d. Sebagai sarana untuk mengetahui dan mengontrol jumlah
pasien pulang dari ruangan dan jumlah dokumen rekam
medis yang diteruma oleh unit rekam medis
e. Sebagai sarana untuk mengontrol jumlah pasien yang
dipindahkan ke ruangan lain
f. Sebagai sarana untuk mengetahui jumlah pasien lahir ataupun
meninggal di rumah sakit
g. Sebagai sumber data untuk sistem pelaporan rumah sakit
h. Sebagai sarana ikut serta dalam hal menentukan besarnya
anggaran yang diperlukan oleh rumah sakit
4. RL 4 berisikan Data Morbiditas / Mortalitas Pasien
Data morbiditas / mortalitas pasien dilaporkan periodik setiap
tahun. RL 4 berisi laporan harian yang berasal dari berkas rekam
medis yang dikodefikasikan berdasarkan ICD – X,
direkapitulasikan secara mingguan yang kemudian dibuatkan
secara bulanan dan dilaporkan secara triwulan. Dilakukan melalui
proses indeks untuk masing – masing jenis penyakit yang
dikelompokkan menurut DTD (Daftar Tabulasi Dasar) seperti
yang terdapat pada formulir RL 4a (formulir data keadaan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap rumah sakit) dan 4b
(formulir data keadaan morbiditas dan mortalitas pasien rawat
jalan rumah sakit)
5. RL 5 berisikan Data Bulanan
Data bulanan ini dilaporkan secara periodik setiap bulan,
berisikan data kunjungan dan data 10 (sepuluh) besar penyakit.
24
Statistik pelayanan kesehatan adalah semua catatan yang disusun
secara sistematis dan terus menerus tentang hal – hal yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan masyarakat.
Salah satu fungsi dari unit rekam medis adalah mengembangkan
laporan – laporan statistik yang informatif. Data statistik rumah sakit
dihasilkan dari Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ),
Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI), Unit Gawat Darurat
(UGD), Poliklinik, Unit Rawat Inap, Apotek, Keuangan, Instalasi Gizi
dan penunjang medis lainnya.
Menurut Sudra (2010:3) informasi dari statistik rumah sakit
digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain :
a) Perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran dari
pasien oleh pihak manajemen rumah sakit
b) Pemantauan kinerja medis
c) Pemantauan kinerja non medis.
Pihak yang memanfaatkan data rekam medis dibagi menjadi 2
(dua), yaitu :
1. Pihak Intern
Direktur dan wakil direktur, kepala bagian atau kepala bidang,
kepala sub bagian, tim medis, paramedis maupun non medis dan
lain – lain.
2. Pihak Ekstern
Departemen kesehatan, dinas kesehatan, pemilik rumah sakit,
pemasok obat atau alat kesehatan dan lain – lain.
25
2. Statistika Inferensi.
Statistika Inferensi adalah metode – metode yang digunakan
untuk membuat keputusan tentang karakteristik populasi
berdasarkan suatu sampel. Mengacu pada definisi statistika yang
meliputi tata cara menganalisis dan mengisterprestasikan data
angka.
26
pasien yang masuk dan keluar rumah sakit selama 24 jam
(Depkes RI, 1994).
2. Pengolahan Data Rekapitulasi Sensus Harian Rawat Inap.
Adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekap
pasien rawat inap setiap hari yang diterima dari masing-masing
ruang rawat inap.
Kegunaan dari rekapitulasi sensus harian rawat inap menurut
Depkes (1994) adalah untuk :
a. Mengetahui jumlah pasien dirawat pada hari yang
bersangkutan.
b. Mengetahui tingkat kegunaan tempat tidur.
c. Merupakan data dasar mengenai pasien dirawat pada hari yang
bersangkutan yang harus segera dikirim kepada Direktur
Rumah Sakit, Bidang Perawatan dan unit lain yang
membutuhkan.
Data pengolahan sensus harian rawat inap ini akan
didapatkan nilai dari indikator-indikator pelayanan rumah sakit.
Indikator ini dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
27
ideal menurut Barber Johnson untuk BOR adalah 70 – 85 %.
(Sudra, Rano I. 2008).
Apabila nilai BOR lebih dari 85 % maka pelayanan yang
dijalankan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain kurang
efektif.hal tersebut dapat dikarenakan :
a. Beban kerja tinggi
b. Ruang kerja terbatas namun penggunaan tempat tidur yang
berlangsung secara terus – menerus.
c. Meningkatnya kualitas pasien memperoleh perawatan yang
layak dibutuhkannya.
d. Memperpanjangkan masa penyembuhan pasien.
Rumus BOR(Bed Occupancy Rate):
28
Rumus AvLOS (Average Length Of Stay) :
29
Rumus BTO (Bed Turn Over) :
30
e. Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik bantu BOR
tersebut.
f. Beri keterangan garis tersebut, misalnya bahwa garis tersebut
adalah BOR 75 %
6) Garis bantu BTO dibuat dengan cara :
a. Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya, misalnya
BTO = 10
b. Tentukan titik bantu disumbu AvLOS dan TOI (nilainya
sama), dengan cara :
1. Titik bantu = (jumlah hari dalam periode tertentu) dibagi
(nilai BTO) = 30/10 = 3
2. Jadi lokasi titik Bantu BTO di AvLOS = 3 dan TOI = 1.
c. Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu tersebut.
d. Beri keterangan garis tersebut
Daerah efisien dibuat dan merupakan daerah yang dibatasi oleh
perpotongan garis :
a) TOI = 1
b) TOI = 3
c) BOR = 75%
d) AvLOS = 12
31
Grafik diatas tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
a) Grafik BOR makin dekat dengan sumbu Y Ordinat à BOR makin
tinggi
b) Makin dekat grafik BTO dengan titik sumbu àpasien keluar per
tempat tidur makin tinggi jumlahnya
c) Rata-rata tenggang perputaran (TOI) tetap, AvLOS berkurang,
BOR akan turun.
32
d. Diagnosis Komplikasi
Diagnosis komplikasi adalah penyakit yanng timbul dalam
masa pengobatan dan memerlukan pelayanan tambahan sewaktu
episode pelayanan.
33
c. Volume 3 (Alphabetical Index) berisi tentang klasifikasi penyakit
yang disusun berdasarkan indeks abjad atau secara alphabet,
terdiri dari 3 seksi yaitu :
1) Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam
volume 1
2) Seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas
dan membuat istilah dari bab 20
3) Seksi 3 merupakan tabel obat – obatan dan zat kimia sebagai
sambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi
kejadiannya.
Sedangkan ICD 9 – CM adalah singkatan dari International
Classification of Disease, 9th Revision, Clinical Modification.
Klasifikasi prosedur ICD 9 – CM adalah sebagai berikut :
a. Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel dan indeks
alphabetik
b. Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01 – 86
c. Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87 – 99
d. Struktur klasifikasi berdasarkan anatomi
e. Kode angka
f. Berdasarkan struktur 2 digit dengan 2 digit desimal diperlukan.
34
2.6 SISTEM INA CBG’S
2.6.1 Definisi INA-CBG’s
Sistem INA-CBG’s adalah aplikasi yang digunakan sebagai
aplikasi pengajuan klaim rumah sakit, puskesmas dan semua Penyedia
Pelayanan Kesehatan (PPK) bagi masyarakat Indonesia. Sistem
Casemix INA-CBG’s adalah suatu pengklasifikasian dari episode
perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang
relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan
pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis.
Casemix merupakan pengelompokan diagnosis penyakit yang
dikaitkan dengan biaya perawatan. Ciri dari setiap satu kelompok
casemix adalah ciri klinis yang sama/mirip dan pemakaian sumber
daya/biaya perawatan sama/mirip.
Sistem casemix adalah klasifikasi episode perawatan pasien yang
dibuat untuk mengelompokkan kelas-kelas yang relatif homogen
dengan memperhatikan sumber daya yang digunakan dan berisi pasien
dengan karakteristik klinis yang serupa (George Palmer, Beth Reid).
Dapat diartikan pula bahwa casemix merupakan suatu format
klasifikasi yang berisikan kombinasi beberapa jenis penyakit dan
tindakan pelayanan di suatu rumah sakit dengan pembiayaan yang
dikaitkan dengan mutu dan efektivitas pelayanan. Casemix merupakan
metode pembayaran Prospective Payment.
35
diagnosis sekunder, prosedur dan umur pasien. Ketepatan jumlah
biaya rawatan pasien ditentukan oleh ketepatan pengkelasan CBGs
dan pemilihan diagnosis.
36
BAB III
3.1 Gambaran Umum Rumah Sakit dan Instalasi Rekam Medis RSI Sultan
Agung Semarang.
3.1.1 Sejarah Singkat RSI Sultan Agung Semarang
RSI Sultan Agung didirikan pada tahun 1970 oleh Yayasan Badan
Wakaf yang diresmikan pada tanggal 17 Desember 1971 sebagai
Health Center dengan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan umum
serta KIA. Pada tanggal 23 Oktober 1975 berubah nama menjadi RSI
Sultan Agung yang melayani rawat jalan umum, spesialis, sub
spesialis dan penunjang medis. Pada tahun 1998 untuk pertama
kalinya melaksanakan akreditasi 5 bidang pelayanan diantaranya
Administrasi Pelayanan, Keperawatan, Pelayanan Medis, Pelayanan
Gawat Darurat dan Rekam Medis.
Pada tahun 2002 mulai dibangun gedung baru lantai 4, yang
digunakan untuk mengantisipasi banjir dan kemajuan teknologi
dibidang pelayanan kesehatan. Pada tahun 2003 gedung lantai 4 resmi
digunakan untul berbagai pelayanan kesehatan. Selang waktu 5 tahun
kemudian kembali membangun gedung baru lantai 4 untuk
mempersiapkan akreditasi 16 bidang pelayanan. Pada tahun 2009
gedung baru resmi digunakan untuk berbagai pelayanan termasuk
pelayanan pasien jamkesmas. Pada tahun 2010 tepatnya pada tanggal
24 maret 2010 melaksanakan akreditasi 16 bidang pelayanan untuk
peningkatan rumah sakit tipe B dan pada bulan februari 2011 Rumah
Sakit Islam Sultan Agung ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B
pendidikan, hal ini berdasarkan surat keputusan direktur jendral bina
upaya kesehatan nomor HK.03.05/III/1299/11 tertanggal 1 mei 2011.
37
Pada tahun 2014 tepatnya tanggal 16-18 juli 2014 RSI Sultan
Agung Semarang melaksanakan akreditasi KARS versi 2012 dengan
hasil yang sangat memuaskan yaitu paripurna. Kemudian ditanggal
11-14 juli 2017 kembali RSI Sultan Agung Semarang melaksanakan
re-akreditasi yang pertama dengan hasil yang memuaskan yaitu
paripurna. Ditahun yang sama RSI Sultan Agung Semarang juga
melaksanakan penilaian sebagai RS Syariah yang pertama di dunia.
Dengan berbekal moto “mencintai allah menyayangi sesama” RSI
Sultan Agung Semarang menorehkan banyak pengabdian untuk
masyarakat. Moto tersebut juga melandasi RSI Sultan Agung
Semarang untuk jauh lebih berkembang menuju sesuatu yang lebih
baik. Baik perubahan secara fisik (perkembangan gedung rumah sakit)
dengan berdirinya gedung MCEB (multi center excelent building) dan
perubahan yang lebih baik diarahkan kepada pembangunan spiritual
seperti adanya pelayanan bimbingan rohani untuk karyawannya,
bimbingan pra nikah dan kegiatan kegiatan rohani lainnya.
Pada pelayanan medis dan penunjang medis banyak mengalami
perkembangan diantaranya seperti CT Scan, Semarang Eye Center,
Lasik, Center, Funducopy Camera, Urology,Center, ESWL, Jantung
Center, Rehabilitasi Medis Center dan Manajemen Pain center. Dan
dengan didukung dengan sistem informasi manajemen yang
profesional (SIM RS).
38
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat
menyelamatkan dijiwai semangat mencintai Allah menyayangi
sesama.
b. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka
membangun generasi khaira ummah.
c. Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sejahtera yang
dirahmati Allah SWT.
3. Motto
“Mencintai Allah Menyayangi Sesama”
39
Sekarang sudah menggunakan sistem penomoran Unit
Numbering System (UNS), sistem penyimpanan
Desentralisasi, sistem penjajaran Terminal Digit
Filling (TDF), dan sistem input data yang digunakan
menggunakan sistem komputerisasi.
3.1.4 Visi, Misi, dan Motto Instalasi Rekam Medis RSI Sultan Agung
Semarang
1. Visi
Eksistensi profesional rekam medis dan informasi kesehatan dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan menjadikan rekam
medis sebagai bagian terbaik di Rumah Sakit Islam Agung
Semarang.
2. Misi
a. Memberikan pelayanan rekam medis yang bermutu tinggi sesuai
standar profesi tertinggi.
b. Penataan administrasi, manajemen dan organisasi rekam medis
di rumah sakit.
c. Peningkatan profesionalisme rekam medis melalui optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi global dalam pengumpulan
dan pengolahan data untuk informasi kesehatan.
d. Rekam medis sebgai data base manajemen informasi kesehatan
untuk pengambilan keputusan dalam rangka upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
e. Profesionalisme dalam manajemen data dan informasi kesehatan
serta berorientasi kebutuhan customer, informasi yang bermutu
untuk keuntungan masyarakat, dan penyelenggaraan asuhan
keperawatan serta pengguna data klinis lain.
3. Motto
40
“Mengabdi merupakan jiwa kami,melayani bagian ibadah kami”.
3.2 Desain Formulir Rekam Medis Berbasis Manual dan Elektronik di RSI
Sultan Agung Semarang
3.2.1 Desain Formulir Rekam Medis Kertas
Penulis mengambil sampel formulir di RSI Sultan Agung
Semarang yaitu “Surat Persetujuan Rawat Inap (RM 31A)” untuk
dilakukan analisis berbagai aspek. Disebabkan penulis menemukan
beberapa permasalahan yang terdapat pada formulir tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan perbaikan-perbaikan pada formulir tersebut.
Analisa format formulir rekam medis kertas :
a. Aspek fisik
Aspek Desain yang Teori Desain Yang
Ada Diinginkan
41
b. Aspek Anatomi
No Aspek Desain Yang Teori Desain Yang
Ada Diinginkan
1. Heading
Judul Terletak di tengah Judul terletak Sesuai, tidak ada
atas ditengah atas, perbaikan.
kiri, atas dan
kanan atas.
Sub Judul Tidak ada Ditambahkan jika Sesuai, tidak ada
memang perbaikan.
dibutuhkan
ID RS Hanya ada nama ID RS harus Ditambahkan
rumah sakit dan lengkap(nama alamat lengkap
logo rumah sakit rs,alamat,nomor rumah sakit
telepon,email, dan serta telepon
logo) dan harus dan fax.
terdapat disemua
formulir
ID Form Ada yaitu RM Identitas formulir Sesuai, tidak ada
31A, terletak di harus ada di tiap perbaikan.
pojok kanan lembar formulir,
bawah terletak di kanan
atas, dan kanan
bawah
Nomor Tidak ada “Nama dan Sesuai, tidak ada
tanggal revisi
edisi perbaikan.
formulir
dicantumkan agar
dapat dipastikan
penggunaan
formulir terkini“
(Prinsip Design
Formulir menurut
AHIM 2002
42
Nomor Tidak ada Nomor halaman Sesuai, tidak ada
diperlukan jika
Halaman perbaikan.
formulir lebih
dari satu halaman.
2. Introduction
Introducti Tidak ada Tidak perlu Sesuai, tidak ada
on introduction jika perbaikan.
sudah ada judul,
karena judul
sudah mampu
menjelaskan
tujuan formulir
3. Intruction
Posisi Tidak ada “Sediakan Di kanan, di
petunjuk/pedoma bawah judul
n yang diperlukan formulir. Supaya
untuk memastikan petunjuk
konsistensi pengisian dibaca
pengumpulan data sebelum mengisi
atau interpretasi formulir agar
data.”(Prinsip tidak ada
Design Formulir kesalahan dalam
menurut AHIMA pengisian sejak
2002 serta awal.
Huffman, 1994).
Instruksi
ditempatkan
dibagian
depan/atas
formulir jika
masih tersedia
43
ruang, atau
diletakkan dibalik
formulir jika
perlu instruksi
yang rinci.
Isi Tidak ada Isi instuksi Perlu
menjelaskan cara ditambah
pengisian instruksi untuk
formulir dengan memilih jenis
jelas agar kelamin dan
formulir dapat kelas
diisi dan perawatan
digunakan sesuai “beri tanda V
dengan fungsinya. yang sesuai”.
Perlu
ditambah
instruksi untuk
pemilihan
pasien/istri/sua
mi/anak/ayah/i
bu/wali
“lingkari salah
satu”
44
data medis
dibawanya.
Perataan Perataan yang Secara teori, Sesuai,tidak ada
digunakan sudah perataan formulir perbaikan.
sesuai dan rapi disesuaikan
dengan
kebutuhannya.
Bisa
menggunakan rata
kanan, kiri, center
ataupun justify.
Margin Punggung :1,7 Punggung:2 cm Ada
(untuk lubang)
Atas : 3,8 perbaikan,disesu
Atas: 2,5 cm
Kanan:1 (untuk nama dan aikan dengan
logo)
Bawah:1 teori.
Samping : 2 cm
beri warna
Bawah :1,5–
2cm(kode file,
nomor,tahun
pembuatan)
45
Cara Tulis tangan Cara pengisian Tulis
pengisian lembar formulir tangan.,dicoret
RM biasanya dan dicentang
ditulis, ditempel, pada komponen
dicentang dan tertentu.
dicoret,
tergantung jenis
data yang dipakai
pada formulir
yang ada.
5. Close
Tempat Terdapat kata Digunakan agar Sesuai,tidak
“Semarang” data lebih valid perlu perbaikan.
sebagai tempat
Tanggal Tersedia ruang Digunakan agar Sesuai,tidak
untuk menuliskan data lebih valid perlu perbaikan.
tanggal
Waktu Ada Digunakan agar Sesuai,tidak
data lebih valid perlu perbaikan.
Tanda Terdapat ruang Digunakan agar Sudah sesuai
Tangan untuk menuliskan data lebih valid dengan desain
tanda tangan yang ada
petugas registrasi
dan yang
menyatakan.
Catatan Tidak ada Dapat digunakan, Sudah sesuai
tambahan jika dibutuhkan dengan desain
yang ada.
c. Aspek isi
46
No Aspek Desain Yang Teori Desain Yang
Ada Diinginkan
1. Kelengkapan Sudah lengkap Item-item yang Sesuai,tidak
butir data tercantum pada perlu perbaikan.
formulir harus
selngkap-
lengkapnya agar
informasi yang
dibutuhkan
dapat terpenuhi.
Kelengkapan
butir data dapat
dilihat di data
agregat
2. Terminologi Tidak ada Tidak Sudah sesuai
diperlukan
3. Singkatan Ada Jika terdapat Sudah sesuai
singkatan, maka
harus di
standarsisasikan
penggunaannya
4. Simbol Tidak ada Jika terdapat Sesuai,tidak
simbol, maka perlu perbaikan.
harus di
standarsisasikan
penggunaannya
47
SIMRS Sultan Agung Semarang. Dalam menggunakan aplikasi
tersebut, menggunakan username dan password. Hal ini untuk
menghindari pihak-pihak yang tidak berwenang dalam memggunakan
aplikasi tersebut.
Disini penulis mengambil salah satu contoh desain formulir
elektronik di RSI Sultan Agung yaitu formulir di TPPGD (terlampir).
Dalam analisis desain formulir ini, penulis tidak
mencantumkan/menyebutkan teori yang ada. Karena setiap rumah
sakit mempunyai standar dan kebutuhan yang berbeda-beda. Penulis
merasa desain yang ada sudah tidak perlu diperbaiki karena sudah
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
Elemen data pada formulir rekam medis elektronik di TPPGD
antara lain :
1) Nama Pasien
2) Tempat lahir
3) Tanggal lahir
4) Umur
5) Jenis kelamin
6) Agama
7) Status perkawinan
8) Pendidikan
9) Pekerjaan
10) Kewarganegaraan
11) Alamat
12) Rt / Rw
13) No Telp / No HP
14) Kode pos
15) Kelurahan
16) Kecamatan
17) Kabupaten / kota
18) Provinsi
48
19) Nama istri / suami
20) Nama ayah
21) Nama ibu
22) No. RM ibu
3.3 Sistem Pelaporan dan Statistik Pelayanan Kesehatan RSI Sultan Agung
Semarang
3.3.1 Alur prosedur sistem pelaporan RSI Sultan Agung Semarang
1. Konsep Dasar Statistik
Pada bagian pengumpulan dan pengolahan data RSI Sultan
Agung Semarang sudah dilakukan secara elektronik
menggunakan aplikasi yang tersedia di RSI Sultan Agung
Semarang, baik sensus rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
Pengumpulan dan pengolahan data yang ada di RSI Sultan Agung
Semarang terupdate setiap hari.
Untuk pengolahan data dilakukan oleh bagian pelaporan
instalasi rekam medis RSI Sultan Agung Semarang. Hasil dari
pengolahan data tersebut menghasilkan suatu informasi yang
dapat digunakan untuk laporan internal dan laporan eksternal
rumah sakit.
Pada laporan internal, hasil dari pengolahan data yang telah
diolah oleh bagian pelaporan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan, pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan
rumah sakit itu sendiri. Sedangkan untuk laporan eksternal, hasil
dari pengolahan data tersebut akan dikirim ke Dirjen Pelayanan
Medis, Dinas Kesehatan provinsi Jawa Tengah dan Dinas
Kesehatan Kota Semarang melalui aplikasi RS online.
49
dan sensus gawat darurat. Sensus harian di RSI Sultan Agung
Semarang sudah terkomputerisasi sehingga sudah tidak
menggunakan lembar sensus harian.
Untuk sensus harian rawat jalan, rawat inap, dan gawat
darurat didapatkan dari pendataan yang dilakukan setiap hari oleh
petugas dari masing-masing poli yang sudah mengentri data
melalui aplikasi yang ada di RSI Sultan Agung Semarang.
50
4. Laporan TB Paru
5. Laporan Campak
6. Laporan Vaksinasi
7. Laporan AIDS
8. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit Berbasis RS
9. Laporan BKIA
10. Laporan IMD
11. Laporan Farmasi (Obat Generik dan Narkotika)
12. Laporan Leptosipirosis
13. Laporan Kelahiran
14. Laporan Kematian Ibu dan Balita
15. Laporan Neonatus Resiko Tinggi
16. Laporan Maternal dan Peinatal
17. RL5.1 Pengunjung Rumah Sakit
18. RL5.2 Kunjungan Rawat Jalan
19. RL5.3 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Inap
20. RL5.4 Daftar 10 Besar Penyakit Rawat Jalan
c) Laporan Tahunan
Instalasi Rekam Medis membuat laporan tahunan terdiri
dari :
1. Laporan Intern
a. Laporan kinerja mutu pelayanan RSISA
b. Laporan kinerja mutu pelayanan instalasi Rekam
Medis
2. Laporan Extern
Merupakan kegiatan pelaporan yang ditujukan untuk
kementerian kesehatan dan dinas kesehatan melalui SIRS
(Sistem Informasi Rumah Sakit) yang penyusunannya
pun sesuai dengan juknis SIRS Revisi 6 tahun 2011
a. RL 1 Data Dasar Rumah Sakit (Update)
1) RL 1.1 Data Dasar Rumah Sakit
51
b. RL 1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
c. RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur Rawat Inap
d. RL 2 Ketenagaan
e. RL 3 Pelayanan
1) RL 3.1 Rawat Inap
2) RL 3.2 Rawat Darurat
3) RL 3.3 Gigi dan Mulut
4) RL 3.4 Kebidanan
5) RL 3.5 Perinatologi
6) RL 3.6 Pembedahan
7) RL 3.7 Radiologi
8) RL 3.8 Laboratorium
9) RL 3.9 Rehabilitasi Medik
10) RL 3.10 Pelayanan Khusus
11) RL 3.11 Kesehatan Jiwa
12) RL 3.12 Keluarga Berencana
13) RL 3.13 Farmasi Rumah Sakit
14) RL 3.14 Rujukan
15) RL 3.15 Cara Bayar
f. RL4 Mordibitas dan Mortalitas
1) RL 4.a Penyakit Rawat Inap
2) RL 4.b Penyakit Rawat Jalan
52
Johnson yang digunakan untuk melakukan perbandingan atau sebagai
alat bantu untuk menganalisa, menyajikan, dan mengambil keputusan.
Alur prosedur pembuatan grafik Barber Johnson yaitu :
a. Penghitungan data statistik rawat inap meliputi : BOR, LOS,
TOI, BTO yang di dapat secara komputerisasi (otomatis).
b. Petugas menyiapkan data jumlah tempat tidur, jumlah hari,
jumlah pasien pulang hidup maupun meninggal, jumlah hari
perawatan.
c. Petugas memasukkan ke dalam kolom ynag tersedia di grafik
Barber Johnson dan outputnya meliputi BOR, LOS, TOI,
BTO.
d. Petugas mencetak grafik Barber Johnson.
e. Apabila garis mendekati garis datar berarti BOR menjauhi
grafik efisiensi dan bila mendekati garis tegak sampai
melewati garis efisiensi berarti menunjukkan efisiensi.
f. Bila grafik Barber Johnson telah selesai dianalisis hasilnya
dan laporan hasil disampaikan ke Direksi.
Tabel Data Efisiensi Rawat Inap RSI Sultan Agung Semarang Tahun 2017
BOR LOS TOI BTO
No Bulan T A D HP
(%) (hr) (hr) (ps)
1. Januari 31 382 2046 9372 79,14 4,58 1,21 5,36
2. Februari 29 382 1858 8646 78,05 4,65 1,31 4,86
3. Maret 31 382 1993 8917 75,30 4,47 1,47 5,22
4. April 30 382 1948 8604 75,08 4,42 1,47 5,10
5. Mei 31 382 2006 9306 78,58 4,64 1,26 5,25
6. Juni 30 382 1675 7666 66,89 4,58 2,27 4,38
7. Juli 31 382 2075 9423 79,57 4,54 1,17 5,43
8. Agustus 31 382 2269 10250 86,56 4,52 0,70 5,94
9. September 30 418 2213 9817 78,29 4,44 1,23 5,29
53
10. Oktober 31 418 2388 10664 82,30 4,47 0,96 5,71
11. November 30 418 2341 10520 83,89 4,49 0,86 5,60
12. Desember 31 418 2520 11146 86,02 4,42 0,72 6,03
Tahun 2017 366 394 25332 114331 79,28 4,51 1,18 64,29
Keterangan :
- t : Jumlah hari
- A : Jumlah tempat tidur
- D : Jumlah pasien pulang (hidup dan mati)
- HP : Hari Perawatan
54
Rumus :
55
= 1,18 hari
ALOS (HAR
12.000 BTO
10.000 TITIK
8.000
6.000
4.000
2.000
.000
00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 0.0
1
TOI (HARI)
Dari tabel diatas diperoleh dari hasil BOR, LOS, TOI, dan BTO
pada tahun 2017. BOR sebanyak 79,28%, AVLOS sebanyak 4,51 hari,
TOI sebanyak 1,18 hari, dan BTO sebanyak 64,29 kali.
Indikator yang ditampilkan pada grafik Barber Johnson yaitu BOR,
LOS, TOI dan BTO.
a. BOR
Menurut Depkes RI 2015 nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60 – 85 %. Sedangkan BOR RSI Sultan Agung Semarang
menunjukkan 79,28 % maka sudah dianggap ideal.
b. AvLOS
Menurut Depkes RI 2015 secara umum nilai AvLOS yang ideal
antara 6-9 hari. Akan Tetapi AvLOS RSI Sultan Agung Semarang
sebanyak 4,51 hari, sehingga belum ideal.
c. TOI
57
Menurut Depkes RI 2015 ideal tempat tidur kosong/tidak terisi
yaitu 1 – 3 hari. Pada tahun 2017 TOI RSI Sultan Agung 1,18 hari,
jadi sudah ideal.
d. BTO
Menurut Depkes RI 2015 dalam setahun satu tempat tidur rata-rata
idealnya dipakai 40 – 50 kali. Padahal BTO RSI Sultan Agung
pada tahun 2017 sebanyak 64,29 kali, sehingga belum ideal karena
satu tempat tidur melebihi 50 kali pemakaian dalam satu tahun.
58
g. Ikuti inclusion dan exclusionterms dibawah kode atau bawah bab,
blok, atau diawal kategori.
h. Tetapkan kode.
59
e. Selanjutnya klik kolom pada ICD, lalu masukkan kode sesuai
dengan diagnosa, dan masukkan kode tindakan. Kemudian simpan,
lalu klik grouping.
f. Setelah klik grouping petugas memfinalkan data selanjutnya
mengirimkan data secara online ke BPJS.
g. Selanjutnya petugas mencetak hasil grouping, proses selesai.
BAB IV
60
4.1 KESIMPULAN
1. Desain Formulir di RSI Sultan Agung Semarang menggunakan desain
formulir manual (paper based). Namun pelayanan di RSI Sultan Agung
Semarang seperti pendaftaran rawat jalan dan pendaftaran gawat darurat
sudah menggunakan formulir elektronik. Formulir Surat Persetujuan
Rawat Inap sebagai contoh formulir manual di RSI Sultan Agung
Semarang sudah sesuai dengan teori tetapi masih ada yang kurang dalam
formulir tersebut seperti alamat rumah sakit dan intruction cara pemilihan
data. Untuk desain formulir elektronik sudah baik karena sudah sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit sehingga tidak perlu ada desain ulang.
2. Statistik data administrasi di RSI Sultan Agung diperoleh dari data
sensus harian rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Jenis laporan
rekam medis pada sistem pelaporan RSI Sultan Agung Semarang terdiri
dari laporan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Sedangkan laporan
bulanan dan tahunan terdapat laporan internal yang akan ditujukan
kepada atasan langsung rumah sakit atau pihak internal rumah sakit yaitu
direktur RSI Sultan Agung Semarang dan manajemen RSI Sultan Agung
Semarang. Sedangkan laporan eksternal rumah sakit dikirim ke Dirjen
Pelayanan Medis, DKK Provinsi Jawa Tengah, DKK Kota Semarang,
dan DKK Kota Demak melalui aplikasi online. Perhitungan BOR,
AvLOS, TOI dan BTO RSI Sultan Agung Semarang selama setahun pada
tahun 2017 adalah BOR 79,28%, kemudian TOI 1,18 hari sudah
menunjukan ideal, sedangkan Avlos 4,51 hari ,dan BTO 64,29 kali belum
menunjukan ideal.
3. Prosedur pengkodean di RSI Sultan Agung Semarang sudah dijalankan
sesuai dengan prosedur baik secara pemberian kode, penulisan kode,
pengentrian kode, dan dalam melakukan grouping NCC INA CBG’s.
4.2 SARAN
1. Penambahan alamat rumah sakit dan intruction pengisian pemilihan data
yang benar pada formulir Surat Persetujuan Rawat Inap (RM 31A) untuk
menyamakan cara pengisian.
61
2. Penambahan fasilitas terutama pada tempat tidur pasien, menambah
sumber daya manusia serta meningkatkan kinerja tenaga kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit agar mengefisiensikan nilai
AvLOS dan BTO Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
62
Depkes, Dirjen Yanmed. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah
Sakit. Jakarta 1993.
Hatta, Gemala. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Hidayah, Aep Nurul. Konsep Design Formulir Rekam Medis.
(https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2017/09/16/konsep-design-
formulir-rekam-medis-by-aep-nurul-hidayah/, diakses pada tanggal 19
November 2018, pukul 19.00 WIB)
Pengertian Statistik Rumah Sakit. (http://www.medrec07.com/2014/11/statistik-
rumah-sakit.html, diakses pada tanggal 19 November 2018, pukul 19.30
WIB)
Permenkes RI No. 269/MENKES/PER/III/2008. Rekam Medis. Jakarta : Depkes
RI.
LAMPIRAN
63
1. Formulir Rekam Medis Kertas dan Elektronik
a. Formulir Rekam Medis Kertas (RS)
64
c. Formulir Rekam Medis Elektronik
65
2. Lembar Sensus Harian Rawat Jalan dan Rawat Inap
a. Harian : 01 September 2018
1) Rawat Jalan
2) Rawat Inap
66
b. Bulanan : September 2018
1) Rawat Jalan
2) Rawat Inap
67
c. Tahunan : Tahun 2017
1) Rawat Jalan
2) Rawat Inap
68
3. Data BOR, LOS, TOI, BTO dan Grafik Barber Johnson.
a. BOR, LOS, TOI, dan Grafik Barber Johnson bulan Januari 2017
T (jumlah hari) 31
A (jumlah tempat tidur) 382
69
GRAFIK BARBER JOHNSON
RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
JANUARI 2017
30.000
28.000
26.000
24.000
22.000
20.000
BOR
18.000
16.000 LOS
ALOS (HARI)
14.000 TOI
12.000 BTO
10.000 TITIK
8.000
6.000
4.000
2.000
.000
0
0
0
0
0
0
00
00
00
00
.0
.0
4.
8.
2.
6.
10
TOI (HARI)
70
10. Oktober 31 418 2388 10664 82,30 4,47 0,96 5,71
11. November 30 418 2341 10520 83,89 4,49 0,86 5,60
12. Desember 31 418 2520 11146 86,02 4,42 0,72 6,03
Tahun 2017 366 394 25332 114331 79,28 4,51 1,18 64,29
14.000 TOI
BTO
12.000
TITIK
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
.000
3. 0
5. 0
7. 0
8. 0
10 0 0
00
1. 0
2. 0
4. 0
6. 0
9. 0
0
00
00
00
00
00
00
00
00
.0
0
.0
TOI (HARI)
71
4. Laporan Morbiditas Rawat Jalan dan Rawat Inap bulan September
2018
a. Rawat Jalan
72
b. Rawat Inap
73
5. 10 Kasus Grouping INA CBG’s
74
6. Laporan Internal dan Eksternal RS
a. Laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS)
75
c. Laporan bersifat bulanan
1) Internal (Laporan kinerja mutu pelayanan instalasi rekam
medis)
76
77
2) Eksternal (Laporan kelahiran)
78
d. Laporan bersifat tahunan
1) Internal (Laporan kinerja mutu pelayanan instalasi rekam
medis)
79
7. Kode Diagnosis dan Tindakan (Saraf, Indra, Mental )
80
16. 1331128 Myopia H52.1 - -
17. 1293518 Disorder of H52.7 - -
refraction,
unspecified
18. 1334499 Diabetic H36.0 - -
retinopathy
19. 1323240 Other chronic H66.3 - -
suppurative
otitis media
20. 1173572 Otitis media, H66.9 - -
unspecified
21. 1237051 Unspecified F89 - -
disorder of
psychological
development
22. 1281292 Disturbance of F90.0 - -
activity and
attention
23. 1324071 Paranoid F20.0 - -
schizophrenia
24. 1253835 Developmental F80.9 - -
disorder of
speech and
language,
Unspecified
25. 1327182 Depressive F32.9 - -
episode,
unspecified
26. 1262467 Moderate F32.1 - -
depressive
episode
27. 1101512 Somatoform F45.9 - -
disorder,
unspecified
28. 1305662 Other F45.8 - -
somatoform
disorders
29. 1229021 Developmental F81.9 - -
disorder of
scholastic
skills,
unspecified
30. 1239258 Hyperkinetic F90.9 - -
disorder,
unspecified
81