Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KEGIATAN

PRAKTEK PROFESI NERS MANAGEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG ANGGREK RS LANCANG KUNING
PEKANBARU TAHUN 2019

Disusun Oleh :

Tuti Evana Verawati, S. Kep : 180403147


Rina Salman, S. Kep : 180403142
Yesi Sulastri, S. Kep : 180403149
M. Ibnu Sholeh, S. Kep : 180403138
Jaka Saputera, S. Kep : 180403137

Pembimbing Lapangan : Ns. Ijun Surmianto, S. Kep


Pembimbing Akademik : Ns. Suci Amin, S. Kep, MMR

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya
sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik Manajemen di Ruang Anggrek Rumah
sakit Lancang Kuning Pekanbaru. Dalam penyusunan Laporan Praktik Manajemen di
Ruang Anggrek Rumah sakit Lancang Kuning Pekanbaru ini tidak terlepas dari adanya
bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak yang ikut membantu
terselesaikannya laporan ini. Pada kesempatan ini, memperkenankan kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada Bapak Ns. Suci
Amin, S.Kep, MMR sebagai perseptor mentor akademik, Bapak Ns. Ijun Surmianto, S.
Kep sebagai perseptor mentor Klinik, Bapak Oper WD, AMK Sebagai manejer
keperawatan RS Lancang kuning, Ibu Fitri Wahyuni, Amd.Kep sebagai kepala ruangan
di ruangan Anggrek dan seluruh staff ruangan anggrek yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini. Tentu saja Laporan Praktik Profesi Ners
Departemen Manajemen ini agar lebih sempurna, sehingga memerlukan saran dan
masukan. Semoga laporan ini memberi manfaat untuk kemajuan pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Lancang Kuning pekanbaru.

Pekanbaru, Oktober 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3. Manfaat .............................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Pengertian manajemen ...................................................................................... .5
2.2 Fungsi –Fungsi Manajemen Keperawatan ........................................................ .5
2.3 Tahapan proses keperawatan ............................................................................. ....
6

BAB III GAMBARAN UMUM RS


3.1 Profil Rumah Sakit ............................................................................................ .....
9
4.1 Analisis Hasil Pengkajian Manajmen Pelayanan Keperawatan
Diruangan Rawat Inap RS Lancang Kuning ...................................................... ...... 12
5.1 Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Di Ruangan Rawat Inap RS
Lancang Kuning Pekanbaru ............................................................................... ......14
6.1 Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Untuk Pasien Safety Di Ruang
Anggrek RS Lancang Kuning Pekanbaru .......................................................... .....16
7.1 Prioritas Penyelesaian Maslah Manajemen Keperawatan.................................. ......18
8.1 Analisa Permasalahan Dengan Menggunakan SWOT
............................................................................................................................ .....
. 20
9.1 Analisa Fishbone
............................................................................................................................ .....
..26

BAB IV PERENCANAAN
4.1 Belum Ada Nya Visi Misi Ruangan Anggrek
.......................................................................................................................... .....
... 31
4.2 Tidak Berjalan Pelaksanaan Pasien Safety, Ketepatan Identifikasi
Pasien ............................................................................................................... ........ 31
4.3
4.4 Belum Optimalnya 6 Langkah Cuci Tangan ........................................................................ 31
4.5 Tidak Berjalannya Penilaian Pasien Resiko Jatuh Dan Kurangnya Saran
Dan Prasarana Penanda Pasien Resiko Jatuh..................................................................... 32
4.6 Dokumentasi keperawatan tidak sesuai Standar Asuhan Keperawatan
(SAK) ..................................................................................................................................... 32
4.7 Belum Optimalnya Sosialisasi Struktur Organisasi Di Ruang Anggrek ................. .......... 32
BAB V PELAKSANAAN DAN EVALUASI

5.1 Implementasi Kegiatan ........................................................................................


................... 36

ii
BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Belum Adanya Visi Misi Ruang Anggrek .............................................................. 39


6.2. Tidak Berjalan Pelaksanaan Pasien Safety, Ketepatan Identifikasi Pasien. ....................... 40
6.3. Belum Optimalnya 6 Langkah Cuci Tangan ...................................................................... 41
6.4. Tidak berjalan nya penilaian pasien resiko jatuh dan kurang nya sarana
dan prasarana penanda pasien resiko jatuh ....................................................................... 42
6.5. Dokumentasi keperawatan tidak sesuai Standar Asuhan Keperawatan
(SAK) ..................................................................................................................... 42
6.6. Belum Optimalnya Sosialisasi Struktur Organisasi Di Ruang Anggrek. ........................... 43
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 44


7.2 Saran ........................................................................................................................ 45

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan


sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya (Swanburg, 2008). Di dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
Manajemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada
produksi dan dalam banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan
(Nursalam, 2011).

Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan


jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi
konsumennya. Selama ini masyarakat awam lebih mengenal rumah sakit sebagai
tempat mengobati dengan bayangan perlakuan medis yang diterima melalui
peralatan kedokteran. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan akhir-akhir
ini meningkat sehingga mencapai angka 85 % di tambah dengan phenomena
sekarang yang menunjukkan adanya kecendrungan konsumen yang lebih memilih
berobat keluar negeri yang memang harus diakui fasilitas dan pelayanannya jauh
lebih baik yang dimiliki di dalam negeri. Sebuah rumah sakit yang baik tentunya
mengutamakan mutu dan kualiatas dari pelayanan pada konsumen. Namun
disamping itu, bentuk fisik dan interior juga berperan menentukan baik buruknya
penilaian konsumen terhadap rumah sakit tersebut, setidaknya dengan bentuk fisik
dan interior dari bangunan rumah sakit yang baik akan dapat mengurangi kesan
menyeramkan sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tempat, ruang dimana seseorang yang akan
beraktifitas dapat berpengaruh terhadap prilaku psikologis orang tersebut. Setiap
ruang dalam rumah sakit akan membawa pengaruh yang cukup kuat terhadap pola
tingkah laku dan sikap manusia yang beraktifitas di dalamnya. Dengan demikian
desain interior yang menunjang untuk tempat pelayanan kesehatan semakin
diperlukan dalam menghadapi teknologi yang semakin maju. Tuntutan kenyamanan
dan keselamatan menjadi prioritas utama bagi pasien.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan


mengalami perubahan mendasar mulai memasuki abad ke – 21. Perubahan tersebut
sebagai dampak dari perubahan sosial politik, kependudukan serta perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga perubahan tersebut membawa implikasi

1
terhadap perubahan sistem pelayanan keperawatan dan hal ini merupakan tantangan
bagi perawat Indonesia untuk menuju proses profesionalisme. Untuk menjawab
tantangan tersebut manajemen keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata sehingga konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang
pengelolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa
rencana strategis melalui pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT dan
penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional,.

Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dilakukan


pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2011). Berdasarkan hasil pengkajian
pada tanggal 19-20 Oktober 2019, didapatkan bahwa di ruang Anggrek Rumah
Sakit Lancang Kuning Pekanbaru menggunakan metode konfensional, Hal ini di
dasari oleh jumlah tenaga yang bertugas yang terkadang hanya 1 orang tidak
memungkin kan untuk di bentuk nya team.

10 Kasus terbanyak diruang Melati yaitu Chronic Kidney Disease (CKD),


Diabetes mellitus (DM), Heart failure (HF), hipertensi, dispepsia sindrom, melena,
NSTEMI, acute diare, CHF, UAP. Mengingat pentingnya fungsi menejemen
keperawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin
efisiensi, efektifitas dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
klien.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan prinsip manajemen keperawatan dengan


menggunakan model asuhan keperawatan professional tim (MAKP tim) di Rumah Sakit
Lancang Kuning Pekanbaru.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu:
1. Melakukan Pengkajian
2. Melakukan analisis situasi.
3. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah ditetapkan.
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
model asuhan keperawatan professional
5. Mampu menentukan alternative pemecahan masalah di ruangan
6. Mampu menginplementasikan tindakan yang direncanakan
7. Mampu Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional.

2
1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penguasaan yang akan dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data di Ruang Anggrek RS Lancang
Kuning Pekanbaru
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan manajemen di
Ruang Anggrek RS Lancang Kuning Pekanbaru
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dan menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional di Ruang Anggrek RS Lancang Kuning Pekanbaru.
1.3.2 Bagi Perawat Ruang Anggrek RS Lancang Kuning Pekanbaru
1. Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah
yang ada di Ruang Anggrek yang berkaitan dengan pelaksanaan keperawatan
dan manajemen nya.
2. Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat
melaksanakan hasil manajemen yg ditentukan sesuai ketetapan.
3. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat denga tim
kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
5. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

1.3.3 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien


1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal.
2. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dengan bahan tentang


pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan Manajemen bangsal.

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan


dimana orang-orang yang bekerjasama didalam suatu kelompok dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H.Weihrichdan H. Koontz dalam
Suarli dan Bahtiar, 2009)

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies, 1986;
Nursalam, 2011). Untuk mewujudkan harapan tersebut dapat dilakukan dengan
penataan kembali sistem model keperawatan professional (MAKP), mulai dari
ketenagaan, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Selain itu
sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di
Indonesia maka model sistem asuhan keperawatan harus berubah mengarah pada suatu
praktik keperawatan professional sehingga peran dan fungsi perawat sesuai dengan
tanggung jawab dan tanggung gugatnya.

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam,
2013). Dalam hal ini seorang manager keperawatan dituntut untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi
manajemen secara umum yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian
(Organizing), Pengelolaan, Pengkoordinasian (Coordinating), dan pengendalian
(Controlling). (SuarlidanBahtiar, 2009).

2.2 Fungsi –Fungsi Manajemen Keperawatan

Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalam nya menyikapi


posisi masing – masing sehingga di perlukan fungsi – fungsi yang jelas mengenai
manajemen ( Suarli dan Bahtiar, 2009 ). Fungsi manajemen pertama sekali di
identifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencanaan, organisasi,perintah, koordinasi
dan pengendalian.Luther Gulick (1973) memperluas fungsi manajemen Fayol menjadi
perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing ),personalia ( staffing ),pengarahan
( directing ), pengkoordinasian (coordinating),pelapor (reporting), dan pembiayaan
(buggeting) yang di singkat menjadi POSDCORB. Akhirnya fungsi manajemen ini
merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, ketenangan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010).
Fungsi manjemen menurut G.R. Terry adalah planning, organizing, actuating, dan

4
controling, sedangkan menurut S.P.Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning,
organizing, motivating, controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).

2.3. Tahapan proses keperawatan


2.3.1. Pengkajian

Tahap ini merupakan awal dari proses keperawatan. Tahap pengkajian


memerlukan kecermatan dan ketelitian untuk mengenal masalah, keberhasilan
prosesn keperawatan berikut nya sangat bergantung pada tahap.

Pengumpulan data merupakan kegiatan utuk menentukan kebutuhan dan


masalah keperawatan. Jenis data yang di kumpulkan adalah data yang tepat atau
relevan, Artinya data tersebut mempunyai pengaruh atau hubungan dengan
situasi yang sedang di tinjau.Sumber data dapat di peroleh dari Klien,Keluarga
/orang yang mengenal klien dan Tenaga kesehatan. Cara pengumpulan data dapat
di lakukan dengan teknik Wawancara,Observasi dan Kuisioner

2.3.2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti


tentang masalah klien serta pengembangan yang dapat di pecahkan atau di ubah
melalaui tindakan keperawatan. Diagnosa keperawan dapat di bagi menjadi
diagnosa aktual,potensial dan resiko.

2.3.3. Perencanaan.

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana/tindakan


keperawatanyng akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang telah di tentukan.Tujuan perencnaan
keperawatan adalah terpenuhi nya kebutuhan klien, Langkah langkah
penyusunan perencanaankeperawatan adalah sebagai berikut :

 Menentukan urutan prioritas masalah


Prioritas tertinggi di berikan pada masalahyang mempengaruhi kehidupan
atau keselamatan klien. Masalah nyata mendapatkan perhatian atau prioritas
lebih tinggi dari pada masalah potensial dan resiko
 Merumuskan tujuan keperawatan yang akan di capai
Tujuan keperawatan adalah hasil yang ingin di capai dari asuhan keperawatan
untuk menanggulangi dan mengatasi masalah yang telah di rumuskan dalam
keperawatan
 Menenetukan rencana tindakan keperawatan

5
Menentukan rencana tindakan keperawatan adalah langkah penentu dalam
tindakan keperawatan yang akan di kerjakan oleh perawat dalam rangka
menolong klien, untuk mencapai suatu tujuan keperawatan
(Suardi&Bakhtiar, 2002)
2.3.4. Implementasi tindakan keperawatan

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan perencanaa tindakan yang


telah di tentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.
tIndakan keperawatan dapat di laksanakan sebagian oleh klien itu sendiri, atau
bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain. (Suardi&Bakhtiar,2002).

2.3.5. Evaluasi.
Evaluasi keperawatan adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan.

6
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN

3.1 Profil Rumah Sakit

Rumah sakit lancing kuning adalah rumah sakit umum milik swasta dan
merupakan salah asatu Rumah sakit tipe C yang terletak di wilayah kota
pekanabaru, Riau.Rumah sakit ini memberikan pelayanan di bidang kesehatan yang
di dukung oleh layanan dokter umum, dokter spesialis dan Hemodialisa center
sebagai tempat pusat cuci darah.Rumah sakit lancing kuning selain melayani pasien
umum juga melayani pasien pengguna BPJS.

Rumah sakit lancing kuning merupakan pengembangan dari Rumah Sakit


paviliun samping rsud arifin ahmad yang berdiri semenjak tahun 2005, dan semenjak
tahun 2010 di pindah kan ke jalan ronggowarsito seperti sekarang ini dengan tujuan
agar Rumah Sakit lancing kuning dapat berkembang lebih maju lagi dengan vasilitas
dan sarana prasarana yang lebih memadai.

Rumah sakit lancing kuning dikelola oleh lembaga zakat dompet dhuafa yang
beroperasi di jalan Ronggowarsito, Pekanbaru. Hal ini setelah Lembaga Dompet
Dhuafa akuisisi kepemilikan sebagian saham Rumah Sakit Lancang Kuning. Rumah
Sakit Lancang Kuning diakuisisi menggunakan dana wakaf produktif, nantinya akan
diprioritaskan menangani masyarakat kurang mampu. Saat ini Rumah Sakit Lancang
Kuning sudah melakukan pembenahan.

3.1.1 Visi Misi RS Lancang kuning pekanbaru


Dalam operasional nya RS Lancang kuning sudah memiliki Visi Misi,
Adapun Visi Misi RS Lancang kuning adalah sebagai berikut :
Visi: melayanni kesehatan masyarakat Riau yang berkualitas dalam lingkungan
nyaman
Misi: - Mewujudkan masyarakat riau sehat.
- Mengutamakan keselamatan pasien
- Mengutamakan mutu pelayanan kesehatan
Ruangan Perawatan Anggrek RS Lancang kuning pekanabaru merupakan
ruang perawatan surgical,medikal,pediatrik,neonatus,NICU/PICU. Ruangan
Anggrek mempunyai kapasitas 16 tempat tidur yang terdiri dari 1 tempat tidur
VIP,2 tempat tidur Kelas I,2 tempat tidur Kelas II,8 tempat tidur Kelas III dan 2
tempat tidur NICU/PICU yang terletak di lantai 2 RS Lancang Kuning pekanbaru.

3.1.2 Denah Ruangan Anggrek RS Lancang kuning

7
3.1.3. Ketenagaan
Tenaga keperawatan di ruangan Anggrek berjumlah 8 orang dengan 1
orang ka-ru dengan klasifikasi pendidikan 5 orang DIII Keperawatan,dan 3 orang
SI Keperawatan
Masalah : Tingkat pendidikan karu dan staf yang masih mendominasi pada
diploma/D III Keperawatan,untuk jumlah tenaga tidak ada masalah dengan
tenaga keperawatan karena sesuai dengan jumlah pasien rata rata.

3.1.4. Struktur organisasi ruangan


Manager keperawatan : Oper WD, AMK
 Kepala ruangan : Fitri Wahyuni, Amd.Kep
 Perawat Pelaksana
- Ns. Ijun Sur Mianto. S. Kep
- Dermawan, Amd, Kep.
- Ns. Siti sofyan, S. Kep.
- Ns. Siti Nursyaidah, S. Kep.
- Yeni Yunita, Amd. Kep.
- Dewi Sartika. Amd. Kep.
- Ayu Fitri Wahyuni, Amd. Kep.
3.1.5. Tenaga kesehatan lainnya

8
Pelaksanaan kegiatan diruangan tidak hanya pada bidang ilmu keperawatan saja,
tetapi ada bidang ilmu lain yang ikut berperan dalam terselenggaranya pelayanan
terhadap pasien sehingga mencapai pelayanan yang paripurna. Berdasarkan hasil
pengkajian pada tanggal 19 Oktober 2019, ruangan Anggrek mempunyai professional
pemberi asuhan non keperawatan lain diantara nya 1 orang dokter jaga ruangan setiap
shif nya, 1 orang ahli gizi, dan dokter spesialis, dokter bedah yang visite sesuai dengan
jumlah pasien yang di rawat nya
3.1.6. Penampilan kerja
Efisiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI)
Tabel 2.1
Berdasarkan hasil pengumpulan data BOR, LOS, BTO, dan TOI maka diperoleh
gambaran :

Bulan BOR LOS TOI BTO


Maret 29,5% 2 6 3
April 23,3% 2 7 3
Mai 24,5% 2 5 3
Juni 24,4% 3 7 3
Juli 23,4% 2 7 3
Sumber: rekam medis RS Lancang kuning Pekanbaru, 2019

Masalah : BOR RS Lancang kuning yang terus menerus mengalami penurunan semenjak
5 bulan terakhir.
3.1.7. Jenis dan cakupan layanan
Ruangan Anggrek RS Lancang kuning merupakan ruangan perawatan yang
memberikan layanan terhadap perwatan pasien dengan kasus penyakit bedah, penyakit
dalam, Anak, NICU, PICU yang menggunakan pembayan pribadi/ umum maupun BPJS.

3.2. Analisis Hasil Pengkajian Manajmen Pelayanan Keperawatan Diruangan


Rawat Inap RS Lancang Kuning.
3.2.1. Analisis SWOT
Faktor Internal
Kekuatan (STRENGHT) Kelemahan (WEAKNES)
 Visi misi ruangan sudah ada.  Manajemen pasien safety belum
 RS Lancang kuning merupakan jalan.
RS yang telah terakreditasi.  Supervisi kepala ruangan belum
 RS Lancang kuning maksimal.

9
mempunyai layanan unggulan  Dokumentasi asuhan
yaitu pelayanan hemodialisa keperawatan tidak sesuai standar.
 Ruangan anggrek mampu  Metode asuhan keperawatan
menerima pasien dengan masih fungsional.
berbagai diagnosa, mulai dari  Perawat DIII masih dominan.
kasus bedah, penyakit dalam  Fasilitas ruangan rawat inap
dan anak. belum sesuai standar.
 Ruangan sudah mempunyai  Hand hygiene yang di lakukan
aturan yang jelas tentang hak perawat belum sesuai dengan
dan kewajiban pasien standar 5 moment.
\  Masih ada ditemukan staff yang
menggunakan perhiasan pada
saat melakukan tugas
 Belum terlaksananya standar PPI
RS dalam pengelolaan sampah

Faktor Eksternal
Peluang (opportunity) Ancaman (threatened)
 Adanya kesempatan untuk  Terdapat banyak nya RS tipe C
melanjutkan pendidikan ke yang menawarkan berbagai
jenjang yang lebih tinggi fasilitas dan layanan yang lebih
 Adanya program akreditasi dan baik.
penilaian RS  Adanya UUD perlindungan
 Digunakan nya RS sebagai lahan konsumen dan RS, serta
praktek oleh berbagai institusi malpraktek
pendidikan (DIII, S1)  Marak nya pengobatan alternatif
keperawatan dan kesehatan dan obat obat herbal yang
lainnya. menjanjikan pengobatan yang
 Adanya program jaminan lebih alami dan biaya yang lebih
kesehatan pemerintah (BPJS) murah.
 RS Lancang kuning merupakan
rujukan pertama dari faskes TK I
sesuai alur BPJS
 RS Lancang kuning di kelola oleh
Dompet du’afa.

10
3.2.2. Pengkajian manajemen pelayanan keperawatan
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan keperawatan tanggal 19
Oktober 2019 di ketahui bahwa RS Lancang kuning sudah melakukan akreditasi
dengan hasil lulus dan sudah dalam penerapan manajemen keperawatan, baik
dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian ,
dimana fungsi manajemen tersebut sudah dilaksanakan secara optimal.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 19-20 Oktober 2019 yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan aspek manajemen
keperawatan melalui pendekatan terhadap aspek manajemen pelayanan dan
manajemen asuhan keperawatan. Pengkajian manajemen meliputi fungsi
perencanaan,fungsi pengorganisasian,fungsi pengawasan dan fungsi
pengendalian. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah studi
literatur dengan membaca laporan ruangan yang berkaitan dengan manajemen,
kemudian di konfirmasi dengan masalah-masalah yang dikemukakan oleh
responden, konfirmasi dilakukan melalui observasi, wawancara. Responden yang
terlibat dalam wawancara sebanyak 6 orang perawat pelaksana dan 1 orang
kepala ruangan. Observasi dilakukan dengan melihat sesuai atau tidaknya
pengelolaan Rumah Sakit dengan standar PPI Rumah Sakit, adanya visi dan misi
Rumah Sakit, ruangan dan bidang keperawatan, struktur organisasi ruangan,
SOP/SAK, Ketersediaan format dokumentasi asuhan keperawatan dan menilai
dokumentasi proses keperawatan dengan menggunakan lembar observasi.
3.3. Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Di Ruangan Rawat Inap RS
Lancang Kuning Pekanbaru
1. Fungsi perencanaan
 Visi, Misi organisasi
Wawancara : Menurut kepala ruangan, Ruangan Anggrek sudah memiliki
visi misi.
Obsevasi : Menurut pengamatan visi misi ruangan sudah tersedia di
ruangan rawat inap Anggrek.
Masalah : Tidak ada masalah
 Uraian tugas dan fungsi kepala ruangan
Wawancara : Kepala ruangan sudah memiliki uarain tugas, fungsi dan
peraturan yang jelas, kepala ruangan merupakan perpanjangan tangan
dari manejer keperawatan dari suatu unit.
Observasi : Uraian tugas Kepala ruangan ada dan terdokumentasi.
Masalah : Tidak ada masalah
2. Pengorganisasian

11
 Struktur organisasi
Wawancara : Menurut kepala ruangan di dapat kan informasi bahwa
struktur ruangan sudah ada
Observasi : Sudah ada terlihat struktur ruangan yang terpajang.
Masalah : Tidak ada masalah, model keperawatan fungsional karena
kurangnya tanaga keperawatan.
3. Fungsi pengarahan
 Motivasi kepada perawat
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan kinerja perawat yang baik
sering diberikan reward berupa pujian secara langsung.
Observasi : Perawat dengan kinerja yang bagus tampak di berikan pujian
langsung oleh kepala ruangan.
Maslah : Tidak ada masalah
 Komunikasi.
Wawancara : Komunikasi pada saat timbang terima pasien baik saat
overan maupun di ruangan sudah efektif, serta pelaksanan overan yang
sudah tertata.
Observasi : Tampak perawat sudah melakukan komunikasi yang efektif
saat serah terima tugas dan saat menggunakan telepon.
Masalah: Tidak ada masalah.
 Melaksanakan SOP dan SAK
Wawancara : Menurut kepala ruangan asuhan keperawatan yang di
berikan sudah mengacu pada standar asuhan keperawatan (SAK)
Observasi : SOP dan SAK sudah ada.
Maslah : Tidak ada maslah.

3.4. Analisa Hasil Pengkajian Manajemen Untuk Pasien Safety Di Ruang


Anggrek RS Lancang Kuning Pekanbaru
1. Peningkatan komunikasi efektif
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan komunikasi antara perawat dan
pasien saat overan sudah dilakukan dengan baik, perawat memperkenal kan
nama saat akan berdinas. Dan komuniksi saat penerimaan telepon sudah di
lakukan dengan benar.
Observasi : Perawat tampak memperkenalkan nama pada pasien dan
keluarga saat akan berdinas.
Maslah : Tidak ada maslah.
2. Peningkatan keamanan obat

12
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan masalah obat yang harus di
waspadai sudah ada penandaan obat high alert
Observasi : Terdapat obat yang high allert sudah di beri tanda khusus.
Masalah : Tidak ada masalah.
3. Pengurangan resiko infeksi
Wawancara : Menurut kepala ruangan untuk mengurangi resiko infeksi
perawat melakukan 6 langkah cuci tangan dan pemasangan APD sudah
dilakukan sesuai SPO, namun 6 langkah cuci tangan belum di lakukan
sesuai 5 moment.
Observasi : Perawat tampak melakukan cuci tangan tapi belum sesuai
dengan 6 langkah benar dalam mencuci tangan.
Masalah : Belum optimal nya pelaksanaan 5 moment hand hygien..
4. Pengurangan resiko jatuh
Wawancara : Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan perawat
sudah melakukan pengurangan resiko jatuh pasien, bed pasien pada umum
nya sudah menggunakan penyangga. Untuk format pengkajian pasien resiko
jatuh untuk dewasa juga sudah di siapkan oleh manajemen, Tapi segitiga
penanda resiko jatuh tidak tersedia.
Observasi : Dari pengamatan kelengkapan sarana dan prasarana tentang
penanda pasien resiko jatuh belum tersedia, dan pengkajian pasien resiko
jatuh juga tidak di lakukan oleh perawat.
Masalah : Tidak berjalan nya penilaian pasien resiko jatuh dan kurang nya
sarana dan prasarana penanda pasien resiko jatuh.
5. Pemilahan kriteria sampah
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan pemisahan sampah infeksius, non
infeksius dan benda tajam sudah di lakukan sesuai standar, sampah
infeksius di tandai dengan pemasangan kantong berwarna kuning, sampah
non infeksius di pasangkan kantong berwarna hitam, tempat benda tajam
menggunakan jerigen yang tertutup dan masing-masing sudah di beri
pelabelan.
Observasi : Terlihat pembagian tong sampah infeksius di beri kantong
berwarna kuning, non infeksius di beri kantong berwarna hitam dan benda
tajam menggunakan jerigen yang masing masing sudah di beri pelabelan.
Akan tetapi tempat sampah yang ada tidak sesuai standar yaitu tidak
tertutup dan tidak terdapat pijakan.
Masalah : Pengelolaan sampah yang tidak sesuai standar PPI.
6. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi.

13
Wawancara : Menurut kepala ruangan prosedur operasi sesuai dengan SOP
di RS.
Observasi : Tidak ada pasien operasi yang ditemukan selama pengkajian.
7. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Wawancara : Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan belum sesuai dengan Standar
Asuhan Keperawatan( SAK )
Observasi : Tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan, namun
pendokumentasian belum di lakukan sesuai standar.
Masalah : Dokumentasi keperawatan belum sesuai SAK.
8. Kepuasan perawat.
Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan
beberapa orang perawat lain nya mengatakan bahwa mereka merasa puas
dengan apa yang didapat selama bekerja di RS Lancang kuning, apa yang
mereka terima sesuai dengan beban pekerjaan yang ada.
Observasi : Perawat tampak senang dengan pekerjaan yang mereka jalan
kan.
Masalah : Tidak ada masalah.
3.5.Prioritas Penyelesaian Masalah Manajemen Keperawatan.
Prioritas masalah di lakukan dengan teknik kriteria matriks dengan
memperhatikan aspek aspek sebagai berikut :
 Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan sering nya masalah terjadi
 Saverity (Sv) yaitu besarnya kerugian yang di timbul kan.
 Manageability (Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah masalah.
 Nursing consern (Nc), yaitu fokus pada keperawatan
 Affordabilility (Af), Yaitu ketersediaan sumber daya.
Setiap masalah di berikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai
berikut:
 Nilai 1 = Sangat kurang sekali
 Nilai 2 = Kurang sekali
 Nilai 3 = Cukup sesuai
 Nilai 4 = Sesuai
 Nilai 5 = Sangat sesuai
NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Skor

14
Tidak berjalan nya 5 5 4 4 1 19
penilaian pasien
resiko jatuh dan
1. Kurang nya sarana
dan prasarana
penanda pasien
resiko jatuh.
Belum optimalnya 5 5 4 4 5 22
pengelolaan
2.
sampah Rumah
Sakit
Belum optimal 4 4 4 4 4 20
nya 5 moment
3.
cuci tangan

Belum optimalnya 4 3 4 4 2 17
pendokumentasian
4. asuhan
keperawatan
sesuai SAK.

Dari tabel di atas maka prioritas masalah sebagai berikut


1. Belum optimalnya pengelolaan sampah Rumah Sakit
2. Belum optimal nya 5 moment cuci tangan di ruangan Anggrek
3. Tidak berjalan nya penilaian pasien resiko jatuh dan Kurang nya sarana dan
prasarana penanda pasien resiko jatuh.
4. Belum optimalnya pendokumentasian Asuhan keperawatan sesuai SAK

3.6. Analisa Permasalahan Dengan Menggunakan SWOT


1. Analisa SWOT belum optimalnya pengelolaan sampah Rumah Sakit
FAKTOR INTERNAL
Strength Weakness
1. RS sudah terpapar tentang 1. Tidak adanya pijakan dan
manajemen resiko infeksi tutup pada masing-masing
2. Perawat di RS sudah mengerti tempat sampah.
tentang PPI 2. Tidak ada motifasi bagi kepala
3. Sudah ada pembagian sampah ruangan dan perawat pelaksana
antara infeksius, non infeksius untuk melakukan pengelolaaan
dan benda tajam sampah dengan benar.

15
FAKTOR EKSTERNAL
Opportunity Treath
1. RS Lancang kuning merupakan 1. Kurang nya motivasi perawat
lahan praktek bagi mahasiswa dalam melakukan pengurangan
manajemen keperawatan. resiko infeksi.
2. RS Lancang kuning merupakan 2. Kurangnya perhatian perawatn
rumah sakit yang merawat dalam pengelolaan sampah RS
berbagai kasus infeksi, baik itu 3. Tingginya kemungkinan
dari bedah, penyakit dalam, anak munculnya penularan penyakit
dan hemodialisa. terhadap perawat

2. Analisa SWOT belum optimal nya 5 moment cuci tangan di ruangan Anggrek.
FAKTOR INTERNAL
Strength Weaknes
1. Perawat di RS sudah mengerti 1. Kurang nya motifasi perawat
tentang PPI untuk melakukan 6 langkah cuci
2. RS sudah menyediakan sarana tangan yang sesuai dengan 5
dan prasarana penunjang untuk moment
hand hygiene 2. Kurangnya pengetahuan perawat
3. Perawat sudah menjalan kan 5 tentang cara 6 langkah cuci
momen cuci tangan tangan yang sesuai dengan 5
moment.

FAKTOR EKSTERNAL
Opportunity Threat
1. RS Lancang kuning merupakan 1. Tidak optimal nya hasil hand
merupakan lahan praktek bagi hygiene sesuai yang di harap kan.
mahasiswa manajemen keperawatan 2. Resiko terjadi nya infeksi
2. Perawat di RS memiliki motivasi nosokomial.
untuk menerapkan hand hygiene
3. Tidak optimalnya penerapan 5
pada pasien di RS yang sesuai
moment
dengan 5 moment.

3. Analisa SWOT Tidak berjalan nya penilaian pasien resiko jatuh dan kurangnya
sarana dan prasarana penanda pasien resiko jatuh.

16
FAKTOR INTERNAL
Strength Weaknes
1. RS sudah mempunyai standar 1. Kurang nya motifasi perawat
pasien safety tentang pelaksanaan pasien safety.
2. RS Lancang kuning merupakan 2. Kurang nya pengetahuan perawat
RS yang telah lulus akreditasi tentang bahaya insiden pasien
3. Tersedianya lembaran panduan jatuh terhadap operasional RS.
pengkajian pasien resiko jatuh 3. Tidak tersedianya penanda pasien
sesuai standar resiko jatuh di ruanagan.

FAKTOR EKSTERNAL
Opportunity Treath
1. RS Lancang kuning merupakan 1. Tinggi nya angka insiden jatuh
lahan prakek mahasiswa pada pasien
manajemen keperawan. 2. Adanya ancaman tuntutan
2. Motivasi dari kepala ruangan hukum terhadap kejadian pasien
cukup tinggi untuk menjalan kan jatuh.
penilaian pasien resiko jatuh. 3. Kejadian sentinel jika terjadi
merupakan ancaman terbesar
untuk izin operasional RS.(RS di
tutup)

4. Analisa SWOT belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan


sesuai Standar Asuhan Keperawatan.
FAKTOR INTERNAL
Strength Weakness

1. Format Asuhan keperawatan 1. Tingkat pendidikan perawat yang


sudah teredia dari RS mendominasi di DIII
keperawatan, dan sebagian kecil
2. Organisasi keperawatas sudah yang sudah SI keperawatan.
berdiri kokoh dengan adanya
manejer keperawatan dan staff 2. Kurang nya pengetahuan perawat
nya dalam pendokumentasian yang
Sesuai SAK

FAKTOR EKSTERNAL

17
Oppurtunity Threat
1. RS Lancang kuning merupakan 1. Keperawatan merupakan bidang
lahan praktek bagi mahasiswa ilmu yang berdiri sendiri yang
manajemen keperawatan. selalu berkembang dari waktu ke
2. Motivasi kepala ruangan cukup waktu
tinggi untuk mendukung 2. Mayarakat modern memiliki
terlaksana nya dokumentasi tuntutan lebih terhadap pelayanan
keperawan yang benar. keperawatan yang di berikan
3. Banyak nya RS yang
menawarkan pelayanan
kesehatan dengan layanan
perawat yang sudah exelen
servis.

18
4.7.Analisa Fishbone
Skema3.7.1 Analisis Fishbone belum optimalnya pengelolaan sampah Rumah Sakit
Tidak tersedianya
MAN tempat sampah MATERIAL
Motivasi perawat berpijak dan bertutup
kurang
Tidak adanya tempat
sampah berpijak dan
bertutup Butuh biaya
untuk tempat
Mengacu pada sampah
standar PPI RS
Belum
optimalnya
pengelolaan
sampah RS
Pengelolaan
sampah
Di tingkat kan Sistem
computerisasi
belun jalan
Memasang pijakan dan
penutup tempat sampah Resiko tinggi
penularan terhadap
perawat ruangan
METHODE MACHINE

26
3.7.2. Analisis Fishbone belum optimal nya 5 moment cuci tangan di ruangan Anggrek

MATERIAL
MAN
Pengetahuan Butuh biaya untuk
perawat kurang format panduan

Butuh biaya untuk


Adanya tim ppi di ketersediaan
ruangan antiseptik
Memiliki tenaga
keperawatan dengan
tingkat pendidikan
terbanyak DIII
Belum
optimalnya 5
moment cuci
tangan di ruang
Anggrek Dokumentasi
lebih di tingkat Sistem
kan computerisasi
belum berjalan
Sosialisasi 5 moment cuci sepenuh nya
Supervisi
tangan yang benar
dokumentasi
belum optimal

MACHINE
METHODE

27
3.7.3. Analisis Fishbone Tidak berjalan nya penilaian pasien resiko jatuh dan kurang nya saran dan prasarana penanda pasien resiko jatuh.

MAN
Butuh biaya untuk MATERIAL
Motivasi perawat sarana prasarana
kurang penanda pasien
resiko jatuh

Belum adanya KPRS Beban kerja


pasien safety khusus bertambah
untuk menangani pasien
safety

Memiliki tenaga keperawatan


Tidak berjalan nya dengan tingkat pendidikan
Butuh biaya
untuk format
penilaian pasien terbanyak DIII
resiko jatuh dan
kurang nya sarana
prasarana penanda
pasien resiko jatuh
Dokumentasi
lebih di
tingkat kan
Sosialisasi kan Pengisian formt
Sistem
cara pengkajian Penilaian pasien computerisasi
pasien resiko jatuh resiko jatuh lakukan belum berjalan
sesuai standar sepenuh nya
Informasika bahaya
insiden pasien jatuh, Supervisi
dokumentasi
METHODE belum optimal MACHINE

28
3.7.4. Analisis Fishbone Belum optimalnya pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai SAK

MAN
MATERIAL
Motivasi perawat Format sudah
kurang sesuai standar

Beban kerja
Kurang nya pengetahuan jadi lebih
perawat tinggi
Memiliki tenaga
keperawatan dengan tingkat
pendidikan terbanyak DIII Butuh biaya
untuk format

Dokumentasi
keperawatan
belum sesuai SAK

Mensosialisasikan Pendokumentasian Sistem


cara pencatatan masih mengikuti computerisasi
SOAP yang benar Dokumentasi dokter belumberjalan.
lebih di
tingkatkan
Mengembang kan Supervisi
masalah keperawatan dokumentasi
sesuai jalur nya. belum optimal

MACHINE
METHODE

29
BAB IV
PERENCANAAN

Setelah di lakukan Identifikasi tentang permasalahan manajemen di


Ruangan keperawatan Anggrek maka di tetapkanlah prioritas masalah dan
penetapan penyelesaian masalah dengan menggunakan rumus matrix, sehingga
di dapat kan urutan masalah berdasarkan prioritas nya adalah sebagai berikut.

4.1. Belum optimalnya pengelolaan sampah Rumah Sakit

Tujuan : Untuk mengurangi resiko penyebaran kuman dan penularan


penyakit diruangan anggrek
a. Kegiatan : Mendiskusi kan bersama kepala ruangan dan perawat
pelaksana tentang cara mengoptimalkan pengelolaan sampah RS.
b. Mengadakan tempat sampah yang memiliki penutup serta pijakan.
Sasaran kegiatan : Kepala Ruangan dan perawat pelaksana, cleaning
servis.
Lokasi : RS Lancang kuning ruangan Anggrek
Waktu : 1 minggu
Cara evaluasi : Menggunakan ceklis sesuai tahapan kegiatan selama 1
minggu.

4.2. Belum optimal nya 5 moment cuci tangan di ruangan Anggrek

Tujuan : Untuk mencegah angka kejadian infeksi RS dan infeksi


nasokomial dengan cara menerap kan 5 momen cuci tangan dengan 6
langkah benar cuci tangan.
Kegiatan :
a. Mempraktekkan bersama cara enam langkah cuci tangan serta
ketepatan momen dan waktu yang sesuai dengan panduan.
b. Mensosialisasikan 5 momen cuci tangan
Sasaran kegiatan : Kepala ruangan, Perawat pelaksana dan keluarga pasien.
Lokasi : RS Lancang kuning ruangan rawat inap Anggrek
Waktu : 1 minggu
Cara evaluasi : Menggunakan ceklis sesuai tahapan kegiatan selama 1

30
minggu.

4.3. Tidak Berjalannya Penilaian Pasien Resiko Jatuh Dan Kurangnya


Sarana Dan Prasarana Penanda Pasien Resiko Jatuh.

Tujuan : Untuk mencegah dan mengurangi jumlah insiden pasien jatuh.


Kegiatan :
a. Mempersiap kan segitiga fall risk
b. Mempersiap kan format pengkajian pasien resiko jatuh
c. Mempersiap kan format pencegahan dan penanggulangan pasien resiko
jatuh
d. Mensosialisasikan pada perawat tentang cara penilaian pasien resiko
jatuh, protokol pencegahan dan penanggulangan pasien jatuh dan cara
pemasangan segitiga fall risk.
Sasaran kegiatan : Kepala ruangan dan perawat pelaksana
Lokasi : RS Lancang kuning ruangan perawatan Anggrek.
Waktu : 1 minggu.
Cara evaluasi : Menggunakan ceklis sesuai tahapan kegiatan selama 1
minggu, melakukan observasi langsung terhadap perawat dalam melakukan
pengkajian pasien resiko jatuh.

4.4. Belum optimalnya pendokumentasian keperawatan sesuai Standar


Asuhan Keperawatan (SAK)

Tujuan : Untuk menerapkan dokumentasi keperawatan sesuai standar.


Kegiatan : Mendemonstrasi kan cara pendokumentasian asuhan
keperawatan yang benar.
Sasaran : Kepala rungan dan perawat pelaksana.
Lokasi : RS Lancang kuning ruangan perawatan Anggrek.
Waktu : 1 minggu
Cara evaluasi : Menggunakan ceklis sesuai tahapan kegiatan selama 1
minggu.

31
32
TABEL 4.1
PLAN OF FOCATION (POA)
1. Rencana kegiatan manajemen keperawatan di RS Lancang kuning pekanbaru.
NO Kegiatan Tujuan Waktu Ruang Sasaran Metode Indikator
keberhasialan
1. Belum optimalnya pengelolaan Setelah di lakukan 19 - 10 - 2019 Ruang rawat Kepala ruangan, Diskusi Di tetap kan nya
sampah Rumah Sakit
nya intervensi di jam 13.00 inap Anggrek perawat pelaksana cara pengelolan
harapkan dan cleaning service sampah yang
pengelolaan sampah benar
dirumah sakit sesuai
standar PPI

2. Belum optimalnya 5 moment cuci Setelah di lakukan 19 - 10 - 2019 Ruang rawat Kepala ruangan dan Edukasi dan Infeksi rumah
tangan di ruangan Anggrek intervensi di harap jam 15.00 inap Anggrek Perawat pelaksana, sosialisasi sakit menurun,
kan 5 moment cuci Hand hygiene di
tangan di lakukan sesuai
laksanakan dengan dengan 5 moment
benar secara optimal
3. Tidak berjalan nya penilaian Setelah di lakukan 20 – 10 - 2019 Ruang rawat Kepala ruangan dan Edukasi dan Perawat dapat
pasien resiko jatuh dan kurang nya intervensi di jam 10.00 inap Anggrek seluruh perawat di sosialisasi cara melakukan
sarana dan prasarana penanda harapkan pasien ruangan rawat inap pengkajian pasien penilaian pasien
pasien resiko jatuh. resiko jatuh dapat Anggrek resiko jatuh, resiko jatuh,

33
terdeteksi dan protokol mengerti protokol
tersedianya sarana pencegahan dan pencegahan dan
prasarana penanda penanggulangan penanggulangan
pasien pasien jatuh dan pasien jatuh dan
resiko jatuh. memasang mengenal penanda
penanda pasien pasien resiko jatuh
resiko jatuh serta pemasangan
penanda pasien
resiko jatuh .
4. Belum otimalnya Setelah di lakukan 20 – 10 - 2019 Ruang rawat Kepala ruangan dan Edukasi dan Pendokumentasian
pendokumentasian keperawatan intervensi di harap jam 11.00 ianap Semua perawat di sosialisasi keperawatan dapat
sesuai standar Asuhan kan dokumentasi ruangan ruangan rawat inap pendokumentasien berjalan sesuai
Keperawatan (SAK) keperawatan dapat Anggrek Anggrek keperawatan SAK.
di lakukan sesuai sesuai SAK
SAK

34
35

Anda mungkin juga menyukai