LAPORAN MAGANG
Oleh :
1. Sukma Aliviyanti.R.P (G41150314)
2. Dewi Wardah (G41150386)
3. Amelia Agustiningrum (G41151152)
4. Afida Turrohmah Maulidiyah (G41151247)
5. Ivon Mustika Hakimah (G41151798)
6. Zellina Fritamaya (G41151813)
7. Resta Dwi Yuliani (G41152016)
SEMESTER 6
PROGRAM STUDI REKAM MEDIK
JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….........i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..........ii
BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………….........1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...........1
1.2 Tujuan Umum………………………………………………………............4
1.3 Tujuan Khusus………………………………………………………...........4
1.4 Manfaat………………………………………………………………..........5
1.4.1 Bagi Rumah Sakit……………………………………………............5
1.4.2 Bagi Politeknik Negeri Jember………………………………............5
1.4.3 Bagi Peneliti…………………………………………………............5
BAB 3. PEMBAHASAN........................................................................................6
3.1 Manajemen Unit Rekam Medis……………………………………….........6
3.1.1 Sistem Penamaan................................................................................6
3.1.2 Sistem Penomoran..............................................................................6
3.1.3 Sistem Penyimpanan...........................................................................7
3.1.4 Sistem Penenjajaran............................................................................7
3.2 Statistik dan Sistem Informasi Kesehatan…………………………….........6
3.3 Statistik dan Sistem Informasi Kesehatan…………………………….........6
3.3.1 Pembiayaan Kesehatan.......................................................................6
3.3.2 Asuransi kesehatan……………………………………………..........6
3.4 Manajemen Mutu ………………………….………………………….............6
3.4.1 Pengolahan Data Dan Penilaian..........................................................6
3.4.2 Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Di Rawat Inap.................6
3.4.3 Pengolahan Indeks Kepuasan Rawat Jalan………………….............7
3. 4.4 Kesimpulan Dan Saran......................................................................7
3.5 Teknologi Informasi Kesehatan……………………………………............6
3.6 Electronic Health Record (HER)…………………………………………..6
3.6.1 Profil Rumah Sakit..............................................................................6
3.6.2 Electronic Health Record (HER)........................................................6
3. 4.3 Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat di rawat...........................7
3. 4.4 Kesimpulan Dan Saran......................................................................7
2.10 Mutu
2.10.1 Mutu Pelayanan
a. Pengertiaan mutu pelayanan
Kualitas atau mutu adalah tingkat dimanan pelayanan kesehatan pasien
ditingkatan mendekati hasil yang diharapkan dan mengurangi faktor- faktor yang
tidak di inginkan (Depkes RI,2003). Kualitas mutu pelayanan kesehatan dasar
adalah kesesuaian antara pelayanan kesehatan dasar yang disediakan atau
diberikan dengan kebutuhan yang memuaskan pasien atau kesesuaian dengan
ketentuan standar pelayanan (Ridwan, 2007).
Layanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu layanan yang
dibutuhkan, dalam hal ini di tentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan
sekaligus dinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta terjangkau oleh
daya beli masyarakat (Pohan,2006)
Dimensi Mutu Pelayanan Dimensi kualitas layanan kesehatan antara lain
(Pohan,2006):
1. Dimensi kompetensi teknis (keterampilan, kemampuan, dan penampilan atau
kinerja pemberi layanan kesehatan).
2. Keterjangkauan atau akses (layanan kesewhatan harus dapat dicapai oleh
masyarakat tanpa terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi
dan bahasa).
3. Efektifitas (bagaimana standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat,
konsisten, dan sesuai siyuasi setempat) dan sangat berkaitan dengan
keterampilan dalam mengikutti prosedur yang terdapat dalam layanan
kesehatan.
4. Efesiensi (dapat melayani lebih banyak pasien atau masyarakat).
5. Kesinambungan (pasien harus dapat dilayani sesuai dengan kebutuhan).
6. Keamanan ( aman dari resiko cedera, infeksi dan efek samping atau bahaya
yang ditimbulkan oleh layanan kesehatan itu sendiri)
7. Kenyamanan (kenyamanan dapat menimbulkan kepercayaan pasien kepada
organisasi layanan kesehatan).
8. Informasi ( mampu memberikan informasi yang jelas tentang apa, siapa, kapan,
dimana, dan bagaimana layanan kesehatan akan dan telah dilaksanakan. Hal ini
penting untuk tingkat puskesmas dan rumah sakit).
9. Ketepatan waktu ( agar berhasil, layanan kesehatan itu harus dilaksanakan
dalam waktu dan cara yang tepat, oleh pemberi layanan yang tepat, dan
menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta biaya yang efisien).
10. Hubungan antar manusia ( merupakan interaksi antar pemberi pelayanan
kesehatan dengan pasien, antar sesama pemberi layanan kesehatan. HAM ini
akan memberi kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia,
saling menghormati, responsif memberi perhatian
Lori Diprete (1992) dalam Bustami (2011) menyatakan bahwa kegiatan
penjamin mutumenyangkut satu atau beberapa dimensi mutu, yaitu: Technical
competence (Kompetensi teknis), Access to service (akses terhadap pelayanan),
Effectiveness (efektifitas), Human relation ( hubungan antar manusia), Efficiency
( efesiensi), Contiuity of serice ( kelangsungan pelayanan), Safety (keamanan),dan
Amenity (kenyamanan).
Namun dalam perkembangan selanjutnya dalam penelitian dirasakan adanya
dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang lainya yang
dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh parasuraman (2005)
dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi kualitas jasa atau pelayanan,yaitu :
a. Tangible (berwujud) : meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,
karyawan dan alat-alat komunikasi.
b. Realibility (keandalan): yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah
di janjikan secara konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
c. Responsiveness (cepat tanggap): yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan
(konsumen) dan menyediakan jasa atau pelayanan yang tepat dan cepat.
d. Assurance (kepastian): mencakup pengetahuan dan keramah tamahan para
karyawan dan kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang memiliki para staf,bebas
dari bahaya, risiko atau keraguan.
e. Empaty (empati) : meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual
kepada pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik,dan
memahami kebutuhan pelanggan.
Menurut Pohan (2006) kebutuhan pelanggan layanan kesehatan meliputi
kebutuhan terhadap akses layanan kesehatan, artinya kemudahan memperoleh
layanan kesehatan yang dibutuhkan, kebutuhan terhadap layanan yang tepat
waktu, artinya tingkat ketersediaan layanan kesehatan pada saat dibutuhkan,
kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang efisien dan efektif artinya biaya
layanan kesehatan terjangkau, dan kebutuhan layanan kesehatan yang tepat dan
layak artinya layanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien.
11. Cara mengukur kualitas
Banyak kerangka pikir yang dapat digunakan untuk mengukur mutu. Pada
awal upaya pengukuran kualitas layanan kesehatan, Donabedian mengusulkan tiga
kategori penggolongan layanan kesehatan yaitu srtuktur, proses, dan keluaran
(Pohan,2006).
a. Standar struktur Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan
sistem,kadang – kadang disebut juga sebagai masukan atau struktur. Termasuk
kedalamnya hubungan organisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-
komite, personal, peralatan gedung, rekam medik, keuangan, perbekalan onat
dan fasilitas. Standar struktur merupakan ruler of the game. Jika dikaitkan
denagn pelayanan KB standar struktur menyangkut bidan sevagai pemberi
layanan KB serta fasilitas dan sarana prasaranan pelayanan KB
b. Standar proses Standar proses adalah sesuatu y6ang menyangkut semua aspek
pelaksanaan kegiatan layanan kesehatan, melakukan prosedur dan kebijakan.
Standar proses akan menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana
melakukanya dan bagaimana sistem kerja. Denagan kata lain, standar proses
adalah playing the game. Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar proses
menyangkut prosedur pelayanan KB, yaitu standar pelayanan KB.
c. Standar keluaran Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari
layanan kesehatan.standar keluaran akan menunjukan apakah layanan
kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran (outcame) adalah apa yang diharapkan
akan terjadi sebagai hasil dari layanan yang di selenggarakan dan terhdap apa
keberhasilan itu di ukur . Jika dikaitkan dengan pelayanan KB standar KB
adalah kualitas layanan KB yang dirasakan oleh pengguna layanan KB sebagai
penerima pelayanan KB, apakah merasa puas atau tidak, jika pasien KB
merasakan kepuasan, maka pelayanan KB yang diberikan dapat dinyatakan
berhasil.
2.10.2 Kepuasan Pasien
a. Pengertian Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan, jika
kinerja berada di bawah harapan pelanggan, pelanggan tidak puas, jika memenuhi
harapan pelanggan amat puas (Kotler,2005) Kepuasan adalah suatu keadaan yang
dirasakan konsumen setelah dia mengalami suatu kinerja (atau hasil) yang telah
memenuhi berbagai harapanya. Menurut Olivier, kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang (pelanggan) setelah membandingkan antara kinerja atau hasil
yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang diharapkan
(Irine, 2009)
Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. Dengan
demikian,kepuasan pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatkan mutu
pelayanan kesehatan (Pohan, 2006)
Pasien (klien) adalah konsumen pelayanan kesehatan yang membutuhkan
kepuasan dalam pelayanan kesehatan yang terdiri dari : 1) Pelayanan primer :
penginapan rumah sakit, pelayanan keperawatan, dan tindakan pengobatan. 2)
Pelayanan sekunder : daerah yang nyaman dan menyenangkan (Potter &
Perry,2005)
Kepuasan pasien adalah hasil dari pasien bahwa produk atau pelayanan
telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih
atau kurang. Pasien akan merasa puas jika persepsinya sama atau lebih dari yang
diharapkan. Kepuasan pasien ditentukan oleh persepsi atas performance jasa
dalam memenuhi harapan pasien. Pasien merasa puas apabila harapanya terpenuhi
atau akan sangat puas jika harapan pasien terlampaui (Irine,2009).
3 Manfaat kepuasan
Beberapa manfaat kepuasan menurut (Irine, 2009) adalah: a. Kepuasan
pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di masa yang akan
datang b. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik. c. Kepuasan
pelanggan merupakan asset perusahaan terpenting d. Kepuasan pelanggan
menjamin pertumbuhan dan perkembangan perusahaan e. Pelanggan makin kritis
dalam memilih produk f. Pelanggan puas akan kembali g. Pelanggan yang puas
mudah memberikan referensi
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
Menurut Tjiptono (2005) kepuasan pasien di tentukan oleh beberapa faktor
antara lain,yaitu :
a. Kinerja (performance), pendapat pasien terhadap karakteristik operasi dari
pelayanan yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang
dirasakan. Wujud dari kinerja itu misalnya : kecepatan, kemudahan, dan
kenyamanan bagaimanan perawat dalam memberikan jasa pengobatan
terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang relatif cepat, kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan pasien dan kenyamanan yang diberikan yaitu
dengan memperhatikan kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan
rumah sakit.
b. Ciri-ciri tambahan (features), merupakan karakteristik sekunder atau
karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh jasa pelayanan, misalnya:
kelengkapan interior dan eksterior seperti televisi, ac, sound system, dan
sebagainya.
c. Kehandalan (reliability), sejauh mana kemungkinan kecil akan mengalami
ketidak puasan atau ketidak sesuaian dengan haapan atas pelayanan yang
diberikan. Hal ini di pengaruhi oleh kemampuan dan pengalaman yang baik
terhadap memberikan pelayanan keperawatan di rumah sakit.
d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformsnce to specification), yaitu sejauh
mana karakteristik pelayanan memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya : standar keamanan dan emisi terpenuhi seperti
peralatan pengobatan.
e. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk tersebut
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis dalam
penggunaan peralatan rumah sakit, misalnya: peralatan bedah, alat transportasi,
dan sebagainya.
f. Service ability, meliputi kecepatan, kompetensi, serta penanganan keluhan
yang mememuaskan. Pealayanan yang diberikan oleh perawat dengan
memberikan penanganan yang cepat dan kompeten yang tinggi terhadap
keluhan pasien sewaktu-waktu
g. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca
indra. Misalnya: keramahan perawat, peralatan rumah sakit yang lengkap dan
modern, arsitektur rumah sakit, dekorasi kamar, kenyamanan ruang tunggu,
taman yang indah dan sejuk dan sebagainya.
h. Mutu yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah sakit
serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang di terima pasien
terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah skit dari
pada rumah sakit lainya dan tanggung jawab rumah sakit selama proses
penyembuhan baik dari pasien masuk sampe pasien keluar rumah sakit salam
keadan sehat.
5 Klasifikasi Kepuasan Pasien
Menurut Nursalam (2003), klasifikasi kepuasan pasien yaitu:
a. Sangat tidak memuaskan (1), bila hasil pelayanan yang diberikan atau
didapatkan oleh pasien jauh di bawah harapanya.
b. Tidak memuaskan (2), bila hasil pelayanan yang di dapatkan pasien belum
memenuhi harapanya.
c. Cukup memuaskan (3), bila hasil pelayanan yang didapatkan pelanggan sudah
sebagian memenuhi harapanya.
d. Memuaskan (4), bila hasil pelayanan yang didapatkan pasien sudah memenuhi
harapanya.
e. Sangat memuaskan (5), bila pelayanan yang didapatkan pasien melebihi
harapanya.
2.11 Statistik
2.11.1 Definisi Statistik
Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian,
analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan
keputusan dapat diperhitungkan secara numeric.Statistika merupakan suatu teknik
untuk mengumpulkan data, menganalisa data dan menyimpulkan dan mengadakan
penafsiran data yang berbentuk angka(Marguerritte R,Hall ). Statiska merupakan
ilmu dan seni mengembangkan dan menerapkan metoda yang paling efektif untuk
mengumpulkan, mentabulasi, menginterpretasi kan data kuantitatif sedemikian
rupa sehingga kemungkinan salah dalam kesimpulan dan estimasi dapat
diperkirakan dengan menggunakan penalaran induktif berdeasarkan matematika
probabilitas(Anderson dan Bancroffi). Statiska merupakan pengetahuan yang
berhubungan dengan cara-cara pengumpuam fakta, pengolahan serta
penganalisanya, penarikan kesimpulan, penyajian dan publikasi dari data-data
yang berbentuk angka( Sujana).
Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri, Rumah Sakit,
Perusahaan Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan
program-program yang didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus
berdasarkan data real. Dari data tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan
informasi yang dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Data tersebut
berbentuk angka, yang biasanya digunakan untuk penelitian terhadap
sifat/karakteristik yang diteliti. misalnya jumlah karyawan BKKBN, jumlah
akseptor KB, Jumlah peserta KB aktif di desa / kelurahan, jumlah kelompok
penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, dan lain sebagainya. Seiring
dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-
unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek
kehidupan tidak terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik
kesehatan. Secara lebih terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari
statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan
dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit,
kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada
populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini
ditujukan khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni
kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital
statistic), atau sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic).
Salah satu fungsi dari statiska kesehatan adalah untuk mengukur status
kesehatan masyarakat dan mengetahui permasalahan kesehatan saat mengalami
kegagalan atau keberhasilan program guna untuk menganalisa perbandingan dan
menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan dapat dilihat antar waktu
dan antar tempat. Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang
sadar dengan adanya program KB (Keluarga Berencana) . Masalah ini sering
ditemukan pada masyarakat yang primitif , yang kental akan adat istiadat
setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak itu akan mendatangkan
banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat sebagian besar
penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang
menyebabkan mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya
terjadilah ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan
dievaluasi melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan
seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan
bobot untuk melakukan perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan
yang tepat.
2.11.2 Data
Kata data berasal dari datum yang berarti materi atau kumpulan fakta yang
dipakai untuk keperluan suatu analisa,diskusi,presentasi ilmiah,atau test satatistik.
Materi atau kumpulan fakta dapat berupa status,informasi,keterangan,dll. Dari
suatu obyek atau beberapa obyek yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti,atau
berasal dari sumber lain seperti instansi,badan internasional,hasil publikasi
ilmiah,dan hasil penelitian orang lain.
a. Sumber data
1) Data primer: yaitu materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri
oleh sipeneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian.
2) Data skunder
a) Internal: data yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil
penelitian sebelumnya atau data dirumah sakit berupa medical
records, kapasitas tempat tidur.
b) Eksternal: data yang berasal dari lingkungan luar seperti publikasi,
instansi, badan ilmiah dan lainya.
b. Jenis Data
1) Diskrit: diperoleh dari menghitung (bil. Bulat, tdk mungkin pecahan)
misal 8 orang pasien, 10 perawat.
2) Kontinyu: kontinum (sambung menyambung) dari hasil mengukur : kg,
cm, m2.
c. Sifat Data
1) Kuantitatif : bentuk angka : 60, 50 dsb
2) Kualitatif: keadaan gizi buruk : baik, sedang, kurang
d. Sumber Data
1) Internal: dalam institusi
2) Ekternal: luar institusi
e. Cara Pengumpulan Data: primer dan sekunder
Keuntungan :
a. Informasi medis dapat berkesinambungan.
Semua rekam medis penderita memiliki satu nomor dan terkumpul dalam satu
map/folder.
b. Secara tepat memberikan kepada rumah sakit/staf medis satu gambaran yang
lengkap mengenai riwayat penyakit dan pengobatan seorang pasien.
Kerugian :
Membutuhkan waktu lebih lama untuk mencari dokumen rekam medis.
98
96
94
92 2014
2015
90 2016
88
86
84
82
1
Normal BTO= 40-50 Kali
Dari keterangan di atas dapat diketahui BTO di RS Bhayangkara Lumajang
sangat tinggi dari tahun 2014, 2015 dan 2016, sehingga dikhawatirkan terjadi
penyebaran infeksi Nosoklomia.
TAHU
N ANGKA
2014 1,56
2015 1,73
2016 0,43
1.8
1.6
1.4
1.2 2014
1 2015
0.8 0,43
0.6
0.4
0.2
0
1
a. MANDIRI IN HEALTH
b. BPJS KESEHATAN
c. BPJS KETENAGAKERJAAN
d. BNI LIFE
e. JASA RAHARJA
f. KERETA API
g. RELIFE
h. RASAPALA
i. ADMEDIKA
Mandiri In Health
PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Inhealth) telah memulai perjalanan
bisnis di bidang penyedia program jaminan kesehatan komersial sebagai unit
bisnis dari PT Askes (Persero) sejak tahun 1992. Ketika itu, kami
menyelenggarakan program jaminan kesehatan komersial dengan sistem managed
care untuk perusahaan swasta, BUMN, dan institusi pemerintahan.
Sejalan dengan transformasi PT Askes (Persero) menjadi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, maka Mandiri Inhealth
diakuisisi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk,
dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). dengan memperoleh izin usaha
dibidang Asuransi Jiwa Berdasarkan surat dari Menteri Keuangan Nomor KEP-
38/KM.10/2009. Akuisisi ini juga memberi akses ke pasar korporasi yang lebih
luas serta kemampuan untuk memperluas infrastruktur provider layanan kesehatan
untuk mendukung skema managed care.
Sebagai wujud komitmen kami untuk selalu memberikan kemudahan
pelayanan bagi Anda dalam mendapatkan perlindungan yang optimal dan
memberikan solusi untuk menjaga aset terbaik Anda, kami menyediakan beragam
produk asuransi kesehatan dan jiwa unggulan yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan Anda, mitra kami yang paling berharga.Dalam rangkaian
produk asuransi kesehatan, kami memiliki Inhealth Managed Care dan Inhealth
Indemnity serta sinergi dengan BPJS Kesehatan melalui skema Coordination of
Benefit (CoB). Untuk kebutuhan asuransi jiwa, kami menyediakan pilihan produk
Inhealth Group Term Life, Inhealth Group Personal Accident, Inhealth
Endowment, Inhealth Credit Life, dan Inhealth Riders.
Komitmen tersebut secara konsisten kami jalani dengan semangat melayani
kebutuhan perusahaan melalui penyediaan pelayanan peserta yang profesional dan
berkelanjutan. Dalam menjalankan bisnisnya, Mandiri Inhealth juga didukung
oleh karyawan serta tenaga penjual yang profesional dan berpengalaman yang
tersebar di seluruh Indonesia, yaitu melalui 12 Kantor Pemasaran, 10 Kantor
Operasional, dan 50 Kantor Pelayanan. Hal ini jelas semakin memperkuat
eksistensi Mandiri Inhealth sebagai salah satu perusahaan asuransi kesehatan
komersial terbesar di Indonesia.
BPJS KESEHATAN
Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang, termasuk orang asing yang
bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran,
meliputi :
a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) : fakir miskin dan orang
tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.
b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI)
1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran dibayar
oleh Pemerintah.
2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota Polri,
pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima
persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 3% (tiga persen)
dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua persen) dibayar oleh peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN, BUMD dan
Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan
ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1% (satu
persen) dibayar oleh Peserta.
4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari anak
ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar sebesar 1%
(satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan, dibayar oleh pekerja
penerima upah.
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima upah
serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:
a. Sebesar Rp. 25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III.
b. Sebesar Rp. 51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda,
duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan, iurannya
ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima persen) gaji
pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat
belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.
7. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan
Tidak ada denda keterlambatan pembayaran iuran terhitung mulai tanggal 1
Juli 2016 denda dikenakan apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak
status kepesertaan diaktifkan kembali, peserta yang bersangkutan
memperoleh pelayanan kesehatan rawat inap, maka dikenakan denda sebesar
2,5% dari biaya pelayanan kesehatan untuk setiap bulan tertunggak, dengan
ketentuan :
a. Jumlah bulan tertunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan.
b. Besar denda paling tinggi Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah).
BPJS KETENAGAKERJAAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan merupakan
badan hukum publik yang bertugas melindungi seluruh pekerja melalui 4 program
jaminan sosial ketenagakerjaan, yaitu:
1. Pekerja penerima upah
Pekerja Penerima Upah (PU) adalah Setiap orang yang bekerja dengan
menerima gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lain dari pemberi kerja.
Program Jaminan yang diberikan:
- Jaminan kecelakaan kerja
- Jaminan kematian
- Jaminan hari tua
- Jaminan pensiun
2. Pekerja Bukan Penerima Upah
Pekerja Bukan Penerima Upah (BPU) adalah pekerja yang melakukan
kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari
kegiatan atau usahanya.
Program Jaminan yang diberikan:
- Jaminan kecelakaan kerja
- Jaminan kematian
- Jaminan hari tua
3. Jasa kontruksi
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan konsultasi
pengawasan pekerjaan konstruksi.
Program Jaminan yang diberikan:
- Jaminan kecelakaan kerja
- Jaminan kematian
4. Pekerja Migran
Pekerja Migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang akan,
sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah
Republik Indonesia
Program Jaminan yang diberikan
- Jaminan kecelakaan kerja
- Jaminan kematian
- Jaminan hari tua
BNI LIFE
PT Asuransi Jiwa Recapital Life atau yang lebih dikenal dengan Relife
adalah sebuah asuransi yang berdiri sejak 2007.
Relife secara resmi diluncurkan pada tanggal 7Februari2007 di Jakarta.
Sampai dengan 2008,Relife telah membuka 14 kantor pemasaran di 10 kota di
Indonesia, yaitu Medan,Pekanbaru,Jakarta, Bandung,Solo,Semarang,Surabaya,
Denpasar,Gorontalo dan Makassar.
Produk dan jasa :
- Customer Oriented (berorientasi kepada kebutuhan customer)
- Integrity(menjunjung tinggi integritas kerja)
- Team Work (bekerja sebagai tim)
- Open Mind (menghadapi segala sesuatu dengan pikiran yang terbuka)
- Strive for Excellence(selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik)
- Relife Primelink
- Relife Executive Plan
- Relife Primedica
- Relife Invest Link
- Personal Accident & Prime
- Micro Insurance
- Relife educare
- Relife Primedica2
- Relife mediprime
- Relife protection
- Relife smart protection
- Relife endowment plus
- Jiwa Kredit Kumpulan
- Asuransi mikro
- Asuransi kecelakaan diri kumpulan
- Asuransi berjangka kumpulan
- Asuransi kesehatan kumpulan
ADMEDIKA
PT Administrasi Medika atau lebih dikenal dengan AdMedika, didirikan
pada tahun 2002 dan bergabung dengan Telkom Group pada tahun 2010 di bawah
anak perusahaan holding Telkom Indonesia, PT Multimedia Nusantara
(TelkomMetra). Sebagai bagian dari Telkom Group, AdMedika didukung penuh
oleh Telkom Indonesia dan anak-anak perusahaannya dengan sinergi dan
kolaborasi yang optimal melalui Telkom Group Shared Solution untuk selalu
memberikan solusi dan pelayanan terbaik untuk mitra dan klien kami.
AdMedika melayani jutaan anggota dengan berbagai layanan Total Health
Solution yang komprehensif yang mencakup layanan Health Claim Management
Service, Health Digital Service dan Digital Provider Management
Services.Sebagai perusahaan berbasis teknologi, layanan kami selalu didukung
dengan teknologi terkini.Infrastruktur jaringan EDC AdMedika mencakup ribuan
penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia dan negara-negara
tetangga.Klien AdMedika terdiri dari perusahaan asuransi di Indonesia,
perusahaan dengan pengelolaan kesehatan karyawan mandiri (self-healthcare-
managed), perusahaan TPA dan juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
ANALISA
1. Analisa Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat di Rawat Inap Rumah Sakit
Bhayangkara Lumajang
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kepuasan masyarakat dengan
mengambil sebanyak 54 responden yang dipilih secara acak atau Random
Sampling menunjukkan nilai IKM 3,18dan nilai Interpretasi 79,55yang artinya
bahwakinerja unitpelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang adalah
Baik. Ini menunjukkan bahwa pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara
Lumajang merasa Puas terhadap pelayanan yang diterima
2. Analisa Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat di Rawat Jalan Rumah
Jalan Bhayangkara Lumajang
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kepuasan masyarakat dengan
mengambil sebanyak 8 responden yang dipilih secara acak atau Random Sampling
menunjukkan nilai IKM 3,17dan nilai Interpretasi 79,31yang artinya bahwakinerja
unitpelayanan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang adalah Baik. Ini
menunjukkan bahwa pasien rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang
merasa Puas terhadap pelayanan yang diterima
Assesment pada menu data pasien berisikan no rekam medis, identitas pasien,
poli tujuan, tanggal kunjungan, jumlah kunjungan, riwayat terakhir dirawat dan
status bayar. Selainitu terdapat sub menu data pasien, pemeriksaan
dokter ,pemeriksaan fisik, tanda vital dan anev masalah.
Pada menu assesment dokter dapat menginputkan keluhan utama, riwayat
pengobatan pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat alergi dan riwayat
penyakit terdahulu yang harus diisi oleh dokter.
5.
Setelah semua data dan hasil pemeriksaan diinputkan dan diberikan paraf
dokter, maka data di EHR secara otoatis akan masuk kedalam database unit
rekam medis, yang digunakan untuk membuat pelaporan rumah sakit dan kode
fikasi penyakit. Dengan begitu menghemat waktu dan mempermudah petugas
rekammedis dalam berkerja.
BAB 4. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
4.1 Manajemen unit rekam medis terdapat beberapa sistem, yaitu :
a. Sistem penamaan menggunakan penamaan secara umum sesuai teori.
b. Sistem penomoran menggunakan unit numbering system.
c. Sistem penyimpanan menggunakan desentralisasi tetapi berkas rekam
medis rawat jalan dan rawat inap masih dalam satu tempat.
d. Sistem penjajaran menggunakan terminal digit filing
4.2 Statistik dan Sistem Informasi Kesehatan
a. BOR
Normal BOR = 60%-85%
Dari perhitungan statistic yang ada, dapat diketahui BOR di RS
Bhayangkara Lumajang mengalami peningkatan di tahun 2016. Artinya
penggunaan tempat tidur di RS Bhayangkara Lumajang di tahun tersebut
sangat tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi penyebaran infeksi
Nosoklomia.
b. AVLOS
Normal AVLOS = 6-9 Hari
Dari perhitungan statistik dapat diketahui AVLOS di RS Bhayangkara
Lumajang tidak sesuai standar, rata-rata lama tinggal pasien 2-3 hari.
Sedangkan normalnya 6-9 hari
c. BTO
Normal BTO= 40-50 Kali
Dari perhitungan statistic yang ada, dapat diketahui BTO di RS
Bhayangkara Lumajang sangat tinggi dari tahun 2014, 2015 dan 2016,
sehingga dikhawatirkan terjadi penyebaran infeksi Nosoklomia.
d. TOI
Normal TOI= 1-3 Hari
Dari perhiungan statistic yang ada, dapat diketahui TOI di RS
Bhayangkara Lumajang pada tahun 2016 tidak normal, sehingga
dikhawatirkan pasien yang akan rawat inap tidak bisa langsung menempati
tempat tidur di ruang rawat inap.
Rawat Inap
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kepuasan masyarakat
dengan mengambil sebanyak 54 responden yang dipilih secara acak
atau Random Sampling menunjukkan nilai IKM 3,18dan nilai
Interpretasi 79,55yang artinya bahwakinerja unitpelayanan di Rumah
Sakit Bhayangkara Lumajang adalah Baik. Ini menunjukkan bahwa
pasien rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang merasa
Puas terhadap pelayanan yang diterima.
B.Saran
Jika sistem penyimpanan berkas menggunakan Desentralisasi, mka
seharusnya ruang penyimpanan ahrus dipisah anatara berkas rawat jalan dan rawat
inap.
DAFTAR PUSTAKA
2. SOP pendaftaran pasien lama rawat Inap 2. SOP pendaftaran pasien lama rawat Jalan
3.SOP pendaftaran pasien baru rawat inap 4.SOP pendaftaran pasien baru rawat Jalan
5.SOP pendaftaran pasien Hemodialisa 6.SOP pendafaran pasien BPJS rawat Jalan
Pendaftaran Pasien Rawat jalan dan rawat inap
Pendaftaran Pasien
Entry Data
Coding
Filing berkas Menerima telfon dari poli
Filing berkas