Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A KEHAMILAN TRIMESTER III,


PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS SAMPAI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB BIDAN
LILIS SURYA WATI SST.,M.KES
DI KABUPATEN JOMBANG

Disusun Oleh :

Devi Ratna Sari

NIM : 191403013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022

i
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A KEHAMILAN TRIMESTER III,
PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS SAMPAI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB BIDAN
LILIS SURYA WATI SST.,M.KES
DI KABUPATEN JOMBANG

Oleh :
Devi Ratna Sari

NIM : 191403013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Devi Ratna Sari


NIM : 191403013
Prodi : D- III Kebidanan Stikes Pemkab Jombang

Menyatakan bahwa naskah publikasi dengan judul “Asuhan Kebidanan


Pada Ny.A Kehamilan Trimester III, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas Sampai
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Di PMB Bidan Lilis Surya Wati SST.,M.Kes Di
Kabupaten Jombang” adalah proposal penelitian yang benar- benar saya lakukan
untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada
Program Studi D-III Kebidanan

Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jombang, 10 Maret 2022


Yang membuat pernyataan

Devi Ratna Sari

191403013

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Tugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan pada


Ujian Verifikasi laporan Tugas Akhir

Tanggal 26 Mei 2022

Oleh :

Pembimbing I

Niken Grah Prihartanti, SST.,M.Kes

NIK. 031989010420110270

Pembimbing II

Septi Fitrah, SST.,M.Kes

NIK. 031987091020111075

iv
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A KEHAMILAN TRIMESTERIII,
PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS SAMPAI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB BIDAN
LILIS SURYA WATI SST.,M.KES
DI KABUPATEN JOMBANG

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dilanjutkan untuk asuhan


kebidanan berkelanjutan (Continuity Of Care)

Tanggal Tanda Tangan


: Erika Agung M.,SST.M.Kes
Ketua Penguji .......................... ..........................
NIK. 03519812200320080135
: Niken Grah Prihartanti,SST.,M.Kes
Pembimbing I .......................... ..........................
NIK. 031989010420110270
: Septi Fitrah,SST.,M.Kes
Pembimbing II .......................... ..........................
NIK. 031987091020111075

Mengesahkan,
Mengetahui,
Ketua STIKES Pemkab Jombang

Dr. Ririn Probowati, S.Kp.,M.Kes


NIK : 031965150720061

v
ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A KEHAMILAN TRIMESTER III,


PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS SAMPAI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB BIDAN LILIS SURYA WATI,
SST.,M.KES DI KABUPATEN JOMBANG

Devi Ratna Sari1) Niken Grah Prihartanti2) Septi Fitrah Ningtyas3)


Prodi D-III Kebidanan Stikes Pemkab Jombang1)
Prodi Profesi Kebidanan Stikes Pemkab Jombang2)
Prodi Sarjana Kebidanan Stikes Pemkab Jombang3)

Email : Deviratna339@gmail.com

Kesejahteraan ibu dan anak merupakan hubungan yang saling terikat


sebagai penentu dalam melaksanakan asuhan kebidanan berkelanjutan (Continuity
Of Care). Tujuan dari asuhan kebidanan berkelanjutan yaitu untuk memberikan
asuhan kepada ibu selama masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
sampai kontrasepsi sehingga hal ini dapat meminimalisir terjadinya komplikasi
dan juga sebagai deteksi dini dalam mencegah terjadinya peningkatan mortalitas
dan morbiditas pada ibu dan anak.
Peneliti memberikan asuhan kebidanan pada Ny “A” G1P00000 usia 20
tahun usia kehamilan 35 minggu 5 hari di PMB Lilis Surya Wati, SST.,M.Kes
dengan metode dalam asuhan ini yaitu manajemen Varney, dan dokumentasi
dalam bentuk SOAP serta menggunakan metode Continuity Of Care.
Hasil asuhan secara komprehensif pada Ny “A” dilakukan selama 3 bulan
dengan kunjungan yang dilakukan berlangsung fisiologis dan tepat tanggal
perkiraan lahir, proses persalinan bayi berjalan lancar tanpa ada penyulit, 2 jam
post partum dan selama masa nifas dalam kondisi normal tidak ada penyulit, bayi
lahir sehat dan bugar, tonus otot kuat, menangis kuat dan responden memilih
menggunakan KB MAL (Metode Amenore Laktasi).
Kesimpulan dalam hasil penelitian ini diketahui pada masa kehamilan
trimester III terdapat masalah pada ibu yakni ibu mengalami kaki bengkak, namun
dengan hasil pemeriksaan laboratorium protein urin negatif. Hal ini dikhawatirkan
ibu mengalami preeklamsi. Dari hal ini diharapkan pada kehamilan berikutnya ibu
dapat melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sebagai deteksi dini adanya
suatu komplikasi, dan asuhan kebidanan yang telah diberikan peneliti juga dapat
menjadi suatu edukasi yang penting untuk kehamilan berikutnya sehingga ibu
tidak akan mengalami ketidaknyamanan saat hamil dan kaki bengkak.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif, Masa Hamil, Persalinan dan


BBL, Nifas, Neonatus dan KB

vi
ABSTRACT

MIDWIFE CARE TO MRS. A TRIMESTER III PREGNANCY, LABOR,


NEW BORN, PUBLIC UP TO SELECTION OF CONTRACEPTION AT
PMB MIDWIFE LILIS SURYA WATI, SST.,M.KES IN JOMBANG
REGENCY

Devi Ratna Sari1) Niken Grah Prihartanti2) Septi Fitrah Ningtyas3)


Prodi D-III Kebidanan Stikes Pemkab Jombang1)
Prodi Profesi Kebidanan Stikes Pemkab Jombang2)
Prodi Sarjana Kebidanan Stikes Pemkab Jombang3)

Email : Deviratna339@gmail.com

The welfare of mothers and children is an interdependent relationship as a


determinant in implementing sustainable midwifery care (Continuity Of Care).
The purpose of sustainable midwifery care is to provide care to mothers during
pregnancy, childbirth, postpartum, newborns to contraception so that this can
minimize the occurrence of complications and also as early detection in
preventing increased mortality and morbidity in mothers and children.
The researcher provided midwifery care to Mrs. "A" G1P00000 aged 20
years, 35 weeks 5 days of gestation at PMB Lilis Surya Wati, SST., M.Kes with
the method in this care namely Varney management, and documentation in the
form of SOAP and using the Continuity Of Care method.
The results of comprehensive care for Mrs "A" were carried out for 3
months with visits carried out physiologically and on the date of estimated birth,
the baby's delivery process went smoothly without any complications, 2 hours
post partum and during the postpartum period under normal conditions there were
no complications, the baby born healthy and fit, strong muscle tone, strong cry
and respondents chose to use the MAL KB (Lactational Amenorrhea Method).
The conclusion in the results of this study was that during the third
trimester of pregnancy there were problems in the mother, namely the mother had
swollen legs, but the results of the urine protein laboratory examination were
negative. It is feared that the mother has preeclampsia. From this, it is hoped that
in the next pregnancy, the mother can carry out routine pregnancy checks as an
early detection of a complication, and the midwifery care that has been provided
by the researcher can also be an important education for her next pregnancy so
that the mother will not experience discomfort during pregnancy and swollen feet.

Keywords: Comprehensive Midwifery Care, Pregnancy, Childbirth and


BBL, Postpartum, Neonates and Family Planning

vii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allat SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan peneletian yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pada Ny.A Kehamilan Trimester III, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas Sampai
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Di PMB Bidan Lilis Surya Wati SST.,M.Kes Di
Kabupaten Jombang”. Laporan ini disusun sebagai syarat menyelesaiakan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKES
PEMKAB JOMBANG. Tanpa pertolongan dari Allah SWT tentunya kami tidak
sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar. Sholawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat.
Pada kesempatam kali ini penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat baik fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ririn Probowati, S.Kp.M.Kes selaku Ketua Stikes Pemkab Jombang
2. Erika Agung M.,SST.M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Stikes
Pemkab Jombang
3. Niken Grah P, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
menyediakan tenaga dan waktu untuk membimbing dan menyempurnakan
dalam penyusunan laporan tugas akhir
4. Septi Fitrah N, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu mengarah saya dalam
menyusun laporan tugas akhir
5. Bidan Lilis Surya Wati SST.,M.Kes selaku Pembimbing dalam melakukan
asuhan kepada respon yang telah menyediakan tenaga dan waktu untuk
mendampingi dalam melakukan asuhan untuk menyelesaikan laporan
tugas akhir
6. Ayah, Ibu, serta adik saya yang tercinta, yang dengan sabar mendengarkan
keluh kesah saya. Yang dengan semangat memberikan support. Yang

viii
selalu siap memberikan semua kebutuhan saya.
7. Irfan Hakim Utomo yang juga sedang berproses menyelesaikan tugas
akhir, namun tidak lupa untuk saling memberi semangat dan doa, serta
selalu membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Cintana Pritviatana K.W dan Nita Dwi Larasati yang selalu menemani dan
membantu serta saling memberi semangat satu sama lain dengan tujuan
yang sama yaitu menyelesaikan tugas akhir.
9. Rekan seangkatan dan semua pihak yang telah membantu, memberikan
dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir.Responden saya, yang
menerima saya sebagai teman dan mau saya damping dimasa masa
kehamilan sampai nifas. Lalu , teman-teman prodi Bidan yang mau
mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan tanpa pamrih.
Akhirnya penulis menyadari bahwa sangatlah banyak kekurangan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Jombang, 10 Maret 2022

Peneliti

Devi Ratna Sari


191403013

ix
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...............................................................................................6
2.1. Konsep Dasar Teori Asuhan......................................................................6
2.2. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.............................................................7
2.3. Konsep Dasar Asuhan Persalinan............................................................11
2.4. Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas dan Menyusui..................................16
2.5. Konsep Dasar BBL..................................................................................23
2.6. Konsep Dasar Keluarga Berencana.........................................................29
2.7 Manajemen Asuhan Kebidanan...............................................................36
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................38
3.1. Kerangka Konsep....................................................................................38
3.2. Pendekatan Penelitian..............................................................................39
3.3. Tempat dan waktu Penelitian..................................................................40
3.4. Subjek Penelitian.....................................................................................40
3.5. Pengumpulan Data..................................................................................40
3.6. Uji Keabsahan Data.................................................................................43
3.7. Etika Penelitian........................................................................................43

x
BAB I

PENDAHULUA

1.1 Latar Belakang


Kelahiran dan kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis, namun jika
tidak dikelola dengan baik akan menjadi patologis. Ibu hamil dapat mengalami
masalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilannya, namun perlu dipastikan
apakah yang berpengaruh pada kesehatan ibu merupakan fisiologis atau patologis,
oleh karena itu dibutuhkan kualitas pelayanan antenatal yang diberikan selama
masa hamil secara berkala (Continuity Of Care) sesuai dengan pedoman
pelayanan antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara serta meningkatkan
kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat
menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi sehat.
Masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, serta pemilihan alat
kontrasepsi merupakan suatu proses yang alamiah namun dapat juga
menyebabkan komplikasi apabila tidak dilakukan asuhan secara komprehensif
sehingga dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan
kematian. Pemantauan dan perawatan kesehatan yang memadai selama masa
hamil sampai dengan masa nifas sangat penting untuk kelangsungan hidup ibu dan
bayinya karena setiap kehamilan dapat menimbulkan resiko kematian pada ibu
dan bayi.
Continuity Of Care dalam kebidanan merupakan serangkaian kegiatan
pelayanan berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir, serta keluarga berencana. Continuity Of Care yang dilakukan oleh bidan
pada umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam
suatu periode. Continuity Of Care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen,
informasi dan hubungan. Kesinambungan manajemen melibatkan komunikasi
antar perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi menyangkut ketersediaan
waktu yang relevan. Kedua hal tersebut penting untuk mengatur dan memberikan
pelayanan kebidanan. (Sunarsih, 2020)
Masalah kesehatan dan mortalitas sangat erat hubungannya dengan Angka
Kematian Ibu (AKI) atau lebih dikenal maternal mortality. Kematian maternal
adalah kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi
9
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya.

10
Gambaran AKI per Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 tertinggi yaitu
sebesar 198,00 per 100.000 kelahiran hidup sebanyak 18 orang. Sedangkan AKI
terendah yaitu sebesar 31,23 per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 1 orang.
Walaupun capaian AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra dan Supas,
AKI harus tetap diupayakan turun. Terdapat tiga penyebab tertinggi kematian ibu
pada tahun 2019 adalah Pre Eklamsi /Eklamsi yaitu sebesar 31,15% atau sebanyak
162 orang danperdarahan yaitu 24,23%, penyebab lain-lain yaitu 23,1% atau 120
orang. Penyebab lain- lain turun dikarenakan sebagian masuk kriteria penyebab
gangguan metabolisme, dan sebagiannya lagi masuk kriteria gannguan peredaran
darah. Sedangkan penyebab infeksi meningkat dari tahun 2018 yaitu 6,73% atau
sebanyak 35 orang. Dari grafik tren penyebab kematian ibu menunjukkan bahwa
penyebab kematian ibu karena infeksi cenderung meningkat, sedangkan penyebab
lain-lain lebih banyak disebabkan oleh faktor penyakit yang menyertai kehamilan.
Upaya menurunkan kematian Ibu karena perdarahan dan Pre Eklamsi /Eklamsi
terus dilakukan dan waspada pada penyebab lain-lain.(Profil Kesehatan Jawa
Timur, 2019)
Berdasarkan survey Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2019,
Angka Kematian ibu sebesar 71,64 per 100.000 KH. Angka tersebut berdasarkan
data jumlah kematian maternal 14 kasus dari 19.543 Kelahiran Hidup. Adapun
rincian kematian maternal saat kehamilan berjumlah 3 orang, pada saat persalinan
berjumlah 4 orang dan pada saat nifas berjumlah 7 orang. Jika kematian maternal
dipilah berdasar kelompok umur maka ada 3 (tiga) kelompok kematian ibu, yaitu
usia <20 tahun berjumlah 1 orang, usia 20-34 tahun berjumlah 9 orang, dan usia
≥35 tahun. berjumlah 4 orang. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Jombang pada
tahun 2019 tercatat 14 kasus kematian maternal. Sehingga Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Jombang tahun 2019 adalah 72 per 100.000 KH (Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang, 2019).
Dengan adanya hal tersebut oleh karena itu dibutuhkan pelayanan dari waktu
kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara klien dengan tenaga
kesehatan yang profesional, tentunya dengan tenaga bidan yang telah memiliki
sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal), untuk mencapai target SDG,
sehingga tahun 2030 adalah mengurangi AKI dibawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup dan pada 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah.
11
Maka dari itu

12
peran bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan Continuity Of Care dan sudah
terstandarisasi APN mampu menurunkan AKI dan AKB.(Noorbaya, Johan and
Reni, 2019)
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, serta perawatan
khusus dan rujukan jika terdapat komplikasi (Kemenkes RI, 2016). Untuk dapat
menurunkan AKI dan AKB diperlukan strategi yang handal dan peran serta
segenap lapisan masyarakat.Salah satufakta yang dapat berlangsung dapat
diupayakan adalah meningkatkan mutu pelayanan (Doroh, 2018)
Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) yang diperoleh dari laporan rutin relatif sangat kecil. Namun bila dihitung
angka kematian absolut masih tinggi yaitu sebanyak 3.875 bayi meninggal
pertahun dan sebanyak 4.216 balita meninggal pertahun. Adapun proporsi
kematian neonatal dalam 3 tahun ini mencapai hampir 4/5 dari kematian bayi.
Dalam satu hari berarti sebanyak 11 bayi meninggal dan 12 balita meninggal.
sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa
Timur) diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Untuk mencapai target
Nasional, dukungan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan.
Masalah yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak, bahwa proporsi kematian
bayi masih banyak (3/4) terjadi pada periode neonatal (0 – 28 hari) dan ini terjadi
pada setiap tahunnya, bahwa mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 ada
kecenderungan Angka Kematian Bayi stagnan. Tahun 2019 Angka Kematian Bayi
pada posisi 23 per 1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS Pusat), Angka
Kematian Bayi Jawa Timur sampai dengan tahun 2019 sudah di bawah target
Nasional.(Profil Kesehatan Jawa Timur, 2019)
Disini penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan secara Continuity
Of Care selama masa kehamilan sampai dengan pemilihan alat kontrasepsi untuk
mengetahui permasalahan atau komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu
hamil, bersalin, BBL, nifas dan keluarga berencana (KB) dalam rangka
mendukung program penurunan AKI dan AKB di Jawa Timur.
13
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelayanan berkelanjutan (Continuity of Care) yang diberikan pada saat


kehamilan, persalinan, neonates, nifas, dan pemilihan alat kontrasepsi yang saling
berkaitan dan sesuai dengan Standart Asuhan Pelayanan Kebidanan .

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui, meninjau, dan melakukan pelayanan serta membantu bidan
bersangkutan dalam melakukan pelayanan berkelanjutan pada asuhannya.
Pendekatan Continuity Of Care pada masa kehamilan Trimester III, bersalin,
nifas, bayi baru lahir sampai pemilihan alat kontrasepsi dengan menggunakan
manajemen kebidanan sesuai dengan manajemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
Bersasarkan uraian rumusan masalah maka tujuan khusus dari penelitian ini
adalah
1. Melakukan pengkajian secara Continuity of Care selama kehamailan.
2. Menegakkan diagnosa masalah kebidanan secara Continuity of Care
selama persalinan.
3. Mengidentifikasikan masalah potensial secara Continuity of Care masa
nifas.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera secara Continuity of Care pada bayi
baru lahir.
5. Menentukan rencana asuhan kebidanan secara Continuity of Care
kontrasepsi.
6. Melakukan asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada ibu hamil
fisiologis trimester III, proses persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan
pemilihan alat kontrasepsi.
7. Melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada
ibu hamil fisiologis trimester III, proses persalinan, bayi baru lahir, masa
nifas dan pemilihan alat kontrasepsi.

14
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam
peningkatan pelayanan asuhan yang dilakukan oleh bidan sehingga sesuai
dengan kondisi asuhan dan masyarakat. Kemudian, bagi penulis dapat
memberikan dan menuangkan ilmunya bagi lingkungan sebagai agent of
change.
b. Manfaat Aplikatif
1. Bagi Bidan
Memberi masukan bagi bidan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil khususnya konseling tentang kehamilan yang beresiko.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempraktikan secara langsung pada ibu hamil khususnya
ibu hamil fisiologis dengan keluhannya
3. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan secara komprehensif sesuai dengan standart
pelayanan kebidanan dan klien dapat mengetahui kondisinya
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat diaplikasikan dengan materi yang telah diberikan dalam perkuliahan
serta mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai standart

15
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

1.1.1 Pengertian
Menurut Sarwono (2006) dalam (Helly, 2019) Kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan.

Kehamilan trimester III atau biasanya disebut periode menunggu dan


waspada karena pada saat ini ibu merasa tidak sabar menanti kelahiran
bayinya dan mulai mengkhawatir kondisinya dan bayinya pada saat
bersalin. Pada saat ini juga merupakan saat persiapan aktif untuk
menunggu kelahiran bayi dan menjadi orang tua (Sarwono, 2018).
1.1.2 Perubahan Fisiologi pada Kehamilan Trimester III
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata
pada akhir kehamilan dengan berat rata-rata 1100 gr.
b. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi
dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan
terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks.
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama
6 – 7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal.

16
d. Vagina dan Perineum
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, di mana sekresi
akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 – 6 yang
merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen
yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidophilus. Vagina dan vulva juga akan mengalami peningkatan
vaskularisasi dan hiperemia sehingga terlihat seperti warna
keunguan (tanda Chadwick).
2. Payudara
Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah
bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar.Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu
belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolactin inhibiting hormone.
3. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135
%. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat
kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya
pada plasma akan menurun.
4. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu
akan timbul kembali.
5. Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah, dan
cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan
akan bertambah 12,5 kg.
6. Sistem Kardiovaskuler
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
17
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke
jantung.
7. Sistem Pernafasan
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm,
tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan
volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4
cm selama kehamilan. Perubahan ini akan mencapai puncaknya
pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala
dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2017).
1.1.3 Perubahan Psikologis Trimester III

Menurut Sulistyawati (2014) perubahan psikologis pada masa


kehamilan Trimester III, yaitu :
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
e. Merasa kehilangan perhatian.
f. Perasaan mudah terluka (sensitif) & Libido menurun

1.1.4 Kebutuhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil

a. Konseling nutrisi yang adekuat


b. Perawatan payudara
c. Perawatan gigi
d. Kebersihan tubuh dan pakaian

1.2. Konsep Dasar Asuhan Persalinan


1.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks,
dan janin turun ke jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
18
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun janin (Sarwono, 2014).
1.2.2 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
1) Dukungan fisik dan psikologis
2) Kebutuhan cairan dan nutrisi
3) Kebutuhan eliminasi
4) Posisi dan ambulasi
5) Pengurangan rasa nyeri (Menurut Sulistyowati, 2014)
1.2.3 Tanda dan gejala inpartu
1) Adanya pembukaan serviks

2) Adanya kontraksi uterus yang terjadi 2 kali dalam 10 menit.


3) Keluarnya cairan lendir bercampur darah (APN, 2016).
1.2.4 Tahapan Persalinan
1) Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten persalinan
1. Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan servix secara bertahap
2. Pembukaan servix kurang dari 4 cm
3. Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maximal
dan deselerasi
1. Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih.
2. Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan
1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm).

19
3. Terjadi penurunan bagian terendah
janin. Adapun tanda-tanda fisiologi dalam Kala
I ini :
1. Uterus
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan
ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang
terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi
berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke
rongga pelvik.
2. Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:
Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir
kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).
Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara
teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh Dilatasi berhubungan
dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk mengukur
dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter dengan
menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam. Serviks dianggap
membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm Blood show
(lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan darah sedikit
atau sedang dari serviks.
2) Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi
a. Tanda dan gejala kala II
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1) Ibu ingin meneran
2) Perineum menonjol
3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
20
6) Pembukaan lengkap (10 cm )
7) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara
rata-rata 0.5 jam
8) Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi
c) Kondisi ibu sebagai berikut:

Kemajuan Persalinan Kondisi Pasien Kondisi Janin Penumpang


Tenaga
Usaha mengedan Periksa nadi dan tekanan Periksa detak jantung janin
Palpasi kontraksi uterus darah selama 30 menit. setiap 15 menit atau lebih
(kontrol tiap 10 menit ) - sering dilakukan dengan
- Frekuensi Respons keseluruhan pada makin dekatnya kelahiran
- Lamanya kala II: Penurunan presentasi dan
- Kekuatan - Keadaan dehidrasi perubahan posisi Warna
- Perubahan cairan tertentu
sikap/perilaku
- Tingkat tenaga (yang
memiliki)

Sedangkan kondisi fisiologi sebagai berikut :


1. His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit.
2. Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya
cairan kekuning kuningan sekonyong-konyong dan banyak.
3. Pasien mulai mengejan.
4. Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di
dasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum
terbuka.
5. Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar.
Kejadian ini disebut “Kepala membuka pintu”.
6. Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva
sehingga tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah
lahir dan subocciput ada di bawah symphisis disebut “Kepala keluar
pintu”

21
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun
besar, dahi dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk
primipara, perineum biasanya akan robek pada pinggir depannya
karena tidak dapat menahan regangan yang kuat tersebut..

8. Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar,


sehingga kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada
tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir dan
cairan.
9. Pada his berikutnya bahu belakang lahir kemudian bahu depan
disusul seluruh badan anak dengan fleksi lateral, sesuai dengan paksi
jalan lahir.
10. Setelah anak lahir, sering keluar sisa air ketuban, yang tidak
keluar waktu ketuban pecah, kadang-kadnag bercampur darah.
11. Lama kala II pada primi 50 menit pada multi 20 menit.

b. Mekanisme Persalinan
Turunnya kepala dibagi dalam beberapa fase sebagai berikut.
1. Masuknya kepala janin dalam PAP
a. Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida
terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara
biasanya terjadi pada permulaan persalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura
sagitalis melintang menyesuaikan dengan letak punggung
(Contoh: apabila dalam palpasi didapatkan punggung kiri maka
sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/ posisi jam 3 atau
sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura sagitalis
melintang ke kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam
posisi fleksi ringan.
c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP
maka masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati
ukuran yang terkecil dari PAP.
d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir
yaitu tepat di antara symphysis dan promontorium, maka
dikatakan dalam posisi ”synclitismus” pada posisi synclitismus os
22
parietale depan dan belakang sama tingginya.
e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau
agak ke belakang mendekati promontorium, maka yang kita
hadapi adalah posisi ”asynclitismus”.
f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
h. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi
asynclitismus posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP
akan terfiksasi yang disebut dengan engagement.

2. Majunya Kepala janin


a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk
ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II
b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala
dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
c. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain
yaitu: fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi
d. Majunya kepala disebabkan karena:
1) Tekanan cairan intrauterin
2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong
3) Kekuatan mengejan
4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim
3. Fleksi
23
a. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran
yang paling kecil yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus
(9,5 cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm)
b. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau
dasar panggul

c. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi


karena momement yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada
moment yang menimbulkan defleksi
d. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi
maksimal. Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan
dari belakang atas ke bawah depan
e. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra
uterin yang disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala
mengadakan rotasi yang disebut sebagai putaran paksi dalam

4. Putaran paksi dalam


a. Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah symphisis
b. Pada presentasi belakang kepala bagian terendah adalah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian ini akan memutar ke depan ke bawah
symphisis
c. Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala,
karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang
tengah dan pintu bawah panggul
24
d. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala
dan tidak terjadi sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang-
kadang baru terjadi setelah kepala sampai di dasar panggul
e. Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:
1) Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah
dari kepala

2) Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling


sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus
genitalis antara muskulus levator ani kiri dan kanan
3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior

5. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
b. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di
dasar panggul UUK berada di bawah simfisis, dengan suboksiput
sebagai hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan.
c. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin
makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum.

25
d. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-
turut tampak bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi.
e. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang
disebut putaran paksi luar

6. Putaran paksi luar


a. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan
punggung janin.
b. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.
c. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila
kepala telah dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan
belakang.
d. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru kemudian
bahu belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.
3) Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, berlangsung tidak
lebih dari 30 menit disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Dengan dilakukan Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT)
dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan
mengurangi perdarahan
a. Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan ukuran dan bentuk uterus,
2. Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena
plasenta sudah terlepas dari Segmen Bawah Rahim
3. Tali pusat memanjang
4. Semburan darah tiba tiba
Segera setelah bayi dan air ketuban sudah tidak lagi berada di
dalam uterus, kontraksi akan terus berlangsung dan ukuran rongga
uterus akan mengecil. Pengurangan dalam ukuran uterus ini akan
menyebabkan pengurangan dalam ukuran tempat melekatnya
26
plasenta. Oleh karena tempat melekatnya plasenta tersebut menjadi
lebih kecil, maka plasenta akan menjadi tebal atau mengkerut dan
memisahkan diri dari dinding uterus. Sebagian dari pembuluh-
pembuluh darah yang kecil akan robek saat plasenta lepas. Tempat
melekatnya plasenta akan berdarah terus hingga uterus seluruhnya
berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dining uterus akan berkontraksi
dan menekan semua pembuluh-pembuluh darah ini yang akan
menghentikan perdarahan dari tempat melekatnya plasenta tersebut.

Sebelum uterus berkontraksi, wanita tersebut bisa kehilangan darah


350-360 cc/menit dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus
tidak bisa sepenuhnya berkontraksi hingga plasenta lahir dahulu
seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran yang cepat dari plasenta segera
setelah ia melepaskan dari dinding uterus merupakan tujuan dari
manajemen kebidanan dari kala III yang kompeten.

4) Kala IV
Kala IV Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah itu. Paling kritis karena proses perdarahan yang
berlangsung, dengan masa 1 jam setelah plasenta lahir dilakukan
pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta,
30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak
stabil, perlu dipantau lebih sering, selain itu juga dilakukan observasi
intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini.

27
Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400- 500cc.
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada
diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan. Berikut bentuk
pemantauannya :
1. Kontraksi rahim, kontraksi dapat diketahui dengan palpasi.
Setelah plasenta lahir dilakukan pemijatan uterus untuk
merangsang uterus berkontraksi. Dalam evaluasi uterus yang
perlu dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi
uterus. Kontraksi uterus yang normal adalah pada perabaan
fundus uteri akan teraba keras. Jika tidak terjadi kontraksi dalam
waktu 15 menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi
atonia uteri.
2. Perdarahan Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa.
3. Kandung kencing Kandung kencing: harus kosong, kalau penuh
ibu diminta untuk kencing dan kalau tidak bisa lakukan
kateterisasi. Kandung kemih yang penuh mendorong uterus
keatas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
4. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak Evaluasi
laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai
perluasan laserasi perineum. Derajat laserasi perineum terbagi
atas:
a. Derajat I Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan
kulit perineum. Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan
penjahitan, kecuali jika terjadi perdarahan
b. Derajat II Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Pada derajat II dilakukan penjahitan
dengan teknik jelujur
28
c. Derajat III Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum, otot perineum dan otot spingter ani external
d. Derajat IV Derajat III ditambah dinding rectum anterior
e. Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi
ini memerlukan teknik dan prosedur khusus
5. Uri dan selaput ketuban harus lengkap

6. Keadaan umum ibu: tensi, nadi, pernapasan, dan rasa sakit:


a. Keadaan Umun Ibu Periksa Setiap 15 menit pada jam pertama
setelah persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah

persalinan jika kondisi itu tidak stabil pantau lebih sering


Apakah ibu membutuhkan minum Apakah ibu akan memegang
bayinya,
b. Pemeriksaan tanda vital, \
c. Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri: Rasakan apakah
fundus uteri berkontraksi kuat dan berada dibawah umbilicus.
Periksa fundus : 2-3 kali dalam 10 menit pertama Setiap 15
menit pada jam pertama setelah persalinan. Setiap 30 menit pada
jam kedua setelah persalinan. Masage fundus (jika perlu) untuk
menimbulkan kontraksi
7. Bayi dalam keadaan baik.

1.3. Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas dan Menyusui


1.3.1 Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital
baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.
Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung selama 6 minggu (Elly Dwi Wahyuni,SST, 2018) .
1.3.2 Periode masa nifas
Menurut (Sulistyawati, 2015).
1) Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan jalan.
29
2) Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat
kandungan genetalia yang lamanya 6 - 8 minggu.
3) Remote peurperium yaitu waktu kepulihan yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu – minggu, bulan atau tahun

1.3.3 Kunjungan masa nifas


1) Kunjungan I ( 6 jam setelah persalinan)
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana menecegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal
b. Melakukan hubungan ibu dan bayi baru lahir
c. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hypotermi.

2) Kunjungan II (hari ke- 6 setelah pesalinan)


a. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda – tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,cairan, dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda – tanda penyulit
e. Memeberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan erawat bayi sehari –
hari.

3) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)


a. Memastikan involusi uteri berjalan normal
b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam, atau perdarahan
30
abnormal
c. Memastikan ibu menyusui baik dan tak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit
d. Memberikan konseling KB secara mandiri
e. Memastikan ibu cukup makanan, cairan dan istirahat
4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit pada dirinya
atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
1.3.4 Perubahan fisiologi nifas
1. Involusi uterus.
2. Involusi tempat placenta
3. Perubahan pembuluh darah rahim
4. Perubahan pada serviks dan vagina
5. Dinding perut dan peritoneum
6. Lochea
1.3.5 Kebutuhan dasar ibu nifas
Menurut (Sulistyawati, 2015) yaitu :
1. Gizi. Ibu nifas dianjurkan untuk :
a. Makan dengan diet seimbang, cukup karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral.
b. Mengonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/ hari pada
6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahunan
kedua 400 kalori.
c. Mengonsumsi vitamin A 200.000 iu. Pemberian vitamin A
dalam bentuk suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,
meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan
kelangsungan hidup anak.
2. Kebersihan diri dan bayi. Ibu nifas dianjurkan untuk :
a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air
c. Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi,
BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3 – 4 jam supaya ganti
31
pembalut.
d. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum menyentuh kelamin.
e. Anjurkan ibu tidak sering menyentuh luka episiotomi dan
laserasi
f. Pada ibu post section caesaria (SC), luka tetap dijaga agar
tetap bersih dan kering, tiap hari diganti balutan.
3. Istirahat dan tidur. Anjurkan ibu untuk :
a. Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
b. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c. Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan – lahan.
d. Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan
waktu untuk istirahat pada siang kira – kira 2 jam dan malam
7 – 8 jam.

1.3.6 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas


a. Asuhan 2 jam post partum

(1) Mengobservasi tanda vital, kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri

(2) Memberikan konseling tentang nutrisi, personal hygiene, istirahat


dan perawaan payudara
(3) Memfasilitasi ibu dan bayinya untuk rooming in dan mengajarkan
cara menyusui yang benar
(4) Menjelaskan pada ibu tentang bahaya masa nifas (6 jam
postpartum) seperti perdarahan yang lebih dari 500cc, kontraksi
uterus lembek dan tanda preeklamsia
(5) Menjadwalkann kunjungan ulang untuk menilai keadaan ibu dan
bayi serta mendeteksi adanya kegawatdaruratan. (Diana (2017)
b. Asuhan 3-6 hari postpartum

(2) Melakukan observasi keadaan umum ibu dan tanda vitak

(3) Melakukan pemeriksaan involusi uterus berjalan dengan normal

(4) Memastikan tinggi fundus uteri berada di bawah umbilicus

(5) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi, dan


beristirahat yang cukup
32
(6) Mengajarka ibu untuk merawat tali pusat

(7) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan memberikan ASI


ekslusif
c. Asuhan 2 minggu postpartum

(1) Melakukan observasi tanda vital dan keadaan umum ibu

(2) Melakukan pemeriksaan involusi uterus

(3) Memastikan TFU berada di bawah umbilicus

(4) Memberikan konseling kepada ibu untuk berKB secara dini (Diana
(2017)

d. Asuhan 6 minggu postpartum

(1) Melakukan observasi tanda vital dan keadaan umum ibu

(2) Menanyakan pada ibu apakah ada penyulit selama masa nifas

(3) Memberikan konseling KB kepada ibu


3.1. Konsep Dasar BBL

3.1.1 Pengertian
Bayi Baru Lahir adalah individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir dengan
berat badan 2500gram sampai dengan 4000 gram dengan masa kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu, bayi baru lahir dengan usia 0-7 hari disebut
neonatal dini sedangkan 0-28 hari di sebut dengan neonatal lanjut (Saputri,
2017).
3.1.2 Ciri fisik bayi baru lahir

1. Ciri fisik (Ratnawati, 2018)

a. Ukuran :

(1) BB bayi 2500-4000 gram (tergantung faktor genetic, ras, gizi,


plasenta). Posisi tungkai dan lengan fleksi.
(2) Lingkar kepala rata-rata 35 cm.

(3) Panjang rata-rata 48-51 cm.

33
(4) Lingkar dada normalnya 30-33 cm

2. Kulit berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul

3. Frekuensi nafas normal 40-60 kali permenit dan tidak ada tarikan
dinding dada
4. Frekuensi denyut jantung normal 10-160 kali permenit

5. Suhu ketiak normalnya adalah 36,5-37,50C

6. Bentuk kepala simetris pada saat proses persalinan

7. Mata tidak ada kotoran

8. Tidak ada bagian yang terbelah pada bibir, gusi, langit-langit.

9. Bayi mengisap kuat

10. Perut bayi datar, teraba lemes

11. Tidak ada perdarahan, pembengkakan nanah pada tali pusat

12. Jumlah pada jari bayi, posisi kaki tidak bengkok, lihat gerakan
ekstremitas

13. Terlihat lubang anus dan meconium sudah keluar belum


3.1.3 Managemen Bayi Baru Lahir

1. Pengaturan suhu
Bayi sangat mudah kehilangan panas dan melalui 4 cara yaitu:

1) Konduksi: Pada benda padat yang berkontak dengan tubuh bayi.

2) Konveksi: melalui aliran udara di sekitar bayi.

3) Evaporasi: mengalami penguapan pada kulit bayi yang basah.

4) Radiasi: pendinginan melalui benda padat yang tidak bersentuh


langsung dengan bayi.
2. Resusitasi Bayi Baru Lahir
Resusitasi neonatus tidak dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan
tetapi penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi
atau tidak.
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Manfaat IMD bayi adalah membantu stabilisasi pernafasan,

34
mengendalikan suhu tubuh bayi, menjadi kolonisasi kuman yang
aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.

4. Pemotongan Tali Pusat


1) Penjepitan tali pusat segera setelah bayi lahir
Penjepitan dan pemotongan tali pusat dilakukan dengan segera jika
keadaan bayi gawat dan membutuhkan resusitasi.

2) Penundaan penjepitan tali pusat


Para pendukung penundaan penjepitan tali pusat yakin bahwa
peningkatan volume darah menguntungkan dan mendukung proses
fisiologis pada transisi kehidupan ekstrauterus.
3) Mengikat tali pusat
Setelah dipotong, tali pusat diikat menggunakan benang dengan
kuat. Pengikatan dilakukan dengan jarak 2,5 cm dari umbilicus

4) Pemberian Vit K
Vit K digunakan untuk mencegah perdarahan dan pemberian vit K
dilakukan setelah bayi lahir, Vit K disuntikkan pada paha sebelah
kiri secara im, dosis vit K yang di butuhkan adalah 1 mg.
3.1.4 Kebutuhan Bayi Baru Lahir
1. Kemudahan akses bayi terhadap ibu.
2. Kebutuhan ASI.
3. Menjaga suhu lingkungan yang sesuai.
4. Memberikan lingkungan yang aman bagi bayi.
5. Sebaiknyaa di asuh oleh orang tua sendiri.
6. Menjaga kebersihan bayi.
7. Penanganan dan tindak lanjut jika bayi sakit.
8. Datang ke faskes jika terjadi komplikasi pada bayi.
9. Memberikan asuhan dan kasih sayang.
10. Melindungi bayi dari kekerasan bahaya dan praktik
membahayakan yang dilakukan oleh tenaga medis atau non
medis.
11. Membuat surat kelahiran untuk bayi.

Tabel 1 Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir


35
Pemeriksaan Fisik yang Dilakukan Keadaan Normal
Lihat postur, tonus dan aktivitas
Posisi tungkai dan lengan fleksi.
- Bayi sehat akan bergerak aktif
Wajah, bibir, dan selaput lendir
berwarna merah muda, tanpa
Lihat kulit adanya kemerahan atau bisul.

Frekuensi napas normal 40-60


Hitung pernapasan dan lihat tarikan
x/menit
dinding

Dada bawah ketika bayi sedanga tidak Tidak ada tarikan dinding dada
menangis bawah yang dalam.

Hitung denyut jantung dengan


Frekuensi denyut jantung normal
meletakkan stetoskop di dada kiri
120-160x/menit.
setinggi apeks kordis

Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan


Suhu normal 36,5°C - 37,5°C.
Termometer
1. Bentuk kepala
terkadang asimetris karena
penyesuaian pada saat
proses persalinan,
umumnya hilang dalam
Lihat dan raba bagian kepala 48 jam.

2. Ubun-ubun besar rata atau


tidak membonjol, dapat sedikit
membonjol saat bayi menangis.
Tidak ada kotoran, sekret atau
Lihat mata
pus.
1. Bibir, gusi, langit-langit utuh
Lihat bagian dalam mulut dan tidak ada bagian yang
Masukkan satu jari yang menggunakan terbelah.
sarung tangan ke dalam mulut, raba langit-
2. Nilai kekuatan isap bayi,
langit
bayi akan mengisap kuat jari
36
pemeriksa.
1. Perut bayi datar, teraba lemas.
Lihat dan raba perut 2. Tidak ada
Lihat tali pusat perdarahan,
pembengkakan, nanah,
bau yang tidak enak
pada tali pusat atau
kemerahan disekitar
tali pusat

37
Lihat lubang anus
1. Terlihat lubang anus dan
Hindari memasukkan alat atau jari dalam
periksa apakah mekoneum sudah
memeriksa anus
keluar.
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah
2. Biasanya mekoneum
buang air besar
keluar dalam 24 jam setelah
lahir.
1. Bayi perempuan kadang
terlihat cairan vagina berwarna
putih atau kemerahan.
Lihat dan raba alat kelamin luar 2. Bayi laki-laki terdapat
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah lubang uretra pada ujung penis
buang air kecil 3. Pastikan bayi sudah buang
air kecil
dalam 24 jam setelah lahir.
1. Berat lahir normal pada
Timbang bayi kisaran 2,5 – 4kg.
Timbang bayi dengan menggunakan
2. Dalam minggu pertama,
selimut, hasil dikurangi selimut
berat bayi mungkin turun
dahulu baru kemudian naik
kembali. Penurunan berat
maksimal 10%

Kepala dan badan dalam garis


lurus, wajah bayi menghadap
payudara ibu, mendekatkan
bayi ke tubuhnya.
Menilai cara menyusui, minta ibu untuk Bibir bawah melengkung keluar,
menyusui bayinya sebagian besar areola berada di
dalam mulut bayi. Menghisap dalam
dan pelan kadang disertai berhenti
sesaat.

Sumber : (Elly Dwi Wahyuni,SST, 2018)

38
Adapun perawatan rutin yang perlu dilakukan setelah hal-hal diatas
tadi. Kegiatan ini ialah perawatan rutin pada bayi yang baru lahir.
Berdasarkan tulisan (Jamhariyah, 2015) perawatan harian berupa :

1. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikitnya
setiap 4 jam).
2. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.

3. Jaga bayi dala keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan agar bayi tidak
terlalu hangat dan dingin.
4. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

5. Pegangi, sayangi dan nikmati waktu saat sedang bersama bayi.

6. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.

7. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi.

8. Ukur suhu tubuh bayi jika bayi tampak sakit atau menyusu kurang

3.2. Konsep Dasar Keluarga Berencana


3.2.1 Pengertian
KB menurut WHO adalah upaya untuk menghindari kelahiran yang
tidak diinginkan dengan mengatur interval diantara kelahiran dan mengontrol
waktu kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri sehingga dapat
menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga Berencana adalah usaha
untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak yang diinginkan
(Fitri, 2009). Keluarga Berencana juga merupakan pilar pertama dari safe
motherhood yang diharapkan dapat mengurangi risiko kematian ibu pada
waktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan
jarak antara kelahiran yang terlalu pendek.
3.2.2 Metode Keluarga Berencana
1. Kontrasepsi Non Hormonal

Kontrasepsi non hormonal adalah kontrasepsi yang tidak


mengandung hormon, baik estrogen maupun progesterone. Jenis-
jenis Kontrasepsi Non Hormonal :

39
a. Kontrasepsi Alamiah

1) Metode Kalender
Metode kalender adalah metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur atau ovulasi. Knaus (ahli kebidanan Vienna)
berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum
menstrusi berikutnya. Sedangkan Ogino (ahli ginekologi
Jepang) berpendapat bahwa ovulasi tidak terjadi tepat 14
hari sebelum menstruasi tetapi terjadi 12 atau 16 hari
sebelum menstruasi berikutnya (Ambarwati, 2016).
(a) Kelebihan

Menurut teori Hartanto yaitu :

1. Ditinjau dari segi ekonomi: KB kalender


dilakukan secara alami dan tanpa biaya sehingga
tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli
alat kontrasepsi.
2. Dari segi kesehatan: sistem kalender inijelas
jauh lebih sehat karena bisa dihindari adanya
efek sampingan yang merugikan seperti halnya
memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama
yang berupa obat).

3. Dari segi psikologis: yaitu sistem kalender ini


tidak mengurangi kenikmatanhubungan itu
sendiri seperti bila memakai kondom misalnya.
Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol
diri dari pasangan untuk ketat berpantang
selama masa subur.
(b) Kekurangan
1. Diperlukan banyak pelatihan untuk biasa
menggunakannya dengan benar
2. Memerlukan pemberian asuhan (non – medis)
yang sudah terlatih
40
3. Memerlukan penahanan nafsu selama fase
kesuburan untuk menghindari kehamilan
2) Metode ovulasi
Mencegah kehamilan dengan cara tidak berhubungan
seksual pada saat hari pertama lendir serviks keluar
dengan tekstur yang berbeda yaitu bening karena lendir
tresebut juga sangat berpengaruh terhadap sperma karena
tanpa lendir bisa menghambat gerak sperma (Bidan dan
dosen kebidanan Indonesia, 2018).
(a) Keuntungan
1. Tidak ada efek samping.
2. Tidak mengubah pola hormon.
3. Tidak mengganggu proses alamiah tubuh (Bidan
dan dosen kebidanan Indonesia, 2018).
(b) Kekurangan
1. Tidak dapat dilakukan pada wanita yang memiliki
infeksi vagina,penyakit memakai obat obatan (Bidan
dan dosen kebidanan Indonesia, 2018).
3) Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode amenorrhea laktasi adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara
eksklusif,artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian
makanan atau minuman apapun.

(a) Kelebihan

Tidak mengganggu senggama, Dapat dilakukan segera


setelah melahirkan, Tidak memerlukan biaya (Bidan
dan dosen kebidanan Indonesia, 2018).
(b) Kekurangan

Tidak efektif digunkan selama 6 bulan, Kesulitan


memperthankan menyusui secara eksklusif,
Memerlukan persiapan sejak kehamilan (Bidan dan
dosen kebidanan Indonesia, 2018).

41
b. Kontrasepsi Sederhana

1) Kondom

Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat


dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik
(vynil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang
pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet
sintesis yang tipis, berbentuk silinder dengan muaranya
berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar
kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm (Sri
Handayani. Buku ajar pelayanan keluarga berencana.
(Bidan dan dosen kebidanan Indonesia, 2018).
(a) Kelebihan

Tidak mengganggu produksi asi, efektif jika


pemakaiannya benar, murah dan tersedia diberbagai
tempat, serta sebagai pelindung terhadap infeksi atau
transmisi mikro organisme penyebab PMS (Penyakit
Menular Seksual) (Bidan dan dosen kebidanan
Indonesia, 2018).
(b) Kekurangan

Kesulitan untuk mempertahankan ereksi, harus tersedia


setiap kali berhubungan, perasaan malu membeli
ditempat umum, serta dapat terjadi kebocoran pada
kondom (Bidan dan dosen kebidanan Indonesia, 2018).

2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi


yang dimasukkan dalam rongga rahim wanita yang bekerja
menghambat sperma untuk masuk ke tuba fallopi. Terdapat
dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut
IUD (Intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam
(Cu IUD) dan yang mengandung hormon progesterone atau
levonorgestrel.

42
(a) Kelebihan

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, metode


jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti), sangat efektif karena tidak perlu
lagi mengingat-ingat, meningkatkan kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut untuk hamil, tidak ada
efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-
380A), dapat digunakan sampai menopause, tidak ada
interaksi dengan obat-obat.
(b) Kekurangan

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama


dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama
dan banyak, perdarahan (spotting) antar menstruasi,
saat haid lebih sakit
1. Kontrasepsi Hormonal

Kotrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang


paling efektifdan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi.
Jenis hormon yang terkandung adalah estrogen dan progesterone
(Baziad, 20015).

Jenis- jenis Kontrasepsi Hormonal :

1) Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi oral (pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita


yang berbentuk pil, didalam pil berisi gabungan dari hormon
estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon
progesteron saja. Cara kerjanya menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan lendir serviks.
(a) Kelebihan

Tidak mengganggu hubungan seksual, mudah dihentikan


setiap saat, dapat digunakan dalam kontrasepsi darurat
(b) Kekurangan

Mahal dan membosankan untuk diminum, berat badan yang

43
semakin meningkat, harus digunakan setiap hari dan dalam
waktu yang sama
2) Kontrasepsi Darurat

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dilakukan atau


digunakan pada saat yang tidak disangka sangka dan digunakan
setelah berhubungan seksual (Bidan dan dosen kebidanan
Indonesia, 2018).
3) Kontrasepsi Suntikan Hormon

a. Suntikan kombinasi disebut suntikan kombinasi karena


suntikan estrogen dan progesteron yang diberikan secara IM
satu bulan sekali (Bidan dan dosen kebidanan Indonesia,
2018).
(a) Kelebihan

Mengurangi nyeri saat haid, jumlah perdarahan tidak


banyak, tidak mengganggu proses senggama

(b) Kekurangan

Terjadi perdarahan atau haid yang tidak teratur,


terjadi perubahan berat badan, keterlambatan
kesuburan

b. Suntikan progestin kontrasepsi ini sama dengan


kontrasepsi suntikan kombinasi tetapi suntikkan ini bisa
digunakan selama 3 bulan (Bidan dan dosen kebidanan
Indonesia, 2018).

(a) Kelebihan
Tidak mengganggu menyusui, dapat berlangsung dalam
waktu lama, menurunkan penderita kanker.
(b) Kekurangan

Meningkatkan berat badan tubuh, perdarahan tidak


menentu, suntikan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan

44
4) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implan)

Implan adalah suatu alat kontrasepsi yang berupa susuk


yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi hormone,
dipasang dilengan atas (Bidan dan dosen kebidanan
Indonesia, 2018).
(a) Macam kontrasepsi implan

1. Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut


berongga dengan panjang 3,4 cm dan diameter
2,4 mm. Berisi 36 mg hormon Levonorgestrel
dengan daya kerja 5 tahun.
2. Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur
dengan panjang 40 mm dan diameter 2,4 mm.
Berisi 68 mg 3–Ketodesogestrel dengan daya
kerja 3 tahun.
3. Indoplant, terdiri dari 2 batang. Berisi 75 mg
hormon Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun
(b) Kelebihan

Dapat digunakan dalam jangka panjang, tidak


mempengaruhi air susu ibu, dapat dicabut setiap saat.
(c) Kekurangan

Dapat menimbulkan nyeri kepala, harus dipasang oleh


tenga kesehatan yang ahli, dapat menimbulkan bercak
darah/spoting.

3.3. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan (Midwifery Management) adalah pendekatan yang


digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara
sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi (Mudillah dkk, 2012: 110).

3.3.1 Langkah I Pengkajian

1) Data subjektif

Data yang didapatkan dari pasien melalui proses tanya jawab atau

45
wawancara secara langsung. Data subjektif menurut (Rhoumali, 2015)
meliputi:

a) Biodata yaltu identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah,


keluarga) meliputi:

a. Nama : Mengetahui identitas pasien.

b. Umur : Mengetahui resiko tinggi dan rendahnya kehamilan


pada ibu yaitu pada usia ≤ 20 tahun, dan pada ibu usia ≥ 35 tahun.

c. Agama : Mengetahui agama keyakinan pasien tersebut untuk


membimbing pasien dalam berdoa.

d. Pendidikan : Mengetahui dalam tindakan kebidanan dan untuk


mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuannya, sehingga bidan
dapat memberikan konseIing sesuai dengan pendidikannya.

e. Suku/bangsa : Mengetahui pengaruh adat istiadat dan kebiasaan


sehari-hari.

f. Pekerjaan : Mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi


pasien karena ini juga berpengaruh terhadap aktivitas kesehatan klien.

g. Alamat : Mengetahui dan dapat mempermudah kunjungan


rumah bila diperlukan.

b) Keluhan Utarna

Mengetahui masalah yang terjadi pada TM 3 sedang dihadapi maupun


yang dirasakan berkaitan dengan masa kehamilan yaitu seperti Kram pada
kaki, Nafas sesak, Perut kembung, Pusing, Sakit punggung atas dan
bawah, Keputihan, Sembelit, Varises pada kaki (Rhoumali, 2015).

c) Riwayat perkawinan

Mengetahui status perkawinan, berapa kali klien menikah, sudah berapa


lama, jumlah anak, istri keberapa dan keberadaannya dalam keluarga,
kesehatan, dan hubungan suami istri dapat memberikan wawasan tentang
keluhan yang ada (Rhoumali, 2015).

46
d) Riwayat menstruasi

Mengetahui pada saat menarche, siklus haid, lamanya, jumlah darah yang
dikeluarkan dan pernahkan dismenorhoe (Rhoumali, 2015).

e) Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu.

Mengetahui Jumlah kehamilan sebelumnya apakah ada riwayat abortus,


lahir hidup, apakah anaknya masih hidup, dan apakah dalam kesehatan
yang baik, apakah pernah terjadi komplikasi atau intervensi pada
kehamilan, persalinan ataupun nifas (Rhoumali, 2015).

f) Keluarga berencana

Mengetahui apakah pasien pernah menggunakan alat kontrasepsi KB,


jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
serta rencana KB setelah masa nifas ini akan menggunakan kontrasepsi
apa (Rhoumali, 2015).

g) Riwayat kesehatan

Mengetahui riwayat penyakit yang diderita sekarang, dahulu, maupun


penyakit keluarga seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM,
hipertensi, serta apakah mepunyai riwayat kehamilan dahulu ibu pernah
juga hipertensi dan sembuh saat melahirkan (Rhoumali, 2015).

h) Kebiasaan sehari-hari

Mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan dan


kesehatan dirinya dan bagaimana pola makan sehari-hari apakah terpenuhi
gizinya atau tidak.

a. Pola Nutrisi

Kebutuhan kalori selama kehamilan yaitu 70-80 ribu kkal,


dengan penambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Untuk 20
minggu terakhir, diperlukan tambahan kalori sekitar 285-300
kkal setiap hari (Rhoumali, 2015).

b. Pola Eliminasi

Pada wanita hamil terjadi obstipasi karena kurang gerak badan,


karena pengaruh hormon dan tekanan pada rektum oleh kepala.
Sedangkan untuk BAK ibu hamil trimester III mengalami
47
ketidaknyamanan yaitu sering kencing (Rhoumali, 2015).

c. Pola Istirahat

Istirahat cukup yaitu minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam
di siang hari (Rhoumali, 2015).

d. Aktifitas

Aktivitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi, membantu


relaksasi dan istirahat ibu, dapat juga mengatasi kejenuhan
yang juga dialami oleh wanita yang tidak hamil. Anjuran agar
pasien mempelajari latihan kegel untuk memperkuat otototot di
sekitar organ reproduksi dan meningkatkan tonus otot
(Rhoumali, 2015).

e. Personal Hygiene

Mengetahui apakah ibu selama hamil menjaga kebersihan


tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa
kehamilan PH vagina menjadi asam tinggi yaitu 4-3 menjadi 5-
6,5 akibatnya vagina mudah terkena infeksi (Rhoumali, 2015).

f. Pola seksual

Berapa kali dalam melakukan hubungan seksual selama


kehamilan dan adakah keluhan, normalnya boleh dilakukan
pada kehamilan trimester II dan awal trimester III (Rhoumali,
2015)

2) Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Mengetahui keadaan umum ibu pada saat


hamil baik, sedang atau lemas

b. Kesadara : Mengetahui tingkat kesadaran ibu pada saat


hamil yaitu composmentis

c. Tanda Vital

1) Tekanan darah : Mengetahui faktor resiko hipertensi,


tekanan darah normal yaitu Siastole 100-120 Diastole 80-90
mmHg (Rhoumali, 2015).
48
1. Roll over test. ROT (+) jika perbedaan ≥ 20 mmHg
(Prawirohardjo, 2014).

2. Mean Arterial Pressure MAP= tekanan siastole + 2


tekanan diastole 3 Hasil (+) : ≥ 90 mmHg.
(Prawirohardjo, 2014).

2) Pengukuran Suhu : Batas suhu tubuh Normal yaitu 36,5ºC-


37,5ºC (Rhoumali, 2015).

3) Nadi : Normalnya nadi yaitu 60-100 per menit (Rhoumali,


2015).

4) Respirasi : Respirasi yaitu frekuensi kurang dari 40 kali


permenit/lebih dari 60 kali permenit (Rhoumali, 2015).

d. Antropometri

1) Tinggi badan

IMT = BB/TB² (berat badan dalam Kg tinggi badan dalam


meter) (Rhoumali, 2015).

2) LILA

Lingkar Lengan Atas normalya yaitu 23,5 cm (Rhoumali,


2015).

b) Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

1) Muka : tidak tampak pucat, tidak tampak oedema.

2) Mata : konjungtiva tampak merah muda atau pucat, skelera


tampak putih atau tidak

3) Mulut : mulut tampak bersih atau tidak, tampak caries dan karang
gigi atau tidak, tampak adanya stomatitis atau tidak

4) Leher : tampak pembesaran kelenjar tyroid atau tidak, vena


jugularis atau tidak.

5) Dada : tampak simetris atau tidak, apakah tampakretraksi


dada atau tidak

6) Payudara : tampak kebersihan payudara, tampak puting susu


49
menonjol atau tidak, tampak hiperpigmentasi pada daerah areola
mamae atau tidak

7) Abdomen : tampak ada garis striae gravidarum, garis linea alba


dan nigra, tampak ada bekas luka operasi.

8) Anus : dilihat apakah tampak haemoroid atau tidak

9) Ektremitas : tampak apakah adanya varises pada ekstremitas


bawah atau tidak, ekstremitas bawah dan atas apakah ada oedema

b. Palpasi

1) Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran


kelenjar limfe dan tidak teraba bendungan vena jugularis.

2) Payudara : tidak teraba benjolan abnormal

3) Abdomen :

a) Leopold I : palpasi fundus uteri untuk menentukan tinggi


fundus uteri dengan dua telapak tangan dan menentukan apa yang
terdapat pada fundus uteri (kepala atau bokong janin)

b) Leopold II : palpasi bagian lateral untuk menentukan


punggung janin, punggung merupakan bagian keras dan rata.

c) Leopold III : pada pelvis dengan pemeriksaan mengarahke


kaki ibu, kepala teraba bulat dan keras.

d) Leopold IV : bagian terendah digerakkan antara jempol, dan


jari tangan menentukan kepala atau bokong dan seberapa bagian
telah masuk pintu atas panggul

c. Auskultasi

1) Thorak : terdengar atau tidak wheezing atau ronchi, suara


jantung lup dup

2) Abdomen : terdengar DJJ (Detak Jantung Janin) normal nya 120-


160 x/menit reguler atau irreguler

d. Perkusi

1) Pattela : +/+

2) Abdomen : Hipertimpani atau tidak


50
c) Pemeriksaan Penunjang atau Laboratorium

Pada pemeriksaan laboratorium Hb pada ibu hamil normalnya adalah >11 gr/dl
dan mengkaji kadar protein urin (-), reduksi urin (-)

3.3.2 Langkah II Interpretasi Data


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang tepat terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang
tepat atas dasar data-data yang telah dikumpulkan (Rhoumali, 2015).
Diagnosa kebidanan : G...P... umur kehamilan >28 minggu Janin
tunggal hidup intrauterine Keadaan Umum ibu dan janin baik.

Data Dasar :

1) Data Subjektif

a) Ibu mengatakan usianya

b) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)

c) Ibu mengatakan ini kehamilan yang keberapa...

2) Data objektif

a) Keadaan umum dan vital sign

1. TD : normlanya 100-120/80-90 mmHg ROT (+) jika


perbedaan ≥ 20 mmHg. MAP = tekanan siastole +2 tekanan
diastole 3 Hasil (+)
≥ 90 mmHg (Rhoumali, 2015).

2. Nadi : normalnya 60-100 x/menit (Rhoumali, 2015).

3. Suhu : normlanya 36,5ºC-37,5ºC (Rhoumali, 2015).


4. Respirasi : normalnya <40 x/menit atau > 60 x/menit (Rhoumali,
2015)

5. HPL (Hari Perkiraan Lahir)

b) Pemeriksaan fisik

1. Leopod (palpasi)

a. Leopold I : Mc. Donald : 26 cm untuk mengetahui TFU


dan bagian apakah yang terdapat di fundus. TFU normal usia
kehamilan 28 minggu 3 jari diatas pusat dan bagian yang berada di
51
fundus adalah bokong

b. Leopold II : bagian bawah perut ibu kepala, punggung


berada dikanan atau kiri

c. Leopold III : bagian terbawah janin kepala sudah masuk


PAP atau belum

d. Leopold IV : konvergen atau divergen

e. TBJ : untuk mengetahui perkiraan berat

3.3.3 Langkah III Diagnosa Potensial

Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan


pencegahan sambil mengamati pasien, diharapkan dapat bersiap-siap
bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Rhoumali, 2015).

3.3.4 Langkah IV Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera/Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter


dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien (Rhoumali,
2015).

3.3.5 Langkah V Intervensi/Rencana Asuhan

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan


langkah-langkah sebelumnya

Diagnosa : G .. P ... UK … minggu Janin, Tunggal, Hidup, Intra,


uterine, Keadaan Umum ibu dan Janin Baik.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 3 bulan pada


masa kehamilan, persalinan dan BBL, nifas, sampai dengan pemilihan
KB diharapkan ibu dapat melewatinya secara fisiologis .

Kriteria Hasil :

1) Keadaan umum dan vital sign

a) TD : normlanya 120/80 - ≤140/90 mmHg. ROT (+) jika


perbedaan ≥ 20 mmHg. MAP= tekanan siastole + 2 tekanan
diastole

52
: 3 Hasil (+) ≥ 90 mmHg (Rhoumali, 2015). b) Nadi : normalnya
60- 100 x/menit (Rhoumali, 2015).

c) Suhu : normlanya 36,5ºC-37,5ºC (Rhoumali, 2015).

d) RR : normalnya 60 x/menit (Rhoumali, 2015).

2) ANC

a) TBJ : Mengetahui perkiraan berat janin

b) DJJ normalnya 120-160 x/menit irreguler/regular (Rhoumali,


2015).

c) Tidak ada tanda-tanda bahaya pada kehamilan (Demam tinggi,


muntak terus, bengkak kaki dan tangan dan sakit kepala disertai
kejang, perdarahan, air ketuban keluar sebelum waktu nya).

d) Keadaan umum ibu dan janin baik.

e) HPL (Hari perkiraan lahir)

3) INC

a) Kala 1

1. Kontraksi atau his teratur dan baik

2. Pembuakaan bertambah tiap 1 jam sekali dan tidak lebih dari


12 Jam (Rhoumali, 2015).

3. DJJ dalam batas normal. DJJ normalnya 120-160 x/menit


irreguler/regular (Rhoumali, 2015).

4. TTV dalam batas normal

a. TD : normlanya 120/80 - ≤140/90 mmHg (Rhoumali, 2015).

b. Nadi : normalnya 60-100 x/menit (Rhoumali, 2015).


c. Suhu : normlanya 36,5ºC-37,5ºC (Rhoumali, 2015).

d. Respirasi : normalnya 24 x/menit (Rhoumali, 2015).

b) Kala 2

1. Tidak terjadi komplikasi pada persalinan

2. Persalinan berjalan lancar dan secara spontan ibu dan bayi


sehat

53
3. Keadaan bayi dalam keadaan sehat, bayi lahir menangis kuat,
kulit kemerahan, gerak aktif, tonus otot baik, apgar score 9-10

c) Kala 3

1. Tidak terjadi komplikasi saat melahirkan plasenta

2. Plasent lahir lengkap tidak ada sisa

3. Tidak terjadi perdarahan akibat robekan perineum.

d) Kala 4

1. Tidak terjadi komplikasi pada dua jam post partum

2. TTV dalam batas normal

a. TD : normlanya 120/80 - ≤140/90 mmHg (Rhoumali, 2015).

b. Nadi : normalnya 60-100 x/menit (Rhoumali, 2015).

c. Suhu : normlanya 36,5ºC-37,5ºC (Rhoumali, 2015).

d. Respirasi : normalnya 24 x/menit (Rhoumali, 2015).

3. Kontraksi uterus baik dan keras

4) PNC

a) Tidak ada tanda-tanda bahaya pada masa nifas (Demam,


perdarahan, keluar cairan yang berbau, bengkak pada wajah dan
kaki, payudara bengkak dan bernanah)

b) Responden dapat menyusui yang baik dan benar

c) TTV dalam batas normal

1. TD : normlanya 120/80 - ≤140/90 mmHg (Rhoumali, 2015).

2. Nadi : normalnya 60-100 x/menit (Rhoumali, 2015).Suhu : normlanya


36,5ºC-37,5ºC (Rhoumali, 2015).

3. Respirasi : normalnya 24 x/menit (Rhoumali, 2015).

5) BBL

a) Keadaan bayi dalam keadaan sehat, bayi lahir menangis kuat,


kulit kemerahan, gerak aktif, tonus otot baik.

54
b) APGAR Score normal lebih dari 7

c) Bayi mendapat ASI ekslusif.

d) Tidak terjadi infeksi pada tali pusat.

e) Bayi tidak kuning.

f) TTV dalam batas normal

1. Heart Rate : 100-160x/menit (Rhoumali, 2015).

2. Pernafasan : 40-60x/menit (Rhoumali, 2015).

6) KB

a) Ibu bisa memilih metode kontrasepsi yang tidak menganggu


produksi ASI.

b) Responden dapat menggunakan alat kontrasespi yang tepat


untuk di gunakan.

c) Tidak terjadi komplikasi pada saat menggunakan alat

kontrasepsi Intervensi Pada Kehamilan :

Kunjungan kehamilan ke-1 UK 37 minggu

Dx : G .. P ... UK … minggu Janin, Tunggal, Hidup, Intra, uterine,


Keadaan Umum ibu dan Janin Baik

a) Berikan pelayanan ANC meliputi timbang berat badan,


tensi, suhu, pernafasan, nadi, mengukur TFU, menentukan
bagaian atas fundus, menentukan bagian kanan dan kiri
perut ibu, bagaian terendah janin mendengarkan deyut
jantung janin, dan melihat exstremitas atas dan bawah
teraba oedeme atau tidak.

Rasional : Mengetahui perkembangan janin dan keadaan ibu


b) Anjurkan ibu untuk mengatur pola istirahat yaitu minimal
tidur siang 1-2 jam, tidur malam ± 9jam dan pola aktifitas
karena menjelang persalinan.

Rasional : Menyiapkan tenaga dan mental pada saat


menjelang persalinan c) Anjurkan tetap tenang untuk
menunggu proses kelahiran bayinya. Rasional : Siap

55
menghadapi persalinan

c) Berikan KIE tanda-tanda bahaya dalam kehamilan yaitu


(Demam tinggi, perdarahan, muntah berlebihan dan tidak
nafsu makan dll)

Rasional : Bisa deteksi dan mawas diri apabila terjadi salah


satu dari bahaya kehailan tersebut

d) Lakukan kolaborasi dengan bidan untuk memberikan terapi


yaitu fe 1x50mg, kalk 1x…

Rasional : Menjaga kehamilannya sampai persalinan

e) Anjurkan untuk melakukan ANC Terpadu jika ibu belum


melakukan ANC Terpadu.

Rasional : Mendapatkan pemeriksaan lengkap mengenai


kondisi dirinya saat hamil

f) Anjurkan untuk kontrol kembali 1 minggu lagi

Rasional : Memantau keadaan ibu dan janin

Kunjungan kehamilan ke-2 UK 38 minggu

Dx : G .. P ... UK … minggu Janin, Tunggal, Hidup, Intra, uterine,


Keadaan Umum ibu dan Janin Baik

a) Berikan pelayanan ANC meliputi timbang berat badan,


tensi, suhu, pernafasan, nadi, mengukur TFU, menentukan
bagaian atas fundus, menentukan bagian kanan dan kiri
perut ibu, bagaian terendah janin mendengarkan deyut
jantung janin, dan melihat exstremitas atas dan bawah
teraba oedeme atau tidak.

Rasional : untuk mengetahui perkembangan janin dan


keadaan ibu

b) Ajarkan untuk senam hamil

Rasional : Membantu pada saat proses persalinan

c) Anjurkan untuk tidak menggangakat ataupun kerja berat.

Rasional : Tidak membahayakan ibu dan janin.

56
d) Anjurkan untuk menjaga pola istirahat yaitu dengan
istirahat 1-2 jam siang hari, istirahat malam ± 9 jam dan
pola aktifitas, serta nutrisi yang seimbang yaitu
memenuhinya dengan lauk, pauk, sayur dan buah.

Rasional : Menjaga kadar hemoglobin menjelang


persalinan.

e) Anjurkan untuk kontrol kembali 1 minggu lagi.

Rasional : Memantau keadaan ibu dan janin.

Kunjungan kehamilan ke-3 UK 39 minggu

Dx : G .. P ... UK … minggu Janin, Tunggal, Hidup, Intra, uterine,


Keadaan Umum ibu dan Janin Baik

a) Berikan pelayanan ANC meliputi timbang berat badan,


tensi, suhu, pernafasan, nadi, mengukur TFU, menentukan
bagaian atas fundus, menentukan bagian kanan dan kiri
perut ibu, bagaian terendah janin mendengarkan deyut
jantung janin, dan melihat exstremitas atas dan bawah
teraba oedeme atau tidak.

Rasional : untuk mengetahui perkembangan janin dan


keadaan ibu

b) Anjurkan untuk mempersiapkan kebutuhan menjelang


persalinan yaitu seperti perlengkapan ibu dan bayi,
kendaraan dll.

Rasional : Membantu ibu untuk menyiapkan kebutuhan


persalinan.

c) Anjurkan untuk kontrol kembali 1 minggu lagi, datang


sebelum waktunya jika ada tanda-tanda persalinan maupun
keluhan.

Rasional : Meantau keadaan janin dan ibu, untuk


mengatisipasi tanda bahaya yang terjadi pada saat
menjelang persalinan

d) Berikan KIE tentang tanda-tanda persalinan yaitu


57
keluarnya lendir dan darah, kenceng-kenceng yang
semakin sering.

Rasional : Mengetahui tanda-tanda menjelang persalinan

e) Anjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi, jika sudah ada tanda-


tanda persalinan segera bawa ke tenaga kesehatan terdekat.

Rasional : Memantau keadaan ibu dan janin.

Intervensi pada saat


persalinan Kala I
Dx : G .. P ... UK … minggu inpartu kala I fase laten/aktif
janin, tunggal, hidup, intra, uterine keadaan umum ibu dan janin
baik

a) Lakukan Pemeriksaan TTV, keadaan umum, serta


pemeriksaan DJJ dan His.

Rasional : Mengetahui keadaan ibu dan kondisi Janin.

b) Lakukan pemeriksaan kemajuan persalinan selama 4 jam


sekali sesuai pada lembar observasi

Rasional : Mengetahui kondisi kemajuan persalinan ibu


c) Beritahu apabila pembukaan belum lengkap dilarang untuk
mengejan karena bisa menyebabkan bengkak pada portio

Rasional : Mencegah terjadinya kemacetan penurunan


kepala
d) Anjurkan untuk miring kiri pada saat proses menjelang
persalinan
Rasional : Membantu proses penurunan kepala janin
e) Anjurkan untuk tarik nafas panjang dari hidung dikeluarkan
dari mulut pada saat his.
Rasional : Membantu ibu untuk mengatur relaksasi
pernafasan
f) Anjurkan untuk tarik nafas panjang dari hidung dikeluarkan
dari mulut pada saat his.
Rasional : Membantu ibu untuk mengatur relaksasi
pernafasan
58
g) Anjurkan untuk tarik nafas panjang dari hidung dikeluarkan
dari mulut pada saat his.
Rasional : Membantu ibu untuk mengatur relaksasi

59
h) Anjurkan untuk tarik nafas panjang dari hidung dikeluarkan
dari mulut pada saat his.

Rasional : Membantu ibu untuk mengatur relaksasi


pernafasan

i) Berikan masase pada pinggul ibu saat ada his secara lembut

Rasional : Mengurangi rasa nyeri.

j) Beritahu cara mengejan yang baik yaitu apabila ada


kotraksi ibu mengejan seperti ingin BAB

Rasional : Membantu proses kelahiran bayi

k) Berikan nutrisi di sela-sela His.

Rasional : Membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi


membentuk tenaga untuk bersalin

i) Berikan pujian pada ibu apabila sudah mengejan dengan


baik

Rasional : Membantu memberikan support system

Kala II
Dx : P ... inpartu kala II dengan keadaan umum ibu dan janin baik

a) Persiapkan alat-alat untuk menolong

persalinan. Rasional : Membantu proses

persalinan.

b) Pastikan pembukaan sudah legkap.

Rasional : Memastikan pembukaa sudah lengkap dan tanda-


tanda persalinan.

c) Pastikan adanya tanda-tanda persalinan (dorang, teknus,


perjol,vulka).

Rasional : Memastikan tanda-tanda persalinan.

d) Lakukan persiapan pertolongan persalinan dengan asuhan


persalinan 60 Langkah.

60
Rasional : Tidak terjadi komplikasi maupun kegawatdarutan
pada saat persalinan berlangsung

e) Ajari ibu cara meneran yang baik dan benar

Rasional : Membantu proses persalinan dan agar tidak


terjadi ruptur.

f) Lakukan pertologan Bayi Baru Lahir.

Rasional : Bayi dapat dilakukan IMD

Kala III

Dx : P ... inpartu kala III dengan keadaan umum ibu dan bayi baik

a) Lakukan pengecekkan abdomen apakah janin tunggal atau


ganda.

Rasional : Mengetahui adanya jumlah janin.

b) Lakukan suntik oksitosin secara IM pada ibu.

Rasional : Membantu kontraksi perut ibu berlangsung baik.

c) Pastikan adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu,


Adanya semburan darah, tali pusat bertambah panjang

Rasional : Mengetahui adanya pelepasan plasenta.

d) Lakukan penegangan tali pusat terkedali.

Rasional : Tidak ada selaput ketuban maupun kotiledo


plasenta tertinggal.

e) Lakukan pengecekkan kelengkapan Plasenta.

Rasional : Memastikan apakah plasenta lahir lengkap


dengan selaput plasenta dan kotiledon lengkap

f) Lakukan masasse Uterus

Rasional : membantu proses involusi uterus degan baik.

g) Lakukan Evaluasi Tinggi fundus uteri ibu.

Rasional : Menilai uterus.

h) Lakukan pengecekkan Estimasi kehilangan darah pada ibu.


Rasional : Menilai adanya tanda-tanda bahaya persalinan.
61
Kala IV

Dx : P ... inpartu kala IV dengan keadaan umum ibu dan bayi baik

a) Evaluasi keadaan umum ibu (TD, TFU, Nadi, Suhu,


Pernafasan Kontraksi uterus, Kontraksi uterus, Kandung
Kemih, Darah yang keluar).

Rasional : Mengetahui kondisi ibu.

b) Lakukan Observasi 1 jam pertama setiap 15 menit sekali


yaitu TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, kandung kemih, TFU,
kontraksi uterus, perdarahan.

Rasional : Membantu mematau lebih awal jika terjadi


kompli kasi masa nifas.

c) Lakukan Observasi 1 jam kedua pada setiap 30 menit sekali


yaitu dengan memantau TD, Nadi, Suhu, Pernafasan,
kandung kemih, TFU, kontraksi uterus, perdarahan.

Rasional : Membantu mendeteksi dini komplikasi dan


tanda- tanda bahaya masa nifas postpartum

Intervensi Nifas

Kunjungan ke-1, 6 jam post partum

Dx : P..............jam post partum.

a) Periksa kondisi ibu secara umum (TTV, TFU, lochea,


kandung kemih, perdarahan)

Rasional : Mengetahui kondisi ibu dan tanda bahaya nifas.

b) Lakukan KIE mobilisasi dini pada ibu untuk miring kanan


kiri.

Rasional : Membantu proses pemulihan setelah melahirkan.

c) Lakukan KIE untuk menjaga kebersihan personal hygine


ibu, yaitu dengan sering mandi mengganti softek, dan
mencuci vagina dari atas ke bawah

Rasional : Menghindari dari infeksi dan tanda bahaya nifas.

62
d) Anjurkan makan dan minum

Rasional : Membantu proses pemulihan tenaga.

e) Anjurkan tidak tarak makanan, dan anjurkan ibu untuk


mengkonsumsi makanan yang tinggi protein seperti telur
dan ikan kutuk

Rasional : Membantu proses penyembuhan.

f) Berikan KIE tentang gizi ibu meneteki pada ibu

Rasional : Menambah pengetahuan ibu untuk


mengkonsumsi makanan pada saat masa nifas dan busui

g) Lakukan kolaborasi dengan bidan untuk memberikan terapi


yaitu amox 3x1, vit A 1x 200.000 UI.

h) Anjurkan kontrol ulang 5 hari lagi

Rasional : Memantau kesehatan dan keadaan ibu.

Kunjungan ke-2, hari ke 6 post partum

Dx : P....... post partum hari ke

.................

a) Periksa kondisi ibu secara umum (TTV, TFU, lochea,


kandung kemih).

Rasional : Memantau keadaan dan kondisi ibu.

b) Lakukan pemeriksaan pada luka jahitan jika ada luka


perineum.

Rasional : Mengetahui apakah ada tanda bahaya infeksi nifas

c) Lakukan Konseling kepada ibu untuk tidak tarak makanan


pada masa nifas

Rasional : Membantu ibu untuk pemulihan badan dan


pemenuhan kebutuhan nutrisi

d) Anjurkan kontrol ulang 2 minggu lagi

Rasional : Memantau keadaan dan kondisi ibu.

63
64
Intervensi BBL

Kunjungan BBL ke-1 usia 6 jam

Dx : By Ny “x” NCB SMK usia 6 jam

a) Lakukan pemeriksaan suhu, nadi, pernafasan, detak


jantung, dan lakukan penimbangan berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala

Rasional : Mengetahui akan adanya tanda bahaya pada bayi


baru lahir

b) Lakukan Profilaksis dengan memberikan injeksi Vitamin K


pada bayi baru lahir dan salep mata

Rasional : Mencegah agar bayi tidak perdarahan pada otak

c) Jagalah kehangatan Bayi baru lahir, dengan meletakkan


bayi dibawah lampu dan membedong bayi

Rasional : Mencegah agar bayi tidak terjadi hipotermi.

d) Lakukan injeksi Hb-0 pada bayi baru lahir 1 jam setelah


pemberian vitamin K

Rasional : Mencegah agar bayi tidak terkena Hepatitis B

e) Lakukan perawatan tali pusat bayi dan mengajarkan kepada


ibu cara merawat tali pusat bayi

Rasional : Tali pusat pusat tidak terjadi tanda-tanda infeksi


dan cepat kering

f) Anjurkan menyusui bayinya sesering mungkin setiap 2 jam


sekali jika bayinya tertidur dibangunkan.

Rasional : Membantu memberikan nutrisi pada bayi dan


mencegah agar tidak kuning.

g) Anjurkan ibu untuk menjemur bayi di pagi hari 15-30 menit

Rasional : Mendapat vitamin D & menghindari ikterus.

65
Kunjungan ke-2 usia 7 hari

Dx : By “x” NCB SMK usia 7 hari

a) Lakukan pemeriksaan suhu, nadi, pernafasan, detak


jantung, dan lakukan penimbangan berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala

Rasional : Mengetahui akan adanya tanda bahaya pada bayi.

b) Lakukan pemeriksaan pada tali pusat

Rasional : Mengetahui tanda-tanda infeksi pada bayi.

c) Lakukan pemeriksaan pada bayi apakah bayi kuning atau


tidak

Rasional : Mengetahui adanya tanda bahaya pada bayi

d) Lakukan KIE pada ibu untuk menyusui dengan ASI


EKSLUSIF tanpa tambahan apapun selama 6 bulan

Rasional : Membantu menjaga perkembangan bayi

Intervensi Keluarga Berencana

Kunjungan ke-1 pada 10 hari

Dx : Ny....... calon akseptor baru metode ........................

a) Lakukan pemeriksaan keadaan umum ibu meliputi (TTV,


Berat Badan, Keadaan Umum)

Rasional : mengetahui kondisi dan keadaan ibu

b) Lakukan konseling macam-macam alat kontrasepsi yang


baik dan dapat dipakai pada saat ibu menyusui, yaitu KB
suntik 3 bulan

Rasional : agar proses menyusui tidak terganggu dan


terhalang oleh kontrasepsi

c) Jelaskan KIE manfaat dan kekurangan metode KB yang


dipilih.

Rasional : mebantu prosespemilihan KB dan ibu dapat


mengerti manfaat dan kekurangan KB

66
d) Lakukan asuhan pedampingan pada saat ibu memilih alat
kontrasepsi

e) Rasional : agar ibu nyaman dan tidak takut salah memilih.

Kunjungan kedua pada hari ke 33

Dx : Ny..............calon askseptor baru kb metode ...............

a) Lakukan pemeriksaan keadaan umum ibu meliputi (TTV,


peemriksaan fisik, Keadaan Umum)

Rasional : mengetahui kondisi dan keadaan ibu.

b) Tanyakan kembali dan memastikan pilihan untuk


menggunakan kontrasepsi yang akan di gunakan.

Rasional : agar dapat memastikan yang aka digunakan.

c) Anjurkan ibu untuk memilih metode kontrasepsi yang tepat


dan tidak akan menggangu produksi ASI

Rasional : agar kb tidak menghalangi produksi ASI

3.3.6 Langkah VI Implementasi

Pada tahap implementasi yaitu dimana penatalaksanaan dari


rencana asuhan yang sudah dibuat pada tahap intervensi di sertai
dengan waktu pelaksanaan dan hasil yang didapat selama melakukan
asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari asuhan pada
kehamilan trimester III, asuhan pada saat persalinan, asuhan masa
nifas, asuhan pada neonatus dan asuhan pada aseptor KB (Rhoumali,
2015).

3.3.7 Langkah VII Evaluasi

Evaluasi yaitu cara untuk mengkaji ulang aspek asuhan yang


paling efektif bagi klien dan keluarga dapat mengetahui apakah
asuhan yang di berikan memperoleh hasil yang maksima, apakah ada
suatu penghambat selama pemberihan asuhan kebidanan
komprehensif (Rhoumali, 2015).

67
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Penentuan subjek penelitiana

Ibu hamil trimester Usia kehamilan 32-


III Skor KSPR 2-6
35 minggu

Persetujuan Klien

Proses pengumpulan data

Wawancara
Observasi Pemeriksaan Studi dokumentasi

Pelaksanaan asuhan COC

Asuhan Asuhan persalinan Asuhan Nifas


Asuhan BBL Asuhan KB
kehamilan (ANC) (INC) (PNC)

Dokumentasi SOAP

3.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini ialah studi kasus,secara


spesifik ialah studi kasus kolektif. Dikutip dari (Rahardjo Mudjia, 2017)
68
Walau kasus yang diteliti lebih dari satu (multi-kasus), prosedurnya sama
dengan studi kasus tunggal. Sebab, baik Studi Multi-Kasus maupun Multi-
Situs merupakan pengembangan dari metode Studi Kasus. Terkait dengan
pertanyaan yang lazim diajukan dalam metode Studi Kasus, karena hendak
memahami keadaan klien secara mendalam,bahkan mengeksplorasi dan
mengelaborasinya. Selain itu juga penulis menggunakan penelitian yang
berbasis Kualitatif, penulis akan melakukan asuhan kebidanan secara
Continuity of Care dan menganalisi keadaan klien. pendekatan yang
dilakukan peneliti adalah pendekatan kualitatif (Case Study) dengan cara
memahami, mendekati, dan menggali informasi yang berhubungan dengan
kasus atau keadaan pasien, faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian-
kejadian khusus yang berhubungan dengan kasus maupun tindakan serta
mencapai tujuan terhadap suatu intervensi. Peneliti memberikan asuhan
kebidanan komprehensif continuity of care pada klien mulai dari kehamilan
trimester III, Persalinan, Nifas, Bayi baru lahir hingga pemilihan alat
kontrasepsi.

3.3. Tempat dan waktu Penelitian

1) Penulis memilih tempat yaitu praktik bidan di Desa Sambong Dukuh,


Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang. Hal ini dipertimbangkan
penulis dengan akses yang dekat dengan tempat tinggal sehingga penulis
dapat mengamati secara seksama penelitian ini.
2) Waktu pelaksanan studi kasus dimulai pada bulan April sampai…

3.4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda atau
lembaga. Maka subjek penelitian ini ialah asuhan dari bidan desa Sambong
Dukuhdiwe dan lembaga bidan desa. Pada penelitian studi kasus ini dilakukan
pada ibu hamil G_P_000_ dengan UK … minggu didapatkan tidak ada
komplikasi pada kehamilan. Pasien bersedia dilakukan pendampingan dari
trimester III sampai pemilihan alat kontrasepsi yang dilakukan secara
Continuity of Care.

3.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama proses pemberian asuhan kebidanan


69
komprehensif (Continuity of Care) berlangsung. Adapun teknik pengambilan
datanya adalah :

a) Observasi
Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung
tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan
yang dilakukan objek tertentu. Penulis melakukan pengamatan
secara langsung terhadap kondisi pasien yang dikelola atau
mengamati perilaku dan kebiasaan pasien yang berhubungan
dengan asuhan yang akan diberikan.
b) Wawancara dan Pemberian Survey
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan suatu data, dimana penulis mendapatkan
keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang atau pasien
bahkan keluarga, atau bercakap-cakap tatap muka dengan orang
tersebut. Penulis juga akan memberikan lembar survey pada setiap
proses pemberian layanan pada pasien asuhan bidan desa,
kemudian melakukan sedikit sesi wawancara.
c) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya pada bagian tertentu yang dianggap perlu.
Pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang diderita pasien.
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses pengamatan untuk mendeteksi masalah
kesehatannya pasien. Teknik yang dilakuakan dalam pemeriksaan
pada ibu hamil salah satunya yaitu inspeksi pada mata bagian
conjungtiva untuk mengetahui apa ibu memiliki tanda anemia dan
seklera berwarna putih atau kekuningan Contoh lain pada abdomen
dengan melihat apa perut ibu mengalami pebesaran sesuai dengan
usia kehamilan, apa ada linea nigra dan striae gravidarum dan luka
bekas operasi.

70
b. Palpasi
Palpasi adalah pemerikaan dengan menggunkan indra peraba yaitu
tangan untuk mengetahui ketahanan, kekeyalan, kekerasan, tekstur,
dan mobilitas. Teknik ini dapat dilakukan pada pemeriksaan
perabaan perut (leopold) bertujuan untuk menentukan TFU ibu
hamil dan bagian-bagian janin didalam uterus, selain itu
pemeriksaan tulang belakang untuk menilai ada kelainan apa tidak
pada tulang belakang.
e) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan menggunakan ujung jari pada bagian
tubuh mengetahui ukuran, batasan, kosistensi, organ- organ tubuh,
dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh. Teknik ini
dapat dilakukan pada saat pemeriksaan CVAT dengan mengetuk
bagian punggung bawah untuk mengetahui ada kelainan fungsi
ginjal pada ibu hamil, dan refleks patella.
f) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan alat yaitu stetoskop.
Teknik ini dilakukan pada saat pemeriksaan dada dengan
menggunakan stetoskop untuk menilai apa ada kelainan wheezing
atau stidor. Sedangkan pada ibu hamil dengan menggunakan alat
berupa linec yang diletakkan ada daerah punctum maksimum untuk
mendengar apa DJJ masih dalam batas normal.
d) Dokumentasi dan Instrumen yang digunakan
Penulis menggunakan beberaapa instrumen seperti : catatan asuhan
bidan desa berupa buku KIA, partograf, skor poedji rochjati
kemudian dokumentasi foto.

71
Gambar : Buku KIA
3.6. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan studi kasus ini dengan mengambil data baru (here and
now) dengan menggunakan instrument pengkajian, tindakan, evaluasi yang
sesuai sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi, yaitu
menggunakan pasien, bidan, keluarga pasien sebagai sumber informasi,
sumber dokumentasi dengan menggunakan pendokumentasian SOAP

3.7. Etika Penelitian


Etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting
dilakukan dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus
diperhatikan.Dalam studi kasus penelitian ini, menggunakan beberapa etik
sebagai berikut :
1) Inform Consent/ Persetujuan Menjadi Pasien
Lembar persetujuan merupakan salah satu etika penelitian yang mana
digunakan sebagai tanda persetujuan responden yang akan dijadikan subjek
penelitian,lembar persetujuan diberikan sebelum melakukan penelitian agar
calon responden mengetahui maksut dan tujuan penelitian. Penulis akan
memebrikan surat izin dibidan desa dan meminta izin keluarga korban dalam
berpartisipasi di penelitian ini.
2) Nonmaleficience
Dalam penelitian studi kasus ini peneliti akan memberikan perlakuan yang
baik serta tidak memeberikan dampak yang buruk terhadap responden
melalui wawancara atau melakukan tindakan asuhan dengan didampingi dan
diawasi oleh bidan senior yang telah berpengalaman.

72
3) Autonomy
Responden berhak dalam menentukan keputusan yang menyangkut
penelitian ini setelah responden diberikan penjelasan tentang partisipasinya
dalam penelitian ini Peneliti tidak menuntut hak pada para subjek dalam
menentukan keputusan mereka.
4) Anonimity
Demi menjaga kerahasiaan pasien yaitu dengan tidak menuliskan nama
pasien dengan nama terang, akan tetapi menuliskan dengan menggunakan
inisial pada lembar pengumpulan data atau lainnya.
5) Confidentiaty
Peneliti menyimpan kerahasiaan pasien dengan mengumpulkan dokumen-
dokumen hasil dari pengumpulan data, biodata pasien, hasil dari wawncara
ataupun hasil dari pemeriksaan.
6) Beneficience
Melakukan penelitian haruslah memiliki dampak yang baik bagi responden,
oleh karena itu bagi peneliti wajib memiliki prinsip memberikan manfaat
semaksimal mungkin, serta meminimalkan resiko yang ada, dengan
memberikan manfaat yang besar dapat berpengaruh baik pada individu
ataupun masyarakat.
7) Juctice
Prinsip dengan menerapkan keadilan dalam melakukan penelitian dengan
memberikan perawatan terhadap responden secara adil, dengan tujuan untuk
menghargai. Sebelum melakukan penelitian memberikan penjelasan, manfaat
dan tujuan penelitian tanpa membeda-bedakan latar belakang responden.
8) Veracity
Demi menjaga kualitas dari hasil dalam penelitian, dibutuhkan kejujuran
dengan menuliskan didalam dokumentasi tentang fakta yang dilakukan atau
asuhan yang diberikan kepada pasien saja, tanpa melakukan rekayasa diluar
tindakan yang dilakukan, agar data yang diperoleh terjamin hasilnya tanpa
manipulasi. (Sarosa, 2017)
9) Inducement
Peniliti menyerahkan pemberian berupa seperangkat perlengakapan bayi,
dan juga buah-buahan yang dapat menunjang kondisi responden agar lebih
baik.
73
Hal ini dijelaskan tentang kompensasi yang diberikan. Pada saat melakukan
penelitian secara online atau daring dengan memberikan kuota internet.
(Sarosa, 2017)

74

Anda mungkin juga menyukai