Disusun Oleh :
NIM : 191403013
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A KEHAMILAN TRIMESTER III,
PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR, NIFAS SAMPAI DENGAN
PEMILIHAN KONTRASEPSI DI PMB BIDAN
LILIS SURYA WATI SST.,M.KES
DI KABUPATEN JOMBANG
Oleh :
Devi Ratna Sari
NIM : 191403013
ii
SURAT PERNYATAAN
191403013
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Pembimbing I
NIK. 031989010420110270
Pembimbing II
NIK. 031987091020111075
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan,
Mengetahui,
Ketua STIKES Pemkab Jombang
v
ABSTRAK
Email : Deviratna339@gmail.com
vi
ABSTRACT
Email : Deviratna339@gmail.com
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allat SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan peneletian yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Pada Ny.A Kehamilan Trimester III, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas Sampai
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Di PMB Bidan Lilis Surya Wati SST.,M.Kes Di
Kabupaten Jombang”. Laporan ini disusun sebagai syarat menyelesaiakan
pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKES
PEMKAB JOMBANG. Tanpa pertolongan dari Allah SWT tentunya kami tidak
sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik dan benar. Sholawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat.
Pada kesempatam kali ini penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat baik fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ririn Probowati, S.Kp.M.Kes selaku Ketua Stikes Pemkab Jombang
2. Erika Agung M.,SST.M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Stikes
Pemkab Jombang
3. Niken Grah P, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
menyediakan tenaga dan waktu untuk membimbing dan menyempurnakan
dalam penyusunan laporan tugas akhir
4. Septi Fitrah N, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu mengarah saya dalam
menyusun laporan tugas akhir
5. Bidan Lilis Surya Wati SST.,M.Kes selaku Pembimbing dalam melakukan
asuhan kepada respon yang telah menyediakan tenaga dan waktu untuk
mendampingi dalam melakukan asuhan untuk menyelesaikan laporan
tugas akhir
6. Ayah, Ibu, serta adik saya yang tercinta, yang dengan sabar mendengarkan
keluh kesah saya. Yang dengan semangat memberikan support. Yang
viii
selalu siap memberikan semua kebutuhan saya.
7. Irfan Hakim Utomo yang juga sedang berproses menyelesaikan tugas
akhir, namun tidak lupa untuk saling memberi semangat dan doa, serta
selalu membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Cintana Pritviatana K.W dan Nita Dwi Larasati yang selalu menemani dan
membantu serta saling memberi semangat satu sama lain dengan tujuan
yang sama yaitu menyelesaikan tugas akhir.
9. Rekan seangkatan dan semua pihak yang telah membantu, memberikan
dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir.Responden saya, yang
menerima saya sebagai teman dan mau saya damping dimasa masa
kehamilan sampai nifas. Lalu , teman-teman prodi Bidan yang mau
mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan tanpa pamrih.
Akhirnya penulis menyadari bahwa sangatlah banyak kekurangan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Jombang, 10 Maret 2022
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR BAGAN..................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI...............................................................................................6
2.1. Konsep Dasar Teori Asuhan......................................................................6
2.2. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.............................................................7
2.3. Konsep Dasar Asuhan Persalinan............................................................11
2.4. Konsep Dasar Asuhan Masa Nifas dan Menyusui..................................16
2.5. Konsep Dasar BBL..................................................................................23
2.6. Konsep Dasar Keluarga Berencana.........................................................29
2.7 Manajemen Asuhan Kebidanan...............................................................36
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................38
3.1. Kerangka Konsep....................................................................................38
3.2. Pendekatan Penelitian..............................................................................39
3.3. Tempat dan waktu Penelitian..................................................................40
3.4. Subjek Penelitian.....................................................................................40
3.5. Pengumpulan Data..................................................................................40
3.6. Uji Keabsahan Data.................................................................................43
3.7. Etika Penelitian........................................................................................43
x
BAB I
PENDAHULUA
10
Gambaran AKI per Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2019 tertinggi yaitu
sebesar 198,00 per 100.000 kelahiran hidup sebanyak 18 orang. Sedangkan AKI
terendah yaitu sebesar 31,23 per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 1 orang.
Walaupun capaian AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Renstra dan Supas,
AKI harus tetap diupayakan turun. Terdapat tiga penyebab tertinggi kematian ibu
pada tahun 2019 adalah Pre Eklamsi /Eklamsi yaitu sebesar 31,15% atau sebanyak
162 orang danperdarahan yaitu 24,23%, penyebab lain-lain yaitu 23,1% atau 120
orang. Penyebab lain- lain turun dikarenakan sebagian masuk kriteria penyebab
gangguan metabolisme, dan sebagiannya lagi masuk kriteria gannguan peredaran
darah. Sedangkan penyebab infeksi meningkat dari tahun 2018 yaitu 6,73% atau
sebanyak 35 orang. Dari grafik tren penyebab kematian ibu menunjukkan bahwa
penyebab kematian ibu karena infeksi cenderung meningkat, sedangkan penyebab
lain-lain lebih banyak disebabkan oleh faktor penyakit yang menyertai kehamilan.
Upaya menurunkan kematian Ibu karena perdarahan dan Pre Eklamsi /Eklamsi
terus dilakukan dan waspada pada penyebab lain-lain.(Profil Kesehatan Jawa
Timur, 2019)
Berdasarkan survey Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2019,
Angka Kematian ibu sebesar 71,64 per 100.000 KH. Angka tersebut berdasarkan
data jumlah kematian maternal 14 kasus dari 19.543 Kelahiran Hidup. Adapun
rincian kematian maternal saat kehamilan berjumlah 3 orang, pada saat persalinan
berjumlah 4 orang dan pada saat nifas berjumlah 7 orang. Jika kematian maternal
dipilah berdasar kelompok umur maka ada 3 (tiga) kelompok kematian ibu, yaitu
usia <20 tahun berjumlah 1 orang, usia 20-34 tahun berjumlah 9 orang, dan usia
≥35 tahun. berjumlah 4 orang. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Jombang pada
tahun 2019 tercatat 14 kasus kematian maternal. Sehingga Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Jombang tahun 2019 adalah 72 per 100.000 KH (Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang, 2019).
Dengan adanya hal tersebut oleh karena itu dibutuhkan pelayanan dari waktu
kewaktu yang membutuhkan hubungan terus menerus antara klien dengan tenaga
kesehatan yang profesional, tentunya dengan tenaga bidan yang telah memiliki
sertifikat APN (Asuhan Persalinan Normal), untuk mencapai target SDG,
sehingga tahun 2030 adalah mengurangi AKI dibawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup dan pada 2030 mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah.
11
Maka dari itu
12
peran bidan sebagai tenaga kesehatan melakukan Continuity Of Care dan sudah
terstandarisasi APN mampu menurunkan AKI dan AKB.(Noorbaya, Johan and
Reni, 2019)
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di
fasilitas kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, serta perawatan
khusus dan rujukan jika terdapat komplikasi (Kemenkes RI, 2016). Untuk dapat
menurunkan AKI dan AKB diperlukan strategi yang handal dan peran serta
segenap lapisan masyarakat.Salah satufakta yang dapat berlangsung dapat
diupayakan adalah meningkatkan mutu pelayanan (Doroh, 2018)
Keadaan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal
(AKN) yang diperoleh dari laporan rutin relatif sangat kecil. Namun bila dihitung
angka kematian absolut masih tinggi yaitu sebanyak 3.875 bayi meninggal
pertahun dan sebanyak 4.216 balita meninggal pertahun. Adapun proporsi
kematian neonatal dalam 3 tahun ini mencapai hampir 4/5 dari kematian bayi.
Dalam satu hari berarti sebanyak 11 bayi meninggal dan 12 balita meninggal.
sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa
Timur) diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Untuk mencapai target
Nasional, dukungan lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan.
Masalah yang terkait dengan Kesehatan Ibu dan Anak, bahwa proporsi kematian
bayi masih banyak (3/4) terjadi pada periode neonatal (0 – 28 hari) dan ini terjadi
pada setiap tahunnya, bahwa mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 ada
kecenderungan Angka Kematian Bayi stagnan. Tahun 2019 Angka Kematian Bayi
pada posisi 23 per 1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS Pusat), Angka
Kematian Bayi Jawa Timur sampai dengan tahun 2019 sudah di bawah target
Nasional.(Profil Kesehatan Jawa Timur, 2019)
Disini penulis tertarik untuk melakukan asuhan kebidanan secara Continuity
Of Care selama masa kehamilan sampai dengan pemilihan alat kontrasepsi untuk
mengetahui permasalahan atau komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu
hamil, bersalin, BBL, nifas dan keluarga berencana (KB) dalam rangka
mendukung program penurunan AKI dan AKB di Jawa Timur.
13
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui, meninjau, dan melakukan pelayanan serta membantu bidan
bersangkutan dalam melakukan pelayanan berkelanjutan pada asuhannya.
Pendekatan Continuity Of Care pada masa kehamilan Trimester III, bersalin,
nifas, bayi baru lahir sampai pemilihan alat kontrasepsi dengan menggunakan
manajemen kebidanan sesuai dengan manajemen kebidanan.
b. Tujuan Khusus
Bersasarkan uraian rumusan masalah maka tujuan khusus dari penelitian ini
adalah
1. Melakukan pengkajian secara Continuity of Care selama kehamailan.
2. Menegakkan diagnosa masalah kebidanan secara Continuity of Care
selama persalinan.
3. Mengidentifikasikan masalah potensial secara Continuity of Care masa
nifas.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera secara Continuity of Care pada bayi
baru lahir.
5. Menentukan rencana asuhan kebidanan secara Continuity of Care
kontrasepsi.
6. Melakukan asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada ibu hamil
fisiologis trimester III, proses persalinan, bayi baru lahir, masa nifas dan
pemilihan alat kontrasepsi.
7. Melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada
ibu hamil fisiologis trimester III, proses persalinan, bayi baru lahir, masa
nifas dan pemilihan alat kontrasepsi.
14
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam
peningkatan pelayanan asuhan yang dilakukan oleh bidan sehingga sesuai
dengan kondisi asuhan dan masyarakat. Kemudian, bagi penulis dapat
memberikan dan menuangkan ilmunya bagi lingkungan sebagai agent of
change.
b. Manfaat Aplikatif
1. Bagi Bidan
Memberi masukan bagi bidan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil khususnya konseling tentang kehamilan yang beresiko.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempraktikan secara langsung pada ibu hamil khususnya
ibu hamil fisiologis dengan keluhannya
3. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan secara komprehensif sesuai dengan standart
pelayanan kebidanan dan klien dapat mengetahui kondisinya
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat diaplikasikan dengan materi yang telah diberikan dalam perkuliahan
serta mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai standart
15
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.1. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan
1.1.1 Pengertian
Menurut Sarwono (2006) dalam (Helly, 2019) Kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan.
16
d. Vagina dan Perineum
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, di mana sekresi
akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 – 6 yang
merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen
yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus
acidophilus. Vagina dan vulva juga akan mengalami peningkatan
vaskularisasi dan hiperemia sehingga terlihat seperti warna
keunguan (tanda Chadwick).
2. Payudara
Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah
bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar.Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu
belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolactin inhibiting hormone.
3. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±135
%. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat
kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya
pada plasma akan menurun.
4. Sistem Perkemihan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan
oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering
berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan
bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika
kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu
akan timbul kembali.
5. Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal
dari uterus dan isinya.Kemudian payudara, volume darah, dan
cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan
akan bertambah 12,5 kg.
6. Sistem Kardiovaskuler
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
17
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke
jantung.
7. Sistem Pernafasan
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm,
tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan
volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4
cm selama kehamilan. Perubahan ini akan mencapai puncaknya
pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala
dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2017).
1.1.3 Perubahan Psikologis Trimester III
19
3. Terjadi penurunan bagian terendah
janin. Adapun tanda-tanda fisiologi dalam Kala
I ini :
1. Uterus
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus menyebar ke depan dan
ke bawah abdomen. Kontraksi berakhir dengan masa yang
terpanjang dan sangat kuat pada fundus. Selagi uterus kontraksi
berkontraksi dan relaksasi memungkinkan kepala janin masuk ke
rongga pelvik.
2. Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks berubah menjadi lembut:
Effacement (penipisan) serviks berhubungan dengan kemajuan
pemendekan dan penipisan serviks. Panjang serviks pada akhir
kehamilan normal berubah – ubah (beberapa mm sampai 3 cm).
Dengan mulainya persalinan panjangnya serviks berkurang secara
teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sangat tipis ini disebut sebagai menipis penuh Dilatasi berhubungan
dengan pembukaan progresif dari serviks. Untuk mengukur
dilatasi/diameter serviks digunakan ukuran centimeter dengan
menggunakan jari tangan saat peeriksaan dalam. Serviks dianggap
membuka lengkap setelah mencapai diameter 10 cm Blood show
(lendir show) pada umumnya ibu akan mengeluarkan darah sedikit
atau sedang dari serviks.
2) Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi
a. Tanda dan gejala kala II
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1) Ibu ingin meneran
2) Perineum menonjol
3) Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4) Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5) His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
20
6) Pembukaan lengkap (10 cm )
7) Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara
rata-rata 0.5 jam
8) Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi
c) Kondisi ibu sebagai berikut:
21
7. Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun
besar, dahi dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk
primipara, perineum biasanya akan robek pada pinggir depannya
karena tidak dapat menahan regangan yang kuat tersebut..
b. Mekanisme Persalinan
Turunnya kepala dibagi dalam beberapa fase sebagai berikut.
1. Masuknya kepala janin dalam PAP
a. Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida
terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara
biasanya terjadi pada permulaan persalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura
sagitalis melintang menyesuaikan dengan letak punggung
(Contoh: apabila dalam palpasi didapatkan punggung kiri maka
sutura sagitalis akan teraba melintang kekiri/ posisi jam 3 atau
sebaliknya apabila punggung kanan maka sutura sagitalis
melintang ke kanan/posisi jam 9) dan pada saat itu kepala dalam
posisi fleksi ringan.
c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP
maka masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati
ukuran yang terkecil dari PAP.
d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir
yaitu tepat di antara symphysis dan promontorium, maka
dikatakan dalam posisi ”synclitismus” pada posisi synclitismus os
22
parietale depan dan belakang sama tingginya.
e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau
agak ke belakang mendekati promontorium, maka yang kita
hadapi adalah posisi ”asynclitismus”.
f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
h. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi
asynclitismus posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP
akan terfiksasi yang disebut dengan engagement.
5. Ekstensi
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
b. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di
dasar panggul UUK berada di bawah simfisis, dengan suboksiput
sebagai hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk
dapat dilahirkan.
c. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin
makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus
membuka dinding rektum.
25
d. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-
turut tampak bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi.
e. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang
disebut putaran paksi luar
4) Kala IV
Kala IV Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah itu. Paling kritis karena proses perdarahan yang
berlangsung, dengan masa 1 jam setelah plasenta lahir dilakukan
pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta,
30 menit pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak
stabil, perlu dipantau lebih sering, selain itu juga dilakukan observasi
intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini.
27
Observasi yang dilakukan :
1. Tingkat kesadaran penderita.
2. Pemeriksaan tanda vital.
3. Kontraksi uterus.
4. Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi
400- 500cc.
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari dibawah
pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang ada
diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan. Berikut bentuk
pemantauannya :
1. Kontraksi rahim, kontraksi dapat diketahui dengan palpasi.
Setelah plasenta lahir dilakukan pemijatan uterus untuk
merangsang uterus berkontraksi. Dalam evaluasi uterus yang
perlu dilakukan adalah mengobservasi kontraksi dan konsistensi
uterus. Kontraksi uterus yang normal adalah pada perabaan
fundus uteri akan teraba keras. Jika tidak terjadi kontraksi dalam
waktu 15 menit setelah dilakukan pemijatan uterus akan terjadi
atonia uteri.
2. Perdarahan Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa.
3. Kandung kencing Kandung kencing: harus kosong, kalau penuh
ibu diminta untuk kencing dan kalau tidak bisa lakukan
kateterisasi. Kandung kemih yang penuh mendorong uterus
keatas dan menghalangi uterus berkontraksi sepenuhnya.
4. Luka-luka: jahitannya baik/tidak, ada perdarahan/tidak Evaluasi
laserasi dan perdarahan aktif pada perineum dan vagina. Nilai
perluasan laserasi perineum. Derajat laserasi perineum terbagi
atas:
a. Derajat I Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior dan
kulit perineum. Pada derajat I ini tidak perlu dilakukan
penjahitan, kecuali jika terjadi perdarahan
b. Derajat II Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum dan otot perineum. Pada derajat II dilakukan penjahitan
dengan teknik jelujur
28
c. Derajat III Meliputi mokosa vagina, fourchette posterior, kulit
perineum, otot perineum dan otot spingter ani external
d. Derajat IV Derajat III ditambah dinding rectum anterior
e. Pada derajat III dan IV segera lakukan rujukan karena laserasi
ini memerlukan teknik dan prosedur khusus
5. Uri dan selaput ketuban harus lengkap
(1) Mengobservasi tanda vital, kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
(4) Memberikan konseling kepada ibu untuk berKB secara dini (Diana
(2017)
(2) Menanyakan pada ibu apakah ada penyulit selama masa nifas
3.1.1 Pengertian
Bayi Baru Lahir adalah individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir dengan
berat badan 2500gram sampai dengan 4000 gram dengan masa kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu, bayi baru lahir dengan usia 0-7 hari disebut
neonatal dini sedangkan 0-28 hari di sebut dengan neonatal lanjut (Saputri,
2017).
3.1.2 Ciri fisik bayi baru lahir
a. Ukuran :
33
(4) Lingkar dada normalnya 30-33 cm
3. Frekuensi nafas normal 40-60 kali permenit dan tidak ada tarikan
dinding dada
4. Frekuensi denyut jantung normal 10-160 kali permenit
12. Jumlah pada jari bayi, posisi kaki tidak bengkok, lihat gerakan
ekstremitas
1. Pengaturan suhu
Bayi sangat mudah kehilangan panas dan melalui 4 cara yaitu:
34
mengendalikan suhu tubuh bayi, menjadi kolonisasi kuman yang
aman untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial.
4) Pemberian Vit K
Vit K digunakan untuk mencegah perdarahan dan pemberian vit K
dilakukan setelah bayi lahir, Vit K disuntikkan pada paha sebelah
kiri secara im, dosis vit K yang di butuhkan adalah 1 mg.
3.1.4 Kebutuhan Bayi Baru Lahir
1. Kemudahan akses bayi terhadap ibu.
2. Kebutuhan ASI.
3. Menjaga suhu lingkungan yang sesuai.
4. Memberikan lingkungan yang aman bagi bayi.
5. Sebaiknyaa di asuh oleh orang tua sendiri.
6. Menjaga kebersihan bayi.
7. Penanganan dan tindak lanjut jika bayi sakit.
8. Datang ke faskes jika terjadi komplikasi pada bayi.
9. Memberikan asuhan dan kasih sayang.
10. Melindungi bayi dari kekerasan bahaya dan praktik
membahayakan yang dilakukan oleh tenaga medis atau non
medis.
11. Membuat surat kelahiran untuk bayi.
Dada bawah ketika bayi sedanga tidak Tidak ada tarikan dinding dada
menangis bawah yang dalam.
37
Lihat lubang anus
1. Terlihat lubang anus dan
Hindari memasukkan alat atau jari dalam
periksa apakah mekoneum sudah
memeriksa anus
keluar.
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah
2. Biasanya mekoneum
buang air besar
keluar dalam 24 jam setelah
lahir.
1. Bayi perempuan kadang
terlihat cairan vagina berwarna
putih atau kemerahan.
Lihat dan raba alat kelamin luar 2. Bayi laki-laki terdapat
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah lubang uretra pada ujung penis
buang air kecil 3. Pastikan bayi sudah buang
air kecil
dalam 24 jam setelah lahir.
1. Berat lahir normal pada
Timbang bayi kisaran 2,5 – 4kg.
Timbang bayi dengan menggunakan
2. Dalam minggu pertama,
selimut, hasil dikurangi selimut
berat bayi mungkin turun
dahulu baru kemudian naik
kembali. Penurunan berat
maksimal 10%
38
Adapun perawatan rutin yang perlu dilakukan setelah hal-hal diatas
tadi. Kegiatan ini ialah perawatan rutin pada bayi yang baru lahir.
Berdasarkan tulisan (Jamhariyah, 2015) perawatan harian berupa :
1. Berikan ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikitnya
setiap 4 jam).
2. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
3. Jaga bayi dala keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan agar bayi tidak
terlalu hangat dan dingin.
4. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
6. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
8. Ukur suhu tubuh bayi jika bayi tampak sakit atau menyusu kurang
39
a. Kontrasepsi Alamiah
1) Metode Kalender
Metode kalender adalah metode kontrasepsi sederhana
yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur atau ovulasi. Knaus (ahli kebidanan Vienna)
berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum
menstrusi berikutnya. Sedangkan Ogino (ahli ginekologi
Jepang) berpendapat bahwa ovulasi tidak terjadi tepat 14
hari sebelum menstruasi tetapi terjadi 12 atau 16 hari
sebelum menstruasi berikutnya (Ambarwati, 2016).
(a) Kelebihan
(a) Kelebihan
41
b. Kontrasepsi Sederhana
1) Kondom
42
(a) Kelebihan
1) Kontrasepsi Pil
43
semakin meningkat, harus digunakan setiap hari dan dalam
waktu yang sama
2) Kontrasepsi Darurat
(b) Kekurangan
(a) Kelebihan
Tidak mengganggu menyusui, dapat berlangsung dalam
waktu lama, menurunkan penderita kanker.
(b) Kekurangan
44
4) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implan)
1) Data subjektif
Data yang didapatkan dari pasien melalui proses tanya jawab atau
45
wawancara secara langsung. Data subjektif menurut (Rhoumali, 2015)
meliputi:
b) Keluhan Utarna
c) Riwayat perkawinan
46
d) Riwayat menstruasi
Mengetahui pada saat menarche, siklus haid, lamanya, jumlah darah yang
dikeluarkan dan pernahkan dismenorhoe (Rhoumali, 2015).
f) Keluarga berencana
g) Riwayat kesehatan
h) Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminasi
c. Pola Istirahat
Istirahat cukup yaitu minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam
di siang hari (Rhoumali, 2015).
d. Aktifitas
e. Personal Hygiene
f. Pola seksual
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
c. Tanda Vital
d. Antropometri
1) Tinggi badan
2) LILA
b) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
3) Mulut : mulut tampak bersih atau tidak, tampak caries dan karang
gigi atau tidak, tampak adanya stomatitis atau tidak
b. Palpasi
3) Abdomen :
c. Auskultasi
d. Perkusi
1) Pattela : +/+
Pada pemeriksaan laboratorium Hb pada ibu hamil normalnya adalah >11 gr/dl
dan mengkaji kadar protein urin (-), reduksi urin (-)
Data Dasar :
1) Data Subjektif
2) Data objektif
b) Pemeriksaan fisik
1. Leopod (palpasi)
Kriteria Hasil :
52
: 3 Hasil (+) ≥ 90 mmHg (Rhoumali, 2015). b) Nadi : normalnya
60- 100 x/menit (Rhoumali, 2015).
2) ANC
3) INC
a) Kala 1
b) Kala 2
53
3. Keadaan bayi dalam keadaan sehat, bayi lahir menangis kuat,
kulit kemerahan, gerak aktif, tonus otot baik, apgar score 9-10
c) Kala 3
d) Kala 4
4) PNC
5) BBL
54
b) APGAR Score normal lebih dari 7
6) KB
55
menghadapi persalinan
56
d) Anjurkan untuk menjaga pola istirahat yaitu dengan
istirahat 1-2 jam siang hari, istirahat malam ± 9 jam dan
pola aktifitas, serta nutrisi yang seimbang yaitu
memenuhinya dengan lauk, pauk, sayur dan buah.
59
h) Anjurkan untuk tarik nafas panjang dari hidung dikeluarkan
dari mulut pada saat his.
i) Berikan masase pada pinggul ibu saat ada his secara lembut
Kala II
Dx : P ... inpartu kala II dengan keadaan umum ibu dan janin baik
persalinan.
60
Rasional : Tidak terjadi komplikasi maupun kegawatdarutan
pada saat persalinan berlangsung
Kala III
Dx : P ... inpartu kala III dengan keadaan umum ibu dan bayi baik
Dx : P ... inpartu kala IV dengan keadaan umum ibu dan bayi baik
Intervensi Nifas
62
d) Anjurkan makan dan minum
.................
63
64
Intervensi BBL
65
Kunjungan ke-2 usia 7 hari
66
d) Lakukan asuhan pedampingan pada saat ibu memilih alat
kontrasepsi
67
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Persetujuan Klien
Wawancara
Observasi Pemeriksaan Studi dokumentasi
Dokumentasi SOAP
Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda atau
lembaga. Maka subjek penelitian ini ialah asuhan dari bidan desa Sambong
Dukuhdiwe dan lembaga bidan desa. Pada penelitian studi kasus ini dilakukan
pada ibu hamil G_P_000_ dengan UK … minggu didapatkan tidak ada
komplikasi pada kehamilan. Pasien bersedia dilakukan pendampingan dari
trimester III sampai pemilihan alat kontrasepsi yang dilakukan secara
Continuity of Care.
a) Observasi
Metode Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung
tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan
yang dilakukan objek tertentu. Penulis melakukan pengamatan
secara langsung terhadap kondisi pasien yang dikelola atau
mengamati perilaku dan kebiasaan pasien yang berhubungan
dengan asuhan yang akan diberikan.
b) Wawancara dan Pemberian Survey
Wawancara merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan suatu data, dimana penulis mendapatkan
keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang atau pasien
bahkan keluarga, atau bercakap-cakap tatap muka dengan orang
tersebut. Penulis juga akan memberikan lembar survey pada setiap
proses pemberian layanan pada pasien asuhan bidan desa,
kemudian melakukan sedikit sesi wawancara.
c) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan tubuh klien secara
keseluruhan atau hanya pada bagian tertentu yang dianggap perlu.
Pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui gejala atau masalah
kesehatan yang diderita pasien.
a. Inspeksi
Inspeksi merupakan proses pengamatan untuk mendeteksi masalah
kesehatannya pasien. Teknik yang dilakuakan dalam pemeriksaan
pada ibu hamil salah satunya yaitu inspeksi pada mata bagian
conjungtiva untuk mengetahui apa ibu memiliki tanda anemia dan
seklera berwarna putih atau kekuningan Contoh lain pada abdomen
dengan melihat apa perut ibu mengalami pebesaran sesuai dengan
usia kehamilan, apa ada linea nigra dan striae gravidarum dan luka
bekas operasi.
70
b. Palpasi
Palpasi adalah pemerikaan dengan menggunkan indra peraba yaitu
tangan untuk mengetahui ketahanan, kekeyalan, kekerasan, tekstur,
dan mobilitas. Teknik ini dapat dilakukan pada pemeriksaan
perabaan perut (leopold) bertujuan untuk menentukan TFU ibu
hamil dan bagian-bagian janin didalam uterus, selain itu
pemeriksaan tulang belakang untuk menilai ada kelainan apa tidak
pada tulang belakang.
e) Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan menggunakan ujung jari pada bagian
tubuh mengetahui ukuran, batasan, kosistensi, organ- organ tubuh,
dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh. Teknik ini
dapat dilakukan pada saat pemeriksaan CVAT dengan mengetuk
bagian punggung bawah untuk mengetahui ada kelainan fungsi
ginjal pada ibu hamil, dan refleks patella.
f) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan alat yaitu stetoskop.
Teknik ini dilakukan pada saat pemeriksaan dada dengan
menggunakan stetoskop untuk menilai apa ada kelainan wheezing
atau stidor. Sedangkan pada ibu hamil dengan menggunakan alat
berupa linec yang diletakkan ada daerah punctum maksimum untuk
mendengar apa DJJ masih dalam batas normal.
d) Dokumentasi dan Instrumen yang digunakan
Penulis menggunakan beberaapa instrumen seperti : catatan asuhan
bidan desa berupa buku KIA, partograf, skor poedji rochjati
kemudian dokumentasi foto.
71
Gambar : Buku KIA
3.6. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan studi kasus ini dengan mengambil data baru (here and
now) dengan menggunakan instrument pengkajian, tindakan, evaluasi yang
sesuai sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi, yaitu
menggunakan pasien, bidan, keluarga pasien sebagai sumber informasi,
sumber dokumentasi dengan menggunakan pendokumentasian SOAP
72
3) Autonomy
Responden berhak dalam menentukan keputusan yang menyangkut
penelitian ini setelah responden diberikan penjelasan tentang partisipasinya
dalam penelitian ini Peneliti tidak menuntut hak pada para subjek dalam
menentukan keputusan mereka.
4) Anonimity
Demi menjaga kerahasiaan pasien yaitu dengan tidak menuliskan nama
pasien dengan nama terang, akan tetapi menuliskan dengan menggunakan
inisial pada lembar pengumpulan data atau lainnya.
5) Confidentiaty
Peneliti menyimpan kerahasiaan pasien dengan mengumpulkan dokumen-
dokumen hasil dari pengumpulan data, biodata pasien, hasil dari wawncara
ataupun hasil dari pemeriksaan.
6) Beneficience
Melakukan penelitian haruslah memiliki dampak yang baik bagi responden,
oleh karena itu bagi peneliti wajib memiliki prinsip memberikan manfaat
semaksimal mungkin, serta meminimalkan resiko yang ada, dengan
memberikan manfaat yang besar dapat berpengaruh baik pada individu
ataupun masyarakat.
7) Juctice
Prinsip dengan menerapkan keadilan dalam melakukan penelitian dengan
memberikan perawatan terhadap responden secara adil, dengan tujuan untuk
menghargai. Sebelum melakukan penelitian memberikan penjelasan, manfaat
dan tujuan penelitian tanpa membeda-bedakan latar belakang responden.
8) Veracity
Demi menjaga kualitas dari hasil dalam penelitian, dibutuhkan kejujuran
dengan menuliskan didalam dokumentasi tentang fakta yang dilakukan atau
asuhan yang diberikan kepada pasien saja, tanpa melakukan rekayasa diluar
tindakan yang dilakukan, agar data yang diperoleh terjamin hasilnya tanpa
manipulasi. (Sarosa, 2017)
9) Inducement
Peniliti menyerahkan pemberian berupa seperangkat perlengakapan bayi,
dan juga buah-buahan yang dapat menunjang kondisi responden agar lebih
baik.
73
Hal ini dijelaskan tentang kompensasi yang diberikan. Pada saat melakukan
penelitian secara online atau daring dengan memberikan kuota internet.
(Sarosa, 2017)
74