Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DEFISIT KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

OLEH

I GEDE KRISNATA SUBAGIO

209012715

PROGRAM STUDI NERS (Profesi)

STIKES WIRA MEDIKA BALI

2021
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan

Defisit Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

A. Konsep Dasar Penyakit


I. Definisi/Pengertian
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di
lakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik
maupun mental. Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan
kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk (Haswita,2017)

Tujuan perawatan personal Hygiene adalah :

a. Meningkatkan derajat kesehatan orang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal Hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang.
f. Menciptakan keindahan.
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene :

1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Ganggua fisik yang sering
terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak psikologis
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

II. Jenis Personal Hygiene


Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa jenis Personal
Hygiene , yaitu:

a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan


Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :

1. Perawatan dini hari Merupakan perawatan dari yang dilakukan pada waktu
bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti persiapan dalam
pengambilan bahan pemeriksaan (urine/feses) dan mempersiapkan pasien
melakukan sarapan.
2. Perawatan pagi hari Perawatan yang digunakan setelah melakukan sarapan
pagi, perawat melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan
eliminasi (mandi,bab, dan bak) sampai merapihkan tempat tidur pasien.
3. Perawatan siang hari Setelah makan siang melakukan pearwatan diri antara
lain, mencuci piring, membersihkan tangan dan mulut. Setelah itu,
Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan
pengobatan serta membersihkan tempat tidur pasien.
4. Perawatan menjelang tidur Perawatan yang dilakukan saat menjelang tidur
agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman seperti, mencuci tangan,
membersihkan wajah dan menyikat gigi.
b. Berdasarkan Tempat
1. Personal Hygiene pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman, sehingga diperlukan perawatan
yang baik dan bermanfaat sebagai:

a) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu produksi keringat serta


penguapan.
b) Sebagai indra peraba yang membantu tubuh menerima rangsangan.
c) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit yang mencegah
pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
d) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembapan kulit.
e) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau
pemberian vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada kulit:

1) Umur Perubahan kulit dapat ditentukan oleh umur seseorang. Seperti


pada bayi yang kondisi kulitnya masih sensitif sangat rawan terhadap
masuknya kuman. Sebalikan pada orang dewasa kondisi kulit sudah
memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah
baik.
2) Jaringan kulit Perubahan kulit dapat di pengaruhi oleh struktur jaringan
kulit. Apabila jaringan kulit rusak maka terjadi perubahan pada struktir
kulit.
3) Kondisi atau keadaan lingkungan Keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi keadaan kulit secara utuh adalah keadaan panas, adanya
nyeri akibat sentuhan atau tekanan.
2. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Perawatan kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan lunak. Akan tetapi sering
kali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri
atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk
kedalam tubuh melalui kuku.perawatan dapat di gabungkan saat mandi
atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku penting
dalam mempertahankan perawatan diri agar klien memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, kelien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan
benar.

Gangguan pada kuku:

a) Ingrown nail: kuku tangan yang tidak tumbuh dan dirasakan sakit pada
daerah tersebut.
b) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku.
c) Ram’s horn nail: gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan
kuku yang lambat disertai dengan kerusakan dasar kuku yang
berlebihan.
d) Tinea pedis: terdapat garutan kekuningan pada lempengan kuku yang
pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi tebal, berubah
warna dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur
epidermophyon, trichopyton, microporium dan C. Albicans dikaki.
e) Bau tidak sedap: reaksi mikro organisme yang menyebabkan bau tidak
sedap
3. Personal hygiene pada rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi dan pengantar suhu. Inikasi perubahan status kesehatan diri juga
dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini bermanfaat mencegah infeksi
daerah kepala. Tujuan membersihkan kepala agar menghilangkan debu dan
kotoran yng melekat di rambut dan kulit kepala.

Fungsi rambut:

a) Sebagai proteksi dan pengantar suhu (melindungi dari panas)


b) Keindahan atau mempercantik penampilan.
Gangguan pada rambut:

1) Ketombe yaitu pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal


2) Kutu (Pediculotis Cepitis) yaitu kutu ini menghisap darah dan
menyebabkan rasa gatal.
3) Sebor heic dermatitis yaitu merupakan radang pada kulit kepala yang
ditumbuhi rambut.
4) Alopeia (kehilangan rambut) dapat disebabkan oleh penggunaan alat
pelurus atau pengeriting rambut, pengikat rambut yang terlalu kuat dan
pemakaian produk perawatan rambut yang tidak cocok.
4. Personal hygiene gigi dan mulut
Gigi dan mulut merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan dan
merupakan bagian sistem tambahan dari sistem pernafasan. Dalam rongga
mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses
pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, adapula saliva yang penting utuk
membersihkan mulut secara mekanis mulut merupakan rongga yang tidak
bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan
adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut.

Gangguan pada gigi dan mulut:

a) Halitosis Yaitu bau nafas yang tidak sedap, biasanya dikarenakan oleh
kuman atau hal lain.
b) Periodonatala Disease Yaitu gigi yang mengalami pendarahan dan
membengkak.
c) Glositis Adalah radang yang terjadi pada lidah.
d) Kilosis Kilosis adalah bibir yang pecah-pecah, hal ini dapat terjadi
karena Hipersalivasi, nafsu mulut dan defisiensi riboflavin.
III. Tujuan Perawatan Personal Hygiene
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,
menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah tinbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain,
sementara secara khusus tujuan perawatan personal hygiene adalah :

a. Menghilangkan bau badan yang berlebihan.


b. Memelihara integritas permukaan kulit
c. Menghilangkan keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
d. Menciptakan keindahan.
e. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

IV. Epidemiologi/insiden kasus


Defisit hygiene personal dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir
sampai mati (dari lahir-70 tahun) karena ketidakmampuan melakukan aktivitas
sendiri, kurangnya pengetahuan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi.

V. Penyebab/etiologi
1. Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri
2. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi
3. Keterbatasan Biaya
4. Lingkungan yang Tidak Mendukung
5. Tidak ada nya Fasilitas yang memadai

VI. Patofisiologi
Personal hygine adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri. Personal hygine dapat terganggu apabila individu sedang sakit.
Penurunan pada kondisi dapat mempengaruhi personal hygine seseorang.
Kelemahan yang muncul akibat dari penurunan kondisi tersebut akan
menyebabkan penurunan kemampuan dan motivasi seseorang untuk merawat diri,
sehingga individu tidak mampu mandi, makan, toileting, mengenakan pakaian dan
berhias seacara mandiri sehingga individu mengalami defisit perawatan diri.
Kurangnya pengetahuan tentang personal hygine yang tepat, ekonomi yang
kurang, dan faktor dari lingkungan sekitar sehingga individu akan mengalami
defisit personal hygine.
VII. Pathway

Kelemahan

Best rest Intoleransi


Aktivitas

Penurunan kekuatan otot Penurunan kemampuan dan


motivasi merawat diri

Gangguan Mobilitas Fisik

Tidak mampu
mandi/menggunakan
pakaian/makan/ke toilet/berias
secara mandiri

Defisit Perawatan Diri

VIII. Gejala klinis


Tanda-tanda :

1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor, mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak
dapat berpakaian sendiri.

IX. Pemeriksaan fisik


1. Rambut
Amati kondisi rambut :

a. Keadaan kesuburan rambut


b. Keadaan rambut yang mudah rontok
c. Keadaan rambut yang kusam
d. Keadaan tekstur
2. Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.

a. Botak/alopesia
b. Ketombe
c. Berkutu
d. Adakah eritema
e. Kebersihan
3. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata,
kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

4. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda
pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan bagaimana
membran mukosa.

5. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi,
tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

6. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap
atau gigi palsu.

7. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.

8. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan
adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

9. Kuku tangan dan kaki


Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.

10. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan pola
pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan
testisnya.

11. Tubuh secara umum


Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya kelainan
pada kulit atau bentuk tubuh.

X. Therapy/tindakan penanganan
Tindakan yang dapat dilakukan keluarga/perawat bagi klien yang tidak dapat
merawat diri sendiri adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien

a. Bina hubungan saling percaya

b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri

c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri

2. Membimbing dan mendorong klien merawat diri

a. Bantu klien merawat diri

b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap

c. Buat kegiatan harian setiap hari

d. Ingatkan setiap kegiatan


e. Beri pujian serta kegiatan yang positif

3. Ciptakan lingkungan yang mendukung

a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal : sabun, odol, baju, dll)

b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien

4. Sikap keluarga

a. Sabar dan selalu siap membantu

b. Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri

c. Tidak mencela atau menghina

5. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri

6. Memberikan health education agar klien tahu dan sadar bahwa kebersihan diri
penting dijaga.

XI. Penatalaksana Personal Hygiene


Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015 terdapat beberapa macam penata
laksana personal hygiene, yaitu:

a. Personal hygiene pada kulit


Cara merawat kulit sebagai berikut:

1. Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas


2. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
3. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
4. Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-sela
jari, ketiak dan belakang telinga.
5. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
b. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Cara merawat kuku:

1. Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotong dalam
bentuk oval(bujur) atau mengikuti bentuk jari.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit
dan kulit di sekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab
akan merusak jaringan di bawah kuku.
4. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5. Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi atau
di rendam dengan air hangat terlebih dahulu.
6. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
c. Personal hygiene pada rambut
Cara merawat rambut:

1. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai sampo
yang cocok.
2. Pangkas rambut agar terlihat rapih.
3. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak.
4. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.
5. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
6. Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati.
d. Personal hygiene pada mata
Cara merawat mata:

1. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar
2. Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4. Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai
5. Bila mata sakit cepat periksakan kedokter
e. Personal hygiene pada hidung
Cara merawat hidung:

1. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan lubang hidung terbuka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan
jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
f. Personal hygiene pada gigi dan mulut
Cara merawat hidung dan mulut :

1. Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam


2. Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras
3. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur
5. Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil
7. Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
g. Personal hygiene pada telinga
Cara merawat telinga :

1. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan


dengan menggunakan penyedot telinga
2. Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati agar
tidak terkena air yang berlebihan
3. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan bukan
langsung kegendang telinga.
4. Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga karena
dapat merusak gendang telinga.
h. Personal hygiene pada genetalia
Cara merawat genetalia:

1. Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan pada


saat mandi 2x sehari
2. Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria terutama
yang belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis yang
menyebabkan urine mudah terkumpul di sekitar gland penis yang lama
kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti kanker
penis.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan

Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan


prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene
personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat.

b. Pemeriksaan fisik

1. Rambut
Amati kondisi rambut :

a. Keadaan kesuburan rambut


b. Keadaan rambut yang mudah rontok
c. Keadaan rambut yang kusam
d. Keadaan tekstur
2. Kepala
a. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala.
b. Botak/alopesia
c. Ketombe
d. Berkutu
e. Adakah eritema
f. Kebersihan
3. Mata
Amati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.

4. Hidung
Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-
tanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan
bagaimana membran mukosa.

5. Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-
pecah.

6. Gigi
Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak
lengkap atau gigi palsu.

7. Telinga
Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau
perubahan daya pendengaran.

8. Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya.
Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.

9. Kuku tangan dan kaki


Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau
luka.

10. Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.

11. Tubuh secara umum


Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya
kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

II. Diagnosa keperawatan yang muncul

1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan dalam


gerakan fisik lemah, gerakan terbatas ditandai dengan kekuatan otot
menurun, Rentang gerak (ROM) menurun, mengeluh sulit menggerakan
ekstremitas.

2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tidak mampu melakukan atau


menyelesaikan aktivitas perawatan diri ditandai dengan tidak mampu
mandi atau menggenakan pakaian, makan, ke toilet, berhias secara
mandiri, minat melakukan perawatan diri kurang dan menolak
melakukan perawatan diri.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen, proses metabolisme yang terganggu
ditandai dengan frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat,
tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, sianosis

III. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi


No Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan Rasional

1 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi toleransi 1. Untuk mengetahui


keperawatan 3x24 jam Fisik melakukan seberapa jauh
diharapkan gangguan pergerakan pasien dapt
mobilitas fisik pasien melakukan gerakan
teratasi dengan kriteria 2. Untuk memantau
hasil : pasien dalam
2. Monitor kondisi melakukan
a. Pergerakan
umum selama mobilisasi
ekstremitas pasien
melakukan mobilisasi 3. Menjaga
kembali normal
pergerakan pasien
b. Kekuatan otot
untuk menghindari
pasien kuat
3. Fasilitasi aktivitas pasien mengalami
c. Pasien dapat
Mobilisasi dengan alat cidera
mengikuti semua
bantu misalnya pagar 4. Keluarga dapat
gerakan (ROM)
tempat tidur mendampingi
pasien dalam
melakukan
mobilisasi
4. Libatkan keluarga 5. Agar pasien
untuk membantu mengetahui
pasien dalam tahapan yang akan
meningkatkan dibeikan
pergerakan 6. Untuk melatih
5. Jelaskan Prosedur kemampuan
Mobilisasi pergerakan pasien

6. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan misalnya
duduk ditempat tidur,
duduk disisi tempat
tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tingkat 1. Untuk mengetahui
keperawatan 3x24 jam kemandirian seberapa jauh
diharapkan defisit pasien dapat
perawatan diri pasien melakukan
teratasi dengan kriteria perawatan diri
hasil : secara mandiri
2. Untuk mengetahui
a. Pasien dapat
2. Identifikasi kebutuhan kebutuhan pasien
menggenakan
alat bantu kebersihan
pakaian
diri,berpakaian, 3. Untuk dapat
b. Pasien dapat mandi
berhias, dan makan memenuhi
c. Pasian mampu
3. Siapkan keperluan kebutuhan
BAB/BAK
pribadi (misalnya perawatan diri
d. Pasien mampu
farfume, sikat gigi, pasien
mempertahankan
dan sabun) 4. Untuk memantau
kebersihan diri
pasien saat
e. Pasien mampu
4. Dampingi dalam melakukan
mempertahankan
melakukan perawatan perawatan diri
kebersihan mulut
diri sampai mandiri 5. Membantu
f. Pasien mampu
memfasilitasi
memverbalisasikan
perawatan diri
keinginan 5. Fasilitasi pasien
melakukan kemandirian, bantu
perawatan diri jika tidak mampu 6. Mengajarkan
melakukan perawatan pasien untuk
diri melakukan
6. Anjurkan melakukan perawatan diri
perawatan diri secara secara rutih
konsisten sesuai
kemampuan
3. Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor respon emosi 1. Untuk mengetahui
asuhan keperawatan fisik,social dan bagaimana respon
selama 3x24 jam spiritual terhadap setiap aktivitas pasien
diharapkan pasien dapat aktivitas 2. Agar otot pasien tidak
melakukan aktivitas 2. Berikan aktivitas mengalami kekakuan
dengan kriteria hasil motoric untuk
a. Frekuensi nadi mengurangi terjadinya 3. Agar keluarga pasien
ketika beraktifitas kejang otot selalu mengontrol
normal (75- 3. Instruksikan klien dan aktivitas yang
100x/mnt) keluarga untuk dilakukan pasien
b. Tekanan darah mempertahankan
normal sistol (80- fungsi dan kesehatan
110mmhg) diastole terkait peran dalam
(65-80mmhg) aktivitas secara fisik, 4. Agar bisa menetukan
c. Kemampuan dalam social, spiritual dan kegiatan atau tindakan

melakukan kognisi yang akan diberikan

aktivitas hidup 4. Kolaborasikan dengan


harian ahli terapis fisik,
okupasi dan terapis
rekresional dalam
perencanaan dan
pemantauan program
aktivitas jika memang
diperlukan

IV. Implimentasi
Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi.

V. Evaluasi
N Tgl/Hari/Jam Nama Diagnosa Evaluasi Nama
o dan
TTD

1. Mobilitas Fisik S: Pasien mengatakan

sudah mampu bergerak

tanpa hambatan

O: Pasien dapat melakukan


ADL sendiri
A: Apakah kriteria hasil
pada intervensi

tercapai, tercapai

sebagian atau tidak

tercapai

P: Pertahankan kondisi

Pasien

2. Defisit Perawatan S: Pasien mengatakan


Diri
sudah mampu

melakukan perawatan

diri secara mandiri

O: Pasien dapat melakukan


personal hygine secara
mandiri

A: Apakah kriteria hasil


pada intervensi

tercapai, tercapai
sebagian atau tidak
tercapai

P: Pertahankan kondisi
pasien

3. Intoleransi S: Keluarga pasien


Aktivitas
mengatakan sudah tidak

merasa lemas

O: Pasien dapat melakukan


aktivitas secara

mandiri, TD:
90/70mmhg, S: 36,5’c,

RR: 20x/menit, Nadi:

80x/menit, dan mampu

berpindah tanpa

dibantu orang lain

A: Apakah kriteria hasil


pada intervensi

tercapai, tercapai

sebagian dan/atau

tidak tercapai

P: Pertahankan kondisi

Pasien

DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin, S. Kep.2007. Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Wartonah, Tarwoto. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Siki Tim Pokja. 2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1.


Jakarta : Jagakarsa Jakarta Selatan

Slki Tim Pokja 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta :
Jagakarsa Jakarta Selatan

Sdki Tim Pokja 2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.


Jakarta : Jagakarsa Jakarta Selatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA : Tn. Ns


DENGAN : PERSONAL HYGIENE
DI : RUANG RATNA

A.  PENGKAJIAN
1. Identitas
a.      Identitas Pasien
Nama                        : Tn. Ns
Umur                        : 47 th
Agama                      : Hindu
Jenis Kelamin           : Laki-laki
Status                        : Menikah
Pendidikan                : SMA
Pekerjaan                  : Swasta
Suku Bangsa             : Indonesia
Alamat                      : Br abing, Ds batunya,kec baturiti,Tabanan
Tanggal Masuk         : Jumat 1-10-2021
Tanggal Pengkajian   : 12-10-2021
No. Register              :
Diagnosa Medis        : Diabetes mellitus

b.      Identitas Penanggung Jawab


Nama                        : Ny. Np
Umur                        : 35 th
Hub. Dengan Pasien : Istri pasien
Pekerjaan                  : Ibu rumah tangga
Alamat                      : Br abing, Ds batunya , Kec baturiti Tabanan

1. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien lemas , nyeri uluhati, luka pada kaki kanan riwayat diabetes mellitus
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada hari jumat 01-10-2021 pasien datang ke rs udayana dengan keluhan lemas dan nyeri
uluhati dan luka pada kaki kanan sejak 20-09 2022 awalnya luka kecil membesar luka basah.

Riwayat Kesehatan Dahulu


Diabetes melitus

Pasien mengatakan : pasien memiliki riwayat diabetes melitus

Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan : Pasien mengatakan memiliki riwayat diabetes yaitu orang
tua pasien.

Genogram -

Riwayat Sosiokultural
Pasien mengatakan pasien dapat berinteraksi dengan baik dengan anggota
keluarga dan orang sekitar dan tidak ada larangan budaya di daerah tempat
tinggalnya.
2. Pola Fungsi Kesehatan Gordon
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan manajemen Kesehatan dengan cara langsung
memeriksakan penyakitnya ke puskesmas
b. Pola Nutrisi-Metabolik
................................................................................................................................Sebelu
m sakit
Pasien mengatakan saat masih sehat, makannya normal 2-3 porsi
dalam sehari dengan nasi, lauk ayam atau ikan dan sayur-
sayuran terkadang dengan tempe dan tahu. Pasien minum biasanya 6-
8 gelas perhari kira – kira 1600cc

................................................................................................................................Saat
sakit
Pasien mengatakan saat sakit nafsu makan berkurang, makan
3 kali sehari dengan porsi sedikit, hanya 3-5 sendok makan dan
minumnya kira- kira 4-5 gelas kira- kira 1200cc

c. Pola Eleminasi
BAB
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek berwarna kuning kecoklatan

 Saat Sakit
Pasien mengatakan saat sakit BAB pasien tidak mau teratur
dengan konsistensi encer, bau amis, warna agak kecoklatan tidak
terdapat darah keluar

BAK
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sakit BAK pasien biasanya 5-6 kali perhari
dengan warna jernih dan bau khas urine kira- kira 1000cc

 Saat sakit
Pasien mengatakan saat BAK 3-4 kali per hari dengan
warna jernih kekuningn dan bau khas urine kira- kira 800cc

d. Pola Aktivitas dan Latihan


a. Pola Aktivitas dan Latihan

 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidak memeliki masalh pada aktivitasnya,
pasien melakukan kegiatan sebagai pedagang seperti biasa

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan √

Mandi √

Berpakaian √
Eliminasi √

Mobilisasi Di Tempat Tidur √

Berpindah √

Ambulansi √

Naik Tangga √

Keterangan :

1 : Mandiri
2 : Dibantu Sebagian
3 : Dibantu Orang Lain
4 : Dibantu Orang Dan Peralatan
5 : Ketergantungan Atau Tidak Mampu

 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit hanya mampu berbaring di tempat tidur
karena kondisi pasien lemah ekstremitas bawah pasien tidak dapat
digerakan

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan √

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi Di Tempat Tidur √

Berpindah √

Ambulansi √

Naik Tangga √

Keterangan :

1 : Mandiri
2 : Dibantu Sebagian
3 : Dibantu Orang Lain
4 : Dibantu Orang Dan Peralatan
5 : Ketergantungan Atau Tidak Mampu
e. Pola koqnitif dan Persepsi
Pasien mengatakan tidak memahami mengenai penyakit yang dialami pasien
f. Pola Persepsi-Konsep diri
 Pola konsep diri : Harapan pasien saat ini ingin agar cepat sembuh agar
bisa beraktivitas seperti biasa
 Citra tubuh : pasien bersyukur dengan keadaan tubuh yang dimiliki
karena tidak mengalami cacat
 Harga diri : harga diri pasien sangat tinggi, karena memiliki prinsip jika
ingin dihormati maka hormatilah orang lain

g. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien tidur malam pukul
22.00 wita dan bangun pagi pada pukul 04.00 wita
 Saat sakit
Pasien mengatakan saat sakit pasien tidurnta kurang nyenyak
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan pasien berhubungan baik dengan orang disekitar baik
dikeluarga maupun disekitarnya
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan pasien sudah menikah dari pernikahannya pasien
memiliki 1 orang anak
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan tidak ada perasaan yang berlebihan atau sampai
mengalami stress dan pasien dapat menerima keadaan saat ini dengan baik
dan tidak mengalami stress.

k. Pola Nilai-Kepercayaan
- Pasien mengatakan sebelum sakit pasien biasanya sembahyang pada sore
hari
- Pasien mengatakan saat sakit pasien hanya bisa berdoa ditempat tidur
3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Lemah


Tingkat kesadaran Composmentis
Gcs : Verbal = 4, Psikomotor = 5, Mata =3
b. Tanda Vital
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,8ºC
TD : 110/70mmHG
RR : 22x/ menit
c. Kepala
Inspeksi : Warna rambut pasien hitam, penyebaran rambut merata, tidak
terdapat lesi, rambut tampak kotor
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
d. Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera anikterik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Hidung
Inspeksi : Hidung kotor, lubang hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak
ada pernafasan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada hidung dan tidak terabanya benjolan
f. Telinga
Inspeksi : Telinga kotor, telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada
pendarahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
g. Mulut
Inspeksi : Mulut kering, bau mulut saat bernafas, gigi kotor, terdapat carries
gigi
h. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada leher
i. Dada dan Punggung
Dada : Simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, suara paru sonor, suara nafas vesikuler
Punggung : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
j. Abdomen
Inspeksi : simetris
Auskultasi : bising usus 22x/menit
Palpasi : ada nyeri tekan
Perkusi : dullnes
k. Ekstremitas
Atas : Bentuk tangan simetris kiri dan kanan, terpasang infus RL 20 Tpm
Bawah : bentuk kaki simetris kanan dan kiri
l. Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan pada daerah genetalia
m. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan pada daerah Anus
4. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :
a. Data laboratorium yang berhubungan
- Pasien tidak ada pemeriksaan lab

b. Pemeriksaan radiologi
- Pasien tidak ada pemeriksaan lab

c. Hasil konsultasi
- Pasien tidak ada pemeriksaan alergi pada obat

d. Pemeriksaan penunjang diagnostik lain


- Tidak ada diagnosa lain pada pasien

5. DATA TAMBAHAN
-

A. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN

DS : Pasien mengatakan Penurunan kemampuan dan Defisit Perawatan Diri


lemah dan gelisah motivasi merawat diri

DO: Pasien tampak


lusuh,rambut tampak Tidak mampu
mandi/menggunakan
kotor, dan kuku pasien
pakaian/makan/ke toilet/berias
panjang. Saat diajak secara mandiri
berkomunikasi nafas
pasien juga berbau. Defisit Perawatan Diri

DS: Pasien terlihat lemah Kelemahan


Gangguan Mobilitas
dan gelisah, merasa Fisik
cemas saat bergerak, Best Rest
mengeluh sulit
menggerakkan Penrunan Kekuatan Otot
ekstremitas, dan
enggan melakukan Gangguan Mobilitas Fisik
pergerakan karena ada
luka di kaki kanan.
DO: Pasien tampak lemah,
berbaring ditempat
Tidur.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Tanggal dan Diagnosa Keperawatan Tanggal dan


Jam Jam
Ditemukan Teratasi
1. 08 Oktober 2020 Defisit Perawatan Diri 09 Oktober 2020
Pukul : 07.30 wita
Pukul :07.30 wita

2. 09 Oktober 2020 Gangguan Mobilitas 10 Oktober 2020


fisik
Pukul : 10.00 wita Pukul : 10.00 wita

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri ditandai dengan tidak mampu mandi
atau menggenakan pakaian, makan, ke toilet, berhias secara mandiri, minat
melakukan perawatan diri kurang dan menolak melakukan perawatan diri.
5. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gerakan fisik lemah, gerakan
terbatas ditandai dengan kekuatan otot menurun, Rentang gerak (ROM)
menurun, mengeluh sulit menggerakan ekstremitas.

D. PERENCANAAN

No Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan a. Monitor tingkat a. Untuk mengetahui
keperawatan 3x24 jam kemandirian seberapa jauh
diharapkan defisit perawatan b. Identifikasi pasien dapat
diri pasien teratasi dengan kebutuhan alat bantu melakukan
kriteria hasil : kebersihan perawatan diri
a. Pasien dapat diri,berpakaian, secara mandiri
menggenakan pakaian berhias, dan makan b. Untuk mengetahui
b. Pasien dapat mandi c. Siapkan keperluan kebutuhan pasien
pribadi (misalnya c. Untuk dapat
c. Pasian mampu farfume, sikat memenuhi
BAB/BAK
gigi, dan sabun) kebutuhan
d. Pasien mampu
d. Dampingi dalam perawatan diri
mempertahankan
melakukan perawatan pasien
kebersihan diri
diri sampai mandiri d. Untuk memantau
e. Pasien mampu
e. Fasilitasi pasien saat
mempertahankan
kemandirian, bantu melakukan
kebersihan mulut
jika tidak mampu perawatan diri
f. Pasien mampu
melakukan perawatan e. Membantu
memverbalisasikan
diri memfasilitasi
keinginan melakukan
f. Anjurkan melakukan perawatan diri
perawatan diri perawatan diri secara
konsisten sesuai pasien
kemampuan f. Mengajarkan
pasien untuk
melakukan
perawatan diri
secara rutin
2 Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi a. Untuk mengetahui
keperawatan 3x24 jam toleransi Fisik seberapa jauh
diharapkan gangguan melakukan pasien dapt
mobilitas fisik pasien teratasi pergerakan melakukan
dengan kriteria hasil : b. Monitor kondisi gerakan
a. Pergerakan ekstremitas umum selama b. Untuk memantau
pasien kembali normal melakukan pasien dalam
b. Kekuatan otot pasien kuat mobilisasi melakukan
c. Pasien dapat mengikuti c. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
semua gerakan (ROM) Mobilisasi dengan c. Menjaga
alat bantu misalnya pergerakan pasien
pagar tempat tidur untuk
d. Libatkan menghindari
keluarga untuk pasien mengalami
membantu pasien cidera
dalam d. Keluarga dapat
meningkatkan mendampingi
pergerakan pasien dalam
e. Jelaskan
Prosedur
Mobilisasi
f. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus melakukan
dilakukan misalnya mobilisasi
duduk ditempat tidur, e. Agar pasien
duduk disisi tempat mengetahui
tidur, pindah dari tahapan yang akan
tempat tidur ke kursi diberikan
f. Untuk melatih
kemampuan
pergerakan pasien
E. IMPLEMENTASI

Hari/tgl/jam No. Tindakan Evaluasi Nama


Keperawatan
Diagnosa dan ttd

Kamis, 08 I Memandikan pasien, Ds : Pasien mengatakan


merasa lebih segar
Oktober 2020 keramas dan oral
07.30 hygiene Do :
 Setelah mandi
Pasien tampak lebih
bersih dan segar

 Rambut pasien
tampak bersih
 Bau mulut pasien
saat bernafas sudah
berkurang
 Gigi tampak
lebih bersih

10.00 II Memberikan Ds : Pasien mengatakan


sulit bergerak
Mobilisasi
Do :
 Pasien tampak
kesulitan
bergerak

 Pasien berbaring
di tempat tidur
13.00 III Memberikan edukasi Ds : Keluarga pasien
mengatakan tidak
kepada keluarga berani melakukan
pasien perawatan diri
kepada pasien
karena takut selang
yang terpasang pada
pasien lepas.
Do : Keluarga pasien
sudah
mendengarkan
dengan baik dan
sedikit
mamahami apa
yang sudah
diajarkan

Hari/tgl No. Tindakan Evaluasi Nama


Keperawatan
/jam Diagnosa dan ttd

Jumat I Memotong kuku Ds : Pasien mengatakan


kukunya lebih
09,Oktober bersih
2020
Do : Kuku pasien
14.00 tampak bersih

16.00 II Memberikan mobilisasi Ds : Pasien mengatakan


sedikit dapat
menggerakan
badannya

Do :
 Pasien
tampak
sedikit demi
sedikit dapat
menggerakan
tubuhnya secara
perlahan

17.30 III Memberikan edukasi Ds : Keluarga pasien


kepada keluarga pasien
mengatakan sudah
mulai memahami
dan sudah mulai
berani merawat
pasien

Do : Keluarga pasien
sudah tampak
mengerti dengan
apa yang diajarkan
dan sudah dapat
mempraktekan
cara merawat
pasien

Hari/tgl No. Tindakan Evaluasi Nama


Keperawatan
/jam Diagnosa dan ttd

Sabtu, 10 I Memandikan pasien Ds : Pasien mengatakan


Oktober dan memberikan mulutnya merasa
2020 tindakan oral hygiene lebih segar

08.00 Do :

 Pasien sudah
terlihat
bersih, rapi
dan segar
 Gigi pasien
sudah terlihat
bersih
10.00 III Memberikan edukasi Ds : Keluarga pasien
kepada keuarga pasien mengatakan sudah
memahami tentang
penyakit pasien dan
keuarga pasien
sudah berani
melakukan
perawatan diri pada
pasien
Do : Keluarga Pasien
sudah dapet
mempraktekan
cara yang
diajarkan untuk
merawat personal
hygiene pasien

F. EVALUASI

No Hari / tgl No Evaluasi Nama dan


Diagnosa ttd

11 Oktober S : Pasien mengatakan


merasa lebih segar dan
2020
lebih bersih

O:
 Pasien tampak bersih
 Pasien tampak rapi
 Kuku pasien bersih
 Rambut pasien bersih
 Gigi pasien bersih
Tetapi pasien belum
bisa melakukannya
secara mandiri
A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

2 11 Oktober S : Pasien mengatakan


badannya sudah mulai
2020
dapat digerakkan

O : Perkembangan
pergerakan pasien
sudah mulai dapat
digerakan sedikit demi
sedikit pasien sudah
dapat menggerakan
badannya

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan intervensi

3 11 Oktober S : Keluarga pasien


mengatakan sudah
2020
berani untuk merawat
personal hygine pasien

O : Keluarga pasien tampak


sudah dapat
mempraktekan cara
yang diajarkan untuk
merawat personal
hygiene pasien

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi
pasien

Anda mungkin juga menyukai