Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DENGAN METODE PICOT

Oleh:

Oleh:

Ni Komang Sindy Octaviana Dewi


(193213030)
A13-A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
“ANALISIS PENILAIAN TRIAGE DAN REVISED TRAUMA SCORE DALAM
MEMPREDIKSI MORTALITAS PADA PASIEN TRAUMA KEPALA”

Population: Populasi atau problem yang ditemukan yaitu seluruh pasien trauma kepala di
IGD RSUD Jombang sejumlah 121 pasien.
Intervention: Keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat dapat terwujud
jika kecepatan dalam memberikan penanganan yang tepat kepada penderita
gawat terlaksana (Rembet dkk., 2015). Sedangkan yang dibutuhkan dalam
penanganan yang tepat pada P2 yaitu penilaian yang konstan dan pemberian
terapi definitif yang cepat (Permenkes, 2018).
Comparison: Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh teori bahwa RTS memiliki hubungan
yang bermakna dengan mortalitas sehingga dapat dijadikan sebagai model
prognosis mortality pasien cedera kepala. Setiap komponen dari RTS
memliki peranan penting yang menunjukkan bahwa fungsi control,
oksigenasi, dan perfusi jaringan dalam kondisi normal atau tidak (Ristanto
dkk., 2017). RTS dapat dijadikan standar dalam memprediksi mortalitas pada
kasus trauma kepala. Dengan penilaian RTS maka dapat mengetahui status
fisiologis pasien cedera kepala sehingga dapat menentukan tindakan yang
akurat seperti pengobatan dan perawatan demi pemulihan pasien cedera
kepala. Di triage keunggulan penanganan akan meningkatkan survival pada
pasien.Sebagai prediktor survival pasien trauma akan lebih valid
menggunakan metode RTS.
Outcome: Berdasarkan tujuan khusus penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa analisis penilaian triage dan penilaian Revised Trauma
Score (RTS) dalam memprediksi mortalitas pada pasien trauma kepala
adalah sebagai berikut:
1) Penilaian triage dapat sebagai prediktor mortalitas pada pasien trauma
kepala.
2) Penilaian Revised Trauma Score (RTS) dapat sebagai prediktor
mortalitas pada pasien trauma kepala.
3) Penilaian triage dan RTS tidak ada perbedaan dalam meprediksi
mortalitas pasien trauma kepala.

Time: Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Jombang pada bulan September 2019
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
ANALISIS PENILAIAN TRIAGE DAN REVISED TRAUMA SCORE DALAM
MEMPREDIKSI MORTALITAS PADA PASIEN TRAUMA KEPALA

Aima Nur Maulida1), Khotimah 2)


1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang
khotimahhasan@yahoo.com

ABSTRACT
Improper handling of management systems and quickly increase mortality in head injuries.
Triage assessment can reduce the risk of death. However, triage is at risk of undertriage
which can increase mortality. A more detailed assessment system is needed, so Revised
trauma score (RTS) can be used to minimize undertriage. The purpose of this study is to
analyze the triage assessment and RTS assessment in predicting mortality in cases of head
trauma. The study design was observational analytic with cross sectional approach. The
population was all head trauma patients in the emergency room at Jombang Regional
Hospital with 121 patients. The sample consisted of 89 respondents taken using Simple
Random Sampling. The research instrument used observation sheets. Data were analyzed
using Chi-square test with a significance level of p <α (α = 0.05). The results of the triage and
mortality assessment show a significance value of p = 0.00 (p <α), meaning that there is a
relationship between the triage assessment and mortality. While the RTS assessment shows a
significance value of p = 0.00 (p <α) so that, it means that there is a relationship between RTS
assessment and mortality. Triage assessment can speed up the handling of head trauma and
RTS can know the physiological status so as to determine an accurate action. Both triage
assessment and RTS can predict mortality risk in head injuries.
Keywords: Head trauma, triage, Revised Trauma Score (RTS), mortalitas.

PENDAHULUAN cederanya ataupun dampak dari tindakan


Kejadian trauma kepala setiap yang dilakukan (Pusponegoro, 2011).
tahun cenderung mengalami Namun kasus cedera kepala yang
peningkatan. Trauma kepala banyak ditangani dengan menggunakan triage
menyebabkan mortalitas. Hal itu dapat akan memiliki tingkat keberhasilan yang
terjadi karena penanganan yang kurang rendah (Gustia & Manurung, 2018). Hal
tepat dan atau kurang cepat (Martini tersebut disebabkan karena triage
dkk., 2016). Dalam pelayanan gawat memiliki resiko terjadinya under triage,
sering menggunakan penilaian triage kondisi dimana pasien menerima kriteria
untuk menurunkan angka mortalitas triage yang lebih rendah dari pada
(Febrina, 2018). Triase merupakan tingkat urgensi yang sebenarnya
proses dinamik, dapat berubah menjadi sehingga akan meningkatkan kejadian
lebih baik maupun lebih buruk karena mortalitas (Khairina dkk., 2018). Pada

119
kasus trauma yang datang di IGD tidak Manajemen awal cedera kepala
hanya cukup dilakukan triase namun yang tepat menjadi aspek penentu
sangat dibutuhkan informasi RTS survival pasien cedera kepala (Martini
(Revised Trauma Score) untuk dkk., 2016). Oleh karena itu, cedera
mendapatkan informasi tentang kepala membutuhkan tindakan cepat dan
gambaran fisiologis pasien (Fikriana & efisien untuk mencegah perburukan
Afik, 2015). RTS memiliki akurasi yang kondisi pasien (Ristanto dkk., 2016).
baik dalam memprediksi pasien cedera Pengukuran keparahan trauma untuk
kepala yang meninggal yaitu 79,2%, menentukan prognosis adalah langkah
sehingga penggunaan RTS dapat yang sangat penting untuk dapat
digunakan sebagai prediktor mortalitas mencegah kematian pasien cedera
pasien cedera kepala (Ristanto dkk., kepala (Ristanto dkk., 2016). Salah satu
2016). alat pengukur tingkat keparahan trauma
Menurut laporan World Health secara fisiologis yaitu Revised trauma
Organization (WHO), sekitar 1,2 juta score (RTS) (Salim, 2015). RTS dapat
setiap tahun orang meninggal meminimalkan kesalahan triage serta
disebabkan oleh cedera kepala (Awaloei dapat mencegah terjadinya under triage
et al., 2016). Demikian pula di Indonesia, karena memiliki parameter yang aman
kejadian cedera kepala setiap tahunnya digunakan sehingga meningkatkan
diperkirakan mencapai 500.000 kasus angka keselamatan pasien (Fikriana &
(Fitriana, 2018). Hasil Riskesdas 2013 Al Fiik, 2015).
menunjukkan sebanyak 100.000 jiwa Berdasarkan uraian tersebut, maka
meninggal karena cedera kepala penulis tertarik untuk melakukan
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis penilaian
studi pendahuluan di RSUD Jombang triage dan penilaian Revised Trauma
dari data rekam medik rawat inap Score (RTS) dalam memprediksi
selama tahun 2018 menunjukkan jumlah mortalitas pada kasus trauma kepala
pasien cedera kepala sebanyak 1.121
pasien atau 31,13% dari total seluruh METODE PENELITIAN
pasien sebanyak 36.194 (100%). Desain penelitian adalah analitik
Pada cedera kepala sedang hingga observasional dengan pendekatan cross
berat jika tidak segera ditangani akan sectional. Populasi adalah seluruh pasien
menyebabkan komplikasi pada pasien trauma kepala di IGD RSUD Jombang
bahkan kematian (Putri, 2018). sejumlah 121 pasien. Sampel terdiri dari
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

89 responden di ambil menggunakan sebanyak 18 (20,2%), dan usia ≥ 44


Simple Random Sampling. Instrumen tahun sebanyak 28 (31,5) tahun.
penelitian lembar observasi yang diisi Pasien cedera kepala ynag
data dari data rekam medik rawat inap diesbabkan oleh kecelakaan lalu lintas
pasien trauma kepala. Data dianalisis (KLL) sebanyak 71 (79,8%) dan selain
menggunakan uji Chi-square dengan kecelakaan lalu lintas (non KLL)
taraf signifikansi p<α (α=0,05). sebanyak 18 (20,2%).
Sedangkan jumlah pasien cedera
HASIL PENELITIAN
kepala yang mengalami Cedera Kepala
Data Umum
Tabel 1. Distribusi frekuensi Berat (CKB) sebanyak 10 (11,2%),
karakteristik responden di IGD
Cedera Kepala Sedang (CKS) sebanyak
RSUD Jombang pada tahun
2018. 3 (3,4), dan Cedera Kepala Ringan
No Variabel f % (CKR) sebanyak 76 (85,4).
.
1 Jenis kelamin
Data Khusus
a. Laki-laki 61 68,5
Tabel 2 Distribusi frekuensi triage pada
b. Perempuan 28 31,5 responden di IGD RSUD
Total 89 100 Jombang pada tahun 2018.
2 Usia
a. <25 tahun 43 48,3 Penilaian
triage F %
b. 25-44 tahun 18 20,2
c. ≥ 44 tahun 28 31,5 a. P1 12 13,5
Total 89 100 b. P2 76 85,4
3 Penyebab cedera c. P3 1 1,1
a. KLL 71 79,8 Total 89 100
b. Non KLL 18 20,2 Berdasarkan tabel 2 diketahui
Total 89 100 bahwa hasil penilaian triage pada
4 Jenis cedera
penderita trauma kepala yang masuk
kepala
a. CKB 10 11,2 dalam kategori P1 merah (gawat darurat)
b. CKS 3 3,4 sebanyak 12 (13,5%), sedangkan yang
c. CKR 76 85,4
Total 89 100 masuk dalam kategori P2 kuning
Berdasarkan tabel 1 diketahui (darurat, tidak gawat) sebanyak 76
jumlah pasien cedera kepala laki-laki (85,7%), dan yang masuk dalam
sebanyak 61 (68,5%) dan perempuan kategori P3 (tidak gawat darurat)
sebanyak 28 (31,5%). sebanyak 1 (1,1%).
Berdasarkan tingkatan usia, pasien
cedera kepala dengan usia <25 tahun
sebanyak 43 (48,3%), usia 25-44 tahun

121
Tabel 3 Distribusi frekuensi Revised Tabel 4 Distribusi frekuensi mortalitas
Trauma Score (RTS) pada pada responden di IGD
responden di IGD RSUD RSUD Jombang pada tahun
Jombang pada tahun 2018. 2018.
Penilaian RTS F %
Mortalitas f (%)
a. Serius 1 1,1
b. Berat 12 13,5 a. Iya 13 14,6
c. Sedang 0 0,0 b. Tidak 76 85,4
d. Ringan 76 85,4 Total 89 100
Total 89 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa jumlah kejadian mortalitas pada
bahwa hasil penilaian RTS pada penderita trauma kepala sebanyak 13
penderita trauma kepala yang masuk (14,6%), sedangkan penderita cedera
dalam kategori serius sebanyak 1 (1,1%), kepala yang tidak mengalami mortalitas
sedangkan yang masuk dalam kategori sebanyak 76 (85,4%).
berat sebanyak 12 (13,5%), sedangkan
Tabel 5 Analisis penilaian triage dan
yang masuk dalam kategori sedang penilaian Revised Trauma
sebanyak 0 (0,0%) dan yang masuk Score (RTS) dalam
memprediksi mortalitas pada
dalam kategori ringan sebanyak 76 trauma kepala di IGD RSUD
(85,4%). Jombang pada tahun 2018.
Triage Total RTS Total
Mortalita Ringa
s P1 P2 P3 Serius Berat Sedang
n
12 1 0 13 1 12 0
(13,5 0 (0,0% 13
a. Iya (13,5 (1,1% (0,0 (11,6 (1,1 (0,0%) (11,6%)
%) ) %) %) %) %) )
0
b. Tida 75 1 76 0 0 76
(0,0% 0 (85,4 76
(0,0% (84,3 (1,1 (85,4 (0,0 (0,0%) (85,4%)
k
) %) %) %) %) ) %)
Chi-
p = 0,00 p = 0,00
square
Berdasarkan tabel 5 diketahui responden (1,1%) dan yang tidak
bahwa hasil penilaian triage pada mengalami mortalitas sejumlah 75
penderita trauma kepala berdasarkan (84,3%). Sedangkan penderita yang
mortalitas yaitu penderita trauma kepala masuk dalam P3 yang mengalami
yang masuk dalam kriteria P1 yang mortalitas sejumlah 0 responden (0,0%)
mengalami mortalitas sejumlah 12 dan yang tidak mengalami mortalitas
responden (13,5%) dan yang tidak sejumlah 1 (1,1%).
mengalami mortalitas sejumlah 0 (0,0%).
Sedangkan hasil penilaian RTS pada
Pada penderita yang masuk dalam P2
penderita trauma kepala berdasarkan
yang mengalami mortalitas sejumlah 1
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

mortalitas yaitu penderita trauma kepala Berdasarkan tabel 1 menunjukkan


yang masuk dalam kategori serius penderita trauma kepala terbanyak yaitu
seluruhnya mengalami mortalitas laki-laki sebanyak 61 responden (68,5%).
sejumlah 1 responden (1,1%). Pada Mortalitas tidak berkaitan langsung
penderita trauma kepala yang masuk dengan jenis kelamin. Namun pada laki-
dalam kategori berat seluruhnya laki memiliki tingkat aktivitas yang
mengalami mortalitas yaitu sejumlah 12 tinggi sehingga lebih beresiko
responden (13,5%). Sedangkan mengalami kecelakaan lalu lintas dan
penderita yang masuk dalam kategori cedera kepala.
ringan yang mengalami mortalitas Hal ini sesuai dengan hasil
sejumlah 5 responden (5,6%) dan yang penelitian Tude et al. (2010) di Prancis
tidak mengalami mortalitas sejumlah 76 menunjukkan bahwa pasien cedera
(85,4%). Namun tidak ada penderita kepala berat banyak terjadi pada laki-
trauma kepala yang masuk dalam laki (Tude et al., 2010).
kategori sedang. Berdasarkan tabel 5 diketahui
bahwa hasil penilaian triage pada
Berdasarkan tabel 5 juga diketahui
penderita trauma kepala dalam
bahwa hasil uji korelasi chi square yang
memprediksi mortalitas yaitu penderita
menghubungkan penilaian triage dengan
trauma kepala yang paling banyak
mortalitas memiliki nilai p = 0,00. Taraf
berada pada kriteria P2 dan tidak
signifikansi (α) yang digunakan yaitu
mengalami mortalitas sebanyak 75
5% (0,05), sehingga p<α yang berarti
responden (84,3%). Sedangkan yang
memiliki korelasi yang signifikan.
masuk dalam kriteria P1 dan mengalami
Begitu pula pada uji korelasi chi square
mortalitas yaitu sebanyak 12 responden
yang menghubungkan RTS dengan
(13,5%).
mortalitas memiliki nilai p = 0,00. Nilai
Triage adalah cara pemilahan
p<α, sehingga dapat diinterpretasikan
penderita berdasarkan ABC (Airway
RTS memiliki korelasi yang signifikan
dengan cervical spine control, Breathing
dengan mortalitas.
dan Circulation dengan control
PEMBAHASAN
pendarahan) (Musliha, 2010). Kriteria
1. Penilaian triage dalam memprediksi
P1 untuk pasien dengan keadaan yang
mortalitas pada pasien trauma kepala.
mengancam nyawa atau adanya
gangguan pada ABC (Gustia &
Manurung, 2018). Sedangkan pada

123
kriteria P2 diperuntukkan bagi pasien sesuai dengan penelitian yang dilakukan
yang mengalami keadaan darurat namun oleh Celcilia (2015) bahwa pasien
tidak gawat (Wijaya dkk., 2016). cedera kepala paling banyak terjadi pada
Keberhasilan penanggulangan rentan usia 15-23 tahun (40,83%).
medik penderita gawat darurat dapat Semakin tua usia seseorang maka
terwujud jika kecepatan dalam semakin besar kemungkinan untuk
memberikan penanganan yang tepat terjadi penurunan kondisi fisiologis, dan
kepada penderita gawat terlaksana sebaliknya (Azizah, 2011).
(Rembet dkk., 2015). Sedangkan yang
Maka kejadian mortalitas rendah
dibutuhkan dalam penanganan yang
karena sebagian besar responden berusia
tepat pada P2 yaitu penilaian yang
muda yang masih memiliki kondisi
konstan dan pemberian terapi definitif
fisiologis yang baik.
yang cepat (Permenkes, 2018).
2. Penilaian Revised Trauma Score
Penderita trauma kepala yang
(RTS) dalam memprediksi mortalitas.
berada pada kriteria triage prioritas 2
tidak mengalami kematian karena pasien Berdasarkan tabel 5 didapatkan
mendapat penanganan yang cepat dan penderita trauma kepala yang
tepat sesuai kondisi pasien. Sedangkan mengalami mortalitas terbanyak yaitu
responden yang berada pada P1 pada kategori berat sebanyak 12
memiliki kondisi yang sangat kritis responden (13,5%), penderita trauma
mengalami gangguan pada airway, kepala yang paling banyak berada pada
breathing dan circulation yang sangat kategori ringan dan tidak mengalami
berisiko terhadap kematian. Sehingga mortalitas yaitu 76 responden (85,4%).
meskipun sudah ditangani secara cepat Hal tersebut didukung oleh hasil
dan tepat sesui kondisi pasien, tetap penelitian pada tabel 1 yang mana
berisiko pada mortalitas. frekuensi penderita trauma kepala
terbanyak adalah cedera kepala ringan
Selain bergantung pada penanganan,
sebanyak 76 responden (85,4%).
mortalitas juga dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin, kecelakaan dan penyakit Revised Trauma Score merupakan
(WHO, 2009). Berdasarkan tabel 1 alat penilaian pada trauma untuk
diketahui bahwa penderita trauma memprediksi mortalitas pasien (Irawan
kepala terbanyak berusia <25 tahun et al., 2010).
sebanyak 43 responden (48,3%). Hal ini
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

RTS dalam kondisi berat memiliki Berdasarkan tabel 1, penderita


status fisiologis kritis sehingga trauma kepala terbanyak yaitu
mengharuskan tindakan cepat, tepat, dan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
akurat dalam penanganan untuk sebanyak 71 responden (78,5%). Hal ini
meminimalisir terjadinya angka sesuai dengan penelitian yang dilakukan
mortalitas (Aprilia, 2017). oleh Celcilia (2015) bahwa sebagian
besar penderita trauma kepala
Tingkat keparahan cedera kepala
diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas
berpengaruh pada kejadian mortalitas
(KLL) sebanyak (75%). Tingginya KLL
yang mana semakin berat tingkat
memungkinkan tingginya kejadian
keparahan cedera kepala maka semakin
trauma kepala yang dapat menyebabkan
beresiko terhadap mortalitas.
terjadinya penurunan kesadaran hingga
Sedangkan RTS pada kategori
risiko terjadinya mortalitas (Brazinova
ringan memiliki kondisi stabil hanya
et al., 2010).
memiliki gjala ringan (Aprilia, 2017).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Hal tersebut seperti pada cedera kepala
tidak seluruhnya insiden kecelakaan lalu
ringan yang mana memiliki nilai GCS
lintas menyebabkan kematian melainkan
15 sehingga pasien tidak mengalami
hanya berisiko terhadap mortalitas.
penurunan kesadaran, hanya mengeluh
Namun, tingkat keparahan cedera kepala
pusing, dll (Padila, 2013). Namun
berpengaruh pada kejadian mortalitas
kondisi ini membutuhkan penanganaan
yang mana semakin berat tingkat
cepat dan tepat untuk mencegah
keparahan cedera kepala maka semakin
terjadinya penurunan kondisi pasien
beresiko terhadap mortalitas.
(Aprilia, 2017).
3. Hubungan triage dengan mortalitas
Responden yang berada pada
pada trauma kepala.
kategori RTS ringan memiliki gejala
ringan sehingga jauh dari risiko Dari hasil uji korelasi chi square
terjadinya mortalitas. Selain itu yang menghubungkan penilaian triage
responden memperoleh tindakan yang dengan mortalitas menunjukkan tingkat
cepat dan tepat sehingga keadaan pasien kemaknaan p = 0,00 < α = 0,05,
membaik dan tidak mengalami sehingga H0 ditolak yang berarti
mortalitas. penilaian triage memiliki tingkat
korelasi yang signifikan dengan
mortalitas.

125
Pada triage diberlakuan sistem triage di IGD RSUD Jombang
prioritas dengan penentuan/ kemungkinan didukung oleh faktor
penyeleksian pasien yang harus pendidikan perawat yang mana memiliki
didahulukan untuk mendapatkan tingkat pendidikan sesuai dengan
penanganan (Permenkes RI, 2018). Hal standar sehingga perawat sudah
ini bertujuan untuk manajemen dan kompeten dalam melaksanakan
perawatan pasien terkontrol dengan pengkategorian triage dan tidak terjadi
lebih baik (Shahraki et al., 2017). kesalahan dalam penilaian triage. Selain
itu keberhasilan penanganan responden
Salah satu indikator keberhasilan
di IGD kemungkinan juga ditunjang
penananan medik pada penderita gawat
oleh sarana, parasarana, serta
darurat yaitu kecepatan dalam
manajemen rumah sakit yang sesuai
memberikan pertolongan yang tepat
standar.
kepada penderita gawat darurat
(Haryatun, 2008). Kecepatan dan 4. Hubungan Revised Trauma Score
ketepatan pertolongan memerlukan (RTS) dengan mortalitas pada trauma
sarana, prasarana, sumber daya manusia kepala
dan manajemen IGD rumah sakit yang
Demikian pula dari hasil uji korelasi
sesuai standart (Kepmenkes, 2009).
chi square yang menghubungkan
Di IGD, keberhasilan penilaian penilaian Revised Trauma Score (RTS)
triage salah satunya dipengaruhi oleh dengan mortalitas, menunjukkan tingkat
kemampuan perawat dalam melakukan kemaknaan p = 0,00 < α = 0,05. Maka
penilain triage. Sedangkan kemampuan dapat diinterpretasikan bahwa H0 ditolak
perawat didukung oleh beberapa faktor yang berarti penilaian RTS memiliki
yaitu pendidikan, dan pengalaman kerja. tingkat korelasi yang signifikan dengan
Pendidikan perawat minimal D3 mortalitas.
keperawatan, sudah mendapat pelatihan
Hasil penelitian tersebut diperkuat
BTCLS dan sudah memiliki pengalaman
oleh teori bahwa RTS memiliki
diatas 5 tahun (Gustia & Manurung,
hubungan yang bermakna dengan
2018).
mortalitas sehingga dapat dijadikan
Oleh karena itu penilaian triage sebagai model prognosis mortality
dapat dijadikan standar penilaian untuk pasien cedera kepala. Setiap komponen
memprediksi mortalitas pada kasus dari RTS memliki peranan penting yang
trauma kepala. Keberhasilan penilaian menunjukkan bahwa fungsi control,
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

oksigenasi, dan perfusi jaringan dalam 2) Penilaian Revised Trauma Score


kondisi normal atau tidak (Ristanto dkk., (RTS) dapat sebagai prediktor
2017). mortalitas pada pasien trauma
kepala.
RTS dapat dijadikan standar dalam
3) Penilaian triage dan RTS tidak ada
memprediksi mortalitas pada kasus
perbedaan dalam meprediksi
trauma kepala. Dengan penilaian RTS
mortalitas pasien trauma kepala.
maka dapat mengetahui status fisiologis
pasien cedera kepala sehingga dapat
SARAN
menentukan tindakan yang akurat
Berdasarkan konsep tentang RTS
seperti pengobatan dan perawatan demi
lebih detail dan mendalam dalam
pemulihan pasien cedera kepala.
mengaji dan mengkategorikan trauma
Di triage keunggulan penanganan
dari pada triase namun hasil analisis
akan meningkatkan survival pada pasien.
tidak ada perbedaan dalam memprediksi
Sebagai prediktor survival pasien trauma
mortalitas, hal ini dapat terjadi karena
akan lebih valid menggunakan metode
jumlah sampel yang kurang mewakili
RTS. Triage mempunyai percepatan
populasi sehingga untuk penelitian
tindakan dalam penanganan trauma
berikutnya dalam dilakukan dengan
kepala sehingga RTS dengan survival
jumlah sampel dan variabel yang lebih
rendah akan lebih mengurangi resiko
banyak lagi.
kematian.

KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan khusus DAFTAR PUSTAKA

penelitian dan pembahasan, maka dapat Aprilia, H. (2017). Gambaran Status


Fisiologis Pasien Cedera Kepala
disimpulkan bahwa analisis penilaian
Di IGDR SUD Ulin
triage dan penilaian Revised Trauma Banjarmasin Tahun 2016.
Score (RTS) dalam memprediksi Dinamika Kesehatan. Vol. 8, No.
1
mortalitas pada pasien trauma kepala Awaloei, A.C., Nola T.S.M., & Djemi T.
(2016). Gambaran Cedera
adalah sebagai berikut:
Kepala Yang Menyebabkan
1) Penilaian triage dapat sebagai Kematian di Bagian Forensik
dan Medikolegal RSUP Prof Dr.
prediktor mortalitas pada pasien R. D. Kandou periode Juni
trauma kepala. 2015-Juli 2016. Jurnal e-Clinic
(eCl). Vol. 4, No. 2

127
Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Haryatun, N & Sudaryanto A. (2008).
Usia. (Edisi Pertama). Jakarta: Perbedaaan Waktu Tanggap
Graha Ilmu. Tindakan Keperawatan Pasien
Brazinova, A., Mauritz W., Leitgeb J., Cedera Kepala Kategori I-V di
Wilbacher I., Janciak, I. (2010). IGD RSUD Dr. Moewardi.
Outcome of Patients With Berita ilmu keperawatan ISSN.
Severe Traumatic Brain Injury Vol. 1, No. 2 (Hlm. 1979-2697).
Who Have Glasglow Coma Irawan, Hendry, Felicia S., Dewi, &
Scale Scores of 3 or 4 and Are Georgius D. (2010).
Over 65 years Old. Neurotrauma. Perbandingan Glasgow Coma
Vol. 27 No. 9 (Hlm : 1549-55). Scale dan Revised Trauma
Celcilia, E., Virgiandhy, & Heru F.T. Score dalam Memprediksi
(2015). Gambaran Skor Trauma Disabilitas Pasien Trauma
Pada Pasien Di UGD RSUD Kepala di Rumah Sakit Atma
Dr.Soedarso Pontianak Jaya. Maj Kedokt Indon. Vol. 60,
Menggunakan Revised Trauma No. 01
Score (RTS) Periode Tahun Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan
2012. Jurnal Artikel. Vol. 3, No. Dasar. Jakarta: Kementerian
1 (Hlm: 3). Kesehatan Republik Indonesia
Febrina, Wiwit & Indah Okzana Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Sholehat. (2018). Experience Of Indonesia. (2009). Standar
Nurse Assosiate To Implement Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Triage In Emergency Room Rumah Sakit. Jakarta: Menteri
Installation. Jurnal Endurance. Kesehatan Republik Indonesia.
Vol. 3, No. 1 (Hlm: 138-145) Khairina, I., Ilfa K., Hema M., & Emil H.
Fikriana, Riza dan Al Afik. (2015). (2018). Faktor-Faktor Yang
Korelasi Penilaian Revised Berhubungan Dengan
Trauma Score (RTS) dengan Pengambilan Keputusan
Mortalitas Pasien Trauma di Perawat Dalam Ketepatan
Instalasi Gawat Darurat RS Triase Di Kota Padang.
PKU Muhammadiyah Indonesian Journal for Health
Yogyakarta. Jurnal Sain Med, Sciences. Vol. 2, No. 1 (Hlm: 1-
Vol. 7., No. 96 6).
Fitriana, N.F. (2018). Relationship Martini, M., Moch. H., & Dewi K.
Between Injury Mechanism And (2016). Perbedaan Survival
Other Trauma Of Organs With Pasien Rujukan Dan Non
Prognosis Of Heavy Head Rujukan Dengan Cedera
Injuries In RSUD Margono Kepala Di Instalasi Gawat
Soekarjo Purwokerto. Jurnal Darurat (IGD) RSUD Dr. Saiful
Penelitian Keperawatan Vol. 4, Anwar Malang. Jurnal Ilmu
No. 2. Keperawatan. Vol. 4, No. 2
Gustia, Mila & Melva Manurung. (2018). Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Hubungan Ketepatan Penilaian (2018). Peraturan Menteri
Triage Dengan Tingkat Kesehatan Republik Indonesia
Keberhasialan Penanganan Nomor 47 Tahun 2018 Tentang
Pasien Cidera Kepala Di IGD Pelayanan Kegawatdaruratan
RSU HKBP Balige Kabupaten Musliha. (2010). Keperawatan Gawat
Toba Samosir. Jurnal Ilmiah Darurat. Yogyakarta: Nuha
Penelitian Kesehatan. Vol. 3, Medika
No. 2 (Hlm: 100).
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127

Putri, Dianingrum, & Cemy Nur Fitria. Zerah M. (2010). Neuro Surgery:
(2018). Ketepatandan Mortality In Children With
Kecepatan Terhadap Life Severe Head Trauma: Predictive
Saving Pasien Trauma Kepala. Factors And Proposal For A
Proceeding of The 7th New Predictive Scale. Vol. 67,
University Research No. 06 (Hal: 1542-1547).Ulya,
Colloquium 2018: Bidang I., Bintari R.K., Dewi K.N., &
MIPA dan Kesehatan. STIKES Respati S.D. (2017). Buku Ajar
PKU Muhammadiyah, Surakarta. Keperawatan Gawat Darurat
Rembet, M.A., Reginus M., & T. Malara. pada Kasus Trauma. Jakarta :
(2015). Hubungan Response Salemba Medika
Time Perawat Dengan Tingkat WHO. (2009). World Report On Traffic
Kepercayaan Keluarga Pasien Injury Prevention, Main
Pada Triase Kuning (Urgent) Di Massage And Recommendations
Instalasi Gawat Darurat Rsu WHO. Geneva : Switzerland
Gmim Kalooran Amurang. e- Wijaya, A. Saferi dan Yessie M. Putri.
Journal Keperawatan (eKp). (2013). KMB 2 Keperawatan
Vol. 3, No. 2 Medikal Bedah (Keperawatan
Ristanto R., Indra M.R., Poeranto S., & Dewasa Teori Dan Contoh
Setyorini I. (2016). Akurasi ASKEP). Yogyakarta: Nuha
Revised Trauma Score Sebagai Medika
Prediktor Mortality Pasien
Cedera Kepala, Jurnal
Kesehatan Hesti Wira Sakti. Vol.
4, No. 2 (Hlm: 76-90).
Ristanto, Riski dkk. (2017).
Comparative Analysis Of
Accuracy Among Glasgow
Coma Scale, Trauma Score,
And Revised trauma score As
Predictors Of Mortality Head
Injury Patients. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol. 5, No. 2
Salim, Caroline. (2015). Sistem
Penilaian Trauma. Kalbe
Medicon. Vol. 42, No. 9 (Hlm:
702).
Shahraki, B.N., Mahmood Y.,
Mohammad J.H., Parviz K.,
Masoud B., Jalaledin M.R,
Mehdi Y., Kavous S., Fatemah
M. & Mostafa H. (2017).
Worthing Physiological Score
vs Revised Trauma Score in
Outcome Prediction of Trauma
patients; a Comparative Study.
Emergency. Vol. 5, No. 1 (Hlm:
31).
Tude, M.J.R.., Rocco F.D.., Blanot S.,
Oliveira F.JA., Meyer P., &

129

Anda mungkin juga menyukai