Oleh:
Oleh:
Population: Populasi atau problem yang ditemukan yaitu seluruh pasien trauma kepala di
IGD RSUD Jombang sejumlah 121 pasien.
Intervention: Keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat dapat terwujud
jika kecepatan dalam memberikan penanganan yang tepat kepada penderita
gawat terlaksana (Rembet dkk., 2015). Sedangkan yang dibutuhkan dalam
penanganan yang tepat pada P2 yaitu penilaian yang konstan dan pemberian
terapi definitif yang cepat (Permenkes, 2018).
Comparison: Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh teori bahwa RTS memiliki hubungan
yang bermakna dengan mortalitas sehingga dapat dijadikan sebagai model
prognosis mortality pasien cedera kepala. Setiap komponen dari RTS
memliki peranan penting yang menunjukkan bahwa fungsi control,
oksigenasi, dan perfusi jaringan dalam kondisi normal atau tidak (Ristanto
dkk., 2017). RTS dapat dijadikan standar dalam memprediksi mortalitas pada
kasus trauma kepala. Dengan penilaian RTS maka dapat mengetahui status
fisiologis pasien cedera kepala sehingga dapat menentukan tindakan yang
akurat seperti pengobatan dan perawatan demi pemulihan pasien cedera
kepala. Di triage keunggulan penanganan akan meningkatkan survival pada
pasien.Sebagai prediktor survival pasien trauma akan lebih valid
menggunakan metode RTS.
Outcome: Berdasarkan tujuan khusus penelitian dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa analisis penilaian triage dan penilaian Revised Trauma
Score (RTS) dalam memprediksi mortalitas pada pasien trauma kepala
adalah sebagai berikut:
1) Penilaian triage dapat sebagai prediktor mortalitas pada pasien trauma
kepala.
2) Penilaian Revised Trauma Score (RTS) dapat sebagai prediktor
mortalitas pada pasien trauma kepala.
3) Penilaian triage dan RTS tidak ada perbedaan dalam meprediksi
mortalitas pasien trauma kepala.
Time: Penelitian ini dilakukan di IGD RSUD Jombang pada bulan September 2019
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
ANALISIS PENILAIAN TRIAGE DAN REVISED TRAUMA SCORE DALAM
MEMPREDIKSI MORTALITAS PADA PASIEN TRAUMA KEPALA
ABSTRACT
Improper handling of management systems and quickly increase mortality in head injuries.
Triage assessment can reduce the risk of death. However, triage is at risk of undertriage
which can increase mortality. A more detailed assessment system is needed, so Revised
trauma score (RTS) can be used to minimize undertriage. The purpose of this study is to
analyze the triage assessment and RTS assessment in predicting mortality in cases of head
trauma. The study design was observational analytic with cross sectional approach. The
population was all head trauma patients in the emergency room at Jombang Regional
Hospital with 121 patients. The sample consisted of 89 respondents taken using Simple
Random Sampling. The research instrument used observation sheets. Data were analyzed
using Chi-square test with a significance level of p <α (α = 0.05). The results of the triage and
mortality assessment show a significance value of p = 0.00 (p <α), meaning that there is a
relationship between the triage assessment and mortality. While the RTS assessment shows a
significance value of p = 0.00 (p <α) so that, it means that there is a relationship between RTS
assessment and mortality. Triage assessment can speed up the handling of head trauma and
RTS can know the physiological status so as to determine an accurate action. Both triage
assessment and RTS can predict mortality risk in head injuries.
Keywords: Head trauma, triage, Revised Trauma Score (RTS), mortalitas.
119
kasus trauma yang datang di IGD tidak Manajemen awal cedera kepala
hanya cukup dilakukan triase namun yang tepat menjadi aspek penentu
sangat dibutuhkan informasi RTS survival pasien cedera kepala (Martini
(Revised Trauma Score) untuk dkk., 2016). Oleh karena itu, cedera
mendapatkan informasi tentang kepala membutuhkan tindakan cepat dan
gambaran fisiologis pasien (Fikriana & efisien untuk mencegah perburukan
Afik, 2015). RTS memiliki akurasi yang kondisi pasien (Ristanto dkk., 2016).
baik dalam memprediksi pasien cedera Pengukuran keparahan trauma untuk
kepala yang meninggal yaitu 79,2%, menentukan prognosis adalah langkah
sehingga penggunaan RTS dapat yang sangat penting untuk dapat
digunakan sebagai prediktor mortalitas mencegah kematian pasien cedera
pasien cedera kepala (Ristanto dkk., kepala (Ristanto dkk., 2016). Salah satu
2016). alat pengukur tingkat keparahan trauma
Menurut laporan World Health secara fisiologis yaitu Revised trauma
Organization (WHO), sekitar 1,2 juta score (RTS) (Salim, 2015). RTS dapat
setiap tahun orang meninggal meminimalkan kesalahan triage serta
disebabkan oleh cedera kepala (Awaloei dapat mencegah terjadinya under triage
et al., 2016). Demikian pula di Indonesia, karena memiliki parameter yang aman
kejadian cedera kepala setiap tahunnya digunakan sehingga meningkatkan
diperkirakan mencapai 500.000 kasus angka keselamatan pasien (Fikriana &
(Fitriana, 2018). Hasil Riskesdas 2013 Al Fiik, 2015).
menunjukkan sebanyak 100.000 jiwa Berdasarkan uraian tersebut, maka
meninggal karena cedera kepala penulis tertarik untuk melakukan
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis penilaian
studi pendahuluan di RSUD Jombang triage dan penilaian Revised Trauma
dari data rekam medik rawat inap Score (RTS) dalam memprediksi
selama tahun 2018 menunjukkan jumlah mortalitas pada kasus trauma kepala
pasien cedera kepala sebanyak 1.121
pasien atau 31,13% dari total seluruh METODE PENELITIAN
pasien sebanyak 36.194 (100%). Desain penelitian adalah analitik
Pada cedera kepala sedang hingga observasional dengan pendekatan cross
berat jika tidak segera ditangani akan sectional. Populasi adalah seluruh pasien
menyebabkan komplikasi pada pasien trauma kepala di IGD RSUD Jombang
bahkan kematian (Putri, 2018). sejumlah 121 pasien. Sampel terdiri dari
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
121
Tabel 3 Distribusi frekuensi Revised Tabel 4 Distribusi frekuensi mortalitas
Trauma Score (RTS) pada pada responden di IGD
responden di IGD RSUD RSUD Jombang pada tahun
Jombang pada tahun 2018. 2018.
Penilaian RTS F %
Mortalitas f (%)
a. Serius 1 1,1
b. Berat 12 13,5 a. Iya 13 14,6
c. Sedang 0 0,0 b. Tidak 76 85,4
d. Ringan 76 85,4 Total 89 100
Total 89 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa jumlah kejadian mortalitas pada
bahwa hasil penilaian RTS pada penderita trauma kepala sebanyak 13
penderita trauma kepala yang masuk (14,6%), sedangkan penderita cedera
dalam kategori serius sebanyak 1 (1,1%), kepala yang tidak mengalami mortalitas
sedangkan yang masuk dalam kategori sebanyak 76 (85,4%).
berat sebanyak 12 (13,5%), sedangkan
Tabel 5 Analisis penilaian triage dan
yang masuk dalam kategori sedang penilaian Revised Trauma
sebanyak 0 (0,0%) dan yang masuk Score (RTS) dalam
memprediksi mortalitas pada
dalam kategori ringan sebanyak 76 trauma kepala di IGD RSUD
(85,4%). Jombang pada tahun 2018.
Triage Total RTS Total
Mortalita Ringa
s P1 P2 P3 Serius Berat Sedang
n
12 1 0 13 1 12 0
(13,5 0 (0,0% 13
a. Iya (13,5 (1,1% (0,0 (11,6 (1,1 (0,0%) (11,6%)
%) ) %) %) %) %) )
0
b. Tida 75 1 76 0 0 76
(0,0% 0 (85,4 76
(0,0% (84,3 (1,1 (85,4 (0,0 (0,0%) (85,4%)
k
) %) %) %) %) ) %)
Chi-
p = 0,00 p = 0,00
square
Berdasarkan tabel 5 diketahui responden (1,1%) dan yang tidak
bahwa hasil penilaian triage pada mengalami mortalitas sejumlah 75
penderita trauma kepala berdasarkan (84,3%). Sedangkan penderita yang
mortalitas yaitu penderita trauma kepala masuk dalam P3 yang mengalami
yang masuk dalam kriteria P1 yang mortalitas sejumlah 0 responden (0,0%)
mengalami mortalitas sejumlah 12 dan yang tidak mengalami mortalitas
responden (13,5%) dan yang tidak sejumlah 1 (1,1%).
mengalami mortalitas sejumlah 0 (0,0%).
Sedangkan hasil penilaian RTS pada
Pada penderita yang masuk dalam P2
penderita trauma kepala berdasarkan
yang mengalami mortalitas sejumlah 1
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
123
kriteria P2 diperuntukkan bagi pasien sesuai dengan penelitian yang dilakukan
yang mengalami keadaan darurat namun oleh Celcilia (2015) bahwa pasien
tidak gawat (Wijaya dkk., 2016). cedera kepala paling banyak terjadi pada
Keberhasilan penanggulangan rentan usia 15-23 tahun (40,83%).
medik penderita gawat darurat dapat Semakin tua usia seseorang maka
terwujud jika kecepatan dalam semakin besar kemungkinan untuk
memberikan penanganan yang tepat terjadi penurunan kondisi fisiologis, dan
kepada penderita gawat terlaksana sebaliknya (Azizah, 2011).
(Rembet dkk., 2015). Sedangkan yang
Maka kejadian mortalitas rendah
dibutuhkan dalam penanganan yang
karena sebagian besar responden berusia
tepat pada P2 yaitu penilaian yang
muda yang masih memiliki kondisi
konstan dan pemberian terapi definitif
fisiologis yang baik.
yang cepat (Permenkes, 2018).
2. Penilaian Revised Trauma Score
Penderita trauma kepala yang
(RTS) dalam memprediksi mortalitas.
berada pada kriteria triage prioritas 2
tidak mengalami kematian karena pasien Berdasarkan tabel 5 didapatkan
mendapat penanganan yang cepat dan penderita trauma kepala yang
tepat sesuai kondisi pasien. Sedangkan mengalami mortalitas terbanyak yaitu
responden yang berada pada P1 pada kategori berat sebanyak 12
memiliki kondisi yang sangat kritis responden (13,5%), penderita trauma
mengalami gangguan pada airway, kepala yang paling banyak berada pada
breathing dan circulation yang sangat kategori ringan dan tidak mengalami
berisiko terhadap kematian. Sehingga mortalitas yaitu 76 responden (85,4%).
meskipun sudah ditangani secara cepat Hal tersebut didukung oleh hasil
dan tepat sesui kondisi pasien, tetap penelitian pada tabel 1 yang mana
berisiko pada mortalitas. frekuensi penderita trauma kepala
terbanyak adalah cedera kepala ringan
Selain bergantung pada penanganan,
sebanyak 76 responden (85,4%).
mortalitas juga dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin, kecelakaan dan penyakit Revised Trauma Score merupakan
(WHO, 2009). Berdasarkan tabel 1 alat penilaian pada trauma untuk
diketahui bahwa penderita trauma memprediksi mortalitas pasien (Irawan
kepala terbanyak berusia <25 tahun et al., 2010).
sebanyak 43 responden (48,3%). Hal ini
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
125
Pada triage diberlakuan sistem triage di IGD RSUD Jombang
prioritas dengan penentuan/ kemungkinan didukung oleh faktor
penyeleksian pasien yang harus pendidikan perawat yang mana memiliki
didahulukan untuk mendapatkan tingkat pendidikan sesuai dengan
penanganan (Permenkes RI, 2018). Hal standar sehingga perawat sudah
ini bertujuan untuk manajemen dan kompeten dalam melaksanakan
perawatan pasien terkontrol dengan pengkategorian triage dan tidak terjadi
lebih baik (Shahraki et al., 2017). kesalahan dalam penilaian triage. Selain
itu keberhasilan penanganan responden
Salah satu indikator keberhasilan
di IGD kemungkinan juga ditunjang
penananan medik pada penderita gawat
oleh sarana, parasarana, serta
darurat yaitu kecepatan dalam
manajemen rumah sakit yang sesuai
memberikan pertolongan yang tepat
standar.
kepada penderita gawat darurat
(Haryatun, 2008). Kecepatan dan 4. Hubungan Revised Trauma Score
ketepatan pertolongan memerlukan (RTS) dengan mortalitas pada trauma
sarana, prasarana, sumber daya manusia kepala
dan manajemen IGD rumah sakit yang
Demikian pula dari hasil uji korelasi
sesuai standart (Kepmenkes, 2009).
chi square yang menghubungkan
Di IGD, keberhasilan penilaian penilaian Revised Trauma Score (RTS)
triage salah satunya dipengaruhi oleh dengan mortalitas, menunjukkan tingkat
kemampuan perawat dalam melakukan kemaknaan p = 0,00 < α = 0,05. Maka
penilain triage. Sedangkan kemampuan dapat diinterpretasikan bahwa H0 ditolak
perawat didukung oleh beberapa faktor yang berarti penilaian RTS memiliki
yaitu pendidikan, dan pengalaman kerja. tingkat korelasi yang signifikan dengan
Pendidikan perawat minimal D3 mortalitas.
keperawatan, sudah mendapat pelatihan
Hasil penelitian tersebut diperkuat
BTCLS dan sudah memiliki pengalaman
oleh teori bahwa RTS memiliki
diatas 5 tahun (Gustia & Manurung,
hubungan yang bermakna dengan
2018).
mortalitas sehingga dapat dijadikan
Oleh karena itu penilaian triage sebagai model prognosis mortality
dapat dijadikan standar penilaian untuk pasien cedera kepala. Setiap komponen
memprediksi mortalitas pada kasus dari RTS memliki peranan penting yang
trauma kepala. Keberhasilan penilaian menunjukkan bahwa fungsi control,
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan khusus DAFTAR PUSTAKA
127
Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Haryatun, N & Sudaryanto A. (2008).
Usia. (Edisi Pertama). Jakarta: Perbedaaan Waktu Tanggap
Graha Ilmu. Tindakan Keperawatan Pasien
Brazinova, A., Mauritz W., Leitgeb J., Cedera Kepala Kategori I-V di
Wilbacher I., Janciak, I. (2010). IGD RSUD Dr. Moewardi.
Outcome of Patients With Berita ilmu keperawatan ISSN.
Severe Traumatic Brain Injury Vol. 1, No. 2 (Hlm. 1979-2697).
Who Have Glasglow Coma Irawan, Hendry, Felicia S., Dewi, &
Scale Scores of 3 or 4 and Are Georgius D. (2010).
Over 65 years Old. Neurotrauma. Perbandingan Glasgow Coma
Vol. 27 No. 9 (Hlm : 1549-55). Scale dan Revised Trauma
Celcilia, E., Virgiandhy, & Heru F.T. Score dalam Memprediksi
(2015). Gambaran Skor Trauma Disabilitas Pasien Trauma
Pada Pasien Di UGD RSUD Kepala di Rumah Sakit Atma
Dr.Soedarso Pontianak Jaya. Maj Kedokt Indon. Vol. 60,
Menggunakan Revised Trauma No. 01
Score (RTS) Periode Tahun Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan
2012. Jurnal Artikel. Vol. 3, No. Dasar. Jakarta: Kementerian
1 (Hlm: 3). Kesehatan Republik Indonesia
Febrina, Wiwit & Indah Okzana Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Sholehat. (2018). Experience Of Indonesia. (2009). Standar
Nurse Assosiate To Implement Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Triage In Emergency Room Rumah Sakit. Jakarta: Menteri
Installation. Jurnal Endurance. Kesehatan Republik Indonesia.
Vol. 3, No. 1 (Hlm: 138-145) Khairina, I., Ilfa K., Hema M., & Emil H.
Fikriana, Riza dan Al Afik. (2015). (2018). Faktor-Faktor Yang
Korelasi Penilaian Revised Berhubungan Dengan
Trauma Score (RTS) dengan Pengambilan Keputusan
Mortalitas Pasien Trauma di Perawat Dalam Ketepatan
Instalasi Gawat Darurat RS Triase Di Kota Padang.
PKU Muhammadiyah Indonesian Journal for Health
Yogyakarta. Jurnal Sain Med, Sciences. Vol. 2, No. 1 (Hlm: 1-
Vol. 7., No. 96 6).
Fitriana, N.F. (2018). Relationship Martini, M., Moch. H., & Dewi K.
Between Injury Mechanism And (2016). Perbedaan Survival
Other Trauma Of Organs With Pasien Rujukan Dan Non
Prognosis Of Heavy Head Rujukan Dengan Cedera
Injuries In RSUD Margono Kepala Di Instalasi Gawat
Soekarjo Purwokerto. Jurnal Darurat (IGD) RSUD Dr. Saiful
Penelitian Keperawatan Vol. 4, Anwar Malang. Jurnal Ilmu
No. 2. Keperawatan. Vol. 4, No. 2
Gustia, Mila & Melva Manurung. (2018). Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Hubungan Ketepatan Penilaian (2018). Peraturan Menteri
Triage Dengan Tingkat Kesehatan Republik Indonesia
Keberhasialan Penanganan Nomor 47 Tahun 2018 Tentang
Pasien Cidera Kepala Di IGD Pelayanan Kegawatdaruratan
RSU HKBP Balige Kabupaten Musliha. (2010). Keperawatan Gawat
Toba Samosir. Jurnal Ilmiah Darurat. Yogyakarta: Nuha
Penelitian Kesehatan. Vol. 3, Medika
No. 2 (Hlm: 100).
JURNAL EDUNursing, Vol. 3, No. 2, September 2019
http://journal.unipdu.ac.id
ISSN : 2549-8207
e-ISSN : 2579-6127
Putri, Dianingrum, & Cemy Nur Fitria. Zerah M. (2010). Neuro Surgery:
(2018). Ketepatandan Mortality In Children With
Kecepatan Terhadap Life Severe Head Trauma: Predictive
Saving Pasien Trauma Kepala. Factors And Proposal For A
Proceeding of The 7th New Predictive Scale. Vol. 67,
University Research No. 06 (Hal: 1542-1547).Ulya,
Colloquium 2018: Bidang I., Bintari R.K., Dewi K.N., &
MIPA dan Kesehatan. STIKES Respati S.D. (2017). Buku Ajar
PKU Muhammadiyah, Surakarta. Keperawatan Gawat Darurat
Rembet, M.A., Reginus M., & T. Malara. pada Kasus Trauma. Jakarta :
(2015). Hubungan Response Salemba Medika
Time Perawat Dengan Tingkat WHO. (2009). World Report On Traffic
Kepercayaan Keluarga Pasien Injury Prevention, Main
Pada Triase Kuning (Urgent) Di Massage And Recommendations
Instalasi Gawat Darurat Rsu WHO. Geneva : Switzerland
Gmim Kalooran Amurang. e- Wijaya, A. Saferi dan Yessie M. Putri.
Journal Keperawatan (eKp). (2013). KMB 2 Keperawatan
Vol. 3, No. 2 Medikal Bedah (Keperawatan
Ristanto R., Indra M.R., Poeranto S., & Dewasa Teori Dan Contoh
Setyorini I. (2016). Akurasi ASKEP). Yogyakarta: Nuha
Revised Trauma Score Sebagai Medika
Prediktor Mortality Pasien
Cedera Kepala, Jurnal
Kesehatan Hesti Wira Sakti. Vol.
4, No. 2 (Hlm: 76-90).
Ristanto, Riski dkk. (2017).
Comparative Analysis Of
Accuracy Among Glasgow
Coma Scale, Trauma Score,
And Revised trauma score As
Predictors Of Mortality Head
Injury Patients. Jurnal Ilmu
Keperawatan. Vol. 5, No. 2
Salim, Caroline. (2015). Sistem
Penilaian Trauma. Kalbe
Medicon. Vol. 42, No. 9 (Hlm:
702).
Shahraki, B.N., Mahmood Y.,
Mohammad J.H., Parviz K.,
Masoud B., Jalaledin M.R,
Mehdi Y., Kavous S., Fatemah
M. & Mostafa H. (2017).
Worthing Physiological Score
vs Revised Trauma Score in
Outcome Prediction of Trauma
patients; a Comparative Study.
Emergency. Vol. 5, No. 1 (Hlm:
31).
Tude, M.J.R.., Rocco F.D.., Blanot S.,
Oliveira F.JA., Meyer P., &
129