Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA GLASGOW COMA SCALE DAN MEAN

ARTERIAL PRESURE) DENGAN MORTALITAS PADA


PASIEN CEDERA KEPALA DI RSUD MARDI WALUYO
KOTA BLITAR TAHUN 2019

Nur Kholifah1, Sri Haryuni2, Arif Nurma Etika3


Program Studi Ilmu Keperawatan (S1) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Jl. Selomangleng No. 01 Kota Kediri, 64115
E-mail: Ifanur3424@gmail.com Hp. 085649696508

RINGKASAN

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian terbesar didunia, terutama banyak terjadi
pada negara berkembang atau negara berpendapatan rendah. Terjadinya peningkatan angka cedera kepala dapat
dipicu oleh beberapa faktor dan ketidaksiapan sistem kesehatan di negara tersebut. Terdapat beberapa cara
untuk menilai prognosis pada kasus cedera kepala, salah satunya menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dan
Mean Arterial Pressure (MAP). Penelitian ini akan membuktikan adanya hubungan Glasgow Coma Scale (GCS)
dan Mean Arterial Pressure (MAP) dengan mortalitas pada pasien cedera kepala di RSUD Mardi Waluyo Kota
Blitar tahun 2019. Penelitian ini merupakan Analitik korelasional dengan menggunakan data sekunder. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 47 orang dengan sampel 42 orang yang dipilih dengan teknik Simple Random
Sampling. Hasil penelitian ini lalu diuji menggunakan Spearman Rank yang digunakan untuk mengukur tingkat
korelasi antara dua variable berskala ordinal. Hasil dari penelitian ini didapatkan, hubungan antara GCS dengan
mortalitas dengan ρ value 0,000<α (0,05) coefficient correlation r = 0,622, dan pada hubungan antara MAP
dengan mortalitas ρ value 0,004<α (0,05) coefficient correlation r = 0,434. Berdasarkan hasil analisa data yang
dilakukan, diperoleh kesimpulan adanya hubungan antara GCS dan MAP dengan mortalitas pada pasien cedera
kepala di RSUD Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2019. Saran peneliti, untuk penelitian selanjutnya dapat
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi secondary trauma pada pasien cedera kepala.

Kata kunci: Glasgow Coma Scale (GCS), Mean Arterial Pressure (MAP), Mortalitas, Cedera Kepala
THE CORRELATIONS BETWEEN GLASGOW COMA SCALE (GCS)
AND MEAN ARTERIAL PRESSURE (MAP) TO MORTALITY IN
TRAUMATIC BRAIN INJURIES PATIRENT’S AT
RSUD MARDI WALUYO BLITAR ON 2019

Nur Kholifah1, Sri Haryuni2, Arif Nurma Etika3


Nursing Degree Program, Selomangleng Street No. 01 Kediri, 64115
E-mail: Ifanur3424@gmail.com Phone 085649696508

ABSTRACT

Traumatic brain injury (TBI) is one of the biggest causes of death in the world, especially in
developing countries or low income countries. The increase of TBI’s rate can be triaggered by several factor and
unpreparedness countries health care system. There are some method to assess the prognosis in TBI’s cases,
which one uses Glaggow Coma Scale (GCS) and Mean Arterial Pressure (MAP) to mortality on pasient’s of TBI
in RSUD Mardi Waluyo Blitar at 2019. This research is a correlational analitic with used secondary data. The
population in this research by 47 peopels with sample 42 peoples be elected method by Simple Random
Sampling. And then result of this research are tested use Spearman Rank to measure the level of correlation
between two variables of ordinal scale. The result of this research obtained, the correlation between GCS and
mortality is ρ-value 0,000<α (0,05) coefficient correlation rate r = 0,622, and in research of correlation MAP and
mortality obtained ρ-value 0,004<α (0,05) coefficient correlation rate r = 0,434. Based on the result of data
analysis doing, can conclude there correlations between GCS and MAP to mortality in traumatic brain injuries
patient’s at RSUD Mardi Waluyo Blitar on 2019. Researcher suggest, for next research can researching factor’s
about secondary trauma have effect on the TBI’’s patient’s.

Key word: Traumatic Brain Injury (TBI), Glasgow Coma Scale (GCS), Mean Arterial Pressure (MAP),
Mortality
PENDAHULUAN
Cedera kepala merupakan gangguan provinsi sebesar 8,2%. Jawa timur
traumatik pada otak yang dapat menduduki posisi ke-6 dengan 9,3%.
menimbulkan perubahan pada fungsi Presentase penyebab terbanyak yaitu jatuh
maupun struktur jaringan otak yang (40%) dan kecelakaan sepeda motor
menyebabkan gangguan fungsi fisik, (40,6%). Menurut WHO angka kejadian
psikososial, dan kognitif secara sementara cedera kepala akan mengalami
maupun permanen (Dawodu., 2015; Brain peningkatan melebihi penyakit lainnya
Injury Association of America., 2012). dalam penyebab kematian dan kecacatan
Cedera kepala memiliki tingkat mortalitas pada tahun 2020. Terutama pada negara-
yang tinggi, semakin tingginya tingkat negara berkembang karena berbagai faktor
cedera kepala akan berhubungan dengan pemicu dan diperparah oleh ketidaksiapan
tingkat mortalitas, oleh karena itu sistem kesehatan di negara-negara tersebut
mengetahui prognosis cedera kepala pada (Hyder, dkk, 2007). Data cedera kepala
awal penilaian yang akurat sangatlah yang diperoleh dari RSUD Mardi Waluyo
penting digunakan untuk mengetahui Kota Blitar menurut survey awal yang
perjalanan dan keluaran penyakit dilakukan, pada tahun 2017 diperoleh data
(Hemingway et al., 2013). dari bulan Agustus 2017 sampai dengan
Desember 2017 sebanyak 41 orang
WHO (Word Health Organization)
mengalami cedera kepala sedang dan
menyatakan salah satu penyebab kematian
cedera kepala berat. Dengan kejadian
dan kecacatan pada cedera kepala
mortalitas sebesar 45%. Dan data pada
disebabkan karena kecelakaan lalu lintas.
bulan Januari 2018 sampai dengan Juni
Pada tahun 2013 WHO memcatat terjadi
2018 sebanyak 47 pasien mengalami
2.500 kasus kematian karena kecelakaan
cedera kepala sedang dan berat. Dengan
lalu lintas. Di Amerika Serikat,
kejadian mortalitas sebesar 48% di RSUD
diperkirakan mencapai 500.000 kasus
Mardi Waluyo Kota Blitar. Hal ini
cedera kepala setiap tahunya dengan
menunjukkan adanya peningkatan pasien
prevalensi kejadian 80% meninggal dunia
cedera kepala.
sebelum sampai di rumah sakit, 80%
Terdapat berbagai cara untuk menilai
cedera kepala ringan, 10% cedera kepala
prognosis pada kasus cedera kepala, salah
sedang dan 10% cedera kepala berat.
satunya dengan penilaian menggunakan
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013,
Glasgow Coma Scale (GCS). Penilaian
angka kejadian cedera nasional pada 33
menggunakan GCS meliputi penilaian
respon mata, verbal, dan motorik. Nilai dapat menyebabkan hipoksia, gangguan
awal GCS yang rendah saat awal cedera kesadaran bahkan kematian sel otak.
kepala akan memiliki prognosis yang Sedangkan antara Mean Arterial Pressure
buruk (Okasha et al, 2014). Menurut dan tekanan intrakranial adalah sama
penelitian (Ristanto and Amin, 2017) (Martono, Sudiro and Satino, 2016). Mean
Glasgow Coma Scale (GCS) berpengaruh Arterial Pressure adalah mekanisme
terhadap mortalitas pasien cedera kepala. kompensasi untuk mempertahanka tekanan
Hasil tersebut menunjukkan derajat perfusi serebral dengan meningkatkan
berfungsinya otak sebagai pusat kontrol tekanan arteri rerata (Price, Sylvia A., &
organ tubuh manusia, kegagalan fungsi Wilson, 2006).
organ dapat berdapak pada kelangsungan Perfusi otak secara langsung berhubungan
hidup seseorang. Sehingga dapat dengan tekanan rata-rata arteri (MAP)
disimpulkan bahwa GCS dapat menjadi yang memiliki kaitan erat dengan tekanan
prediktor mortality pada kasus cedera darah diastolik (DBP) daripada tekanan
kepala. darah sistolik (SBP). Dari hasil penelitian
Dampak dari cedera kepala dapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tekanan
mempengaruhi autoregulasi volume rata-rata arteri berhubungan dengan
intrakranial yang terdiri dari otak, cairan mortalitas pasien cedera otak berat. Nilai
serebrospinal, dan aliran pembuluh darah. MAP <70 mmHg meningkatkan resiko
Perubahan salah satu volume intrakranial kematian pasien cedera otak berat. Perfusi
tanpa adanya kompensasi dapat otak yang rendah menyebabkan gangguan
menyebabkan tekanan intrakranial. Jika pada fungsi sistemik otak (Hidajat, 2015).
volume aliran darah dari sirkulasi sistemik Berdasarkan latar belakang diatas, maka
yang dibutuhkan untuk metabolisme otak peneliti tertarik untuk meneliti tentang
diatas 100 mmHg, maka dapat terjadi hubungan antara Glasgow Coma Scale dan
peningkatan tekanan intrakranial dan jika Mean Arterial Pressure terhadap pasien
tekanan perfusi serebral kurang dari 60 cedera kepala di RSUD Mardi Waluyo
mmHg, aliran darah ke otak tidak adekuat Kota Blitar tahun 2019.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Berdasarkan pengumpulan data termasuk
Berdasarkan tempat penelitian termasuk penelitian observasi. Berdasarkan ada atau
penelitian klinis. Tujuan penelitian tidaknya perlakuan termasuk expost facto
termasuk analitik korelasional.
(mengungkap fakta). Berdasarkan sumber diteliti dalam penelitian ini adalah GCS
data termasuk data sekunder. dan MAP dengan mortalitas pada pasien
Populasi dalam penelitian ini adalah semua cedera kepala. Instrumen yang digunakan
pasien cedera kepala di RSUD Mardi adalah catatan berdasarkan data sekunder
Waluyo Kota Blitar bulan januari-juni dari rekam medis RSUD Mardi Waluyo
2018 sebanyak 47 populasi. Sampel yang Blitar. Dan untuk uji statistik
digunakan dalam penelitian ini sebanyak menggunakan uji Rank (Rho) yang
42 orang dengan teknik pengambilan digunakan untuk mengukur tingkat
sampel dalam penelitian ini menggunakan hubungan antara dua variabel yang
probability sampling dengan metode berskala ordinal.
simple random sampling. Variabel yang

HASIL
DATA UMUM
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden 2019.
Berdasarkan Usia Pasien Cedera Kepala Di (Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)

RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun


Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui
bahwa usia responden hampir setengahnya,
Frekuensi Presentase sebesar 28,6% berusia 17-25 tahun di
No. Usia (%) RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun
(n)
1. 1 2,4 2019.
6-11
Tahun
2. 12-16 4 9,5
Tahun Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
3. 17-25 12 28,6
Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Cedera
Tahun
4. 26-35 6 14,3 Kepala Di RSUD Mardi Waluyo Kota
Tahun Blitar Tahun 2019.
5. 36-45 4 9,5
Tahun Jenis Frekuensi Presentase
No.
6. 46-55 5 Kelamin (n) (%)
Tahun 11,9
7. 8 1. Laki-Laki 31 73,8
56-65
Tahun 19,0 2. Perempuan 11 26,2
8. >65 2
Tahun 4,8 Total 42 100

Total 42 100 (Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)
Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui (Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)

bahwa jenis kelamin responden sebagian


besar adalah laki-laki sebesar 73,8% di Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun bahwa sebagian besar repsonden memiliki
2019. tingkat pendidikan dasar sebesar 57% di
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun
2019.

DATA KHUSUS
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan Pasien Cedera RespondenBerdasarkan Glasgow Coma
Kepala Di RSUD Mardi Waluyo Kota Scale Pasien Cedera Kepala Di RSUD
Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2019.
Frekuensi Presentase
No. Pekerjaan Glasgow Frekuensi Presentase
(n) (%) No.
1. Pelajar/Mahasiswa Coma Scale (n) (%)
9 21,4 1. Composmentis 1 2,4
2. Pegawai Negri
Sipil/Abdi Negara 2. Apatis 4 9,5
3 7,1 3. Delirium 7 16,7
3. Swasta
17 40,5 4. Somnoen 10 23,8
4. Petani
9 21,4 5. Stupor 13 31,0
5. Ibu Rumah
3 7,1 6. Semi Koma 4 9,5
6. Tangga
1 2,4 7. Koma 3 7,1
Tidak Bekerja
Total 42 100 Total 42 100
Blitar Tahun 2019.
(Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)

Frekuensi Presentase Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui


No. Pendidikan
(n) (%) bahwa hampir setengahnya responden
1. Dasar (SD, 24 57,1
SMP)
mengalami tingkat kesadaran stupor
2. Menenggah 15 35,7 sebanyak 13 orang dengan presentase
(SMP) (31%) di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
3. Tinggi 3 7,1
(Perguruan Tahun 2019.
Tinggi)
Total 42 100 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden
(Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)
Berdasarkan Mean Arterial Pressure
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui Pasien Cedera Kepala Di RSUD Mardi
bahwa responden hampir setengahnya Waluyo Kota Blitar Tahun 2019.
responden memiliki pekerjaan swasta
sebesar 40,5% di RSUD Mardi Waluyo Mean Arterial Frekuensi Presentase
No.
Pressure (n) (%)
Kota Blitar Tahun 2019. 1. Rendah 2 4,8
2. Normal 15 35,7
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden 3. Tinggi 25 59,5
Berdasarkan Pendidikan Pasien Cedera Total 42 100
(Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)
Kepala Di RSUD Mardi Waluyo Kota
Blitar Tahun 2019.
Berdasarkan Tabel 6. dapat diketahui 1. Hidup 16 38,1
2. Meninggal 26 61,9
bahwa sebagian besar responden memiliki
Total 42 100
nilai Mean Arterial Pressure tinggi sebesar (Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)
59,5% di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
Tahun 2019. Berdasarkan Tabel 7. dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden yang
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden
mengalami mortalitas sebesar 61,9% di
Berdasarkan Mortalitas Pasien Cedera
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun
Kepala Di RSUD Mardi Waluyo Kota
2019.
Blitar Tahun 2019.

Frekuensi Presentase
No. Mortalitas (n) (%)

Tabel 8. Tabulasi Silang Hubungan Antara GCS Dengan Kejadian Mortalitas Pada Pasien
Cedera Kepala Di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2019.

Mortalitas
No. Glasgow Coma Scale Total
Hidup (%) Meninggal (%)

1. Composmentis 1 (2,4) 0 (0,0) 1 (2,4%)


2. Apatis 3 (7,1) 1 (2,4) 4 (9,5%)
3. Delirium 6 (14,3) 1 (2,4) 7 (16,7%)
4. Somnolen 5 (11,9) 5 (11,9) 10 (23,8%)
5. Stupor 0 (0,0) 13 (31,0) 13 (31,0%)
6. Semi Koma 0 (0,0) 4 (9,5) 4 (9,5%)
7. Koma 1 (2,4) 2 (4,8) 3 (7,1 %)

Total 16 (38,1) 26 (61,9) 42 (100%)

Corelated Coefisient = ,622 Sig. (2-tailed) = ,000 α= 0,05

(Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)

Berdasarkan hasil analisa data dengan Waluyo Kota Blitar tahun 2019. Dengan
menggunkan uji Spearman rank nilai coefficient corelation sebesar r = ,622,
didapatkan hasil nilai ρ value = ,000< α= dengan makna arah korelasi positif, dan
0,05, maka Ho ditolak daan H1 diterima. nilai kekuatan hubungan kuat, maka
Berarti ada hubungan antara Glasgow semakin rendah tingkat kesadaran pasien
Coma Scale terhadap mortalitas pada maka angka kejadian mortalitas pada
pasien cedera kepala di RSUD Mardi pasien cedera kepala semakin tinggi.

Tabel 9. Tabulasi Silang Hubungan Antara MAP Dengan Kejadian Mortalitas Pada Pasien
Cedera Kepala Di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Tahun 2019.

Mean Arterial Mortalitas Total


No.
Pressure Hidup (%) Meninggal (%)
2 (4,8%)
1. Rendah 1 (2,4) 1 (2,4)
2. Normal 10 (23,8) 5 (11,9) 15 (35,7%)
3. Tinggi 5 (11,9) 20 (47,6) 25 (59,5%)

Total 16 (38,1) 26 (61,9) 42 (100%)

Corelated Coefisient = ,434 Sig. (2-tailed) = ,004 α= 0,05

(Sumber : Data Sekunder Rekam Medik RSUD Mardi Waluyo)

Berdasarkan hasil analisa data dengan Kota Blitar tahun 2019. Dengan nilai
menggunkan uji Spearman rank coefficient corelation sebesar r = ,434,
didapatkan hasil nilai ρ value = ,004< α= dengan makna arah korelasi positif, dan
0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. nilai kekuatan hubungan sedang, maka
Berarti ada hubungan antara Mean Arterial adanya hubungan antara nilai MAP dengan
Pressure terhadap mortalitas pada pasien mortalitas.
cedera kepala di RSUD Mardi Waluyo
.

PEMBAHASAN Pengukuran dengan GCS dapat


1. Glasgow Coma Scale Pada pasien menunjukkan tingkat berfungsinya otak
cedera Kepala di RSUD Mardi sebagai pusat kontrol tubuh dan
sebagai tolak ukur tingkat keparahan
Waluyo Kota Blitar tahun 2019
pada pasien cedera kepala (Ting et al,
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD 2010).
Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2019. Berdasarkan hasil ini menunjukkan
Dari 42 pasien cedera kepala yang bahwa tingkat kesadaran pasien yang
menjadi responden menunjukkan hampir setengahnya (31%) responden
bahwa hampir setengahnya (31,0%) memiliki tingkat kesadasaran stupor.
responden mengalami tingkat Hal ini diperkuat oleh Nustarhfiroh,
kesadaran stupor sebanyak 13 orang dkk (2018) menunjukkan bahwa cedera
responden. kepala berhubungan dengan fungsi
Penilaian kesadaran dengan serebral yang dapat mempengaruhi
menggunakan Glasgow Coma Scale kesadaran. Apabila kerusakan dari
(GCS) menunjukkan bahwa terdapat Asending Reticular Activiting System
hubungan antara skor GCS dengan (ARAS) yang parah dapat
mortalitas pada pasien cedera kepala. mengakibatkan tingkat kesdaran
Penelitian yang dilakukan Tude Melo, semakin menurun dan akan
dkk (2010) tentang mortalitas pada mempengaruhi tingkat keparan cedera
pasien cedera kepala menunjukkan kepala.
hasil bahwa terdapat hubungan 2. Mean Arterial Pressure Pada pasien
antaraskor GCS <5 dengan mortalitas.
Skor GCS pada saat masuk rumah sakit cedera kepala di RSUD Mardi
juga memiliki nilai prognostik besar, Waluyo Kota Blitar tahun 2019
skor GCS kurang dari <5 memiliki Berdasarkan hasil penilitian di RSUD
prognosis mortalitas sebesar 85% atau Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2019
tetap dalam kodisi vegetatif. diperoleh hasil analisa data pasien
cedera kepala menunjukkan sebagian (61,9%) di RSUD Mardi Waluyo Kota
besar reponden memiliki nilai MAP Blitar Tahun 2019.
tinggi sebanyak 25 orang dengan Dari hasil penelitian ini menunjukkan
presentase (59,5%) dan terendah 2
bahwa sebagian responden (61,9%)
orang (4,8%) di RSUD Mardi Waluyo
Kota Blitar Tahun 2019. mengalami kematian. Hal ini diperkuat
oleh Ristanto et al., (2017)
MAP dapat mempengaruhi tingkat menunjukkan bahwa GCS dan tekanan
kematian pasien yang berkaitan dengan
darah berpengaruh pada mortalitas
perfusi otak. Tekanan perfusi otak
sangat dipengaruhi oleh tekanan intra pasien cedera kepala. Terjadinya
kranial dan MAP. Tekanan perfusi otak penurunan pada faktor tersebut dapat
yang adekuat dapat mencegah diikuti oleh peningkatan resiko
terjadinya komplikasi yang disebabkan mortalitas. Pada cedera kepala terdapat
oleh oksigenasi jaringan otak dan mekanisme patologis yang dapat
pefusi jaringan yang tidak adekuat. memperparah kondisi pasien, yaitu
Tekanan perfusi serebral yang adekuat
hipoksia cerebral yang dapat
dapat menjadi faktor penurunan tingkat
kematian dan meningkatkan survival menyebabkan kerusakan pada jarngan
rate (Haddad & Arabi, 2012). cerebral.
Menurut Sumarno et al., (2016), pada
Berdasarkan hasil penelitian ini
saat kondisi IGD melebihi kapasitas
menunjukkan bahwa sebagian besar
(59,5%) responden memliki nilai MAP tenaga dan peralatan, maka diperlukan
yang tinggi. Hal ini diperkuat oleh pengelompokan proiritas pasien untuk
penelitian Marc Leone, dkk (2015) menentukan tindakan yang tepat. Pada
menunjukkan bahwa nilai MAP dalam pengkajian awal pada saat pasien
rentang yang normal dapat datang ke IGD dapat digunakan
menggurangi komplikasi yang
sebagai prediktor mortalitas pada
diakibatkan oleh ketidak adekuatan
MAP pada pasien cedera kepala. pasien cedera kepala. Pada saat kondisi
Tekanan rerata arteri yang dipengaruhi IGD melebihi kapasitas tenaga dan
oleh tekanan darah akan berdampak peralatan, maka diperlukan
pada sirkulasi darah pasien terutama pengelompokan proiritas pasien untuk
sirkulasi darah ke otak. Jika hasil dari menentukan tindakan yang tepat.
penghitungan MAP rendah dapat 4. Hubungan antara Glasgow Coma
menyebabkan iskemia otak, dan jika
Scale dengan kejadian mortalitas
MAP terlalu tinggi dapat menyebabkan
serangan jantung. pada pasien cedera kepala di RSUD
Mardi Waluyo Kota Blitar tahun
3. Mortalitas pada pasien cedera kepal 2019
di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar Berdasarkan hasil penelitian di RSUD
Kota Blitar tahun 2019 Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Didapatkan hasil analisa data dengan
Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2019. menggunkan uji Spearman rank
Dari 42 pasien cedera kepala yang dengan hasil nilai ρ value = ,000< α=
menjadi responden menunjukkan, 0,05, maka Ho ditolak daan H1
responden yang mengalami mortalitas diterima. Berarti ada hubungan antara
sebanyak 26 orang dengan presentase Glasgow Coma Scale dengan
mortalitas pada pasien cedera kepala di
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar menggunkan uji Spearman rank
tahun 2019. Dan nilai coefficient dengan hasil nilai ρ value = ,004< α=
corelation sebesar r = ,622, dengan 0,05, maka Ho ditolak daan H1
makna arah korelasi positif, dan nilai diterima. Berarti ada hubungan antara
kekuatan hubungan kuat, maka Mean Arterial Pressure terhadap
semakin rendah tingkat kesadaran mortalitas pada pasien cedera kepala di
pasien maka angka kejadian mortalitas RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
pada pasien cedera kepala semakin tahun 2019. Dan nilai coefficient
tinggi. corelation sebesar r = ,434, dengan
Dari hasil penelitian ini didapatkan makna arah korelasi positif, dan nilai
bahwa hampir setengah responden kekuatan hubungan sedang, maka
(31%) mengalami kematian pada adanya hubungan antara nilai MAP
tingkat kesadaran stupor. Hal ini dengan mortalitas .
diperkuat oleh Richard et al., (2012) Dari hasil penelitian di atas
menunjukkan bahwa nilai GCS antatra menunjukkan bahwa hampir setengah
3-5 memiliki angka mortalitas lebih responden (47,6%) mengalami
besar. Gangguan pada fungsi fisiologis kematian dengan nilai MAP yang
saraf otonom yang dikarenakan tinggi. Hal ini diperkuat oleh Sumarno,
hematom pada intrakranial dapat dkk (2016) menunjukkan bahwa
mempengaruhi sistem respirasi, terdapat hubungan antara GCS dengan
gangguan kesadaran, dan gangguan mortalitas pada pasien cedera kepala.
hemodinamika tubuh. Pada pasien cedera kepala berat
Penilaian menggunakan GCS dapat berhubungan dengan mortalitas pada
menunjukkan tingkat berfungsinya otak rentang 72 jam perawatan. Nilai MAP
sebagai pusat koordinasi tubuh dan yang normal dapat meminimalkan
sebagai salah satu alat ukur untuk resiko komplikasi akibat ketidak
mengetahui keparahan tingkat cedera adekuatan MAP pada serebral yang
kepala pada pasien (Ting et al., 2010). dapat mengakibatkan terjadinya
Hasil penilaian GCS tergantung pada secondary taruma yang dapat
respon otak terhadap rangsang saraf menigkatkan resiko mortalitas.
aferen. Perubahan nilai GCS Perdarahan pada intraserebral dapat
dipengaruhi gangguan pada fugsi otak berpengaruh pada mortalitas. Nilai
atau pada batang otak yang MAP yang tinggi akan meningkatkan
mempengaruhi transport rangsang ke angka kematian pada pasien. Jika MAP
hemisfer serebrum (Irawan et al., 2010). awal saat masuk ke rumah sakit tinggi
dapat mengakibatkan prognosis yang
5. Hubungan antara Mean Arterial
buruk pada pasien (Sri, 2017).
Pressure dengan kejadian mortalitas
pada pasien cedera kepala di RSUD
KESIMPULAN
Mardi Waluyo Kota Blitar tahun
1. Glasgow Coma Scale (GCS) pada
2019 pasien cedera kepala di RSUD Mardi
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Waluyo tahun 2019 hampir
Mardi Waluyo kota Blitar tahun 2019. setengahnya mengalami tingkat
Didapatkan hasil analisa data dengan kesadaran stupor.
2. Mean Arterial Pressure (MAP) pada Waluyo tahun 2019 dengan r = 0,622
pasien cedera kepala di RSUD Mardi dan value = 0,00.
Waluyo tahun 2019 sebagaian besar 5. Ada hubungan antara Mean Arterial
memiliki nilai MAP tinggi. Pressure (MAP) dengan mortalitas
3. Angka mortalitas pada pasien cedera pada pasien cedera kepala RSUD
kepala cedera kepala di RSUD Mardi Mardi Waluyo tahun 2019 dengan r =
Waluyo tahun 2019 sebagaian besar 0,434 dan value = 0,004.
responden meninggal.
4. Ada hubungan antara Glasgow Coma
Scale (GCS) dengan mortalitas pada
pasien cedera kepala RSUD Mardi
SARAN dengan kejadian mortalitas pada pasien
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat cedera kepala.
meneliti faktor-faktor yang dapat
berpengaruh pada secondary trauma
pkes.go.id/sites/download/rkd2013/L
aporanRiskesdas2013
Marc Leone, Pierre Asfar, Peter
DAFTAR PUSTAKA Radermacher, Jean-Louis Vincent,
and C. M. (2015). Optimizing mean
Brain Injury Association of arterial pressure in septic shock: a
America.(2012). About Brain critical reappraisal of the literature.
Injury.Retrievedfrom Critical Care Journal, 19(1), 101.
http://www.biausa.org/Default.aspx? Martono, M. et al. (2016) ‘DETEKSI DINI
PageID=6783185&A=SearchResult DERAJAT KESADARAN
&SearchID=9620673&ObjectID=67 MENGGUNAKAN
83185&ObjectType=1. PENGUKURAN NILAI KRITIS
Dawodu, S.T (2015). Definition and MEAN ARTERY PRESSURE (
Pathophysiology: Detection of the Degree of
Overview,Epidemiology, Primary Awareness Using the Measurement
Injury.(2015). Retrieved from of Critical Value Mean Artery Pr ...
http://emedicine.medscape.com/articl NILAI KRITIS MEAN ARTERY
e/326510-overview on March14, PRESSURE ( Detection of the
2016 Degree of Awareness Using the
Hidajat, M., 2015. Hubungan Tekanan Measurement of Critical Value Mean
Rata-Rata Arteri Dengan Mortalitas Artery Pressure on Nursing Care )
Pasien Cedera Otak Berat Di Igd Keperawatan Politeknik Kesehatan
Rsud Dr. Iskak Tulungagung. Surakarta’, 11(August 2018). doi:
Healthcare Sciences . 10.20473/jn.V11I12016.73-78.
Irawan, H., Setiawan, F., Dewi, Dewanto Haddad, S. H., Arabi, Y.M., (2012).
G. 2010. Perbandingan glasgow "Critical care management of severe
coma Score dan revised trauma traumatic brain injury in adults."
score dalam memprediksi disabilitas Scandinavian Journal of Trauma,
pasien trauma kepala di RS. Atma Resuscitation and Emergency
Jaya. Majalah Kedokteran Indonesia. Medicine 20(12):15
Vol. 60. No. 10. Hemingway, H., Croft, P., Perel, P.,
Litbang, Depkes. (2013). Riskesdas: Hayden, J.A., Abrams, K., Timmis,
Prevalensi Cidera kepala nasional. A., (2013). Prognosis research
Retrievedfromhttp://www.litbang.de strategy (PROGRESS): A
Framework For Researching Clinical INTRASEREBRAL’, Jurnal Care,
Outcomes. BMJ ; 346, 1-11. 5(1), pp. 123–129.
Nustarhfiroh, Saragih, S. G. R. and Sumarno, Hidajat, M. and Rini, I. S. (2016)
Natalia, D. (2018) ‘Hubungan Antara ‘GLASGOW COMA SCALE
Glasgow Coma Scale Dan Tingkat (GCS), TEKANAN DARAH DAN
Mortalitas Pada Pasien Cedera KADAR HEMOGLOBIN
Kepala Dengan Lesi Perdarahan SEBAGAI PREDIKTAOR
Subarachnoid’, Jurnal Kesehatan KEMATIAN PADA PASIEN
Khatulistiwa, 4, pp. 588–596. CEDERA KEPALA’, Jurnal Ilmiah
Okasha, A., Fayed, A., & Saleh,A. (2014). Keperawatan, 12(3), pp. 132–143.
The FOUR Score Predicts Ting, Hsien-Wei, Chen, Ming-Shung,
Mortality,Endotracheal Hsieh, Yueh-Chun, & Chan, Chien-
Intubationand ICU Length of Stay Lung.2010. Good Mortality
After Traumatic Brain Injury. Prediction by Glasgow Coma Score
Neurocritical Care,21(3), 8 for Neurosurgical Patients. Journal of
Price, Sylvia A., & Wilson, L. . (2006). the Chinese Medical Association,
athofosiologi: Konsep Klinis Proses– 73(3), 139-143. doi:
Proses Penyakit. Jakarta: EGC. http://dx.doi.org/10.1016/S1726-
Ristanto, R. et al. (2017) ‘Akurasi Revised 4901(10)70028-9.
Trauma Score Sebagai Prediktor Tude Melo, JR., Rocco, FD., Blanot, S.,
Mortality Pasien Cedera Kepala’, pp. Oliveira-FFilho, JA., Meyer, P., &
76–90. Zerah, M. 2010. Neuro surgery:
Sri, H. (2017) ‘MEAN ARTERIAL Mortality in children with severe
PRESSURE (MAP) head trauma: Predictive factors and
BERHUBUNGAN DENGAN proposal for a new predictive scale,
KEJADIAN MORTALITAS PADA 67(6): 1542-1547.
PASIEN STROKE PERDARAHAN

Anda mungkin juga menyukai