Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

HUBUNGAN RESPIRATORY RATE (RR) DENGAN OXYGEN


SATURATION (SpO2) PADA PASIEN CEDERA KEPALA
Chuchum Sumiarty, Fajar Adhie Sulistyo

STIKes Wijaya Husada Bogor


Email : wijayahusada@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO) kecelakaan lalu lintas merupakan
penyebab kejadian kematian urutan kesebelas di seluruh dunia dan yang paling banyak terjadi pada
kecelakaan lalu lintas adalah cedera kepala yang menelan korban jiwa sekitar 1,25 juta manusia setiap
tahunnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan respiratory rate (RR) dengan oxygen saturation
(SpO2) pada pasien cedera kepala di Rumah Sakit PMI Kota Bogor tahun 2019.
Metode penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan Retrospektif dengan menggunakan uji
statistik kendall’s Tau dilaksanakan di Rumah Sakit PMI Kota Bogor pada tanggal 18 Agustus – 03
September 2019 dengan responden 33. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel
dengan total sampling, instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden, yang memiliki RR normal 12 responden
(36%), dan yang mengalami takipneu 21 responden (64%), sedangkan yang memiliki SpO2 normal 17
responden (52%), hipoksia 16 responden (48%). Hasil penelitian menggunakan uji statistik Kendall’s
Tau menunjukkan hasil P value (0,000) < α (0,05) dan nilai OR 27.500.
Kesimpulan pada penelitian ini terdapat hubungan Respiratory Rate (RR) dengan Oxygen Saturation
(SpO2) pada pasien cedera kepala.
Saran penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Rumah Sakit sebagai bentuk peningkatan mutu
pelayanan keperawatan kegawatdaruratan dalam menangani kasus Respiratory Rate (RR) dengan
Oxygen Saturation (SpO2) pada pasien cedera kepala.

Kata Kunci : Respiratory Rate (RR), Oxygen Saturation (SpO2), cedera kepala

CORRELATION RESPIRATORY RATE (RR) WITH OXYGEN SATURATION


(SpO2) THE CLIENTS HEAD INJURY
ABSTRACT
Background According to the World Health Organization (WHO) traffic accidents are the cause of
the eleventh death accidents worldwide and the most common occurrences of traffic accidents related
to fatalities are estimated at 1.25 million people each year.
Objective this study is the writer want to know the correlation between respiratory rate (RR) with
oxygen saturation (SpO2) on the client’s head injury at PMI hospital Bogor city in 2019.
Method Analytical observational with a retrospective approach using Kendall's Tau statistical test
was implemented at PMI Hospital Bogor city on 18 August - 03 September 2019 with 33 respondents.
This study used a sampling technique with total sampling, the instrument used the observation sheet.
Result shows that of 33 respondents, who have a normal RR 12 respondents (36%), and who have
takipneu 21 respondents (64%), while those who have a normal SpO2 are 17 respondents (52%),
hypoxia 16 respondents (48%). The results of the study used Kendall's Tau statistical test showing the
results of P value (0,000) <α (0.05) and OR value 27.500.
Conclusion in this study there is a correlation between Respiratory Rate (RR) with Oxygen Saturation
(SpO2) on client head injury.
Suggestion this research is expected being a suggestion for hospital as a form to improving the
quality of emergency nursing services in handling cases of Respiratory Rate (RR) with Oxygen
Saturation (SpO2) in head injury clients.

Keyword : Respiratory Rate (RR), Oxygen Saturation (SpO2), head injury

101
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

PENDAHULUAN cedera kepala. angka kejadian cedera


Cedera kepala adalah gangguan kepala di Indonesia sebesar 27% dari total
traumatik pada otak yang menimbulkan cedera yang dialami akibat kecelakaan
perubahan fungsi atau struktur pada lalu lintas (Ristanto et al., 2016).
jaringan otak akibat mendapatkan Sementara itu Kemenkes RI di provinsi
kekuatan mekanik eksternal berupa jawa barat tahun 2015 diperoleh informasi
trauma tumpul ataupun penetrasi yang sebanyak 24,5% penduduk mengalami
menyebabkan gangguan fungsi kognitif, cedera kepala akibat kecelakaan lalu
fisik maupun psikososial baik sementara lintas (RISKESDAS, 2018). Pada tahun
ataupun permanen. Cedera kepala 2017 di kota Bogor terjadi 529 kejadian
merupakan salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas dan pada tahun
kematian dan kecacatan akibat trauma 2018 meningkat sebanyak 182 kejadian.
di banyak negara berkembang, biaya Dari 711 kejadian kecelakaan lalu lintas
yang harus dikeluarkan baik secara tersebut, jumlah korban meninggal dunia
langsung maupun tidak langsung akibat sebanyak 410 orang, yang terdiri dari luka
kejadian cedera kepala untuk perawatan ringan seperti lecet-lecet sebanyak 377
korban dengan cedera kepala lebih dari orang dan luka berat yang sebagian besar
60,43 juta dollar per tahun (Finkelstein, mengalami cedera pada kepalanya
Corso and Miller, 2006) . sebanyak 296 orang (SATLANTAS
Menurut World Health Organization Polres Kota Bogor, 2018) .
(WHO) tahun 2016 kecelakaan lalu Bahaya atau komplikasi dari cedera
lintas merupakan penyebab kejadian kepala antara lain, penurunan kesadaran
kematian urutan kesebelas di seluruh hingga koma, kejang-kejang berulang
dunia dan yang paling banyak terjadi atau disebut juga epilepsi pasca trauma,
pada kecelakaan lalu lintas adalah kerusakan saraf yang dapat memicu
cedera kepala yang menelan korban jiwa kelumpuhan otot wajah hingga kerusakan
sekitar 1,25 juta manusia setiap indra penciuman, kerusakan pembuluh
tahunnya(Departemen Kesehatan RI, darah yang berpotensi stroke dan
2018). Angka kejadian cedera kepala di pembekuan darah, infeksi akibat bakteri
Indonesia sebesar 27% dari total cedera yang masuk diantara luka atau tulang
yang dialami akibat kecelakaan lalu patah jika tidak diobati akan menyerang
lintas. Kejadian cedera otak berat di sistem saraf yang menyebabkan penyakit
Indonesia antara 6 hingga 12% dari meningitis, pembendungan cairan otak
semua kasus cedera otak dengan angka dimana cairan serebrospinal berkumpul
kematian berkisar antara 25% hingga pada ruang ventrikel otak yang
37%. menimbulkan peningkatan tekanan otak,
Pengukuran keparahan trauma atau dan yang terakhir penyakit degenerasi
model prognosis adalah langkah yang otak meliputi demensia pugilistika
sangat penting untuk mendukung penyakit alzheimer dan penyakit
pengambilan keputusan klinis yang parkinson (Sastrodiningrat, 2006).
tepat, merencanakan strategi Faktor yang dapat mempengaruhi
pengobatan yang efektif dan efisien, terjadinya cedera kepala yaitu usia adalah
hemat waktu dan biaya serta dapat faktor yang kuat dalam mempengaruhi
mencegah kecacatan. Kematian pasien prognosa meningkatnya usia adalah faktor
102
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

independen didalam prognosa dan akan dan adanya hipoksemia (Budi, Maulana
terjadi peningkatan outcome buruk yang and Fitriyah, 2019).
bermakna pada usia >60 tahun, yang Adapun dampak jika tubuh
kedua yaitu mekanisme cedera yang kekurangan SpO2 yaitu nafas lebih
mempunyai beberapa pengaruh terhadap pendek (sesak nafas) sebagai respon paru-
prognosis, selanjutnya yaitu alkohol dan paru untuk meningkatkan kadar oksigen
efek obatnya kadar alkohol yang tinggi dalam darah, detak jantung lebih cepat
pada saat terjadi cedera kepala berat sebagai respon jantung untuk membantu
berhubungan dengan skor Skala Koma mengedarkan oksigen dalam darah
Glasgow (SKG) awal yang rendah dan keseluruh tubuh, nyeri dada karena tidak
memperburuk neuropsychologic menerima cukup oksigen, sakit kepala,
outcome dibandingkan dengan penderita hipoksebia yang lebih parah dapat
tanpa alkohol keadaan ini menunjukkan menyebabkan fungsi otak terganggu dapat
efek adiksi dari obat obatan terhadap membuat disorientasi detak jantung dan
neuropsychologic outcome, selanjutnya tekanan darah menurun dan dapat
yaitu skor Skala Koma Glasgow (SKG) menyebabkan koma atau kematian, dan
sebagai tolak ukur klinis yang yang terakhir pada sistem pernafasan
digunakan untuk menilai beratnya dapat menyebabkan frekuensi pernafasan
cedera. Dan yang terakhir yaitu atau disebut juga dengan respiratory rate
Hipotensi dan Hipoksia, hipotensi (RR) menjadi tidak teratur karena
biasanya disebabkan kehilangan darah kekurangan oksigen di dalam darah
karena cedera sistematik dan hipoksia (Ganz, 2011).
sistemik dapat terjadi karena apnea yang Respiratory Rate (RR) adalah jumlah
tiba-tiba atau karena pola pernafasan siklus pernafasan (inspirasi dan ekspirasi
abnormal lainnya,hipoksia disebut juga penuh) yang dihitung dalam waktu 1
suatu kondisi dimana jaringan tubuh menit atau 60 detik menurut Perry &
kekurangan oksigen dalam darah atau Potter. Frekuensi pernafasan merupakan
disebut juga saturasi oksigen (SpO2) salah satu komponen tanda vital, yang
(Ganz, 2011). bisa dijadikan indikator untuk mengetahui
Menurut Brooker (2015), SpO2 atau kondisi pasien, terutama kondisi pasien
oxygen saturation merupakan kritis. Frekuensi pernafasan merupakan
presentase hemoglobin (Hb) yang prediktor yang baik untuk mengetahui
mengalami saturasi oleh oksigen. outcome pasien cedera kepala, bersama
Observasi oxygen saturation dilakukan dengan tekanan darah sistolik. Namun,
untuk mencegah dan mengenali risiko hasil pengukuran RR dipengaruhi oleh
terjadinya hipoksia jaringan. Hipoksia banyak faktor, yaitu latihan atau olah
jaringan akan menyebabkan risiko raga, keadaan emosi (kecemasan/takut),
trauma sekunder pada jaringan otak polusi udara, ketinggian, obat-obatan
yang akan berakibat pada kematian (narkotik, amfetamin), suhu, gaya hidup,
pasien. Menurut Brooker, bacaan usia, jenis kelamin, dan nyeri akut(Ganz,
saturasi oksigen memiliki beberapa 2011).
faktor yang mempengaruhi, yaitu Tujuan penelitian ini adalah untuk
hemoglobin (Hb), sirkulasi, aktivitas, mengetahui hubungan Respiratory Rate
suhu tubuh, adanya hiperbilirubinemia, (RR) dengan Oxygen Saturation (SpO2)
103
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

pada pasien cedera kepala di Rumah PMI Kota Bogor tahun 2019.
Sakit PMI Kota Bogor tahun 2019.

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Tabel 1: Distribusi Frekuensi Distribusi
Desain penelitian ini adalah
frekuensi Respiratory Rate (RR)
observasional analitik penelitian yang Respiratory f (%)
hanya mengobservasi tanpa melakukan Rate (RR)
perlakuan terhadap obyek yang akan 1. Normal 12 36
diteliti. Serta menggunakan pendekatan 2. Takipneu 21 64
retrospektif adalah suatu penelitian
Total 33 100
berupa pengamatan tergadap peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi bertujuan Sumber: Data primer SPSS 21
untuk mencari faktor yang
berhubungan dengan penyebab Berdasarkan tabel 1 dari jumlah 33
(Notoatmodjo, 2018). Desain ini untuk responden didapatkan data bahwa yang
mengetahui adanya hubungan mengalami RR normal sebanyak 12
Respiratory Rate (RR) dengan Oxygen responden (36%) dan yang mengalami
Saturation (SpO2) pada pasien cedera takipneu sebanyak 21 responden (64%).
kepala di RS PMI Kota Bogor tahun
2019. Tabel 2 Distribusi frekuensi Oxygen
Penelitian ini dilakukan di Rumah Saturation (SpO2)
Sakit PMI Kota Bogor pada bulan
No Oxygen Frekuensi Persentase
Agustus- September tahun 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah Saturation (%)
semua pasien cedera kepala pada 3
(SpO2)
bulan terakhir yang berjumlah 33
pasien. Dengan cara pengambilan 1. Normal 17 52
sampel yaitu Total Sampling teknik 2. Hipoksia 16 48
pengambilan sampel dengan mengambil
seluruh populasi sebagai sampel Total 33 100
sehingga sampel dalam penelitian ini Sumber:Data primer SPSS 21
berjumlah 33 pasien.
Variabel penelitian ini terdiri dari Berdasarkan tabel 2 dari jumlah 33
Oxygen Saturation (SpO2) sebagai responden didapatkan data bahwa yang
variabel independen (bebas) dan mengalami SpO2 normal sebanyak 17
Respiratory Rate (RR) sebagai variabel responden (52%) dan yang mengalami
dependen (terikat). Pengolahan data dan hipoksia sebanyak 16 responden (48%).
analisa data menggunakan computer
program SPSS for windows seri 21.
Analisa terdiri dari analisa univariat dan
analisa bivariat, dimana analisa bivariat
menganalisis hubungan Respiratory
Rate (RR) dengan Oxygen Saturation
(SpO2) pada pasien cedera kepala di RS
104
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

Tabel 3 Hubungan Respiratory Rate sejalan dengan penelitian yang


(RR) dengan Oxygen Saturation dilakukan oleh M Rasjad Indra
(SpO2) “Hubungan antara RR terhadap
mortality pasien cedera kepala di RS
Saiful Anwar Malang Tahun 2016”
hasil penelitian menunjukkan dari 96
responden yang mengalami Takipneu
sebanyak 85 responden (88,5%).
Respiratory Rate (RR) adalah jumlah
siklus pernafasan (inspirasi dan
ekspirasi penuh) yang dihitung yang
dihitung dalam waktu 1 menit atau 60
detik, menurut Perry & Potter frekuensi
Sumber data primer SPSS 21
pernafasan merupakan salah satu
Hasil analisa bivariat hubungan komponen tanda vital, yang bisa
Respiratory Rate (RR) dengan Oxygen dijadikan indikator untuk mengetahui
Saturation (SpO2) pada pasien cedera kondisi pasien kritis (Budi, Maulana
kepala di Rumah Sakit PMI Kota Bogor and Fitriyah, 2019).
tahun 2019, didapatkan dari 33 Gangguan pada pola pernafasan atau
responden, terdapat 11 responden (33%) pada Respiratory Rate (RR) diantaranya
yang memiliki RR normal dan SpO2 yaitu : Bradipneu kecepatan
normal, 1 responden (3%) mengalami bernafas <16x/menit, Takipnea
RR normal dan SpO2 hipoksia, 6 pernafasan yang cepat dan dangkal
responden (18%) mengalami RR >20x/menit, selanjutnya Hiperpnea
takipneu dan SpO2 normal, dan 15 pernafasan cepat dan dalam, Apnea
responden (46%) mengalami RR pernafasan berhenti dapat menyerang
takipneu dan SpO2 hipoksia. orang-orang dari segala usia,
Hasil uji statistik dengan Kendall Hiperventilasi sesak nafas yang
Tau, didapatkan nilai P value = 0,000 diakibatkan dari kegagalan ventrikel
yang artinya p value <α (<0,05) dan kiri, Hipoventilasi pernafasan tampak
nilai OR 27.500. jadi hipotesis nol sulit dan tertahan terutama saat aspirasi,
ditolak dan hipotesis peneliti diterima. Pernafasan kussmaul nafas dalam yang
Sehingga ada hubungan Respiratory abnormal (cepat, normal, atau lambat),
Rate (RR) dengan Oxygen Saturation Pernafasan biok tidak terlihat pada
(SpO2) pada pasien cedera kepala di kerusakan otak bagian bawah dan
Rumah Sakit PMI Kota Bogor tahun depresi pernafasan, dan yang terakhir
2019. pernafasan Cheyne-Stokes pernafasan
cepat dalam yang bergantian dengan
periode apnea (Ganz, 2011).
PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi
a. Respiratory Rate (RR)
pengukuran Respiratory Rate (RR) yaitu :
Hasil penelitian menunjukkan
Usia, jenis kelamin, suhu tubuh, aktifitas.
bahwa dari 33 responden dapat
Adapun faktor yang dominan
diketahui 21 responden atau sebesar
mempengaruhi pengukuran Respiratory
64% mengalami takipneu. Hal ini
105
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

Rate (RR) yaitu : gaya hidup, status mengetahui saturasi oksigen di dalam
kesehatan, narkotika, ketinggian, dan tubuh yaitu pulse oximeter atau dikenal
polusi udara (Budi, Maulana and dengan pulse oximetry (Ganz, 2011).
Fitriyah, 2019). Hasil pengukuran saturasi oksigen
Hasil analisa yang dilakukan peneliti, dapat menunjukkan kondisi kesehatan
bahwa faktor yang dominan yaitu: Saturasi oksigen 95-100% normal,
mempengaruhi pengukuran Respiratory saturasi oksigen 90-94% hipoksia.
Rate (RR) pada pasien cedera kepala saturasi oksigen 85-89% hipoksia yang
yaitu suhu tubuh dan status kesehatan. serius, saturasi oksigen dibawah 85% atau
Pada pola pernafasannya sebagian ≤85% hipoksia kritis, saturasi oksigen
responden mengalami Takipneu 92% atau dibawah 92% pada pasien
(pernafasan yang cepat dan dangkal dengan penyakit pernafasan seperti
>20x/menit). Dari 33 responden influenza atau kesulitan pernafasan seperti
didapatkan 21 responden atau sebesar asma mengindikasikan dibutuhkannya
64% mengalami takipneu pada pasien oksigen tambahan, saturasi oksigen 92%
cedera kepala di RS PMI Kota Bogor. atau dibawah 92% pada pasien dengan
penyakit kronis seperti Penyakit Paru
b. Oxygen Saturation (SpO2) Obstruktif Kronik membutuhkan
Hasil penelitian menunjukkan pertimbangan lebih lanjut dari tenaga
bahwa dari 33 responden dapat medis untuk terapi oksigen jangka
diketahui 17 responden atau sebesar panjang (Budi, Maulana and Fitriyah,
52% memiliki SpO2 normal. Hal ini 2019).
sejalan dengan penelitian yang di Hasil analisa yang dilakukan peneliti,
lakukan oleh Dadang Supriadi Eka sebagian responden memiliki nilai
Putra “Hubungan antara SpO2 dengan SpO2 normal dengan nilai SpO2 95-
mortalitas pasien cedera kepala di RS 100%, dari 33 responden didapatkan 17
Saiful Anwar Malang tahun 2016”. responden atau sebesar 52% yang
hasil penelitian menunjukkan dari 96 memiliki nilai SpO2 normal.
responden yang memiliki nilai Oxygen
Saturation (SpO2) normal sebanyak c. Hubungan Respiratory Rate (RR)
73 responden (76%). dengan Oxygen Saturation (SpO2)
Menurut Brooker (2015), SpO2 atau Hasil analisa hubungan Respiratory
oxygen saturation merupakan Rate (RR) dengan Oxygen Saturation
presentase hemoglobin (Hb) yang (SpO2) pada pasien cedera kepala
mengalami saturasi oleh oksigen. didapatkan 33 responden, terdapat 15
Observasi oxygen saturation dilakukan responden (46%) mengalami takipneu dan
untuk mencegah dan mengenali risiko mengalami hipoksia pada pasien cedera
terjadinya hipoksia jaringan. Hipoksia kepala di Rumah Sakit PMI Kota Bogor
jaringan akan menyebabkan risiko tahun 2019.
trauma sekunder pada jaringan otak Hasil uji statistik dengan Kendall’s
yang akan berakibat pada kematian Tau, didapatkan nilai p value = 0,000
pasien (Budi, Maulana and Fitriyah, lebih kecil dari a (≤0,05) jadi hipotesis
2019). nol ditolak dan hipotesis peneliti diterima.
Alat ukur yang digunakan untuk Sehingga ada hubungan Respiratory Rate
106
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

(RR) dengan Oxygen Saturation (SpO2) pernafasan Cheyne-Stokes pernafasan


pada pasien cedera kepala di Rumah cepat dalam yang bergantian dengan
Sakit PMI Kota Bogor tahun 2019. periode apnea (Ganz, 2011).
Hal ini sejalan dengan penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi
yang dilakukan Riki Ristanto pengukuran Respiratory Rate (RR) yaitu
“Hubungan Respiratory Rate (RR) dan : Usia, jenis kelamin, suhu tubuh,
Oxygen Saturation (SpO2) pada pasien aktifitas. Adapun faktor yang dominan
cedera kepala di RS dr. Iskak mempengaruhi pengukuran Respiratory
Tulungagung Tahun 2017” hasil Rate (RR) yaitu : gaya hidup, status
penelitian menggunakan uji Korelasi kesehatan, narkotika, ketinggian, dan
Spearman’s Rho didapatkan p value polusi udara (Ganz, 2011).
(0,002) <0,05 yang artinya H0 di tolak Menurut Brooker, SpO2 atau oxygen
dan Ha diterima berarti ada hubungan saturation merupakan presentase
Respiratory Rate (RR) dan Oxygen hemoglobin (Hb) yang mengalami
Saturation (SpO2) pada pasien cedera saturasi oleh oksigen. Observasi oxygen
kepala (Ristanto and Zakaria, 2018) . saturation dilakukan untuk mencegah dan
Respiratory Rate (RR) adalah jumlah mengenali risiko terjadinya hipoksia
siklus pernafasan (inspirasi dan jaringan. Hipoksia jaringan akan
ekspirasi penuh) yang dihitung yang menyebabkan risiko trauma sekunder
dihitung dalam waktu 1 menit atau 60 pada jaringan otak yang akan berakibat
detik, menurut Perry & Potter frekuensi pada kematian pasien (Budi, Maulana and
pernafasan merupakan salah satu Fitriyah, 2019) .
komponen tanda vital, yang bisa Alat ukur yang digunakan untuk
dijadikan indikator untuk mengetahui mengetahui saturasi oksigen di dalam
kondisi pasien kritis(Rahayu, 2019). tubuh yaitu pulse oximeter atau dikenal
Gangguan pada pola pernafasan dengan pulse oximetry (Ganz, 2011).
atau pada Respiratory Rate (RR) Hasil pengukuran saturasi oksigen
diantaranya yaitu : Bradipnea dapat menunjukkan kondisi kesehatan
kecepatan bernafas <16x/menit, yaitu: Saturasi oksigen 95-100%
Takipnea pernafasan yang cepat dan normal, saturasi oksigen 90-94%
dangkal >20x/menit, selanjutnya hipoksia. saturasi oksigen 85-89%
Hiperpnea pernafasan cepat dan hipoksia yang serius, saturasi oksigen
dalam, Apnea pernafasan berhenti dibawah 85% atau ≤85% hipoksia kritis,
dapat menyerang orang-orang dari saturasi oksigen 92% atau dibawah 92%
segala usia, Hiperventilasi sesak nafas pada pasien dengan penyakit pernafasan
yang diakibatkan dari kegagalan seperti influenza atau kesulitan
ventrikel kiri, Hipoventilasi pernafasan seperti asma
pernafasan tampak sulit dan tertahan mengindikasikan dibutuhkannya
terutama saat aspirasi, Pernafasan oksigen tambahan, saturasi oksigen 92%
kussmaul nafas dalam yang abnormal atau dibawah 92% pada pasien dengan
(cepat, normal, atau lambat), penyakit kronis seperti Penyakit Paru
Pernafasan biok tidak terlihat pada Obstruktif Kronik membutuhkan
kerusakan otak bagian bawah dan pertimbangan lebih lanjut dari tenaga
depresi pernafasan, dan yang terakhir medis untuk terapi oksigen jangka
107
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

panjang (Ganz, 2011). diikuti dengan adanya kenaikan


Cedera kepala terjadi karena penggunaan energi dan metabolisme
beberapa hal diantaranya, bila trauma basal akan memicu kebutuhan oksigen
ekstra kranial akan dapat menyebabkan yang lebih tinggi dari kondisi normal.
adanya laserasi pada kulit kepala Berdasarkan pembahasan diatas,
selanjutnya bisa perdarahan karena pemeliti berpendapat Respiratory Rate
mengenai pembuluh darah. Perdarahan (RR) di pengaruhi oleh Oxygen
yang terjadi secara terus-menerus dapat Saturation (SpO2). Dari penelitian ini
menyebabkan hiperemi peningkatan terbukti bahwa jika terjadinya cedera
volume darah pada area peningkatan kepala, Respiratory Rate (RR) semakin
permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi meningkat dan Oxygen Saturation (SpO2)
arterial, semua menimbulkan akan menurun.
peningkatan isi intrakranial, dan
akhirnya peningkatan intrakranial SIMPULAN
(TIK), hipotensi dan menyebabkan Berdasarkan hasil penelitian
hipoksia (Budi, Maulana and Fitriyah, yang dilakukan mengenai Hubungan
2019) Respiratory Rate (RR) dengan Oxygen
Hipoksia yaitu rendahnya kadar Saturation (SpO2) pada pasien cedera
oksigen dalam jaringan tubuh sebagai kepala di RS PMI Kota Bogor Tahun
akibat dari rendahnya oksigen di udara. 2019 maka dapat diambil kesimpulan
Hipoksia dapat memiliki efek buruk sebagai berikut:
pada jaringan tubuh, karena kurangnya 1. Diketahui distribusi frekuensi
kadar oksigen dalam jaringan akan Respiratory Rate (RR) pada pasien
menganggu proses biologis penting cedera kepala di RS PMI Kota Bogor
dalam jaringan tubuh. Dan akan Tahun 2019 dari 33 responden
menyebabkan frekuensi pernafasan sebagian besar mengalami Takipneu
(Respiratory Rate) menjadi tidak teratur sebanyak 21 responden atau sebesar
dan sesak nafas karena kekurangan 64% dari total keseluruhan responden.
oksigen di dalam jaringan. Jika 2. Diketahui distribusi frekuensi Oxygen
frekuensi pernafasan meningkat maka Saturation (SpO2) pada pasien cedera
menunjukkan bahwa adanya penurunan kepala di RS PMI Kota Bogor Tahun
saturasi oksigen karena terjadinya 2019 dari 33 responden diketahui
hipoksia atau kekurangan oksigen di sebanyak 17 responden atau sebesar
dalam jaringan tubuh. Semakin tinggi 52% miliki SpO2 normal dengan nilai
nilai RR maka menunjukkan semakin 95-100%.
rendahnya SpO2, upaya tersebut 3. Hasil uji statistik dengan Kendall Tau,
merupakan pertanda tubuh sedang didapatkan nilai p value = 0,000 yang
melakukan mekanisme kompensasi artinya p value < α (<0,05), jadi
yang bertujuan untuk mempertahankan hipotesis nol di tolak dan hipotesis
perfusi jaringan cerebral. Adanya peneliti di terima. Sehingga ada
kerusakan jaringan otak akan memicu Hubungan Respiratory Rate (RR)
terjadinya gangguan sistemik yang dengan Oxygen Saturation (SpO2)
salah satunya berupa hipermetabolisme pada pasien cedera kepala di RS PMI
pada jaringan otak. Cedera otak yang Kota Bogor Tahun 2019. Dapat
108
Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020
Hal 101-109; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-4113

disimpulkan bahwa ketika terjadinya practitioners’, Journal of Neurosciences


cedera kepala Respiratory Rate (RR) in Rural Practice. doi: 10.4103/0976-
akan meningkat dan Oxygen 3147.83596.
Notoatmodjo (2018) ‘Metodologi
Saturation (SpO2) akan menurun.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.’, Notoatmodjo, S. (2018).
SARAN Metodologi Penelitian Kesehatan.
1. Bagi STIKes Wijaya Husada Bogor Jakarta: Rineka Cipta.
Rahayu, L. P. et al (2019) ‘The Risk Factor
Diharapkan dapat menjadi bahan
of Recurrence Stroke among Stroke and
bacaan dan menambah wawasan bagi Transient Ischemic Attack Patients in
mahasiswa dan dosen ilmu Indonesia’, KnE Life Sciences, 2019,
keperawatan yang berkaitan dengan pp.87–97.
respiratory rate (RR) dan oxygen RISKESDAS (2018) ‘Riset Kesehatan
saturation (SpO2) pada klien cedera Dasar 2018’, Kementrian Kesehatan
kepala. Republik Indonesia.
Ristanto, R. et al. (2016) ‘Akurasi revised
2. Bagi Rumah Sakit PMI Kota Bogor
trauma score sebagai prediktor mortality
Diharapkan dapat meningkatkan pasien cedera kepala’, Jurnal Kesehatan
mutu pelayanan keperawatan Hesti Wira Sakti, 4(2), pp. 76–90.
kegawatdaruratan dalam Ristanto, R. and Zakaria, A. (2018)
menangani kasus Respiratory Rate ‘Hubungan Respiratory Rate (RR) dan
(RR) dengan Oxygen Saturation Oxygen Saturation (SpO2) Pada Klien
(SpO2) pada klien cedera kepala. Cedera Kepala’, Jurnal Kesehatan Hesti
Wira Sakti.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sastrodiningrat, A. G. (2006) ‘Memahami
Diharapkan bisa dilakukan faktor-faktor yang mempengaruhi
penelitian lebih lanjut dengan prognosa cedera kepala berat’.
metode Case Control dan variabel SATLANTAS Polres Kota Bogor (2018)
yang berbeda. Kecelakaan Lalu Lintas, Polres Kota
Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, D. B. S., Maulana, R. and Fitriyah,
H. (2019) ‘Sistem Deteksi Gejala
Hipoksia Berdasarkan Saturasi
Oksigen Dengan Detak Jantung
Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis
Arduino’, Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer.
Departemen Kesehatan RI (2018)
‘Tingkatkan Kapasitas Pencegahan
Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan
Raya’.
Finkelstein, E., Corso, P. S. and Miller, T.
R. (2006) The incidence and economic
burden of injuries in the United States.
Oxford University Press, USA.
Ganz, J. C. (2011) ‘Head injury
management guidelines for general
109

Anda mungkin juga menyukai