Anda di halaman 1dari 11

Demonstrasi kontekstual topik 1

Kelompok 4 (Biologi A)
1. Nur Aini
2. Nurnila Lutfiyah
3. Risky Suci Pratiwi
4. Rita Setianingsih
5. Risma Yanti
6. Shely Rozalia Intan
Pemahaman & Pengembangan Peserta Didik
1. Bagaimana penjelasan teori behavioristik, teori sosial kognitif,
dan teori konstruktivisme dikelas?
• Teori behavioristik : Guru memberi stimulus dan peserta didik
merespon yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dikelas
• Teori sosial kognitif : Teori sosial berhubungan dengan interaksi antar
peserta didik sedangkan kognitif adalah pengetahuan/materi kontennya
bisa melalui uji pretest dikelas.
• Teori kontruktivisme : Teori yang membangun pengetahuan (kognitif)
dengan mengajukan LKPD atau mengamati video.
2. Model pembelajaran apa saja yg menggunakan prinsip
konstruktivisme? Jelaskan!
1. Model discovery learning seperti didalam link video dibawah ini :
https://drive.google.com/file/d/1zhKT3v2ml-e1Eusm-
JhCZAPh2BXda7NC/view?usp=share_link dari hasil pengamtan vdo didapatkan bahwa:
• Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif
(virus). Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan
para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata (guru
melibatkan terjadinya covid yg melanda Indonesia tahun 2020 dan pasti ada hubungannya
dengan materi virus).
• Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu
kepada siswa untuk merespons (dengan membentuk kelompok). Cara-cara guru
mengajukan pertanyaan dan cara siswa merespons atau menjawabnya akan mendorong
siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan atas informasi
yang diterimanya.
Lanjutan…
• Guru kemudian membantu siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-
pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama. Nah,
dalam proses ini masuk kedalam teori belajar kognitifisme yaitu teori belajar yg
menekankan pada pengetahuan, dimana para siswa yang merumuskan pertanyaan-
pertanyaan (merinci dan menjelaskan apa saja struktur2 virus, uraikan replikasi virus)
yang ada didalam LKPD yang guru bagikan dan kemudian menganalisis serta
menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar
mereka sendiri serta menjadi pemecah masalah (problem solvers).
• Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking). Guru yang
menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk
mampu menjangkau hal–hal yang berada di balik respons faktual yang sederhana
(tadi guru bertanya cara virus bereplikasi). Guru mendorong siswa untuk
menghubungkan dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi
dan mempertahankan gagasan atau pemikirannya.
Lanjutan….
• Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi. Jika
diberi kesempatan untuk menyusun berbagai macam prediksi, sering kali siswa
menghasilkan hipotesis tentang informasi maupun kejadian yang sedang dialaminya. Guru
yang menerapkan konstruktivisme dalam pembelajaran memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk menguji hipotesis mereka, terutama melalui diskusi kelompok
dan pengalaman nyata. (siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok Bersama
kelompok lain)
• Yang didapatkan dari teori belajar kontruktivisme siswa terlibat secara aktif dalam dialog
atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya. Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi
sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah
atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk
mengemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan orang lain, maka
mereka akan mampu membangun pengetahuan sendiri yang didasarkan atas pemahaman
sendiri. Jika merasa nyaman dan aman untuk mengemukakan gagasan-gagasan mereka,
maka dialog yang sangat bermakna akan tercipta di dalam kelas.
2. Model problem learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah. PBL merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Kreatifitas siswa
sangat ditonjolkan. Siswa secara aktif dan bertanggung jawab dalam menjawab masalah-
masalah yang diberikan dengan cara berdiskusi aktif dengan teman sejawat dan
melakukan percobaan-percobaan. Berikut ini langkah-langkah untuk
menerapkan problem based learning.
• Orientasi Siswa pada Masalah
• Mengorganisasi Siswa untuk Belajar
• Membimbing Penyelidikan Individual dan Kelompok
• Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
• Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah
3. Buatlah Rencana Motivasi Peserta Didik!
a. Tania, 7 tahun, memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses

Jawab: Tania masih jenjang SD kelas 2 masuk kedalam pola pikir fixed mindset. Caranya yaitu dengan
mengajak tania untuk lebih intens dalam berkomunikasi sehingga mereka akan nyaman dan mau
bercerita tentang semua hal kepada kita setelah nyaman dengan kita kita bisa mulai mencari tahu apa
keinginan tania tersebut misalnya seperti ingin mainan, pengen liburan, atau pengen menonton kartun
atau film hal tersebut bisa menjadi kunci kita untuk memotivasi tania. Seperti untuk kemampuan rendah
tania, kita bisa memberikan hadiah untuk memicu semangat belajar nya sehingga kemampuan dan
informasi yang dia miliki dapat meningkat seiring waktu, saat dia bersemangat belajar maka informasi
yang dia miliki semakin banyak dan akan menimbulkan keingintahuan yang besar dalam dirinya yang
seiring waktu akan membuatnya tertarik akan suatu hal atau profesi yang bisa menjadi cita-cita nya
kelak. Saat dewasa misalnya saat dia tertarik menonton kartun tentang dokter bisa menimbulkan
keinginan tania untuk menjadi dokter.
b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat
tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat
Jawab: Samuel jenjang SD kelas 5 masuk kedalam pola piker fixed mindset. Caranya yaitu
dengan mengajak Samuel untuk berbicara lebih dekat agar kita bisa mencari tahu hal apa
yang paling Samuel takutkan untuk gagal, setelah itu kita mengetahui apa hal yang
menyebabkan munculnya rasa takut untuk gagal dalam diri Samuel, kita bisa membantu
Samuel untuk lebih berani dalam menghadapi keadaan jika suatu saat harus mengalami
kegagalan di dalam hidupnya, karena tidak ada jalan hidup seseorang yang selalu berjalan
dengan lancar atau mulus tanpa sebuah rintangan sambil kita menceritakan contoh-contoh
orang yang sudah sukses seperti Mark Zuckerberg pun sempat mengalami kegagalan, namun
dia tidak menyerah dan terus berusaha sampai akhirnya dia bisa sukses karena kegagalan
merupakan bagian dari proses perjalanan hidup kita yang memberikan kita banyak pelajaran,
selain itu kita juga menanamkan sebuah pola pikir kepada Samuel bahwa belajar merupakan
hal yang sangat penting untuk bisa menggapai keinginan kita dan belajar tidak hanya dari
hal yang disampaikan oleh guru saja tetapi juga bisa dari kegagalan yang kita alami
C. Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan temannya.

Jawab: Sandra jenjang SMP kelas 7 masuk kedalam pola pikir fixed mindset. Caranya yaitu
dengan mengajak Sandra untuk berbicara berdua dan berbicara secara santai agar sandera merasa
seperti berbicara dengan temannya, secara perlahan kita mengajak Sandra untuk bercerita
bagaimana perasaan dia tentang suasana kelas saat pembelajaran dan tentang teman-temannya di
kelas, sehingga kita bisa mendapatkan informasi alasan mengapa dia meremehkan keterampilan
teman-temannya, apakah karena dia pernah dijahili atau dia pernah ditertawai karena suatu hal, dan
akibatnya Sandra tidak menyukai mereka dan menganggap keterampilan teman-temannya itu di
bawah dia. Setelah mengetahui alasannya maka kita bisa menasehati Sandra bahwa mungkin
teman-temannya saat itu tidak bermaksud serius dan mungkin bermaksud untuk bisa lebih akrab
dengan Sandra, serta apabila teman-teman kelasnya ada salah dengan Sandra kita meminta mereka
untuk meminta maaf kepada Sandra, dan menasehati mereka agar tidak melakukan hal tersebut
lagi. Selain itu kita juga bisa memberikan soal latihan untuk Sandra dan teman-temannya untuk
menunjukkan kepada Sandra bahwa teman-temannya juga memiliki kemampuan yang tidak kalah
dengan Sandra, melalui hasil dari soal latihan tersebut serta kita juga bisa menambahkan ice
breaking di tengah pembelajaran dengan mengajak bermain para siswa untuk mengakrabkan
Sandra dan teman-temannya yang lain dan membuat Sandra mau membuka diri untuk berteman
dengan teman-temannya.
d. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)
Jawab: Caranya yaitu dengan mengajak Robert berbicara secara santai mungkin saat jam
istirahat sehingga Robert merasa santai seakan berbicara dengan temannya setelah sudah
akrab dengan Robert maka kita bisa menggali informasi mengenai apa yang membuat dia
kurang berminat di kelas apakah karena tidak menyukai guru yang mengajar nah maka kita
bisa membantu untuk membuat guru yang tidak disukainya agar bisa disukai seperti
membantu merubah hal yang tidak disukai Robert dari guru tersebut misalnya Robert tidak
suka guru tersebut karena suka marah maka kita bisa minta tolong pada guru yang
bersangkutan untuk bisa menahan emosinya serta kita bisa menasehati Robert bahwa guru
marah itu pasti ada alasannya dan itu juga untuk kebaikan para siswa terutama si Robert
kemudian tidak memahami materi yang diajarkan nah maka kita bisa menggunakan model
dan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya yang bisa lebih mudah untuk
dipahami oleh Robert dan teman-teman kemudian tidak menyukai mata pelajaran yang
diajarkan maka guru bisa melakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang
berbeda-beda agar membuat robek tertarik untuk belajar mata pelajaran tersebut dan cara
yang terakhir ada masalah di dalam kelas maka guru bisa membantu mencari tahu masalah
apa yang mengganggunya dan mencarikan solusi untuk mengatasinya misalnya tidak
menyukai posisi tempat duduknya kita bisa menukar posisi tempat duduknya
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai