Anda di halaman 1dari 15

KONSEP BELAJAR DAN TEORI BELAJAR

TOPIK 1 (DEMONSTRASI
KONTEKSTUAL)
PEMAHAMAN TENTANG
PESERTA DIDIK DAN
PEMBELAJARANNYA

KELOMPOK 4

PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2 TAHUN 2022


NC X
OUTLINE
III. Gambaran
rencana
meningkatkan
motivasi

II. Model
pembelajaran
(konstruktivisme)

I. Penerapan teori
Behavioristik: Belajar berdasarkan lingkungannya (pembelajaran
berdiferensiasi)

Beberapa kegiatan di kelas yang dapat dikategorikan sebagai penerapan


teori belajar behavioristik antara lain:
1. Guru harus menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap.
Dimulai dari materi sederhana sampai kompleks.
2. Guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi selama
mengajar.
3. Saat guru melihat ada kesalahan, baik pada materi maupun pada
siswa maka guru akan segera diperbaiki.
4. Guru memberikan banyak drilling dan latihan agar terbentuk
perilaku atau pembiasaan seperti yang diinginkan.
5. Evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
6. Guru dituntut memiliki kemampuan memberikan penguatan
(reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.
Sosial-Kognitif : Pembelajaran yang menitikberatkan apa yang dilihat
dan diaplikasikan kedalam dirinya

Beberapa kegiatan di kelas yang dapat dikategorikan sebagai penerapan teori


belajar sosial-kognitif:
• Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan
jurnal atau laporan harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
• Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa
untuk menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa
lainnya untuk mengajukan pertanyaan.
• Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk
mengembangkan cara berpikir kritis.
• Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang
mereka miliki.
• Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide
bisa terhubung.
• Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan
visualisasi dan permainan dalam menyampaikan materi.
Teori konstruktivisme: belajar dari pengalaman (adanya
kesadaran atau inisiatif yang muncul dalam diri).

Penerapan teori konstruktivisme dalam pembelajaran:


1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar.
2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan
beberapa waktu kepada siswa untuk merespons.
3. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking).
4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru
dan siswa lainnya.
5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong
terjadinya diskusi.
6. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan
materi-materi interaktif.
Problem
Based Kooperatif
Learning learning

Discovery Iquiry
Learning Learning
Model pembelajaran ini menekankan pada
penyelesaian masalah secara ilmiah. Dalam
bahasa Inggris model pembelajaran ini biasa
disebut dengan Problem based learning.

Problem Based Learning


Rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis
sehingga mereka dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai
wujud adanya perubahan perilaku

Discovery Learning
Dengan model pembelajaran ini, siswa akan
belajar secara berkelompok untuk mencapai
tujuan dari sebuah pembelajaran tertentu.

Kooperatif Learning
Model pembelajaran ini untuk mendorong siswa
untuk menemukan jawaban dari masalah yang
dihadapi. Sehingga dalam proses
pembelajaran, siswa dituntut untuk mau
berpikir secara kritis dan analitis.

Inquiry Learning
Tania, 7 tahun, memiliki
kemampuan rendah dan
keinginan yang rendah
untuk sukses

Cara untuk meningkatkan motivasi Tania :


Melakukan penedekatan kepada Tania dengan
menekankan pengertian bawa setiap anak memiliki
keunikannya masing-masing
Memberikan contoh yang baik yang patut diteladani
mulai dari hal-hal kecil seperti mengekspresikan sebuah
cita-cita, belajar dll.
Memberikan rasa empati serta pujian terhadap hal-hal
baik yang dilakukan Tania sembari memberikan motivasi.
Memberikan perhatian khusus terhadap Tania seperti
memberikan lingkungan belajar yang baik serta
mendukung
Samuel, 10 tahun,
yang bekerja keras untuk
menjaga harga dirinya
pada tingkat tinggi, tetapi
memiliki rasa takut akan
gagal yang kuat
Setiap individu pasti memiliki rasa takut, namun semua itu dapat di
kendalikan dengan adanya dorongan dan motivasi dari orang lain seperti
guru dan orangtua. Peran guru sangat penting bagi siswa dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa terutama pada samuel yang
anaknya bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi,
tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat, jangan sampai samuel
kehilangan motivasi belajarnya karena rasa takut tersebut, beri dia
penguatan, semangat dan dorongan agar samuel terus dapat
mengembangkan kemampuan dan kemauan nya dalam belajar.

Cara untuk meningkatkan motivasi belajar Samuel :


Melakukan pendekatan kepada Samuel secara personal buat samuel
merasa nyaman agar terjadi interaksi yang baik.
Cari tahu kendala apa yang dihadapi Samuel di dalam kelas.
Setelah guru sudah mengetahui permasalahan samuel, guru memberikan
stimulus suatu permasalahan kepada samuel , samuel menyelesaikan
masalah.
Beri respon dan masukan yang baik terhadap apa yang telah samuel
kerjakan, jangan takut akan gagal, beri pengutan, dorongan, masukan
dan motivasi belajar agar samuel terus dapat mengembangkan
kemampuan dan kemauan nya dalam belajar.
Sandra, 13 Tahun, yang
Tenang Di Kelas Dan
Meremehkan
Keterampilan Mereka

Permasalahan yang dialami oleh siswa yang bernama


Sandra berusia 13 Tahun yang memiliki sifat tenang
didalam kelas dan meremehkan keteerampilan mereka,
strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar sandra
dibawah ini :

Melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada siswa


(sandra) apakah ada permasalahan dirumah atau
dilingkunan tempat tinggalnya, ditahap ini kita bisa
menelaah apakah sifat tenang dalam belajar dan
meremehkan kemampuan keterampilan teman temannya,
Di sinilah dibutuhkan kejelian seorang guru yang sewaktu-
waktu bisa berperan sebagai “sahabat” bagi siswa.
Luangkan waktu untuk menyelami dan mendengar suasana
hati siswa dan mulai menelaah lagi sifat tenang ini
bagaimana cara membuat dia mempunyai rasa takut.
Robert (16 tahun), Sedikit
minat di sekolah, Tinggal
dengan bibi (orangtua tidak
bisa dihubungi)

Cara memotivasi :
Dilakukan pendekatan secara personal dan bertanya tentang kendala apa yang
dihadapi Robert di kelas.
Buat situasi dan kondisi senyaman mungkin sehingga robert tidak merasa risih
ketika diberikan motivasi
Memposisikan diri sebagai pengganti orang tua Robert di sekolah sehingga dia
tidak kehilangan sosok orang tua.
Mencoba berbicara dengan wali Robert tentang keadaan anak terbebut di sekolah
dan mencoba memberikan l=pengarahan agar lebih memberi perhatian terhadap
proses pembelajaran Robert karena beliau adalah satu2nya keluarga terdekat.

Mencoba membantu Robert dengan cara mengarahkan kepada salah satu siswa
yang paling aktif di kelas dan memiliki kepribadian yang menyenangkan agar
Robert tidak merasa sendirian di kelas dan akhirnya memiliki teman.
Mengarahkan kepada teman sekelas Robert agar membantu Robert jika dia
mengalami kendala pada setiap kegiatan belajarnya.
Rutin memantau keaktifan Robert di kelas pada setiap mata pelajaran.
Menyarankan Robert melakukan aktifitas yang di gemarinya agar bakat dan
minatnya terasah dan dapat unggul di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai