Anda di halaman 1dari 3

1.

a) Penerapan Teori Behavioristik dalam Proses Pembelajaran


1) Menentukan tujuan pembelajaran dalam bentuk SK dan KD serta indikator
pencapaian.
2) Menentukan materi pelajaran yang akan diberikan.
3) Merinci materi menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk pokok bahasan, sub pokok
bahasan, dan sebagainya.
4) Memberikan stimulus.
5) Adanya aktivitas memberikan hadiah dan hukuman.
b) Penerapan Teori Sosial-Kognitif dalam Proses Pembelajaran
1) Mengaitkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
2) Menggunakan alat pemusat perhatian
3) Menghubungkan pesan pembelajaran yang sedang dipelajari
4) Menggunakan music
5) Menciptakan suasana riang
c) Penerapan Teori Konstruktivisme dalam Proses Pembelajaran
1) Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar
2) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu
kepada siswa untuk merespons
3) Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya

2. Model-model Pembelajaran Berdasarkan Teori Konstruktivisme


 Jigsaw
 Project Based Learning
 Discovery

3. Meningkatkan motivasi siswa dengan beberapa contoh kasus


a) Tania, 7 Tahun. Memiliki kemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk sukses.
Motivasi yang diberikan:
Menggunakan teori belajar behavioristik yaitu kita memberikan stimulus kepada siswa
kemudian siswa memberikan sebuah respon. Apabila siswa bisa melakukan respon
dengan baik maka kita bisa memberi sebuah reward.
b) Samuel, 10 tahun. Anak yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat
tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat.
Motivasi yang diberikan:
Melakukan pendekatan sosial-emosional terlebih dahulu, kita tanyakan apa penyebab ia
memiliki rasa takut akan gagal yang kuat, dapat juga memberikan pemahaman serta
motivasi bahwa tiada kata gagal dalam belajar, semua hasil yang kita terima adalah
sebuah bentuk pembelajaran. Kita bisa menggunakan teori belajar sosial-kognitif kepada
Samuel dengan memberikan salah satu contoh yaitu, Thomas Alfa Edison sang penemu
lampu pijar, ia mengalami 999 kali kegagalan dan pada percobaan ke 1000 dia baru
berhasil. Carilah hikmah dari setiap kegagalan, jadikan kegagalan sebagai pembelajaran
dan motivasi agar kita dapat menjadi lebih baik lagi.
c) Sandra, 13 Tahun. Yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka.
Motivasi yang diberikan:
Melakukan pendekatan kepada Sandra. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui apa
yang membuat Sandra tenang di kelas dan tidak aktif. Selain itu, kita bisa mencari tahu
informasi kepada keluarga atau teman terdekatnya untuk mengetahui factor penyebabnya.
Kita melakukan pendekatan dengan cara berbicara empat mata dengan Sandra untuk
mencari tahu penyebabnya, memberikan pemahaman supaya bisa menghargai teman.
Setelah melakukan pendekatan, Ketika proses pembelajaran di kelas kita memberikan
contoh kepada Sandra bagaimana caranya menghargai teman dan manfaat Ketika
menghargai teman.
d) Robert, 16 Tahun. Yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tingal
Bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya)
Motivasi yang diberikan:
Terus memberikan motivasi positif dan guru juga berkomunikasi dengan bibinya Robert
agar di rumah bibi bisa memberikan motivasi dan di sekolah guru memberikan motivasi.
Perhatikan kondisi fisik dan psikis anak apakah ia sudah dalam kondisi siap belajar?
Anak siap belajar jika keadaan fisik dan psikis dalam kondisi yang baik. Hindari
membandingkan siswa dengan siswa lain, guru tidak jarang membandingkan siswa
dengan siswa lainnya. Padahal, tak semua siswa bisa menerima ucapan tersebut. Mulailah
meminimalisir perkataan tersebut dan berikan motivasi untuk siswa yang malas belajar.

Anda mungkin juga menyukai