Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok System Thinking

Sendy Y. Samarani Dachi Rio Pratama Osmond Manurung Chandra Martin Bakara

Sukses Di Program MM Wijawiyata Manajemen 69

Model Mental Yang Tidak Efektif : 1. Sendy Y. Samarani Dachi 1.1. Mindset yang Tidak Efektif Saya tidak bisa mendapat nilai yang maksimal untuk setiap mata kuliah yang berhubungan dengan bahasa inggris.

1.2.

Tindakan Saya akan merasa sangat stress jika saya harus membaca referensi yang

menggunakan bahasa inggris sehingga cenderung berhenti membaca. Sebagai solusi, saya selalu mencari dan membaca versi bahasa Indonesianya.

1.3.

Pendalaman mengapa tindakan itu dilakukan Saya melakukan tindakan itu karena saya mempunyai pengalaman ketika saya

kecil yaitu ketika mendapatkan pelajaran bahasa inggris. Guru bahasa inggris saya menyuruh saya mempelajari sebuah kalimat berbahasa inggris dan meminta saya untuk memahaminya. Karena saya tidak bisa memahaminya, maka saya dicemooh oleh guru saya dan mendapatkan kontak fisik sehingga saya trauma.

1.4.

Asumsi dasar yang mendasari dan memandu tindakan itu Dari pengalaman pengalaman yang saya alami sebelumnya tentang bahasa

inggris, maka saya berasumsi bahwa saya tidak akan bisa belajar bahasa inggris khususnya dalam hal non verbal dan saya akan sial jika berusaha melalui itu.

1.5.

Cara memperluas model mental Untuk mengatasi model mental tersebut, saya harus merubahnya dengan

beranggapan bahwa sebenarnya saya bukannya tidak bisa berbahasa inggris karena pada dasarnya saya itu bisa dalam berbicara bahasa inggris.

2. Rio Pratama 2.1. Tindakan yang menghambat Saya sungkan untuk memberi masukan kepada dosen mengenai cara mengajar. Misalnya apabila dosen menyampaikan materi terlalu berorientasi pada penerapan di lapangan dibandingkan teorinya, saya tidak berani untuk memberi saran kepada dosen yang bersangkutan secara langsung dan perhatian saya terhadap pengajaran dosen tersebut menjadi berkurang karena menurut saya penyampaian dosen tersebut tidak berhubungan dengan materi. Pada akhirnya hal tersebut menghambat saya untuk memahami pelajaran. 2.2. Pendalaman mengapa tindakan itu dilakukan Model mental saya tersebut terbentuk karena dari kecil saya mendapatkan pendidikan dari orangtua untuk patuh terhadap guru dan tidak boleh membantah. Selain itu saya juga dituntut untuk mengutamakan kepentingan orang lain dan tidak boleh merugikan orang lain. Oleh karena itu sosok pengajar baik guru maupun dosen menjadi personel-personel yang tidak boleh dibantah dan harus dihormati. Pengalaman masa lalu pun pada pendidikan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas telah menanamkan nilai kepada saya apabila saya salah, saya akan mendapatkan hukuman dari para pengajar agar tidak membuat kesalahan lagi. 2.3. Asumsi dasar yang mendasari dan memandu tindakan itu. Saya sungkan untuk memberikan saran kepada dosen mengenai cara pengajarannya karena menurut saya apabila saya memberikan saran tersebut, mungkin banyak dari teman-teman saya yang sudah cocok dengan cara pengajaran dosen tersebut tidak setuju dengan saya, dan juga akan menimbulkan konflik dengan dosen yang bersangkutan sehingga saya memilih untuk tidak memberikan saran. 2.4. Cara memperluas model mental Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperluas model mental tersebut adalah : (1). Tidak mengambil kesimpulan terlalu cepat dan jangan berpikiran negatif sebelum mengetahui faktanya (2). Melakukan verifikasi dengan teman-teman sekelas apakah asumsi pribadi tersebut memang benar terjadi ataupun hanya asumsi semata.

Apabila memang benar terjadi, maka dapat dibuat kesepakatan antara rekan-rekan sekelas untuk menyampaikan permasalahan dengan dosen yang terkait (3). Dukungan dari rekan-rekan sekelas dengan membuat kesepakatan bersama bahwa apabila ada teman yang tidak mengerti, jangan sungkan untuk mengutarakan di kelas (4). Keterbukaan dari dosen untuk menerima masukan dan dikomunikasikan di kelas mengenai keterbukaan atas saran dan masukan.

3. Osmond Manurung 4. Chandra Martin Bakara

Anda mungkin juga menyukai