Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang
Mengatasi Kemalasan Dalam Belajar

Di Susun Oleh: Kelompok 3


Firza Gutisnaini,
Ferdi Anjasmara,
Danis Angga Pratama,
Intan Ardila
Putri Ramadani

Kelas : X

MA MIFTAHUL JANNAH
SELATBARU KECAMATAN BANTAN
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
.
Puji dan syukur haturkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan perlindungannya
yang telah memberikan kekuatan lahir maupun batin sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini diharapkan mampu menjadi solusi bagi guru dalam mengatasi
masalah yang timbul dari sekolah atau kelasnya sendiri.
Adapun penulisan makalah ini berjudul “Mengatasi Kemalasan Dalam Belajar”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Makalah ini jauh dari sempurna,
baik dalam penulisan, isi maupun tata bahasanya.
Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu memperlancar penyusunan makalah ini. Dan hanya Allah jualah yang dapat
membalas kebaikan kita semua.

Selatbaru, Februari 2023


    

     Penulis
                       

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………..………………… ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 1

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rasa Malas dan Belajar……………………………… 2

B. Penyebab Siswa Malas Belajar ………………….……………… 2

C. Guru Sebagai Media Motivasi ………….……………….……… 3

D. Mengatasi Kemalasan Belajar Siswa …………………………… 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 7

B. Saran  ………………………………………………………........ 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dunia pendidikan mengartikan diagnosis kesulitan belajar sebagai segala usaha yang
dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar. Masalah belajar
yang terjadi dikalangan murid sering kali terjadi dan menghambat kelancaran proses belajar
siswa.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja
dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Mengajar adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa
mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya melupakan
kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui kepribadiannya. Guru
yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu mengadakan pengamatan dan
penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga ia dapat terus-menerus
meningkatkan cara mengajar

B.     Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rasa malas dan belajar?
2. Apakah penyebab siswa malas belajar ?
3. Bagaimana peran guru sebagai media motivasi ?
4. Bagamana cara mengatasi kemalasan belajar siswa ?

C.    Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian rasa malas dan belajar
2. Untuk mengetahui penyebab siswa malas belajar
3. Untuk mengetahui peran guru sebagai media motivasi
4. Untuk mengetahui cara mengatasi kemalasan belajar siswa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Rasa Malas dan belajar


1. Rasa Belajar
“Pengertian rasa malas secara luas yakni suatu perasaan di mana seseorang akan
enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif
atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut.”
Dari pengertian tersebut, bila seseorang dalam melakukan suatu kegiatan
dengan cara menunda-nunda dan akhirnya suatu kegiatan tersebut hampir tidak
dikerjakan maka orang tersebut merupakan seseorang yang pemalas.
Sehingga seorang pemalas tersebut akan enggan untuk mengerjakanya bila
pertanyaan dari dirinya tidak dijawab dengan tepat. Seorang pemalas selalu
menyepelekan apa nyang menjadi kewajiban atas dirinya, ia mengetahui dampaknya
namun selalu mengabaikanya.

2. Belajar
Menurut Slameto (2003:2)  “pengertian belajar menurut psikologis adalah
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.” “Dan dapat didefinisikan
bahwa, pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakaukan oleh seseorang
untuk  memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.”
Dari pengertian diatas bila kita gali lagi makna pengertian tersebut ada hal
yang terpenting yang patut kita ingat, Yakni setiap orang atau seseorang perlu atau
memerlukan belajar untuk merubah suatu tingkah lakunya. Dan dari belajarlah
seseorang tersebut dapat berintropeksi diri akan kesalahan-kesalahannya.

B. Penyebab Siswa Malas Belajar


Pada dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik,
asalkan mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi
dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka proses dan hasil
pembelajaran akan tercapai dengan baik. Yang harus diperhatikan oleh guru dalam

2
hubungannya dengan kegiatan pembelajaran adalah kondisi dan lingkungan belajar di
mana siswa itu berada. Ini sangat menentukan sekali, maka dalam hal ini bagi guru harus
menjadi fokus perhatian sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Hal yang membuat siswa malas belajar :
1. Gurunya lebih sering marah-marah dibanding mengajar
2. Sebutan guru killer membuat sebagian siswa tidak senang dengan gurunya sehingga
malas belajar pada mata pelajaran tersebut
3. Guru tidak ramah
4. Guru jarang memperhatikan siswanya
5. Siswa tidak memahami makna dari suatu mata pelajaran
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar
untuk menyampaikan materi pelajaran saja. Menyampaikan materi sesuai dengan
program tanpa memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pelajaran
tersebut. Bisa saja dengan materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang
berbeda akan diterima dengan hasil yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang
jengkel atau marah, pelajaran diterimanya dengan malas. Sebelum guru menghadapi
siswa, dia harus memperhatikan kondisi siswa tersebut. Tidak asal tersampaikannya
materi pelajaran sesuai target yang ingin dicapainya.

C. Guru Sebagai Media Motivasi


Guru tidak hanya mengajarkan kita tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, guru
juga mendidik dan membina siswa dalam membangun kepribadian siswa. Coba
bayangkan, apabila seorang guru seperti sang motivator terkenal “Mario Teguh” maka
pasti tidak ada yang malas belajar apalagi meninggalkan kelas. Pada umumnya siswa
senang belajar karena guru mata pelajaran tersebut yang disenangi sehingga mata
pelajarannya pun juga ikut disenangi. Apabila gurunya selalu murah senyum, penuh
canda tawa, dan juga membuktikan dirinya bahwa ia bisa jadi panutan, maka siswa akan
meresponnya dengan baik sehingga siswa percaya dengan guru tersebut dan siap
mengikuti mata pelajaran yang ia bawakan.
Guru sebagai media motivasi para siswa  harus lebih kreatif dalam proses
pembelaran. Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia bawakan dengan
kehidupan tokoh-tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar siswa dapat lebih baik

3
mencerna pelajaran dengan bukti yang konkrit seperti yang dipaparkan sang guru. Guru
juga perlu memaparkan bahwa dasar dari kesuksesan itu adalah belajar.

D. Mengatasi Kemalasan Belajar Siswa


Siswa yang sedang malas belajar biasanya mereka berpikir bahwa untuk apa saya
belajar hal ini. Maka dari itu  guru perlu memberikan arahan yang baik seperti :
1.      Memberi sentuhan pada titik peka anak. Pada kondisi anak malas belajar, sebagai orangtua
sekaligus sebagai pendidik bagi anak harus memiliki kesabaran untuk memulai menyentuh
titik peka anak dengan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian
anak. Hal ini perlu  dilakukan untuk memperoleh tanggapan dan perhatian anak. Dengan
demikian anak tentunya akan terbuka menerima pendapat dengan perasaan senang dan
gembira, bebas dari perasaan tertekan, takut dan terpaksa. Pada akhirnya anak akan menerima
pemahaman, betapa penting dan dibutuhkan proses belajar untuk mencapai tujuan
(memperoleh keperkasaan menurut daya nalarnya). Dalam hatinya pun tergerak untuk
melakukan dan merencanakan kegiatan belajarnya. Hanya saja di sini dibutuhkan kesabaran
kita untuk melakukan pendekatan kepada anak.
2.      Anak malas belajar harus dibangkitkan nilai plus anak. Satu pengharapan orangtua tentunya
menginginkan anak itu terpacu semangatnya untuk belajar. Anak belajar atas inisiatif,
kesadaran sendiri dan proses belajar itu sudah menjadi suatu kesadaran kebutuhannya untuk
mencapai suatu kecakapan khusus serta ingin menonjolkan kelebihan-kelebihannya lebih dari
yang lainnya. Untuk menyentuh perasaan atau keinginan bawah sadar anak agar dirinya
merasa “tertantang” untuk melakukan sesuatu yang positif, kita dapat mengambil contoh dari
tokoh film herois dan tokoh dunia yang sukses. Kita dapat mengungkapkan, bahwa untuk
menjadi orang yang sukses dibutuhkan perencanaan belajar, cara-cara belajar yang baik, tahu
apa yang hendak dipelajari dan tahu menerapkan apa yang dipelajari, sehingga tertanam
pemahaman belajar yang bukan asal belajar.
3.      Mengembangkan cita-cita anak. Anak malas belajar harus di dorong agar memiliki cita-cita
hidup sesuai dengan taraf perkembangan daya nalarnya dan usianya untuk itu kita harus aktif
berperan dalam proses ini. Cita-cita anak selalu berubah sesuai dengan perkembangan usia
dan daya nalar anak. Kita dapat memberi contoh agar anak mau mengembangkan imajinasi
dirinya atau mengidentifikasikan dirinya jika sudah dewasa ingin menjadi apa dirinya.
Dengan terpatrinya sebuah cita-cita hidup dalam hati nurani anak, akan menumbuhkan

4
motivasi instrinsik pada diri anak untuk lebih giat belajar dan lebih terbuka untuk
mengembangkan perencanaan belajarnya.
4.      Menentukan waktu belajar anak yang tepat. Jika anak telah sadar dan tergerak hatinya untuk
melakukan kegiatan belajar kesempatan yang baik ini jangan kita sia-siakan. Anak malas
belajar harus kita arahkan untuk menentukan kapan waktu belajarya. Hal-hal yang perlu
diperhitungkan dalam menentukan waktu belajar anak di rumah, antara lain: sesuai dengan
keinginan anak, jangan berbenturan dengan waktu keinginan-keinginan lain yang dominan
pada anak, seperti ingin menonton film kartun favoritnya, dan sebagainya. Kondisi fisik dan
psikis anak dalam keadaan fresh (segar) bebas dari rasa lelah, mengantuk, gangguan
penyakit, rasa marah dan sebagainya.
5.      Mengembangkan tujuan belajar. Anak malas belajar agar tahu manfaat dan arah apa yang
dipelajarinya, biasakan belajar dengan bertujuan. Dengan adanya tujuan belajar akan lebih
bermakna, karena anak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dipelajari dan apa yang
dikuasainya. Anak pun akan mudah memusatkan perhatian pada pelajarannya.
6.      Mengembangkan cara-cara belajar yang baik pada anak. Anak malas belajar harus
ditumbuhkan gairah  belajarnya, gairah belajar itu akan tumbuh jika dirinya mengetahui
bagaimana cara belajar yang efektif dan efesien. Untuk mencapai tujuan belajar anak, Anda
perlu membekali anak bagaimana cara-cara belajar yang efektif dan efesien. Kita dapat
mananamkan pengertian pada anak bahwa dalam belajar juga sangat dibutuhkan teknik
belajar yang baik, agar belajar itu lebih bermakna dan memudahkan pencapaian tujuan
belajar.
7.      Anak malas belajar harus dikembangkan rasa percaya dirinya. Sudah tentu menjadi suatu
keharusan bagi kita untuk bisa membangkitkan dan memupuk rasa percaya diri anak sedini
mungkin. Rasa percaya diri adalah sumber motivasi yang besar bagi anak untuk memusatkan
perhatian pada pelajarannya. Dengan adanya percaya diri pada anak, akan tumbuh semangat
“dia mampu berbuat atau melakukan”. Sesuatu yang sulit dalam pelajaran menjadi tantangan
untuk ditaklukkan dan untuk dikuasai. Anak punya keyakinan mampu melakukan tidak akan
gampang menyerah dalam menghadapi kesulitan atau hambatan dalam belajar. Kreativitas
dan imajinasi berpikir akan berkembang untuk mencari cara-cara mengatasi kesulitan.
Agar guru lebih efektif, maka jalan yang harus dilakukan adalah :
a. Guru melakukan pendekatan persuasif dan edukatif kepada siswa, memposisikan siswa
sebagai teman bicara dan bukan sebagai terdakwa

5
b. Guru memberikan teladan yang baik kepada siswa, jangan sampai siswa terlambat dihukum
sedangkan guru yang sering terlambat dibiarkan saja.
c. Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria menyenangkan dan hidup.
d. Guru hendaknya merefleksi dan mengevaluasi diri apakah siswa dapat menerima dan
memahami yang telah diajarkan guru.
e. Guru harus memberikan penilaian kepada siswa dengan adil, transparan, jujur dan tidak
merekayasa.

6
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada dasarnya keadaan siswa mampu memahami materi pelajaran dengan baik, asalkan
mereka bisa diperhatikan situasi dan kondisi sewaktu belajarnya. Dengan strategi dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, maka proses dan hasil pembelajaran
akan tercapai dengan baik.
Sebagai guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak hanya mengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran saja. Menyampaikan materi sesuai dengan program tanpa
memperhatikan kondisi siswa pada saat mereka menerima pelajaran tersebut. Bisa saja
dengan materi yang sama disampaikan dengan kondisi siswa yang berbeda akan diterima
dengan hasil yang berbeda. Pada saat siswa sakit atau sedang jengkel atau marah, pelajaran
diterimanya dengan malas. Sebelum guru menghadapi siswa, dia harus memperhatikan
kondisi siswa tersebut. Tidak asal tersampaikannya materi pelajaran sesuai target yang ingin
dicapainya.
Guru sebagai media motivasi para siswa  harus lebih kreatif dalam proses pembelaran.
Contohnya sang guru harus menghubungkan materi yang ia bawakan dengan kehidupan
tokoh-tokoh yang berhasil dalam suatu bidang agar siswa dapat lebih baik mencerna
pelajaran dengan bukti yang konkrit seperti yang dipaparkan sang guru. Guru juga perlu
memaparkan bahwa dasar dari kesuksesan itu adalah belajar.

B.     Saran
Makalah yang saya susun masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mengharap
kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

7
Nur Rizky Windirianto.2012. Makalah Mengatasi Siswa Malas Belajar. Website:
https://eduforina.blogspot.com/2016/06/makalah-mengatasi-siswa-malas-belajar.html
Uma. penyebab rasa malas dalam belajar dan cara menghadapi rasa malas dalam
belajar. Website: http://umamatematika.blogspot.com/2015/05/penyebab-rasa-malas-dalam-
belajar-dan.html

Anda mungkin juga menyukai