Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN timKMPM

WAWANCARA
Dokumen ini memuat pedoman wawancara, form
transkrip wawanara, dan form Catatan lapangan
PEDOMAN WAWANCARA
KAJIAN MASALAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
1. Aspek wawancara : Pembelajaran Matematika
2. Fokus Wawancara : Permasalahan dam Pembelajaran Matematika
Sekolah
3. Informan : Guru Matematika SMP/SMK
4. Waktu Wawancara : Tanggal 12 juni 2021
jam: 13:00-15:30
5. Jalannya Wawancara : Wawancara Semi Terstruktur

No Kategori Pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan berkisar seputar hal-hal berikut:
1. Waktu mulai mengajar di jenjang pendidikan
SMP/SMK
2. Kesan pertama
3. Kendala yang dialami
4. Persiapan pembelajaran
1 Pengalaman 5. Pengelolaan pembelajaran
6. Kurikulum
7. Mode Pembelajaran
8. Perangkat Pembeajaran
9. Strategi pembelajaran
10. Penilaian Pembelajaran
11. Peningkatan keaktifan siswa
12. Dll
1. khawatir
2. senang
2 Perasaan 3. takut
4. percaya diri
5. terancam
1. konsep matematika
2. konteks pembelajaran
3. konten
3 Pengetahuan 4. kompetensi
5. AKM
6. Literasi
7. Dll
1. apa yang pernah didengar
2. apa yang pernah dilihat
4 Indera
3. apa yang pernah dirasa
berkaitan dengan pembelajaran matematika di sekolah
1. pandangan tentang pembelajaran saat ini di era
5 Pendapat industry 4.0 dan masa pandemi
2. harapan
3. prediksi

Hint: Gunakan pertanyaan Bagaimana atau Mengapa untuk mendapatkan informasi lebih
mendalam
TRANSKRIP WAWANCARA

1 P : Nurhikma :
Bagaimana cara mengatasi kekhawatiran siswa saat di tunjuk ?
2 I : Ibu Mulyani, S.Pd :
Hal ini sudah pasti ada, pada saat ditunjuk, siswa penuh dengan kekhawatiran
atau merasa belum siap karena memang ilmu mereka belum mumpuni artinya
belum menguasai.
1. bagaimana pendekatan seorang guru (Hikmah) terhadap siswanya.
Apakah saat masuk seperti yang dikatakan pak jero tadi penuh dengan
ketegangan,
2. Santai, adanya pendekatan dengan siswanya.
Ketika kita menjadi guru, hal yang paling penting adalah adanya pendekatan
emosional dengan siswa. Kalau pendekatan ini sudah dibangun, maka siswa
itu tanpa disuruh pun dia akan menawarkan diri. Sebagai contoh adakah siswa
yang mau membantu menghapuskan papan tulis? Itu banyak yang angkat
tangan karena papan tulis tidak membutuhkan ilmu. Tapi kalau pertanyaannya
siapakah yang tau arti himpunan, pengertian dari himpunan? Itu sudah pada
sibuk buka-buka buku . artinya kan disini adalah kesiapan mental siswa itu
yang belum mumpuni, artinya memang belum dari sistem membacanya atau
apanya itu memang belum siap. Jadi, langkah saya sebagai guru ketika itu
adalah ketika ingin menyuruh siswa, tanya dulu. Saya biasanya akan bertannya
apakah bukunya sudah dibaca? Ketika dikatakan sudah maka siswa yang
sudah membaca buku itulah yang saya suruh. Jangan siswa yang tidak siap,
karena apa? Ketika siswa tidak siap kemudian kita suruh secara emosionalnya
akan down, dan akan malu dihadapan teman temannya. Tapi ketika kita
melihat siapakah yangsudah membaca, maka akan ada yang langsung angkat
tangan walaupun salah, tapi akan ada pembenaran. Itu dulu yang harus
dibangun adalah pendekatan emosional antara siswa dengan gurunya,
pengertian dari gurunya terhadap siswa. Kalau itu sudah dibangun, sudah baik,
sudah bagus, maka tanpa disuruh pun mereka akan dengan sendirinya
menawarkan diri. Jadi, menurut saya terhadap mba nurhikmah jangan sampai
ketika masuk ke kelas, ke ekstriman kita dulu yang ditampilkan tetapi
pendekatan emosional dulu yang harus dibangun. Itu saran dari saya mungkin
siapa tau dapat jadikan masukan atau ada tambahan dari pak maslaeni. Saya
kembalikan ke pak jero.
Pak Maslaeni, S.Pd:
Pernyataan dari ibu sudah benar seperti itu. Saya kembalikan ke pak Jero .

3 P : Nursamira :
Bagaimana Pengalaman ketika pertama kali mengajar, cara mengatasi
gugup/kegrogian pada saat mengajar ?
4 I : Ibu Mulyani :
Jelas bagi saya, apalagi bahasa inggris saya masih belajar, jadi untuk itu jelas
ada ke khawatiran saya yang berlebihan dan pasti ada rasa, jangan jangan pasti
nanti ada siswa bahasa inggrisnya lebih oke dari saya, itu pertama. Bukan ke
materi dulu, yang kedua, ini anak anaknya pasti anak-anaknya yang sudah
dalam tanda kutip secara ekonomi eoke, secara pembelajaran juga oke. Pasti
itu akan sangat mengganggu pikiran saya pada saat waktu itu, apalagi saya
baru ditempatkan, langsung ditempatkan di SMP 1, dan kita tahu bahwa
memang sekolah ini yang sudah sekolah lama yang anak-anaknya juga pada
kritis-kritis. Pada saat itu ketika saya ditanya oleh kurikulum langsung
ditempatkan dikelas RSBI dengan siswa kelas VII-7 pada waktu itu, hal
pertama yang saya lakukan pasti berpikir dulu, ini anaknya bagaimana yah,
sanggup tidak ya saya hadapi? ini pertemuannya seperti apa ya? Itu pasti
gugup gugupnya, nerves-nervesnya pasti ada, karena baru pertama kali saya
mengajar ditarakan langsung disitu. Kemudian langkah berikutya saya cari
informasi bagaimana sih kelas ini, apakah dalam RSBI ini setiap materi
menggunakan bahasa inggris semua, bagaimana cara menyampaikan
matematika dalam bahasa inggris, ittu yang menyebabkan nervesan atau
kegrogian saya bisa terjadi, dan guru disini pentingnya yang harus kalian
tekankan adalah guru harus bisa jadi aktris yang hebat,iya guru harus bisa
menjadi aktris, kita kalau dibandingkan aktris sinetron , kita harus lebih jago
dari mereka , kenapa? Untuk menguasai diri didepan siswa itu butuh
kemampuan khusus, artinya kita belum tau kondisinya seperti apa, jadi ketika
saya didepan siswa saya anggap saya bermain sinetron. Bagaimana kita bisa
terlihat hebat dihadapan murid, itu dulu. Setelah itu setelah kita tau
kemampuan siswnya seperti apa, setelah beberapa saat insyaAllah gugupnya
sudah hilang. Itu adalah pengalaman pengajaran pertama saya.
Pak Maslaeni :
Iya betul yah, rasa gugup itu pasti ada. Pada saat saya pertama kali mengajar,
itu ibaratnya lebih gugup dibandingkan dengan akad nikah, kenapa saya
katakan seperti itu, saya betul ditempatkan di SD, yang namanya sekarang
SMP 3 Nunukan selatan , sebutanya adalah SD SMP satu atap, jadi antara SD
dan SMP itu satu manajemen, satu kepala sekolah, kemudian siswanya itu
alumni yang kebanyakan pindahan dari paket B, yang usianya tentunya saat
waktu saya menerangkan, mengajar itu hampir sama usianya dengan saya
sehingga ketika saya pertama kali mengajar, bapak ini ngomongnya pelan
betul. mereka semuanya seakan akan mencari perhatian sehingga apa yang
sudah saya persiapkan konsep dari malam itu mulai hilang, bahkan waktu itu
ada siswa saya yang umurnya itu 19 tahun padahal masih kelas 8 SMP, karena
mereka pindahan dari paket B. inilah ada kegugupan ketika pertama kali
didepan siswa untuk menyampaikan materi, nah untuk mengurangi kegugupan
saya waktu itu, tentunya sebelum saya mengajar saya sepakat dengan yang
disampaikan ibu mulyani, bahwa kita harus tau kondisi kelasnya seperti apa,
siswa yang berada didalam kelasnya itu karakteristiknya seperti apa, bahkan
teman teman waktu itu sama satu sekolah mengatakan hati hati kalau mau
masuk kelas itu karena siswa disitu sangat tinggi dan sangat ribut, itu
menambah kegugupan kita ya, oleh karena itu untuk mengurangi, tentunya
kita harus siap dari segi materi, konsep, dari segi materi yang akan kita
sampaikan itu kita harus siap, kita harus menguasi kemudian bagaimana kita
mengolah kelas, pengelolahan kelas kita juga harus kita bisa terapkan disitu,
kenapa? Meskipun dan bagaimanapun bagusnya konsep rencana pembelajaran
kita namun ketika menjumpai kasus lain yang jauh melenceng dari apa yang
ada dibenak kita maka otomatis akan jauh melenceng dari rencana
pembelajaran kita. Oleh karena itu, kemampuan kita untuk mengelolah kelas,
kemudian kemampuan untuk mengorganisir siswa didalam kelas itu juga bisa
dijadikan bekal ketika kita mengajar untuk pertama kali

5 P : Yulviantri Devi :
Model Pembelajaran apa saja yang biasa digunakan dalam pembelajaran
matematika ?
I : Pak Maslaeni :
Model pembelajaran yang paling sering saya gunakan untuk para murid SMK
saya menggunakan Pembelajaran Langsung. Namun, karena apa namanya
mungkin tadi sudah dari awal sudah saya paparkan bagaimana karakteristik
siswa di SMK, paling sering saya gunakan model pembelajaran itu adalah
model pembelajaran langsung, sebelum saya sebelum muncul K13 tahun
berapa itu sosialisasinya tahun 2015 itu pembelajaran langsung, kenapa ?
karena ketika, ini mungkin kelemahan saya ya sebagai guru, karena sebelum
mengajar itu saya memang sudah menyusun RPP secara ideal, model nanti
adalah PBL, apakah nanti saya menggunakan inquiry, discovery. Namun
ketika saya sudah masuk kedalam kelas ketemu siswa saya, saya ini belum
siap otomatis seting pembelajarannya model pembelajarannya serta rencana
yang sudah saya susun, saya ubah menjadi model pembelajara langsung. Ini
kelemahan saya saya tidak bisa konsisten didalam menjalankan apa yang
sudah saya rencanakan karena karakteristik siswa saya seperti itu, dan terus
terang bapak, ibu dan adik adik mahasiswa yang mungkin nantinya ketika
terjun ke dunia guru dan masuk ke dalam kelas yang nyata akan mendapati
terutama ketika masuk kedalam sekolah SMK maka, terutama yang jurusan
teknik itu ya sesuatu yang tidak pernah kita pikirkan sebelumnya akan muncul
disitu. Sehingga apa namanya, konsep yang sudah kita buat secara ideal itu
akan berubah itu satu, nah kemudian setelah membenahi secara
pendagogiknya ya bapak, ibu , setelah pelatihan-pelatihan entah itu pelatihan
secara daring ataupun secara offline atau tatap muka , ada sedikit perubahan
saya cenderung menggunakan model pembelajaran problem based learning
kenapa karena ini sangat erat kaitannya dengan SMK, tujuan saya tadi itu ingin
menarik motivasi minat siswa itu untuk belajar matematika sehingga saya
tampilkan dulu sebuah masalah yang berkaitan dengan dunia mereka , nah
kemudian meskipun ini masih membutuhkan scavolding tetapi ini merupakan
petunjuk guru, secara terus terang saya tidak bisa saya lepaskan secara utuh
terus terang saya masih membutuhkan petunjuk karena memang secara toritis
problem based learning itu siswa yang berperan aktif , secara presentasenya
proporsinya itu lebih besar siswa yang aktif dibandingkan dengan guru namun
di SMK ya terus terang mungkin itu kelemahan yang dari saya secara pribadi
untuk memanage dan mengatur dan mengendalikan siswa yang memang
karakteristiknya berbeda dengan SMA ataupun di SMP seperti itu, mungkin
itu jawaban saya untuk pertanyaan saya dari devi ya, jadi saya tidak
menetapkan model pembelajaran yang muluk-muluk ya entah itu inquiry, atau
discovery, intinya saya melihat dulu bagaimana kesiapan siswa itu didalam
kelas meskipun misalkan secara pembayarannya itu sudah saya buat otomatis
harus di rombak lagi, sekaligus juga nanti sebagai refelksi untuk pembayaran
kita selanjutnya.
Ibu Mulyani :
Kalau saya berdasarkan pengalaman saya, biasanya saya bedakan dulu
menjadi dua, artinya ada kelas rendah dengan kelas tinggi, dalam arti kata
kelas tinggi ini siswa yang berkemampuan diatas rata rata , dengan siswa yang
yang berkemampuan rendah kalau siswa dengan berkemampuan rendah
biasanya saya banyak memeberikan dengan model model pembelajaran yang
sifatnya penempuan, karena apa? Karena mereka akan dipacu untuk mencari,
mencari sehingga tidak akan banyak untuk melakukan kegiatan yang sia-sia
artinya biasanyakan kalau anak kelas rendah itu apalagi matematika lihat
gurunya dipapan tulis mereka bicara sendiri , tetapi kalau ini maka saya akan
mencari solusinya itu dengan banyak seklai pembelajaran yang sifatnya
penempuan atau yang melakukan aktivitas-aktivitas yang menguras sedikit
pemikiran mereka kenapa? Ya itu tadi agar meminimalisis kondisi didalam
kelas untuk tidak pada fokus kegiatan lain selain pelajaran matematika.
Sedangkan untuk yang kelas tinggi itu bebas saya melakukan eksperimen
terkadang saya akan melakukan, kalau saya melihat materinya akan dilakukan
penempuan atu mencari permasalahan dulu maka saya lakukan itu.
6 P : Regina :
Bagaimana jika ketika bapak dan ibu menjelaskan penyelesaian suatu soal,
tetapi bapak dan ibu lupa akan penyelesaian soal tersebut ?
I : Pak Maslaeni :
Pertanyaan dari regina memang betul ini pernah juga saya alami ketika
pertanyaan dari siswa , ini bukan SMK ataupun di SMP, tetapi ketika saya
masih mahasiswa ketika itu masih PPL di makassar di SMP 8 Makassar, itu
ada pertanyaan dari siswa yang ternyata soalnya itu dari guru les privatnya
dari guru bimbingan belajarnya , kayak apa ini. nah jadi ketika saya diberikan
pertanyaan seperti itu kemudian saya jawab didepan kelas secara langsung,
mentok, tidak bisa lanjut karena konsepnya apa namanya, materinya itu saya
lupa sehingga saya break dulu sedikit, mohon maaf, tapi kita disini guru harus
berani untuk mengatakan saya tidak tau, berikan saya waktu untuk
mempelajarainya, nanti setelah saya mempelajari kita bahas kembali. Seperti
itu trik saya kepada siswa ketika kita ada pertanyaan, ada soal yang diberikan,
dan saya lupa materinya. Saya tidak segan untuk mengatakan kalau saya lupa
atau saya memang tidak tau, berikan saya waktu untuk mempelajari kembali
setelah itu kita akan diskusikan, seperti itu regina, saya kembalikan ke pak jero
Ibu Mulyani :
Kemudian untuk mbak regina, kalau misalnya lupa soal maka saya katakan
bahwa kita sebagai guru itu harus menjadi seorang aktris, artinya saya tidak
akan mengakui bahwa saya tidak tau soal itu, karena apa? Karena saya aktris
gitu, jadi cara saya apa? Saya kembalikan. Saya gini, saya lupa ini caranya
bagaimana in, oh kalau gitu bagaimana kalau adik cari dulu kalau dapat
caranya minggu depan pertemuan itu kita akan bahas. Dan ibu pasti tau
jawabannya, makanya saya katakan kita adalah aktris, aktris akan menutupi
kesalahannya dengan mencarikan solusi dulu, seandainya solusi itu banyak
ada di google, kemudian dengan teman sendiri atau sejawat atau tidak saya
akan mencari infromasi informasi lain yang sekiranya dapat menjawab itu.
Nah andai kata betul-betul mentok maka solusi terkahir adalah diskusi
bersama saya biasanya melakukan itu, jadi komunikasi dua arah tetap akan
terjalin. Mungkin itu pak jero.
7 P : Veronica S :
Konten apa yang menjadi fokus dalam pembelajaran?
Pak Maslaeni :
Perlu kita pahami bahwa , ketika mengajar kita tidak menyampaikan isi buku,
mengajar berdasarkan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan. Kalau
misalkan dikatakan fokus ke kepada konten-konten tertentu saya tidak berani
mengatakan saya fokusnya kesitu kenapa? Karena kami mengajar itu
berdasarkan komppetensi dasar dari yang sudah ditetapkan oleh kementrian.
Kalau misalkan mengacu kepada AKM sekarang disitukan kontenya hanya
ada beberapa yah, mulai dari bilangan, geometri dan pengukuran, aljabar
sampai kepada data dan ketidakpastian. Itu konten yang dijadikan sebagai
bahan untuk mungkin pihak menyusunnya itu pihak AKM namun meskipun
misalkan sudah ditetapkan ada konten yang yang menjadi bahan didalam
AKM, nah sebagai guru disekolah tidak serta merta memfokuskan hanya
terhadap konten yang di AKM kan. Tetap kita berupaya untuk mebelajarkan
siswa sesuai dengan kompetensi dasar serta SKL yang sudah ditetapkan oleh
kementrian meskipun AKM juga berasal dari kementrian. Bahwa tidak perlu
ada persiapan khusus ketika akan menghadapi AKM sekolah.

8 P : Kuling :
Bagaimana meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran ?
I : Pak maslaeni :
Tadi mungkin sudah ada pertanyaan yang dipaparkan oleh ibu Mulyani tadi,
saya kira disitu sudah singgung ada beberapa metode pengajaran yang bisa
meningkatakan keaktifan siswa. Kalau secara pribadi untuk meningkatkan
keaktifan siswa itu kita tidak terlalu fokus kedalam satu model atau metode
pembelajaran. Mungkin dipertemuan ini kita menggunakan strategi,
strateginya misalkan, pertemuannya dengan game, kemudian pertemuan
berikutnya dengan bermain, kita manfaatkan untuk meningkatkan keaktifan
siswa didalam pembelajaran dikelas matematika . itulah gunanya refleksi. Ada
releksi pembelajaran, oh pastinya ketika saya menggunakan model ini
nanntinya kurang aktif saya harus mencari cara untuk meodel yang lain untuk
menigkatkan keaktifan siswa saya
Ibu Mulyani :
Yang pertama Kita sudah siap belum penguasaan kelas, kalau sudah bisa
penguasaaan kelas maka secara insting pembelajaran itu sudah baik, terus
yang kedua kita berupaya untuk menjadi guru yang kekinian, kita cari model
model yang bisa menarik minat siswa terhadap matematika, apakah itu dengan
permainan apakah itu dengan pak maslaeni mengatakan dengan bermain peran
atau yang lain lain yang sekiranya dapat memacu semangat siswa dalam
pembelajaran. Itu nanti mahasiswanya aja butuh pengalaman ya, saya yakin
itu nanti akan berjalan dengan sendirinya berdasarkan pengetahuan dari
masing masing.
9 P : Septian :
Saya mau bertanya bu mungkin ada beberapa mahasiswa yang masih sangat
sulit mencari judul skripsi menurut pengalaman bapak dan ibu bagaimana
kita dapat menemukan judul yang menarik untuk skripsi ?
I : Pak Maslaeni :
Setelah saya tadi memaparkan tadi, yah mungkin itu satu permasalahan yang
bisa diangkat untuk dijadikan judul skripsi, bagaimana meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran matematika, bisa juga dicarikan metode yang
relevan dengan dunia pendidikan yang saat ini.jadi itu triknya, bisa juga untuk
mencari judul skripsi saya kira sumber sekarang itu sangat banyak kita juga
bisa dijadikan sebagai refrenshi ketika akan menentukan judul skripsi
nantinya. Atau juga bisa adik adik mahasiswa melakukan PPL, ketika kita
melaksanakan PPL, mungkin juga bisa menemukan sesuatu permasalahan
dikelas, karena nantinya kan mahasiswa akan mengajar dikelas dan
menemukan permasalahan disitu biasa diangkat menjadi judul skripsi,
permasalahan itu bisa diangkat ke judul, bisa saja dirangkum menjadi PTK (
penelitian tindakan kelas).
Ibu Mulyani :
Kalau mencari judul skripsi saya sampai sekarang pun berusaha untuk tetap
menulis karena salah satu patokan sebagai guru harus rajin menulis itu adalah
cari informasi informasi hangat pada saat ini, saat ini kan yang hangat
mengenai literasi literasi matematika, numerasi kemudian AKM kemudian
carilah informasi informasi mengenai topik hangat yang ada pada saat ini ,
kalau pada saat ini topik hangat itu kita cari informasi sebanyak banyaknya
nanti pasti akan ketemu masalah, apabila dalam masalah ini masih kurang
maka carilah teman terdekat yang sekiranya suka menulis pasti nanti akan
banyak temuan temuan yang dia bisa membawa kita ke pada hal hal yang
sifanya penemuan untuk mencari judul skripsi, intinya satu ada kemauan apa
tidak itu dulu. Kalau skripsi inikan motivasi awalnya itu dalam dirikita kalau
kita malas atau kita tidak punya motivsi, sebagus apapun isu diluar, sehangat
papun isu diluar tetap kita tidak bisa jalankan tapi kalau kita berusaha untuk
mencari informasi hangat , informasi terkini saya yakin akan dapat aja itu judul
judul yang menarik nantinya akan ada informasi dengan sendirinya
10 P : Ajeng :
Berdasarkan pengalaman bapak dan ibu, ketika mendapatkan siswa dengan
pemahaman dasar matematika yang masi sangat kurang apa yang bapak dan
ibu lakukan sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang sudah
direncanakan sebelumnya?
I : Pak Maslaeni :
Iya ini sangat menghambat dari pada tujuan pembelajaran kita, karena
memang dimuatan kurikulum itu masing masing jenjang tujuan
pembelajarannya itu bedamuatan kurikulum yang harus disampaikan dan
harus tercapai namun ketika menghadapai masalah seperti ini salah satu yang
pernah saya lakukan adalah memberikan waktu bimbingan khusus kepada
siswa ya seperti itu. Saya data kemudian saya minta dari wali kelas untuk
meminta waktu ekstra entah itu 30 menit, 45 menit, untuk kembali mengulas
materi dasar nah itu pelajaran ketika di SD maupun di SMP seperti itu cara
saya ketika mendapati siswa yang seperti itu.
Ibu Mulyani :
Dalam pembelajaran pasti nantinya ajeng akan ketemu dengan sistem
remedial atau pengulangan materi, bukan berarti kita harus memberikan soal
tidak, dalam remedial itu nanti akan ada pengurangan materi yang akan kita
sampaikan dalam bentuk remedial. Disitulah kita akan mengali semua
informasi apa kira kira yang siswa kita kurang, itu nantilah yang kita ajarkan.
Mungkin itu tambahannya pak Jero
11 P : Rina :
Saya ingin bertanya kepada ibu Mulyani, yang penjelsan dari ibu itu mengenai
kita perlu pendekatan terhadap siswa sebelum menyampaikan materi atau kita
harus mengenal karakteristik setiap siswa yang ada didalam kelas, nah
pertanyaan saya adalah bagaimana cara ibu dalam melakukan pendekatan atau
mengenal setiap karakteristik selama ibu sudah mengajar selama ini ?
I : Ibu Mulyani :
Pertama sebagai seorang guru adalah kita mencoba, jadi seorang guru itu
bukan hanya harus menguasai materi pembelajaran, kita sebagai peran utama
untuk psikologis siswa juga harus kita kuasai, itu yang pertama. Pendekatan
karakteristik itu saya biasanya sampai mempelajari sampai mempelajari
mengenai mentasorik, kemudian saya mempelajari yang namanya bahasa
kasih, saya mempelajari bahasa tubuh, itu juga dari beberapa refrensi saya
pelajari , jadi ketika ketemu siswa didalam kelas kalau diawal memang kita
masih perlu mempelajari , tapi makin lama kita akan mengenall karakkterisitik
dari siswa. Itu hal yang saya lakukan, sama ketika melihat seseorang kita harus
mengenal dulu bahasa bahasa dari tubuhnya bisa jadi seperti itu, dari apa yang
dia sampaikan kekita itu dari gerak tubuhnya aja kita sudah paham, tetapi
harus ada keilmuan yang harus kita kuasai, dan saya juga suka membaca buku
mengenai tentang psikologis. Dari buku buku itu sedikit banyak harus
memahami karakteristik siswa.
12 P : Wahlidah :
Bagaimana cara membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal soal dalam
bentuk cerita ?
I : Ibu Mulyani :
Kalau membiasakan soal cerita yaitu memang tingkat membacanya siswa atau
pemahaman siswa terhadap bacaan itu masih kurang tetapi kalau dilakukan
stimulus secara berulang ulang kemungkinan minat terhadap siswa juga akan
bertambah itu sebenarnya kalau menurut saya hanya konsistensi saja,
konsistensi dari kita sebagai guru untuk memotivasi terus, memberikan soal
soal, kemudian kemampuan siswa dalam memahami soal atau membaca juga
terus di gali maka bisa jadi itu akan terbiasa
Pak Maslaeni :
Kalau misalkan di SMK , betul yang dikatakan oleh ibu mulyani tadi bahwa
ini merupakan hal yang dianggap sulit bagi siswa karean masih terbiasa
dengan soal soal yang langsung tanpa melalui soal cerita bisa kita selesaikan,
kemudian membiasakan siswa untuk soal cerita ini di jenjang SMK tentunya
tadi juga sudah saya sampaikan pada saat pemaparan bahwa kami berupaya di
SMK itu berupaya membawa matematika itu ke sesuai dengan dunia mereka
kami membuat soal cerita yang berkaitan dengan bidang mereka, entah itu
multimedia ataukah ketika mebelajarkan matematika itu yang kami bawa
kedalam dunia mereka, sebagai contoh ketika akan mebelajarkan progam
linear ataukah SPLD maka variabel variabel yang kami gunakan itu kami
bawa kedalam soal cerita di dalam kompetensi keahlian pangan pangan itu
dalam bentuk nama nama sayur ataukah dalam bentuk nama nama yang
berkaitan dengan teknologi misalkan pas mengajar di jurusan multimedia
seperti itu upaya kami untuk membiasakan iswa tertarik dengan soal cerita.
13 P : Hasda :
Saya ingin bertanya khusus untuk pak maslaeni , seperti dengan yang
dijelaskan bapak tadi tentang siswa memiliki minat yang kurang dalam
pembelajaran matematika itu secara langsung, jadi bagaimana cara bapak
untuk meningkatkan minat siswa terhadap matematika dalam pembelajaran
secara daring, dan mengurangi rasa bosen siswa dalam pembelajaran secara
daring ?
I : Pak Maslaeni :
Terus terang ini sebenarnya bukan, mungkin kami akui bukan hanya di SMK
saja, mungkin secara global bahwa siswa itu memang terutama pelajaran
matematika itu ketika masa pandemi seperti ini pembelajaranya secara daring
, minatnya itu yang ikut seumpamanya didalam kelas jumlahnya itu ada 36
orang yang ikut paling, paling banyak ada 20 yang terus terang kami alami ,
pernahkan saya mengajar itu hanya 4 orang yang hadir. Jadi minat mereka
terhadap matematika di masa pandemi ini juga ikut terkena pandemi, sehingga
kami berusaha mencari cara bagaiman siswa itu untuk tetap tertarik dengan
matematika diantaranya kami memberikan kelompok juga, terus terang ini
sekaligus menjawab pertanyaan yang ke empat ya media daring yang kami
gunakan , yang kami katakan media sejuta umat itu google classroom , dan
itupun semua siswa memiliki perangkat yang memadai sehingga kami
mencampur antara penugasan secara online dan offline, bagi siswa yang tidak
punya perangkat yah otomatis berupayakesekolah untuk mengambil tugasnya.
Kemudian kembali ke pertanyaan yang ke 3 ya untuk mempertahankan bukan
meningkatkan minat siswa itu didalam pembelajaran matematika kami
memberikan kelonggaran terkait dengan tugas dan materi. Materi yang kami
sampaikan di google classroom itu , biasanya paling lambat 3 hari sebelum
hari jadwal yang telah ditetapkan kemudian penugasan yang kami berikan itu
untuk deadline nya penyelesaian tugasnya itu kami berikan batasan waktu
sampai 1 minggu dan soallnya juga kami berikan banyak, tapi paling banyak
terus terang secara pribadi saya sampaikan hanya maksimal 2 nomor jadi
sehingga dimasa pandemi siswa masih tetap berupaya tetap habis dan minat
matematika siswa tidak hilang.
14 P : Nurhikma :
Bagaimana cara mengelola kelas, dan juga apakah ada aplikasi atau media
yang digunakan?

I : Ibu Mulyani :
Kalau yang media atau aplikasi yang digunakan untuk sementara tidak semua
siswa memiliki sarana yang mumpuni, artinya banyak juga siswa yang kami
alami itu adalah dia tidak mempunyai saran dan prasarana bisa jadi kalau
sifatnya hanya untuk media atau aplikasi saati ini masih hanya sebatas
penggunaan pada google calssroom atau google form yang sifatnya umum
saja, watshapp seperti itu. Kalau untuk saat ini tapi belum ada , kami belum
berani untuk menggunakan aplikasi yang lain karena memag keterbatasan
sarana, tapi kalau bagi siswanya yang sarananya mumpuni maka bisa jadi ada
guru yang menggunakan quzizz dan lain lainya .
Pak maslaeni :
media daring yang kami gunakan , yang kami katakan media sejuta umat itu
google classroom , dan itupun semua siswa memiliki perangkat yang memadai
sehingga kami mencampur antara penugasan secara online dan offline, bagi
siswa yang tidak punya perangkat yah otomatis berupayakesekolah untuk
mengambil tugasnya. Aplikasi yang digunakan tidak berani kami tetapkan,
terus terang kemampuan siswa di SMK itu tidak semua nya sama, kami
sampaikan bahwa di SMK itu kemampuan ekonominya kemampuan ekonomi
menengah kebawah. Sehingga apa namanya untuk pembelajaran secara daring
kami kombinasikan dengan pemberian tugas scara offline dan materinya itu
rangkuman dari materi pembelajaran dari masing masing guru, nantinya kmai
print out kemudian kami minta kepada siswa untuk mengambil dan
menyelesaikan penugasannya setelah itu di kembalikan secara terjadwal. Dan
yang paling banyak kami gunakan adalah google classroom kemudian untuk
penilaian sesuai dengan sama dengan yang disampaikan oleh bu mulyani,
kami bnayak menggunkaan google form yang banyak di gunakan sama guru
guru di sekolah kami, dan bagi sisiwa yang terkendala di google form guru
banyak menggunakan Watshap mungkin banyak ya kekurangan dari kami.
FORM CATATAN LAPANGAN

Nomor : 44
Catatan dari :  Pengamatan  Wawancara
Waktu : Hari/Tanggal, 12 Juni 2021 jam 13.00-15.30 WITA
Disusun jam : 11.30
Tempat : Ruang Tamu
Informan Penelitian :  Guru SMK  Guru SMP
 Lainnya
Nama:
Guru SMK : Malaeni, S.Pd
Guru SMP : Mulyani, S.Pd

Bagian Deskriptif
Judul : Analisis Hasil Wawancara
Maslaeni, S.Pd :
Berdasarkan hasil wawancara tanya jawab dengan pak Maslaeni, S.Pd terungkap bahwa banyak
permasalahan selama ini dalam pembelajaran matematika di SMK, berdasarkan pengalaman beliau
yang tentunya masing masing permasalahan tersebut sudah memiliki solusi. Masalah masalah
yang terkait seperti mengatasi kekhawatiran siswa, model pembelajaran yang di gunakan, lupa
akan penyelesaian dari suatu soal, meningkatkan keaktifan siswa, mengatasi siswa yang
pemahaman dasar matematikanya kurang, membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita,
mengurangi rasa bosan siswa dalam pembelajaran daring, cara mengelola kelas serta aplikasi yang
digunakan dalam pembelajaran. Kita tahu bahwa pembelajaran di SMK itu berbeda dengan SMP
atau SMA, dimana di SMK lebih mejurus ke bidang masing masing yang ada di SMK tersebut.
Menurut beliau, untuk mengatasi permasalahan yang pertama yaitu mengatasi kekhawatiran
siswa ada sesuai dengan pengalaman beliau yang dilakukan yaitu dengan memperhatikan kesiapan
siswa, yang nanti nya akan muncul gambaran dari masing masing kesiapan dari siswa dan
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki siswa. Untuk permasalahan yang kedua, beliau dulu
memfokuskan kepembelajaran langsung , sebelum muncul nya kurikulum K13, namun setalah
adanya kurikulum K13 beliau menggunakan model pembelajaran problem based learning, karena
dengan model ini dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran khususnya di SMK. Untuk
permasalahan yang ketiga, berdasarkan pengalaman beliau, ketika lupa akan penyelesaian suatu
soal beliau tidak segan untuk mengatakan bahwa ia tidak tau, dengan memberikan beliau waktu
untuk mempelajari kembali dan setelah itu didiskusikan. Untuk permasalahan yang ke empat, cara
beliau untuk meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan cara tidak memfokuskan ke satu metode
atau model pembelajaran saja. Selanjutnya untuk permasalahan yang kelima yaitu, mengatasi
siswa yang pemahaman dasar matematikanya kurang. Beliau menggunakan langkah memberikan
waktu ekstra untuk bimbingan selama kurang lebih 45 menit, yang nantinya beliau data nama nama
siswanya kemudian diberikan bimbingan khusus mengenai pemahaman dasar matematika. Untuk
permasalahan berikutnya yaitu membiasakan siswa dengan soal cerita, beliau memberikan upaya
dengnan membawa soal ke dunia siswa sesuai dengan jurusan yang diambil di SMK tersebut.
permasalahan terakhir terkait mengurangi rasa bosan dan media yang di gunakan selma daring,
untuk mempertahankan minat siswa itu didalam pembelajaran matematika beliau memberikan
kelonggaran terkait dengan tugas dan materi. Dan media yang digunakan disesuaikan sarana yang
dimiliki siswa.
Berikut, permasalahan pada pembeljaran matematika Khususnya di SMK yang beliau telah
menyelesaikan permasalahan tersebut sesuai dengan pengalaman yang dialami, selama ia
mengajar di SMK.
Mulyani, S.Pd :
Berdasarkan hasil wawancara tanya jawab dengan pak Mulyani, S.Pd terungkap bahwa banyak
permasalahan selama ini dalam pembelajaran matematika di SMP, berdasarkan pengalaman beliau
yang tentunya masing masing permasalahan tersebut sudah memiliki solusi. Masalah masalah
yang terkait seperti mengatasi kekhawatiran siswa, menghadapi kegrogian saat pertama kali
mengajar, model pembelajaran yang di gunakan, lupa akan penyelesaian dari suatu soal,
meningkatkan keaktifan siswa, mengatasi siswa yang pemahaman dasar matematikanya kurang,
membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, mengurangi rasa bosan siswa dalam
pembelajaran daring, cara mengelola kelas serta aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran.
Menurut beliau, untuk mengatasi permasalahan yang pertama yaitu mengatasi kekhawatiran
siswa ada sesuai dengan pengalaman beliau yang dilakukan yaitu dengan melakukan pendekatan
emosional, dimana ketika sudah menguasai pendekatan emosional secara otomatis siswa tanpa di
perintah sudah berani untuk menunjukkan diri. Untuk permasalahan yang kedua, cara beliau
mengatasi kegrogiaan saat pertama kali mengajar yaitu dengan mencari informasi terlebih dahulu
mengenai kelas tersebut , dan mengganggap bahwa beliau merupakan aktris untuk dapat
mengetahui kemampuan siswa dalam kelas tersebut dan mampuh mengorganisir kelas tersebut.
untuk permasalahan selanjutnya model pembelajaran yang digunakan yaitu dengan membedakan
terlebih dahulu menjadi dua kelas yaitu kelas rendah dan tinggi. Penyelesaian masalah berikutnya
yaitu, untuk meningkatkan keaktifan siswa yaitu dengan mepersiapkan penguasaan kelas maka
secara insting pembelajaran sudah baik. Berikutnya adalah mengatasi siswa yang pemahaman
dasar matematikanya kurang, solusi dari beliau yaitu dengan memberikan sistem remedial atau
pengulangan materi. Permasalahan berikutnya yaitu cara melakukan pendekatan dan mengenal
karakteristik siswa, cara beliau yaitu dengan mencoba peljari atau memahami bahasa tubuh. Untuk
permsalahan berikutnya yaitu, membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita , cara beliau
mengatasi permasalahan berikut adalah dengan memberikan motivasi secara terus menerus. Untuk
permasalahan yang terakhir, yaitu aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran, cara untuk
mengatasi hal tersebut belia belum bisa menentukan aplikasi apa harus digunakan, karena setiap
siswa berbeda kemampuan nya terhadap sarana sehingga biasa untuk itu digunakan google
clasroom.
Berikut, permasalahan pada pembelajaran matematika di SMP yang beliau telah menyelesaikan
permasalahan tersebut sesuai dengan pengalaman yang dialami, selama ia mengajar di SMP.
Bagian Reflektif
Tanggapan
Tanggapan yang bisa saya berikan terhadap penyelesaian yang dilakukan oleh Ibu Mulyani, S.Pd
dan Bapak Maslaeni, S.Pd , dalam permasalahan yang ada pada pembelajaran matematika baik
SMP maupun SMK sudah sangat baik. Karena dalam menghadapi siswa baik dari SMP maupun
SMK pasti memiliki perbedaan yang sangat besar dikarenakan didalam suatu kelas terdapat
berbagai siswa yang memiliki kemampuan dan kepribadian yang berbeda-beda antara siswa satu
dengan siswa yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai